BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial terjadi di seluruh negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

DESINFEKTAN TERHADAP PENURUNAN ANGKA TOTAL KUMAN PADA LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin

promotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sanitasi rumah sakit akan terkait erat dengan unsur pelayanan teknis medis

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. intelejensi bagi setiap orang guna menjalani kegiatan serta aktifitas sehari-hari secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya hubungan interaktif antara manusia, perilaku serta

ANALISA KANDUNGAN MIKROORGANISME PADA RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

: ANNISA PRATAMA NIM.

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (kontak langsung, melalui makanan minuman maupun udara). Penyakit menular

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Air susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan, hal

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap efektivitas hand hygiene berdasarkan angka kuman di RSUD Kota

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

KUESIONER PENELITIAN. Perbedaan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Petugas Kesehatan terhadap Angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. di dalam kehidupan makhluk hidup. Manusia memerlukan udara untuk bernafas

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dengan perilaku dan satunya dilaksanakan melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. Rumah sakit memiliki resiko untuk terjadi Health care Associated

EFEKTIVITAS DOSIS DESINFEKTAN FENOL TERHADAP ANGKA KUMAN PADA LANTAI RUANG RAWAT INAP RSUD TUGUREJO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan visi dan misi pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam paradigma sehat bahwa Indonesia berupaya di tahun 2010 tercipta Indonesia sehat, maka lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukinan yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai budaya bangsa. (Depkes, 1999). Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat asasi. Masalah kesehatan bagi setiap Negara merupakan pencerminan nyata kondisi dan kekuatan masyarakatnya. Sebagai salah satu Negara berkembang, Indonesia mempunyai tingkat kesehatan dan kondisi pelayanan yang kurang memadai dibandingkan dengan negara-negara maju. Tujuan pembangunan kesehatan menurut UU RI No.36 Tahun 2009 Bab II Pasal 3 adalah Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. ( UU RI No.36 Tahun 2009 ). 1

2 Demi tercapainya program diatas khususnya dibidang kesehatan, maka perlu diperhatikan berbagai faktor. Menurut Hendrik L. Blum dalam Supartono ( 1983 ), ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan seseorang yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Dari ke 4 faktor tersebut, lingkungan merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya. ( Azwar, A, 1996 ) Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan tempat diselenggarakannya upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan penyakit (kurative) dan pemulihan penderita (rehabilitative). Kegiatan tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah meningkatkanya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya adalah agen penyakit yang dibawa oleh penderita dari luar ke Rumah Sakit atau pengunjung yang berstatus karier. Penyebab penyakit dapat berada di lantai, udara, peralatan medis dan non medis. ( Hariadi, 2006 ). Rumah Sakit selain untuk mencari kesembuhan, juga merupakan sumber berbagai macam penyakit, yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan Rumah Sakit, seperti udara, air, lantai, makanan dan benda benda peralatan medis maupun non medis. ( Hariadi, 2006 ).

3 Ada dua jenis pemilikan Rumah Sakit pemerintah, yaitu Rumah Sakit milik pemerintah pusat ( Rumah Sakit Umum Pusat atau RSUP ) dan Rumah Sakit milik provinsi dan kabupaten atau kota ( Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD ). Kedua jenis Rumah Sakit pemerintah ini berpengaruh terhadap gaya manajemen Rumah Sakit masing masing. Rumah Sakit pemerintah pusat, mengacu kepada Departemen Kesehatan ( Depkes ), sementara Rumah Sakit pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota mengacu kepada stakeholder utamanya yaitu pimpinan daerah dan lembaga perwakilan masyarakat. ( Hariadi,.2006 ). Rumah Sakit Umum Deli termasuk Rumah Sakit yang sudah terakreditasi yang terletak di Jalan Merbabu No.18-20A, Provinsi Sumatera Utara. Tersedia beberapa ruang bangunan yang banyak pengunjung, sehingga dapat menimbulkan lingkungan rumah sakit menjadi tidak sehat, seperti lantai ruangan menjadi kotor, banyak sampah dan permasalahan yang lain. Lantai mempunyai kemungkinan lebih besar dalam kondisi kotor bila dibandingkan dengan permukaan bangunan lain seperti langit-langit dan dinding. Telah terbukti bahwa dengan membunuh kuman-kuman yang terdapat di lantai dan semua permukaan, dapat menurunkan kemungkinan infeksi melalui luka terbuka yang ada di permukaan tubuh. ( Sanropie, 1989 ).

4 Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah mikroorganisme patogen penyebab penyakit dengan cara kimiawi. Pengepelan menggunakan desinfektan adalah usaha untuk membersihkan lantai dengan cara kimiawi, untuk mengurangi dan menghilangkan mikroorganisme patogen penyebab penyakit. ( Sanropie, 1989 ). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungn Rumah Sakit / klinik, persyaratan angka kuman untuk lantai kamar operasi yaitu 0-5 CFU/cm², sedangkan persyaratan angka kuman untuk lantai kamar perawatan yaitu 5 10 CFU/cm 2. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah desinfektan yang efektif sehingga dapat tercapai daya bunuh yang optimal pada kuman. Bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik dan untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme disebut desinfektan. Tidak semua bahan desinfektan efektif untuk semua kondisi lingkungan. Efektivitas dari desinfektan terhadap kuman pada lantai kadang kadang tidak tercapai meskipun sudah diuji dilaboratorium dengan baik. Efektifitas desinfektan dapat diuji langsung dengan cara sebelum dan setelah lantai diberi bahan desinfektan kemudian dihitung jumlah angka kuman yang ada di lantai tersebut. ( Kepmenkes RI, 2004 ). Berdasarkan penelitian Ernawati ( 2005 ) yang dilakukan di Rumah Sakit Sufina Azis diketahui bahwa jumlah angka kuman dapat diturunkan dengan menggunakan jeruk nipis. Penggunaan jeruk nipis dengan konsentrasi 30% dapat menurunkan jumlah angka kuman menjadi 8,89 CFU/cm 2 yang telah memenuhi

5 syarat kesehatan lingkungan lantai Rumah Sakit. Penggunaan jeruk nipis dalam menurunkan jumlah angka kuman merupakan salah satu cara desinfeksi lantai alternatif yang digunakan Rumah Sakit, namun berdasarkan survei yang dilakukan dibeberapa Rumah Sakit masih menggunakan desinfektan yang biasa dijual di pasar. Berdasarkan hasil penelitian Retno Palupi ( 2005 ) bahwa penggunaan desinfektan dapat menurunkan jumlah angka kuman pada lantai Rumah Sakit yaitu 7,67 CFU/cm 2. Desinfektan yang efektif dalam menurunkan jumlah angka kuman pada penelitian ini adalah desinfektan merek lysol. Karena mampu menurunkan jumlah angka kuman sesuai dengan Depkes yaitu 5-10 CFU/cm 2. Faktor utama yang menentukan bagaimana desinfektan bekerja adalah kadar desinfektan, waktu yang telah diberikan kepada desinfektan untuk bekerja, suhu desinfektan, jumlah dan tipe mikroorganisme yang ada serta keadaan ruangan yang didesinfeksi. Banyaknya merek desinfektan yang beredar dipasaran mengakibatkan tiap Rumah Sakit menggunakan merek yang berbeda pula untuk melakukan desinfeksi lantai bangunannya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin mengetahui efektivitas dari desinfektan Pine Oil 1,5% yang digunakan oleh petugas Rumah Sakit dan Pine Oil 2,5% sebagai desinfektan perbandingan. Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul EFEKTIVITAS DESINFEKTAN PINE OIL TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN PADA LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DELI MEDAN 2013.

6 1.2 Perumusan Masalah Dari survei awal yang dilakukan Rumah Sakit Umum Deli Medan menggunakan Pine Oil 1,5% dan Pine Oil 2,5% sebagai suatu perbandingan yang mana konsentrasi keduanya berbeda. Pine Oil merupakan larutan yang terbuat dari minyak pinus yang efektif terhadap kuman pathogen, tidak mengiritasi dan aktifitasnya rendah terhadap bakteri. Pine Oil 1,5% yang digunakan sebanyak 33 ml dilarutkan dalam 100 ml air dan sebagai perbandingan menggunakan Pine Oil 2,5% sebanyak 20 ml dilarutkan dalam 100 ml air. Alat yang digunakan untuk desinfeksi adalah kayu pel dengan teknik pengepelan secara horizontal. Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan masalah, bagaimana evfektivitas desinfektan pine oil terhadap jumlah angka kuman pada lantai ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Deli Medan. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui efektivitas desinfektan pine oil terhadap jumlah angka kuman pada lantai ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Deli Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui jumlah angka kuman sebelum dan sesudah dilakukan desinfeksi pada lantai ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Deli Medan. 2. Untuk mengetahui persentase penurunan angka kuman pada lantai ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Deli sesudah pengepelan dengan desinfektan. 3. Untuk mengetahui rata rata suhu, kelembaban dan pencahayaan pada kamar rawat inap di Rumah Sakit Umum Deli Medan.

7 1.4. Manfaat Penelitian Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain: 1. Dapat diketahui jumlah angka kuman yang ada di lantai ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Deli Medan. 2. Untuk memberikan masukan bagi pihak CS ( Cleaning Service) Rumah Sakit Umum Deli Medan. 3. Untuk menambah dan memperdalam pengetahuan penulis mengenai kesehatan lingkungan terutama lingkungan Rumah Sakit.