BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

00BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan memiliki banyak kesamaan seperti persamaan tarif dan sama-sama

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

PAPER. Dibuat Oleh: Annisa Pradita FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak dibidang manufaktur yang kegiatan utamanya adalah memproduksi Polyester

FAKTUR PAJAK STANDAR

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.GRAHA ALFA SAKTI. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

BAB IV EVALUASI PENERAPAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT ACG. Berdasarkan Pasal 1 angka 25 Undang-undang PPN Nomor 18 Tahun 2000

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.FLS TAHUN

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

1 dari 4 11/07/ :43

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki pengenaan pajak pada Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 yang penjelasaannya. telah diatur dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008.

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam. kesadaran dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Atas Prosedur Pajak Pertambahan Nilai. PT. IBH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 13/PJ/2010 TENTANG

BAB IV EVALUASI ATAS PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PT JMU

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

Oleh: Silvia Iroth 1 Ventje Ilat 2 Heince Wokas 3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK STANDAR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAFTAR BENTUK SPT MASA PPN 1111

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT MPK. IV. 1 Evaluasi Terhadap Mekanisme Tata Laksana Pajak Pertambahan Nilai

Halaman Pemberian Hak Cipta Non Eksklusif dari Mahasiswa ke Universitas Bina Nusantara PERNYATAAN NIM :

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. baik material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang telah memenuhi kriterial sebagai wajib pajak menurut

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT FAJAR MAS KARYATAMA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Pajak Pertambahan Nilai. yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

PERTEMUAN 12 By Ely Suhayati SE MSi Ak. PPN DAN PPnBM

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT.DDT merupakan perusahaan yang bergerak dibidang alat berat yang menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol. Berikut adalah beberapa uraian kewajiban yang harus dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP), sebagai berikut : 1. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP); PT.DDT sudah mengukuhkan usahanya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan dikukuhkan dikantor Pelayanan Pajak Cibinong. 2. Memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terhutang; 3. Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terhutang; serta 4. Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terhutang. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) di dalam perusahaan tidak terjadi karena PT.DDT tidak melakukan transaksi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). 49

Menjadi Pengusaha Kena Pajak menunjukan bahwa PT.DDT telah melakukan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak(BKP) atau Jasa Kena Pajak(JKP) tetapi PT.DDT hanya melakukan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak sehingga PT.DDT memiliki siklus pembelian dan penjualan barang ke perusahaan lain yaitu untuk siklus pembelian adalah perusahaan memesan alat alat yang dibutuhkan untuk pembuatan barang dengan menggunakan permohonan pembelian (SPP) setelah itu SPP diubah menjadi surat Purchase Order (PO) oleh bagian pembelian kemudian bagian penjual akan membuat pesanan yang dipesan oleh pembeli, dan penjual akan mengirim bahan yang dipesan beserta surat jalan dan pihak gudang akan menerima barang dan mengecek kembali apakah sesuai dengan pesanan PT.DDT, selanjutnya bagian akuntansi akan menulis pembelian sebagai hutang jika dibayar dengan kredit, kemudian penjual akan mengirim faktur pajak atau invoice, arus kas timbul dari bukti pembayaran yang dilakukan oleh PT.DDT. Siklus penjualan yang terjadi untuk PT.DDT adalah transaksi ekspor kebeberapa perusahaan. Tahap dalam transaksi ekspor yang pertama adalah menyiapkan barang yang akan dikirim atau di ekspor sesuai dengan pesanan setelah itu pembuatan invoice dan packing list untuk Ekspor kemudian mengambil barang yang sudah siap untuk dikirim yang ada ditempat pembuatan setelah barang diambil dari tempat pembuatan dan di cek bahwa kondisi sudah sesuai dengan pesanan dan dalam keadaan baik untuk dikirim maka barang akan dikirim ketempat yang dituju. 50

4.2 Analisis Pajak Masukan Pajak Masukan merupakan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN) yang seharusnya dibayarkan Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean atau impor Barang Kena Pajak, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tersebut adalah 10% (sepuluh persen) dari dasar Pengenaan Pajak di setiap transaksi yang dilakukan. Pembelian yang dilakukan PT.DDT adalah pembelian alat alat yang digunakan untuk pembuatan produk untuk perusahaan tersebut seperti peralatan untuk pengadukan pasir dan batu, pengecekan alat perlengkapan perusahaan. Faktur pajak yang ada adalah sebagai bukti terjadinya pembelian yang dilakukan oleh perusahaan dan telah membayar pajak masukan atau PPN Masukan. Cara untuk menghitung PPN Masukan : Pajak Masukan : 10 % X Dasar Pengenaan Pajak Sebagai contoh penulis akan mencantumkan transaksi yang terjadi di dalam perusahaan dan cara perhitungan Pajak Masukan. Contoh : pada bulan januari PT.DDT melakukan transaksi pembelian kepada PT.CG PS sebesar RP.1.961.448.682. Cara perhitungan Pajak Masukannya adalah : DPP : Rp. 1.961.448.682 Tarif PPN : Rp. 10% Pajak Masukan : Rp. 2.157.593.551 51

Berdasarkan hasil penelitian pada dokumen-dokumen berupa SPT Masa 2009, 2010 dan 2011 faktur pajak masukan, penulis menemukan masalah yang terdapat pada faktur pajak di perusahaan PT.DDT. Menurut Pasal 13 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, Faktur Pajak Wajib diisi dengan lengkap, benar, dan jelas. Lengkap berarti semua unsur yang tercantum dan lampiran yang diisyaratkan harus lengkap dan ditandatangani. Benar berarti sesuai dengan Undang-Undang material. Jelas berarti setiap tulisan maupun angka harus jelas sehingga tidak dapat ditafsirkan lain. Dari unsur jelas ini, diantaranya termasuk dengan memberikan coretan pada bagian yang tidak perlu dari kalimat (Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/ Termin**) sesuai dengan keadaan pada saat pembuatan Faktur Pajak Standar. Jika penyerahan Barang Kena Pajak Dasar Pengenaan Pajaknya adalah Harga Jual, maka baris tersebut yang bukan Harga Jual harus dicoret, menjadi seperti berikut : Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin* XXX Tapi, sebagai pembeli kita dapat mengkreditkan pajak masukan yang telah kita bayar. Seperti yang sudah di atur dalam Undang-Undang PPN No 42 Tahun 2009 Pajak masukan yang sudah dibayar bisa kreditkan dengan syarat pajak masukan yang tidak lebih dari tiga bulan masanya. Tetapi Jika lewat dari tiga bulan perusahaan bisa menganggapnya sebagai biaya. Pembelian yang dilakukan oleh PT.DDT selama 3 Tahun (2009, 2010, dan 2011) menghasilkan Pajak Masukan sebagai berikut : 2009 sebesar Rp. 2.034.563.779 (Lihat di tabel 4.1) 2010 sebesar Rp. 2.499.044.512 ( Lihat di tabel 4.2) 2011 sebesar Rp. 1.891.124.531 (Lihat di tabel 4.3) 52

TABEL 4.1 PT.DDT Pajak Masukan tahun 2009 Bulan DPP Pajak Masukan Total Pembelian Januari 2.099.119.060 209.911.906 2.309.030.966 Februari 1.711.994.866 171.199.064 1.883.193.930 Maret 895.614.767 89.561.474 985.176.241 April 2.131.024.314 213.102.423 2.344.126.737 Mei 1.654.956.824 165.495.681 1.820.452.505 Juni 1.696.476.104 169.647.602 1.866.123.706 Juli 2.371.000.615 237.100.061 2.608.100.676 Agustus 1.526.434.219 152.643.421 1.679.077.640 September 1.226.206.608 122.620.657 1.348.827.265 Oktober 1.542.876.658 154.287.657 1.697.184.315 November 1.664.423.339 166.442.330 1.806.737.873 Desember 1.825.515.065 182.551.503 2.008.066.568 TOTAL 20.345.642.439 2.034.563.779 22.356.098.422 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2009 PT.DDT Dari Perhitungan Tabel 4.1 dapat dilihat rincian transaksi transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas pembelian alat alat untuk pembuatan beton jalan tol dan perlengkapan perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan selama tahun 2009 sehingga menghasilkan Pajak Masukan yaitu sebesar Rp.2.034.563.779 Dapat dilihat juga besarnya pembayaran Barang Kena Pajak yaitu sebesar Rp. 20.345.642.439 DPP : Rp. 20.345.642.439 Tarif PPN : Rp. 10% 53

Pajak Masukan : Rp. 2.034.563.779 Penerapan Pengkreditan Pajak Masukan untuk Tahun 2010 telah sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2000 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/ PMK.03/2010 (pedoman perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak). TABEL 4.2 PT.DDT Pajak Masukan Tahun 2010 Bulan DPP Pajak Masukan Total Pembelian Januari 1.839.442.725 183.944.269 2.023.386.994 Februari 1.782.373.249 178.237.319 1.960.610.568 Maret 1.595.789.620 159.578.958 1.755.368.578 April 1.420.945.492 142.094.545 1.563.040.037 Mei 1.466.418.395 146.641.836 1.613.060.231 Juni 2.204.528.870 220.452.901 2.424.981.771 Juli 2.350.644.053 235.064.394 2.585.708.447 Agustus 2.566.265.128 256.626.508 2.822.891.636 September 694.426.275 69.442.624 763.868.899 Oktober 5.278.644.180 527.864.418 5.806.508.598 November 2.147.164.206 214.716.417 2.361.880.623 Desember 1.643.803.320 164.380.323 1.808.183.643 TOTAL 24.990.445.513 2.499.044.512 27.489.490.025 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 PT.DDT Dari Perhitungan Tabel 4.2 dapat dilihat rincian transaksi transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas pembelian alat alat untuk pembuatan beton jalan tol dan 54

perlengkapan perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan selama tahun 2010 sehingga menghasilkan Pajak Masukan yaitu sebesar Rp.2.499.044.512 Dapat dilihat juga besarnya pembayaran Barang Kena Pajak yaitu sebesar Rp. 24.990.445.513 dan untuk Dasar Pengenaaan Pajak (DPP) dapat dilihat dari perhitungan pajak dibawah ini : DPP : Rp. 24.990.445.513 Tarif PPN : Rp. 10% Pajak Masukan : Rp. 2.499.044.512 Penerapan Pengkreditan Pajak Masukan untuk Tahun 2010 telah sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2000 dan telah berapa kali diubah dengan Undang undang Nomor 42 Tahun 2009 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/ PMK.03/2010 (pedoman perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak) TABEL 4.3 PT.DDT Pajak Masukan tahun 2011 Bulan DPP Pajak Masukan Total Pembelian Januari 934.231.556 93.423.153 1.027.654.709 Februari 2.826.162.566 282.616.243 3.108.778.809 Maret 1.247.324.057 124.732.392 1.372.056.449 April 1.708.757.444 170.875.725 1.879.633.169 Mei 1.492.989.229 141.753.917 1.642.288.146 Juni 1.985.519.457 198.551.934 2.184.071.391 Juli 1.528.633.980 152.863.398 1.681.497.378 Agustus 845.721.418 84.572.136 930.293.554 55

September 1.609.835.855 160.983.584 1.770.819.439 Oktober 1.449.595.013 144.959.498 1.594.554.511 November 1.099.165.985 109.916.598 1.209.082.583 Desember 2.258.809.518 225.880.953 2.484.690.471 TOTAL 18.986.746.078 1.891.124.531 20.885.420.609 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 PT.DDT Dari Perhitungan Tabel 4.3 dapat dilihat rincian transaksi transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas pembelian alat alat untuk pembuatan beton jalan tol dan perlengkapan perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan selama tahun 2010 sehingga menghasilkan Pajak Masukan yaitu sebesar Rp.1.891.124.531 Dapat dilihat juga besarnya pembayaran Barang Kena Pajak yaitu sebesar Rp. 18.986.746.078 dan untuk Dasar Pengenaaan Pajak (DPP) dapat dilihat dari perhitungan pajak dibawah ini : DPP : Rp. 18.986.746.078 Tarif PPN : Rp. 10% Pajak Masukan : Rp. 1.891.124.531 Penerapan Pengkreditan Pajak Masukan untuk Tahun 2011 telah sesuai dengan Undang undang Nomor 42 Tahun 2009 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/ PMK.03/2010 (pedoman perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak). 56

1.3 Analisis Pajak Keluaran Pajak Keluaran merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang wajib dipungut Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud atau ekspor Jasa Kena Pajak. Sesuai dengan UU PPN No.42 tahun 2009 pasal 3A ayat (1) yang mengatur tentang kewajiban Pengusaha Kena Pajak mempunyai kewajiban untuk melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, memungut, menyetor dan melaporkan PPN dan PPnBM yang terutang PT.DDT sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib memungut Pajak Pertambahan Nilai dari pihak yang sudah membeli barang dari perusahaan ini, dan pembeli wajib membuat Faktur Pajak sebagai bukti bahwa PT.DDT sudah memungut Pajak Pertambahan Nilai yang dapat disebut sebagai pajak Keluaran. Setelah memungut pajak keluaran maka perusahaan harus menyetorkan kepada kas negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Pajak yang dipungut sendiri dari hasil penjualan yang dilakukan oleh PT.DDT selama 3 tahun (2009, 2010, 2011) Sebagai berikut: 2009 sebesar Rp. 2.403.945.431 (Lihat di tabel 4.4) 2010 sebesar Rp. 2.830.759.428 ( Lihat di tabel 4.5) 2011 sebesar Rp. 2.149.514.103 (Lihat di tabel 4.6) Berikut tabel yang dapat digunakan sebagai perincian Pajak Keluaran untuk tahun Pajak Keluaran 2009, 2010 dan 2011. 57

TABEL 4.4 PT.DDT Pajak Keluaran 2009 Bulan DPP Pajak Keluaran Total Penjualan Januari 1.921.651.392 192.165.140 2.113.816.532 Februari 1.525.147.328 152.514.731 1.677.662.059 Maret 1.389.614.680 138.961.469 1.528.576.149 April 2.715.303.043 271.530.304 2.986.833.347 Mei 2.393.637.679 239.363.769 2.633.001.448 Juni 1.636.165.506 163.616.552 1.799.782.058 Juli 3.001.532.973 300.153.298 3.301.686.271 Agustus 887.339.958 88.733.996 976.073.954 September 1.966.650.488 196.665.049 2.163.315.537 Oktober 1.781.921.603 178.192.159 1.960.113.762 November 2.345.085.112 234.508.512 2.579.593.624 Desember 2.475.404.536 247.540.452 2.722.944.988 TOTAL 24.039.454.298 2.403.945.431 26.443.399.729 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2009 PT.DDT Dari Perhitungan Tabel 4.4 dapat dilihat rincian transaksi transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas penjualan alat alat dan perlengkapan perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan lain, dari data tabel diatas dapat dilihat transaksi selama tahun 2009 sehingga menghasilkan Pajak Keluaran yaitu sebesar Rp. 2.403.945.431. 58

Dan untuk Dasar Pengenaaan Pajak (DPP) dapat dilihat dari perhitungan pajak dibawah ini : DPP : Rp. 24.039.454.298 Tarif PPN : Rp. 10% Pajak keluaran : Rp. 2.403.945.431 Penerapan Pengkreditan Pajak Keluaran untuk Tahun 2009 telah sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2000 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/ PMK.03/2010 (pedoman perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak) TABEL 4.5 PT.DDT Pajak Keluaran 2010 Bulan DPP Pajak Total Penjualan Keluaran Januari 2.020.086.882 202.008.686 2.222.095.568 Februari 1.414.820.103 141.482.011 1.556.302.114 Maret 2.009.559.481 200.955.949 2.210.515.430 April 1.092.116.576 109.211.657 1.201.328.233 Mei 2.029.598.126 202.959.814 2.232.557.940 Juni 2.528.293.584 252.829.359 2.781.122.943 Juli 984.685.409 98.468.540 1.083.153.949 Agustus 1.263.115.926 126.311.594 1.389.427.520 September 3.261.172.959 326.117.295 3.587.290.254 59

Oktober 1.692.234.441 169.223.445 1.861.457.886 November 6.946.535.557 694.653.558 7.641.189.115 Desember 3.065.375.188 306.537.520 3.371.912.708 TOTAL 28.307.594.232 2.830.759.428 31.138.353.660 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 PT.DDT Dari Perhitungan Tabel 4.5 dapat dilihat rincian transaksi transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas penjualan alat alat dan perlengkapan perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan lain, dari data tabel diatas dapat dilihat transaksi selama tahun 2010 sehingga menghasilkan Pajak Keluaran yaitu sebesar Rp.2.830.759.428, dan untuk Dasar Pengenaaan Pajak (DPP) dapat dilihat dari perhitungan pajak dibawah ini : DPP : Rp. 28.307.594.232 Tarif PPN : Rp. 10% Pajak keluaran : Rp. 2.830.759.428. Analisis untuk Pajak Keluaran 2010 terdapat terjadi kesalahan pada pencatatan Pembelian yang dilakukan oleh PT.UNELEC INDONESIA.pada 05 april 2010 perusahaan tetap mencantumkan nama perusahaan pembeli, tanggal dan NPWP tetapi tidak mencatat nominal Pembelian yang terjadi pada 05 april 2010 sehingga perusahaan harus melakukan revisi terhadap SPT untuk tahun 2010, karena untuk nominal SPT tahun 2010 akan berubah jika masa pajak 05 april 2010 dilakukan pencatatan nominal. Untuk Pajak Keluaran 2010 untuk masa pajak januari sampai dengan maret sudah sesuai dengan Undang undang nomor 18 Tahun 2000 dan untuk Masa Pajak April sampai dengan desember sudah sesuai dengan Undang- undang Nomor 42 Tahun 2009. 60

TABEL 4.6 PT.DDT Pajak Keluaran 2011 Bulan DPP Pajak Keluaran Total Penjualan Januari 2.254.112.678 225.412.268 2.479.523.946 Februari 736.001.704 73.600.171 809.601.875 Maret 2.186.567.049 218.656.705 2.405.223.754 April 2.651.852.591 265.185.260 2.917.037.851 Mei 1.882.778.332 188.277.833 2.071.056.165 Juni 2.385.916.308 238.591.633 2.624.507.941 Juli 1.471.446.494 147.144.648 1.618.591.142 Agustus 1.107.097.982 110.709.795 1.217.807.777 September 1.264.347.772 126.434.775 1.390.782.547 Oktober 794.277.620 79.427.760 873.705.380 November 2.153.748.811 215.374.878 2.369.123.689 Desember 2.606.983.766 260.698.377 2.867.682.143 TOTAL 21.495.131.107 2.149.514.103 23.644.644.210 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 PT.DDT Dari Perhitungan Tabel 4.6 dapat dilihat rincian transaksi transaksi yang dilakukan oleh PT.DDT atas penjualan alat alat dan perlengkapan perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan lain, dari data tabel diatas dapat dilihat transaksi 61

selama tahun 2011 sehingga menghasilkan Pajak Keluaran yaitu sebesar Rp.2.149.514.103 dan untuk Dasar Pengenaaan Pajak (DPP) dapat dilihat dari perhitungan pajak dibawah ini : DPP : Rp. 21.495.131.107 Tarif PPN : Rp. 10% Pajak keluaran : Rp. 2.149.514.103 Penerapan Pengkreditan Pajak Keluaran untuk Tahun 2011 telah sesuai dengan Undang undang Nomor 42 Tahun 2009 dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/ PMK.03/2010 (pedoman perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak) TABEL 4.7 Kertas Kerja Analisis Penyerahan Barang Kena Pajak PT.DDT 2009 Bulan Penyerahan Barang Kena Pajak (a) SPT Masa PPN (b) Buku Penjualan Selisih ( a - b ) PPN Keluaran January 1.921.651.392 1.921.651.392-192.165.140 February 1.525.147.328 1.525.147.328-152.514.731 March 1.389.614.680 1.389.614.680-138.961.469 April 2.715.303.043 2.715.303.043-271.530.304 Mei 2.393.637.679 2.393.637.679-239.363.769 Juni 1.636.165.506 1.636.165.506-163.616.552 Juli 3.001.532.973 3.001.532.973-300.153.298 Agustus 887.339.958 887.339.958-88.733.996 September 1.966.650.488 1.966.650.488-196.665.049 62

October 1.781.921.603 1.781.921.603-178.192.159 November 2.345.085.112 2.345.085.112-234.508.512 December 2.475.404.536 2.475.404.536-247.540.452 Jumlah 24.039.454.298 24.039.454.298-2.403.945.431 Sumber : Rincian Buku Pembelian dan SPT Masa PPN periode 2009 PT.DDT Dari analisis yang dilakukan oleh penulis tidak terdapat perbedaan antara buku penjualan dengan SPT Masa 2009. Dan sebagai bukti penulis mencantumkan tabel 4.7 untuk masa januari sampai dengan desember 2009. Dan nominal perbedaan sebagai berikut : Untuk SPT Masa 2010 :Rp. 24.039.454.298 Untuk Buku Pembelian 2010 :Rp. 24.039.454.298 Selisih Rp. TABEL 4.8 Kertas Kerja Analisis Penyerahan Barang Kena Pajak PT.DDT 2010 Bulan Penyerahan Barang Kena Pajak (a) SPT Masa PPN (b) Buku Penjualan Selisih ( a - b ) PPN Keluaran January 2.020.086.882 2.020.086.882-202.008.686 February 1.414.820.103 1.414.820.103-141.482.011 March 2.009.559.481 2.009.559.481-200.955.949 April 1.092.116.576 1.177.489.168-109.211.657 May 2.029.598.126 2.029.598.126-202.959.814 June 2.528.293.584 2.528.293.584-252.829.359 July 984.685.409 984.685.409-98.468.540 63

August 1.263.115.926 1.263.115.926-126.311.594 September 3.261.172.959 3.261.172.956-326.117.295 October 1.692.234.441 1.692.234.441-169.223.445 November 6.946.535.557 6.946.535.557-694.653.558 December 3.065.375.188 3.065.375.188-306.537.520 Jumlah 28.307.594.232 28.830.759.428-2.830.759.428 Sumber : Rincian Buku Penjualan dan SPT Masa PPN periode 2010 PT.DDT Dari analisis yang dilakukan oleh penulis tidak terdapat perbedaan. Dan sebagai bukti penulis mencantumkan tabel 4.8 untuk masa januari sampai dengan desember 2010. Dan nominal perbedaan sebagai berikut : Untuk SPT Masa 2010 :Rp. 28.830.759.428 Untuk Buku Penjualan 2010 :Rp. 28.830.759.428 Selisih Rp. TABEL 4.9 Kertas Kerja Analisis Penyerahan Barang Kena Pajak PT.DDT 2011 Bulan Penyerahan Barang Kena Pajak (a) SPT Masa PPN (b) Buku Penjualan Selisih ( a - b ) PPN Keluaran January 2.254.112.678 2.254.112.678-225.412.268 February 736.001.704 736.001.704-73.600.171 March 2.186.567.049 2.186.567.049-218.656.705 April 2.651.852.591 2.651.852.591-265.185.260 May 1.882.778.332 1.882.778.332-188.277.833 June 2.385.916.308 2.385.916.308-238.591.633 July 1.471.446.494 1.471.446.494-147.144.648 64

August 1.107.097.982 1.107.097.982-110.709.795 September 1.264.347.772 1.264.347.772-126.434.775 October 794.277.620 794.277.620-79.427.760 November 2.153.748.811 2.153.748.811-215.374.878 December 2.606.983.766 2.606.983.766 260.698.377 Jumlah 21.495.131.107 21.495.131.107-2.149.514.103 Sumber : Rincian Buku Penjualan dan SPT Masa PPN periode 2011 PT.DDT Dari analisis yang dilakukan oleh penulis tidak terdapat perbedaan. Dan sebagai bukti penulis mencantumkan tabel 4.9 untuk masa januari sampai dengan desember 2011. Dan nominal perbedaan sebagai berikut : Untuk SPT Masa 2011 :Rp. 21.495.131.107 Untuk Buku Penjualan 2011 :Rp. 21.495.131.107 Selisih Rp. 1.4 Analisis Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai pada PT.DDT Besarnya Pajak Pertambahan Nilai untuk Perhitungan Lebih bayar atau kurang bayar dapat dilihat dari analisis perhitungan data Pajak Keluaran dan Pajak Masukan yang ada pada penjabaran sebelumnya, dan jika Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan maka Pajak Pertambahan Nilai lebihnya adalah Kurang Bayar sehingga perusahaan harus atau berkewajiban membayar kekurangan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai yang disetor kepada kas negara setelah itu perusahan dapat melaporkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya untuk tahun 2009 dan 2010 dan untuk tahun 2011 dapat dilaporkan paling lambat 30 hari setelah akhir masa pajak berakhir atau akhir bulan berikutnya. 65

Apabila diperusahaan terjadi kelebihan pembayaran Pajak maka dapat dilakukan 2 (dua) cara untuk diminta kembali, yaitu : 1. Menggunakan kompensasi di Masa Pajak berikutnya sehingga kelebihan pembayaran dapat menjadi kredit Pajak di Masa berikutnya 2. Menggunakan restitusi yang disetiap masa pajak selalu mengalami kelebihan pembayaran sehingga perusahaan disetiap akhir Tahun Pajak akan melakukan restitusi, dan jika perusahaan tidak mengalami kelebihan pajak disetiap masa Pajak maka perusahaan dapat meminta kembali kelebihan bayar dengan cara pembayaran tunai. TABEL 4.10 PT.DDT Lebih Bayar PPN pada tahun 2009 Pajak Pajak masukan Bulan Keluaran Kompensasi Pembetulan Kurang (lebih) bayar Januari 192.165.140 209.911.906 - (17.746.766) Februari 152.514.731 171.199.064 17.746.766 (36.431.099) Maret 138.961.469 89.561.474 36.431.099 12.968.896 Maret P1 134.502.338 89.561.474 36.431.489 8.509.375 April 271.530.304 213.102.423 5.928.889 52.498.992 Mei 239.363.769 165.495.681 4.459.131 69.408.957 Juni 163.616.552 169.647.602 4.459.131 (10.490.181) Juli 300.153.298 237.100.061 10.490.181 52.563.056 66

Agustus 88.733.996 152.643.421 - (63.909.425) September 196.665.049 122.620.657 63.909.425 10.134.967 Oktober 178.192.159 154.287.657-23.904.502 November 234.508.512 166.442.330-68.066.182 Desember 247.540.452 184.744.939 - (62.795.513) Desember P1 247.540.452 182.551.503-64.988.949 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2009 PT.DDT Berikut adalah rincian kompensasi yang terjadi selama tahun 2009 : a. Februari Kompensasi pajak lebih bayar dari bulan januari 2009. b. Maret Kompensasi pajak lebih bayar dari bulan februari 2009 dan memiliki pembetulan sebanyak 1 (satu) kali. c. April Kompensasi yang ada di bulan april adalah kompensasi yang berasal dari kompensasi kelebihan PPN.karena pembetulan SPT PPN Masa Pajak. d. Mei Kompensasi yang ada di bulan mei adalah kompensasi yang berasal dari kompensasi kelebihan PPN.karena pembetulan SPT PPN Masa Pajak. e. Juni Kompensasi yang ada di bulan juni adalah kompensasi yang berasal dari kompensasi kelebihan PPN.karena pembetulan SPT PPN Masa Pajak. f. Juli Kompensasi pajak lebih bayar dari bulan juni 2009. g. September 67

Kompensasi pajak lebih bayar dari bulan agustus 2009. TABEL 4.11 PT.DDT Lebih Bayar PPN pada tahun 2010 Bulan PPN yang Dipungut sendiri Pajak masukan Kompensasi Masa Lalu Kurang (lebih) bayar Januari 202.008.686 183.944.269-18.064.417 Februari 141.482.011 178.237.319 - (36.755.308) Maret 200.955.949 159.578.958 36.755.308 4.621.683 Maret P1 200.955.949 159.578.958 36.755.308 4.621.683 Maret P2 200.955.949 159.578.958 36.755.308 4.621.683 April 117.748.916 142.094.545 - (24.345.629) April P1 117.748.916 142.094.545 - (24.345.629) April P2 117.748.916 142.094.545 - (24.345.629) April P3 117.748.916 142.094.545 - (24.345.629) Mei 202.959.814 146.641.836 24.345.629 31.972.349 Juni 252.829.359 220.452.901-32.376.450 Juli 98.468.540 235.064.394 - (146.004.854) Agustus 126.311.594 256.626.508 146.004.854 (276.319.768) September 326.117.295 69.442.624 276.319.768 (19.645.097) Oktober 169.223.445 527.864.418 - (358.640.973) November 694.653.558 214.716.417 358.640.973 121.296.168 Desember 306.537.520 164.380.323-142.157.197 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 PT.DDT 68

Dari tabel diatas penulis menemukan beberapa masalah dalam pelaporan SPT Masa PPN yaitu terjadinya kesalahan penulisan kompensasi / kurang bayar, yaitu : 1. Pada SPT Masa PPN untuk pembetulan ketiga pada bulan april terjadi kesalahan pencatatan jumlah kurang atau lebih bayar pada Bukti Penerimaan Surat. Dalam Bukti Penerimaan Surat tertulis lebih bayar 8.537.259, seharusnya adalah 24.345.629 Berikut adalah rincian kompensasi yang terjadi selama tahun 2010 : a. Maret Kompensasi yang terjadi di bulan maret adalah kompensasi masa pajak sebelumnya dan terjadi pembetulan sebanyak 2(dua) kali. b. April Terjadi kurang bayar dan ada pembetulan sebanyak 3(tiga) kali. c. Mei Kompensasi yang terjadi di bulan mei adalah kompensasi masa pajak sebelumnya. d. Agustus Kompensasi yang terjadi dibulan agustus adalah kompensasi masa pajak sebelumnya. e. September Kompensasi yang terjadi dibulan September adalah kompensasi masa pajak sebelumnya. f. November 69

Kompensasi yang terjadi dibulan November adalah kompensasi masa pajak sebelumnya. TABEL 4.12 PT.DDT Lebih Bayar PPN pada PT.DDT tahun 2011 PPN yang Kompensasi Pajak Kurang (lebih) Dipungut Masa Bulan masukan bayar sendiri Lalu Januari 225.411.268 93.423.153-131.989.115 Februari 73.600.171 282.616.243 - (209.016.072) Maret 218.656.705 124.732.392 209.016.072 (116.352.859) April 265.185.260 170.875.725 116.352.859 (22.043.324) Mei 188.277.833 141.753.917 22.043.324 24.480.592 Juni 238.591.633 188.738.214-49.853.419 Juni P1 238.591.633 198.357.934-40.233.699 Juli 147.144.648 152.863.398 - (6.413.750) Agustus 110.709.795 84.585.886 6.413.750 19.710.159 September 126.434.775 160.483.584 - (34.548.809) Oktober 79.427.760 144.959.498 34.548.809 (100.080.547) November 215.374.878 109.916.598 100.080.547 5.377.733 Desember 260.698.377 225.880.953 2.142.900 32.674.524 Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 PT.DDT 70

Dari tabel diatas penulis menemukan beberapa masalah dalam pelaporan SPT Masa PPN yaitu terjadinya kesalahan penulisan kompensasi / kurang bayar, yaitu : 1. Pada SPT Masa PPN bulan mei terjadi kesalahan penulisan jumlah kurang bayar pada Bukti Penerimaan Surat. Dalam Bukti Penerimaan Surat tertulis Kurang Bayar sebesar Rp.16.935.592, seharusnya adalah Rp. 24.480.592,- sesuai dengan perhitungan PPN yang ada. 2. Pada SPT pembetulan bulan juni terjadi kesalahan penulisan jumlah pada Bukti Penerimaan Surat. Dalam Bukti Penerimaan Surat tertulis Lebih Bayar sebesar Rp.9.619.720 dan seharusnya adalah Kurang bayar sebesar Rp. 40.233.699. Berikut adalah rincian kompensasi yang terjadi selama 2011 : a. Maret Kompensasi yang terjadi dibulan Maret adalah kompensasi masa pajak sebelumnya b. April Kompensasi yang terjadi dibulan april adalah kompensasi masa pajak sebelumnya c. Mei Kompensasi yang terjadi dibulan mei adalah kompensasi masa pajak sebelumnya. d. Agustus Kompensasi yang terjadi dibulan agustus adalah kompensasi masa pajak sebelumnya 71

e. Oktober Kompensasi yang terjadi dibulan oktober adalah kompensasi masa pajak sebelumnya f. November Kompensasi yang terjadi dibulan November adalah kompensasi masa pajak sebelumnya g. Desember Kompensasi yang ada di bulan desember adalah kompensasi yang berasal dari kompensasi kelebihan PPN.karena pembetulan SPT PPN Masa Pajak. 1.4.1 Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Penjelasan di Pasal 3 Undang-Undang KUP, dijelaskan bahwa bagi pengusaha Kena Pajak fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan atas Pajak Keluaran, pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kena pajak dan melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak yang ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku. Dan berdasarkan Undang Undang Nomor 08 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali dirubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009, karena 72

peneliti melakukan peneliti pada tahun 2009, 2010 dan 2011 maka penyetoran untuk setiap tahun berbeda sesuai dengan undang undang yang berlaku disetiap tahunnya. untuk tahun 2009 dan 2010 menggunakan undang undang nomor 18 Tahun 2000, penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang Kurang Bayar (KB) dilakukan paling lambat tanggal 15 (lima belas) untuk pelaporan paling lambat tangal 20 (dua puluh) setelah berakhirnya masa pajak Setiap bulannya menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dibuatkan 5 (lima) rangkap sebagai berikut : a. Lembar ke-1 untuk Pengusaha Kena Pajak. b. Lembar ke-2 untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). c. Lembar ke-3 untuk dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN). d. Lembar ke-4 untuk Bank atau Kantor Pos dan Giro. e. Lembar ke-5 untuk arsip Pemungut Pajak Pertambahan Nilai. Sedangkan untuk tahun 2011 menggunakan undang undang yang sesuai untuk tahun 2011 yaitu Undang undang Nomor 42 Tahun 2009, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang kurang bayar dilakukan paling lambat 1 bulan berikutnya. Untuk Tahun 2009 dan 2010 sampai dengan akhir maret jika perusahaan melakukan keterlambatan dalam Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kurang bayar Maka akan dikenakan, yaitu : 73

2% X jumlah Pajak Terhutang X jumlah bulan (max 24 bulan). Sedangkan untuk keterlambatan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan dikenakan sanksi sebesar 500.000. Untuk Tahun 2011 jika perusahaan melakukan keterlambatan dalam Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kurang bayar maka akan dikenakan sanksi, yaitu : 2% X jumlah Pajak Terhutang X jumlah bulan (max 24 bulan) Sedangkan untuk keterlambatan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan dikenakan sanksi sebesar 500.000. Dan jika dalam suatu Masa Pajak, jumlah Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan maka selisihnya adalah Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak. Dan sebaliknya, jika jumlah Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya adalah kelebihan pajak yang dapat dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. Berikut adalah salah satu contoh perhitungan Pajak Pertambahan Nilai kurang bayar pada PT. DTD, yang diambil Masa Pajak Maret 2009 : Pajak Keluaran Rp 138.961.469 74

Pajak Keluaran yang dipungut oleh pemungut PPN Rp - Pajak Keluaran yang dibebaskan dari pengenaan PPN Rp - Pajak Keluaran yang dipungut sendiri Rp 138.961.469 Pajak Masukan yang dapat dikreditkan Rp 125.992.963 Pajak Kurang Bayar Desember 2009 Rp 12.968.506 tetapi setelah bagian adminitrasi melakukan pengecekan kembali untuk masa pajak bulan maret 2009 ternyata masih terdapat Pajak Keluaran dan Pajak Masukan yang belum dilaporkan sehingga untuk bulan maret 2009 harus dilakukan pembetulan kembali menjadi seperti : Pajak Keluaran Rp 138.961.469 Penyerahan dengan Faktur Pajak Sederhana Rp - Pajak Keluaran yang dipungut oleh Pemungut PPN Rp - Pajak Keluaran yang dipungut sendiri Rp 138.961.469 Pajak Masukan yang dapat dikreditkan Rp 125.992.963 Pajak yang sudah dibayarkan Rp 8.509.375 Pajak lebih dibayar pada pembetulan SPT Rp 12.968.506 Pajak Lebih Bayar karena pembetulan Rp (4.459.131) Berdasarkan beberapa kondisi yang ada di PT.DDT dalam melakukan penyetoran, pelaporan Pajak Pertambahan Nilai PT.DDT secara keseluruhan sudah memahami prosesnya sesuai dengan Undang undang yang berlaku. Karena dari hasil penelitian penulis perusahaan masih sedikit melakukan kesalahan dalam penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai. Berikut akan dibahas mengenai temuan yang ada 75

berdasarkan peneltian yang dilakukan penulis di PT.DDT yang berkaitan dengan penyetoran dan pelaporan yang dirinci pada masing masing tabel pada tahun 2009, 2010, 2011 dibawah ini : TABEL 4.13 PT.DDT Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode januari Desember 2009 Masa Pajak Kurang / lebih Bayar Tanggal Setor Tanggal Lapor Sesuai / tidak dengan UU no 18 Tahun 2000 Januari 3.979.729 27 april 09 Tidak Sesuai dengan UU Februari 36.431.489 13 maret 09 Sesuai dengan UU Maret 12.968.506 14 april 09 17 april 09 Sesuai dengan UU Maret P1 8.509.375 15 mei 09 Sesuai dengan UU April 52.498.982 12 mei 09 15 mei 09 Sesuai dengan UU Mei 69.408.957 11 juni 09 19 juni 09 Sesuai dengan UU Juni 10.490.181 15 juli 09 Sesuai dengan UU Juli 52.563.056 13 agst 09 18 agst 09 Sesuai dengan UU Agustus 63.909.425 16 sept 09 Sesuai dengan UU September 10.134.967 13 okt 09 16 okt 09 Sesuai dengan UU Oktober 23.904.502 13 nov 09 17 nov 09 Sesuai dengan UU November 68.066.182 14 des 09 17 des 09 Sesuai dengan UU Desember 62.759.513 14 jan 10 19 jan 10 Sesuai dengan UU Des P1 64.988.949 21 april 09 14 mei 10 Sesuai dengan UU Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2009 PT.DD 76

Berdasarkan tabel di atas untuk tahun 2009 dalam Undang undang Nomor 18 Tahun 2000 perusahaan belum melakukan kegiatan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang sesuai dengan Undang undang. selama tahun 2009 perusahaan melakukan 1 (satu) kali kesalahan yaitu : 1. Menurut Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang KUP No. 28 Tahun 2007 keterlambat dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) dikenakan administrasi berupa denda sebesar Rp 500,000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yang belum dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan PT.DDT melakukan keterlambat dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) nya. Seharusnya PT.DDT melakukan pelaporan paling lambat februari 2009 tetapi PT.DDT melakukan pelaporan tanggal 27 april 2009 sehingga PT.DDT dikenakan sanksi keterlambatan sebesar Rp.500.000. Untuk pembetulan SPT masa yang terjadi selama tahun 2009 perusahaan melakukan pembetulan masih dalam tahun yang sama sehingga untuk pembetulan SPT masa sudah sesuai dengan Undang-Undang KUP pasal 8 ayat (1a) yaitu : dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lambat dua tahun sebelum daluarsa penetapan. TABEL 4.14 PT.DDT 77

Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode Januari - Maret 2010 Masa Pajak Kurang / lebih Bayar Tanggal Setor Tanggal Lapor Sesuai / tidak dengan uu no 18 tahun 2000 Januari 18.064.417 12 feb 10 16 feb 10 Sesuai dengan UU Februari 36.755.308 15 maret 10 18 maret 10 Sesuai dengan UU Maret 4.621.683 21 april 10 23 april 10 Sesuai dengan UU Maret P1 4.621.683 13 agst 10 Sesuai dengan UU Maret P2 4.621.683 24 nov 10 Sesuai dengan UU Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 PT.DDT TABEL 4.15 PT.DDT Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode April - Desember 2010 Masa Pajak Kurang / lebih Bayar Tanggal Setor Tanggal Lapor Sesuai / tidak dengan uu no 42 tahun 2009 April 24.345.629 25 mei 10 Sesuai dengan UU April P1 24.345.629 29 juni 10 Sesuai dengan UU April P2 24.345.629 13 agst 10 Sesuai dengan UU April P3 8.537.259 28 feb 11 Sesuai dengan UU Mei 31.972.349 25 juni 10 29 juni 10 Sesuai dengan UU Juni 32.376.458 28 juli 10 02 agst 10 Sesuai dengan UU Juli 146.004.854 13 agst 10 Sesuai dengan UU Agustus 276.319.768 29 sept 10 Sesuai dengan UU 78

September 19.645.097 27 okt 10 Sesuai dengan UU Oktober 13.832.384 18 nov 10 20 nov 10 Sesuai dengan UU November 121.296.168 28 des 10 30 des 10 Sesuai dengan UU Desember 142.157.197 24 jan 11 26 jan 11 Sesuai dengan UU Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2010 PT.DDT Berdasarkan tabel di atas untuk tahun 2010, perusahaan sudah melakukan kegiatan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan secara keseluruhan telah sesuai dengan Undang undang Nomor 18 Tahun 2000 untuk bulan januari sampai maret dan untuk bulan april sampai dengan desember sudah sesuai dengan UU No 42 tahun 2009. Karena untuk bulan juni terjadi pelaporan pada 02 agustus 2010 karena untuk tanggal 31 juli adalah hari sabtu. TABEL 4.16 PT.DDT Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Periode januari Desember 2011 Masa Pajak Kurang / lebih Tanggal Tanggal Lapor Sesuai /tidak Bayar Setor dengan uu no 42 Tahun 2009 Januari 131.989.115 19 feb 11 20 feb 11 Sesuai dengan UU Februari 8.537.259 28 maret 11 Sesuai dengan UU Maret 93.924.313 15 april 11 19 april 11 Sesuai dengan UU April 22.043.324 18 mei 11 Sesuai dengan UU 79

Mei 16.935.592 24 juni 11 28 juni 11 Sesuai dengan UU Juni 49.659.419 26 juli 11 29 juli 11 Sesuai dengan UU Juni P1 9.619.720 29 feb 11 Sesuai dengan UU Juli 6.413.750 19 agst 11 Sesuai dengan UU Agustus 19.723.909 23 sept 11 30 sept 11 Sesuai dengan UU September 34.548.809 25 okt 11 Sesuai dengan UU Oktober 100.080.547 25 nov 11 Sesuai dengan UU November 5.377.733 21 des 11 28 des 11 Sesuai dengan UU Desember 32.674.524 25 jan 12 31 jan 12 Sesuai dengan UU Sumber : Rincian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2011 PT.DDT Dari data tabel diatas dapat dilihat pada periode januari sampai desember 2011 tidak terjadi kesalahan baik terlambat penyetoran ataupun terlambat pelaporan sehingga untuk tahun 2011 untuk penyetoran dan pelaporan sudah sesuai dengan Undang undang nomor 42 Tahun 2011. Menurut data yang ada selama tahun 2011 perusahaan sudah menyetorkan pajak sudah sesuai dan tepat waktu dan tidak terkena denda bunga sebesar 2% per bulan ( maksimal pengenaan 24 bulan ) karena, ketepatan waktu menyetorkan pajak ke kas Negara selama bulan Januari sampai dengan Desember 2011. Untuk pembetulan SPT masa yang terjadi selama tahun 2011 perusahaan melakukan pembetulan masih dalam tahun yang sama sehingga untuk pembetulan SPT masa sudah sesuai dengan Undang-Undang KUP pasal 8 ayat (1a) yaitu : dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lambat dua tahun sebelum daluarsa penetapan. 80

Dalam Pembetulan yang terjadi selama tahun 2011, perusahaan selalu dalam keadaan lebih bayar sehingga perusahaan tidak perlu kena denda 2% per bulan (maksimal 24 bulan) dalam pengenaan sanksinya. Secara keseluruhan 2009, 2010, dan 2010 dari penulis, perusahaan telah teliti dalam melakukan kewajiban didalam pelaporan dan penyetoran tetapi masih sedikit melakukan keterlambatan didalam pelaporan sehingga perusahaan harus membayar denda sebesar Rp.500.000. jika perusahaan dapat lebih teliti lagi maka perusahaan tidak harus membayar denda dan tidak akan merugikan perusahaan. 1.5 perbandingan Retur Pajak Faktur dengan Buku Besar 1.5.1 Proses Terjadinya Retur Pajak Faktur Retur Pajak Faktur (pengembalian) dapat saja terjadi pada penyerahan baik Barang Kena Pajak(BKP) atau pun Jasa Kena Pajak (JKP) selain itu retur dapat terjadi atas seluruh barang atau hanya sebagian barang saja sesuai dengan kerusakan yang terjadi. Untuk itu ketentuan perpajakan telah mengatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 65/PMK.03/2010. Menurut Undang undang Nomor 42 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.03/2010 1. Pasal 9 ayat (2) Penerbitan Faktur Pajak dimulai dari Nomor Unit 00000001 pada setiap awal tahun kalender mulai bulan Januari, kecuali bagi Pengusaha Kena Pajak yang 81

baru dikukuhkan, Nomor Unit 00000001 dimulai sejak Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak tersebut dikukuhkan. 2. Pasal 9 ayat (3) Dalam hal Faktur Pajak diterbitkan oleh Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a, maka Nomor Urut 00000001 dimulai pada setiap awal tahun kalender mulai bulan Januari pada masing-masing Kantor Pusat dan kantor-kantor cabangnya kecuali bagi Kantor Cabang yang baru dikukuhkan, Nomor Urut 00000001 dimulai sejak Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak tersebut dikukuhkan. Di PT.DDT terjadi 2 kali retur yaitu di tahun 2010 dan 2011 dan dapat dibandingkan antara Buku Besar Penjualan dan SPT, dan Untuk perbandingan SPT dengan Buku besar penjualan yang ada pada bulan oktober 2010 untuk PT.CG POWER SYSTEM INDONESIA sebesar (Rp.86.136.494) dengan Nomor Faktur Pajak 001/CN/DTD/X/10 dan bulan Januari 2011 untuk PT.CG POWER SYSTEM INDONESIA sebesar (Rp.7.811.424) dengan Monor Faktur Pajak 000000002 dan untuk retur yang terjadi di PT.DDT tidak tertulis pada SPT tetapi tertulis pada buku besar penjualan, yang seharusnya untuk retur yang terjadi harus tertera di SPT sesuai dengan transaksi yang terjadi di dalam perusahaan DDT. Jika di dalam suatu transaksi terjadi retur tetapi retur tersebut tidak ditulis atau dicantumkan di SPT maka SPT terjadi kesalahan dari harus melakukan pembetulan dibulan dan tahun yang terjadi retur. 82

Setelah Penulis menganalisis Nomor Faktur Pajak di perusahaan sesuai dengan Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 terdapat kesalahan dalam pencatatan Nomor Faktur, karena di Undang undang dijelaskan bahwa Nomor Faktur Pajak diterbitkan mulai dari 000000001 pada setiap awal tahun kalender mulai bulan januari sedangkan untuk PT.DDT memiliki Nomor Faktur Pajak 000000002 untuk bulan januari sehingga menurut penulis Nomor Faktur Perusahaan salah atau tidak sesuai dengan Undang undang yang berlaku, sebagai bukti penulis mencantumkan tabel 4.17 masa oktober 2010 : TABEL 4.17 BUKU PENJUALAN PT.DDT Masa Oktober 2010 Tgl No faktur Nama Pembeli DPP PPN JUMLAH 13/10 PT.UI 449.155.120 44.915.512 494.070.632 21/10 PT.UI 290.394.990 29.039.499 319.434.489 PT.CG PS 582.292.039 58.229.204 640.521.243 29/10 PT.CG PS 558.708.372 55.870.837 614.579.209 PT.Seneca.I 27.600.000 2.760.000 30.360.000 14 001/CN/DTD/X/ Retun :PT.CG PS (86.136.494) (8.613.649) (94.750.143) 10 TOTAL 1.692.234.441 169.223.445 1.861.457.886 83

84