SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA ACARA PERKUATAN PEREKONOMIAN DAERAH DALAM RANGKA MENGANTISIPASI KRISIS FINANSIAL GLOBAL MENGGERAKKAN SEKTOR RIIL DAN PERCEPATAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jakarta, 3 November 2008 Yang terhormat Para Ketua DPRD Provinsi Para Pimpinan Pemerintah Daerah, Para Sekda dan Asisten SEKDA, Para Kepala BAPEDA, Para Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja, serta para Kepala BKPMD. Pejabat Pemerintah Pusat, Kepala BPS yang hadir pula pada pagi hari ini Serta para undangan lainnya yang berbahagia. Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua Terlebih dahulu marilah kita memanjatkan puji syukur kepada Allah subhanahu wata ala yang telah melimpahkan karunia-nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat bersama-sama hadir dalam acara yang sangat penting ini, yaitu acara Pertemuan dalam rangka Perkuatan Perekonomian Daerah Dalam Mengantisipasi Krisis Finansial Global Menggerakkan Sektor Riil dan Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Daerah. Sebagaimana kita ketahui bersama, dalam beberapa bulan belakangan ini perekonomian global menunjukkan keadaan yang
kurang menggembirakan. Keadaan yang diawali oleh krisis subprime mortgage pada paruh waktu 2007 telah membawa sektor keuangan di negara maju menuju keruntuhan dan kemudian dampaknya dirasakan secara global. Dampak dari krisis global ini diperkirakan akan cukup besar dan masih akan terus berlanjut. Dengan demikian, keadaan yang kurang menggembirakan ini perlu diantisipasi bersama agar tidak berakibat buruk dan meluas pada kegiatan ekonomi di daerah. Saudara-saudara para undangan yang saya hormati, Seluruh dunia tengah menghadapi krisis keuangan global. Keadaan ini agak kurang menguntungkan bagi kita, krisis terjadi justru di saat ekonomi kita menunjukan tanda-tanda pertumbuhan yang menggembirakan. Pada saat kita berhasil melepaskan diri dari berbagai tekanan akibat kenaikan harga-harga komoditas dan pada saat momentum pertumbuhan dapat kita tingkatkan, kembali kita harus berjuang dan mencurahkan segala daya untuk menghadapi gangguan yang datangnya dari luar. Perlu kiranya diketahui bahwa dalam beberapa tahun terakhir sebenarnya kita telah berhasil mempertahankan momentum pembangunan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari capaian beberapa indikator pembangunan, antara lain menurunnya angka kemiskinan, menurunnya angka pengangguran, serta dapat dipertahankannya momentum pertumbuhan ekonomi. Krisis perekonomian global tidak dapat dipungkiri akan mempengaruhi kinerja pembangunan yang sedang kita laksanakan. 2
Dampak yang paling akan terasa dapat disimpulkan kedalam dua hal. Pertama, mengeringnya likuiditas. Mengeringnya likuiditas ini akan berdampak tidak saja kepada dunia usaha akan tetapi akan berdampak pula kepada kemampuan pemerintah untuk membiayai pembangunan. Kedua, melemahnya ekonomi di berbagai negara maju akan melemahkan ekspor kita. Dari kedua hal tersebut maka pada giliranya akan berdampak kepada dunia usaha dan sektor riil yang selanjutnya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Kalau saudara-saudara mencermati semua langkah-langkah yang diambil baik itu oleh pemerintah maupun oleh Bank Indonesia, dapat terlihat benang merah kebijakan yang diambil. Seluruh kebijakan ditujukan untuk mengatasi likuiditas dan melemahnya ekspor. Dengan demikian segala upaya yang kita lakukan harus mempunyai dampak kepada bergeraknya sektor riil dan lebih jauh lagi mengupayakan untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itulah pada hari ini saya bersama-sama Menteri Dalam Negeri mengundang Saudara untuk bertemu dalam rangka mengantisipasi dampak krisis ekonomi global. Saya menginginkan agar semua kebijakan Pemerintah Pusat dapat dipahami dan diimplementasikan di daerah. Saya ingin Pemerintah daerah kemudian dapat mengembangkan berbagai kebijakan untuk mendukung kebijakan Pemerintah Pusat dengan tujuan yang sama yaitu menggerakan sektor rill untuk mempertahankan kesejahteraan masyarakat. 3
Saudara-saudara para undangan yang saya hormati, Salah satu cara untuk mengatasi likuiditas adalah dengan cara mempercepat pembelanjaan APBN sesuai prioritas yang telah ditetapkan. Dimana dunia usaha sedang mengalami beban berat maka intervensi pemerintah sangat dibutuhkan. Bapak Presiden dalam arahannya mengatakan bahwa prioritas penggunaan APBN adalah: Pertama, untuk menjaga kesejahteraan mereka yang paling rentan atau masyarakat miskin. Dengan demikian pengeluaran yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran tidak akan dikurangi. Kedua, untuk menjaga agar kebutuhan pokok masyarakat tetap dapat tersedia. Hal ini bukan berarti semua kebutuhan pokok harus disediakan oleh pemerintah, tetapi lebih kepada melakukan upaya agar kesinambungan produksi dan kelancaran arus barang dapat terus ditingkatkan. Ketiga, adalah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kita selama dua tahun terakhir telah berada di atas enam persen. Keadaan ini pertama kali terjadi setelah kita mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998. Untuk itu pembangunan infrastruktur akan terus dilanjutkan agar dapat menopang pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat. Saudara- saudara para undangan yang saya hormati, Dilihat dari sisi APBN, diharapkan kita dapat mengamankannya untuk tahun 2008 ini. Pemasukan kita dari pajak diperkirakan akan melebihi dari sasaran untuk tahun 2008. Namun demikian, untuk 4
tahun 2009 kita perlu lebih berhati-hati. Keadaan ini memaksa Pemerintah untuk mengubah berbagai asumsi makro yang menjadi dasar perhitungan APBN 2009. Pertumbuhan ekonomi yang tadinya 6,3 % disesuaikan menjadi 6 persen, begitu pula dengan asumsi nilai tukar yang tadinya Rp. 9.150 per US dolar disesuaikan menjadi Rp. 9.400 per US dolar. Tetapi pemerintah berusaha keras untuk menekan inflasi dan suku bunga. Asumsi inflasi adalah tetap 6,2 % dan suku bunga 7,5 %. Dengan berbagai penyesuaian tadi dan dengan tetap berpegang pada prioritas sesuai arahan Bapak Presiden, maka sasaran pencapaian tingkat kemiskinan dan pengangguran masih dalam batas-batas yang memungkinkan untuk dicapai. Saya menginginkan agar saudara-saudara di daerah mempunyai komitmen yang sama dalam mengelola APBDnya. Kurangilah berbagai pengeluaran yang tidak prioritas dan alihkan kepada pengeluaran sesuai prioritas tadi. Berikutnya adalah bagaimana mempercepat pembelanjaan APBN tersebut. Percepatan pembelanjaan APBN akan sangat membantu dalam mengatasi berkurangnya likuiditas di masyarakat. Saya telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Kementrian dan Lembaga, termasuk kepada para pimpinan daerah berkaitan dengan percepatan pembelanjaan APBN utamanya untuk pembelanjaan tahun anggaran 2009. Saya menekankan lagi bahwa saudara-saudara diminta untuk bekerja keras menyiapkan berbagai dokumen agar proses pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan 5
seawal mungkin. Walaupun anggaran baru berlaku pada bulan Januari, tetapi persiapannya telah dapat dilakukan dari sekarang. Dalam banyak hal keterlambatan pebelanjaan adalah karena kita sendiri yang lambat dalam melakukan persiapannya. APBN dan APBD merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah. Intervensi lainnya adalah berupa kebijakan. Sekali lagi saya ajak sauadara-saudara sekalian untuk membuat berbagai kebijakan yang bertujuan membangkitkan kegiatan ekonomi, kebijakan yang membantu menggerakan sektor riil. Hindarilah penyusunan kebijakan yang secara sekilas seolaholah dapat meningkatkan pendapatan daerah, tetapi secara jangka panjang berpotensi merugikan sektor riil. Likuiditas yang berkurang dari sektor finansial global harus dapat kita tutup dengan menarik sebanyak mungkin penanaman modal. Berlomba-lombalah saudara-saudara sekalian untuk membuat daerah saudara tempat yang paling menarik untuk investasi. Semakin banyak investasi di daerah saudara akan semakin cepat pula kegiatan ekonomi yang akan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Krisis ekonomi global akan mengurangi pertumbuhan ekonomi negara-negara yang tadinya merupakan tujuan ekspor Indonesia. Untuk itu selain kita harus jeli mencari peluang pasar baru, jangan melupakan potensi pasar domestik kita. Untuk itu perkuatan dan pengamanan pasar dalam negeri merupakan salah satu kunci sukses dalam upaya menanggulangi krisis. Pengamanan pasar 6
dalam negeri dalam konteks ini bukanlah menjadikan kita menjadi lebih tertutup tetapi harus membuat kita semakin kompetitif. Salah satu arahan Presiden adalah untuk meningkatkan kemampuan kita dalam memproduksi barang-barang yang mempunyai daya saing tinggi. Kepada saudara-saudara saya juga menghimbau agar dapat terus meningkatkan kelancaran arus barang antar provinsi. Hanya dengan terjaminnya kelancaran arus barang inilah kita semua dapat mengambil manfaat dari pasar dalam negeri yang sangat besar tersebut. Upaya pengamanan pasar dalam negeri termasuk melakukan upaya pencegahan agar pasar kita tidak dimasuki barang-barang secara ilegal. Dengan melemahnya perekonomian di berbagai negara sangat mungkin terjadi negara-negara pengekspor lain akan melempar barangnya ke Indonesia dengan harga yang lebih murah dan dengan cara yang ilegal. Untuk itu kewaspadaan dan penanganan penyelundupan harus harus lebih ditingkatkan lagi. Saudara-saudara hadirin yang saya hormati, Dalam rangka memelihara momentum pertumbuhan sebagaimana yang telah disampaikan dalam arahan Bapak Presiden untuk menghadapi krisis finansial global ini maka peran pemerintah daerah dalam pembangunan sangatlah penting karena pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Kesepahaman antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menghadapi krisis global sangat diperlukan terutama dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang harus diambil untuk mengatasi dan mengantisipasi dampak terjadinya akibat krisis 7
ekonomi global ini. Selain itu, sinergitas antara pusat dan daerah baik dalam program maupun dalam kebijakan-kebijakannya juga perlu ditingkatkan. Inilah salah satu tujuan kita berkumpul pada hari ini. Saudarasaudara akan dibekali dengan berbagai penjelasan oleh kementrian dan lembaga yang terkait erat dengan arahan antisipasi penanganan krisis yang saya uraikan di atas. Saya sudah mengintruksikan agar penjelasan diberikan dalam rangka membantu saudara-saudara secara konkrit. Saya juga mengharapkan agar saudara-saudara dapat berdialog secara terbuka serta menyampikan berbagai hambatan yang dihadapi berkaitan dengan mendorong kegiatan ekonomi di daerah. Benar bahwa aliran dana pemerintah merupakan unsur penting, namun demikian bukan saatnya lagi kalau kita hanya semata-mata mengandalkan APBN atau APBD dalam menggerakan perekonomian. Kita semua diminta mencari jalan keluar agar kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh dunia usaha atau swasta dapat bergerak dengan cepat. Saudara-saudara hadirin yang saya hormati, Tahun depan adalah tahun dimana seluruh rakyat Indonesia akan melaksanakan PEMILU untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. PEMILU seperti ini merupakan PEMILU yang kedua kalinya kita lakukan. Dalam masa transisi ini kita semua 8
sebagai aparat negara wajib untuk terus melaksanakan program pembangunan. Apa lagi kita sekarang menghadapi krisis ekonomi global, kesinambungan pelaksanaan berbagai program menjadi sangat penting. Untuk itu penyusunan rencana pembangunan baik rencana jangka menengah maupun rencana kerja tahunan menjadi penting pula. Di tingkat Pemerintah Pusat BAPPENAS telah memulai proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2015. RPJM yang kita gunakan sekarang adalah RPJM 2004-2009 yang disusun berdasarkan Visi dan Misi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kala. Menurut ketentuan perundangan yang berlaku RPJM pemerintahan berikutnya disusun dalam masa satu tahun terakhir RPJM sebelumnya. Dengan demikian proses penyusunan RPJM akan dilakukan pada tahun 2009. Proses penyusunan RPJM ini diawali dengan proses penyusunan secara teknokratis dengan mengacu pula kepada Undang-undang Rencana Pembangunan Jangka Panjang. Dengan adanya krisis ekonomi global ini penyusunan RPJM secara teknokratis telah mulai dilaksanakan. RPJM 2010-2015 harus dapat menjamin adanya kesinambungan program pembangunan dengan mempertimbangkan dan melihat jauh ke depan perkembangan perekonomian dunia. Pada kesempatan ini saya juga mengharapkan agar masingmasing daerah dapat memperoleh masukan atas berbagai arah kebijakan pemerintah yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan dalam menyusun perencanaan pembangunan di daerah masing-masing. 9
Saudara-saudara hadirin yang saya hormati, Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan dan akhirnya saya ucapkan selamat kepada seluruh peserta acara Perkuatan Perekonomian Daerah Dalam Rangka Mengantisipasi Krisis Finansial Global - Menggerakkan Sektor Riil dan Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Daerah. Dengan bekal ini saudarasaudara diharapkan dapat menjelaskan berbagai langkah kebijakan yang diambil sehingga dapat menenangkan semua pihak. Dalam masa seperti ini kita perlu untuk terus berpikir secara rasional dan tidak mudah panik. Atas perhatian hadirin sekalian saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberi rahmat dan karunia-nya untuk semua itikad baik yang kita lakukan bagi bangsa dan tanah air tercinta. Terima kasih. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jakarta, 3 November 2008 Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional H. Paskah Suzetta 10