BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

perubahan sosial fitri dwi lestari

DINAMIKA PERUBAHAN DAN RESOLUSI KONFLIK

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

Peranan Pengembangan Masyarakat (Community Development) PTPN II Kwala Madu dalam Meningkatkan Kemandirian Petani

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

XII KTSP & K-13. Kelas PERUBAHAN SOSIAL. A. Hakikat dan Karakteristik Perubahan Sosial. Tujuan Pembelajaran

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengolah hasil-hasil dari lingkungannya tersebut, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang

MATERI 1 HAKEKAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

Perubahan social. Menurut Kingsley Davis, bahwa perubahan social ini merupakan bagian dari perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini tidak

Good Governance. Etika Bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian. bajak, pemilik anggrek membutuhkan pot-pot anggrek, pemilik hotel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. PLN PERSERO DI SURABAYA DALAM PEMBERDAYAAM USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) ABSTRAKSI

Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi Pengantar Sosiologi UDINUS Semarang

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga dituntut agar dapat mengembangkan hubungan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB I PENDAHULUAN. selama beberapa tahun terakhir ini. Banyak orang berbicara tentang CSR dan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan mampu melakukan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu kegiatan yang menjadi bagian dari program corporate social responsibility (CSR). Corporate social responsibility (CSR) sendiri memiliki nama yang berbeda pada setiap perusahaan, pada perusahaan BUMN seperti pada PTPN sendiri, corporate social responsibility (CSR) di sebut sebagai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dalam bentuk pinjaman baik untuk modal usaha maupun pembelian perangkat penunjang produksi agar usaha kecil menjadi tangguh dan mandiri. Sementara Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat untuk tujuan memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah perusahaan. Dan kegiatan yang lazimnya dilakukan oleh perusahaan dalam mengimplementasikannya adalah dengan menyelenggarakan program pengembangan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan community development (Wibisono,2007:83). Secara umum pengembangan masyarakat (community development) dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan bagi masyarakat yang berada disekitar perusahaan yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan. Sehingga masyarakat di tempat tersebut

diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Program pengembangan masyarakat (community development) memiliki tiga karakter utama yaitu: a. Berbasis masyarakat (community based) b. Berbasis sumber daya setempat (local resource based) c. Berkelanjutan (sustainable). Dua sasaran yang ingin dicapai yaitu sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesejahteraan. Sasaran pertama yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam proses produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan keahlian, keamanan (security), keberlanjutan (sustainability) dan kerjasama (cooperation), kesemuanya berjalan secara simultan. Sektor Industri di Indonesia sampai dengan saat ini masih memberikan kontribusi yang tinggi terhadap proses pembangunan nasional. Kontribusi yang diberikan oleh sektor ini tidak hanya dalam bentuk sumbangan devisa terhadap negara, tetapi juga dapat dilihat dari multiplier efect yang telah diciptakan oleh industri-industri baik itu di daerah-daerah ataupun tidak. Salah satu multiplier efect yang disumbangkan oleh industri adalah melalui programprogram pengembangan masyarakat (community development). Program-program pengembangan masyarakat (community development) yang dilaksanakan oleh industri tersebut selain merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR), juga dalam rangka mempersiapkan life after mining/operation (kehidupan setelah adanya pembangunan) bagi daerah maupun masyarakat sekitarnya (http:www.migasindonesia.com).

Berbicara tentang masalah pengembangan masyarakat (community development) tersebut, makan dapat dilihat bahwa berbagai industri dan dunia usaha di Indonesia dan juga di seluruh dunia telah memiliki arah yang sama untuk mengembangkan hubungan yang lebih harmonis dengan komunitas lokal. Hal ini sebenarnya merupakan komitmen bersama banyak pihak sebagai implementasi paradigma pembangunan berkelanjutan. Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa perusahaan melakukan kegiatan pengembangan masyarakat (community development), antara lain adalah: a. Izin lokal untuk beroperasinya perusahaan dalam mengembangkan hubungan dengan masyarakat lokal. b. Mengetahui sosial budaya masyarakat lokal. c. Mengatur dan menciptakan strategi ke depan melalui program pengembangan masyarakat (community development). Reputasi hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat lokal dan pengembangan masyarakat (community development) dapat menciptakan kesempatan usaha yang baru(http://www.migas-indonesia.com). Dan yang yang menjadi tujuan dari pengembangan masyarakat (community development) adalah: a. Agar masyarakat sekitar perusahaan dapat membangun dirinya sendiri. b. Membantu meningkatkan kemandirian baik secara material maupun spritual. Pelaksanaan pengembangan masyarakat (community development) yang dilakukan oleh perusahaan umumnya menggunakan skema yang digunakan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu:

a. Kontribusi perusahaan pada program pengembangan masyarakat b. Pendanaan kegiatan sesuai dengan kerangka legal c. Partisipasi masyarakat dalam bisnis d. Tanggapan atas tekanan kelompok kepentingan (http:webcache.googleusercontent.com). Umumnya, perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam penerapannya menggunakan tahapan sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Dimana pada tahap ini dilakukan daperencanaan dan pengonsepan awal terhadap program pengembangan masyarakat (community development)yang dilakukan. b. Tahap Implementasi Tahap menjalankan perencanaan dengan sosialisasi, pelaksanaan, dan internalisasi. c. Tahap Evaluasi Tahap yang perlu di lakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas penerapan program. d. Pelaporan Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. (Wibisono,2007).

Untuk peran sosial BUMN sendiri seperti PTPN II antara lain dituangkan melalui keputusan Nomor : Kep-236/MBU/2003. Keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Negara BUMN pada 17 Juni 2003 ini pada prinsipnya mengikat BUMN untuk menyelenggarakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Kemudian seiring dengan berjalannya waktu dan menimbang bahwa Keputusan Menteri BUMN tersebut dipandang belum cukup memberikan landasan operasional bagi peningkatan pelaksanaan program PKBL ini, maka pemerintah menetapkan peraturan baru tentang tata cara pelaksanaan PKBL yang mengacu kepada peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas, industri tidak lagi dituntut untuk hanya mewujudkan citranya melalui kampanye yang baik namun juga harus mampu menunjukkan akuntabilitasnya kepada kepentingan publik. Perusahaan yang baik dapat bertanggung jawab dan akan memperhatikan corporate social responsibility semaksimal mungkin, yang didukung oleh good corporate governance. Disinilah dapat dilihat bahwa program pengembangan masyarakat (community development)sebagai wujud social responsibility perusahaan (http:www.migasindonesia.com). 2.2 Perubahan Sosial Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan. Perubahanperubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai essensial, norma-norma sosial, pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam

masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya (Soekanto,2005:301). Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto,2005:304) perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Selain itu, secara singkat Samuel Kroenig (Soekanto,2005:305) mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Dimana modifikasi-modifikasi terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern. Dalam mempelajari mekanisme tersebut, kita harus menerangkan kekuatankekuatan yang dapat dimodifikasi. Adanya perubahan tidak disangkal dan pentingnya perubahan tidak diremehkan, namun perubahan hanya dapat dipahami melalui pemahaman mengenai struktur terlebih dahulu. Perubahan sosial terjadi pada masyarakat terutama pada dekade terakhir dapat dikategorikan sebagai perubahan sosial yang disengaja (indeed change) dan tidak di sengaja (unintended change) atau dengan istilah lain contact change dan immanen change. Intended change atau contact change merupakan perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat baik yang disengaja melalui agen of change (orang-orang yang terlibat dalam perubahan tersebut) maupun secara spontan dikombinasi oleh pihak-pihak dari luar masyarakat (Soekanto 2005:315-316) Soerjono Soekanto (2005:306) berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomis,

teknologis dan geografis, atau biologis yang menyebabkan terjadinya perubahanperubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya. Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menghasilkan perubahan-perubahan sosial. Perubahan-perubahan di suatu bidang secara langsung atau tidak langsung akan mengakibatkan perubahan bidang lain. Seperti halnya perubahan dalam meningkatkan taraf hidup (pembangunan), maka akan dapat pula mempengaruhi dan mengubah sikap, nilai-nilai yang selama ini dianut. Nilai-nilai yang selama ini menjadi pedoman mulai mengalami benturan yang diakibatkan masuknya pengaruh nilai dari luar. Adapun yang menjadi ciri-ciri perubahan sosial itu sendiri antara lain: a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya. Karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat. b. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. c. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. d. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal-balik yang sangat kuat (Soekanto, 2005:310) Lebih lanjut apabila diteliti lebih mendalam sebab terjadinya suatu perubahan masayarakat mungkin karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi

memuaskan. Morris Ginsberg (Soekanto, 1983) menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan adalah sebagai berikut: a. Keinginan-keinginan secara sadar dan keputusan secara pribadi b. Sikap-tindak pribadi yang dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang berubah. c. Perubahan struktural dan halangan struktural d. Pengaruh-pengaruh eksternal e. Pribadi-pribadi dan kelompok-kelompok yang menonjol f. Unsur-unsur yang bergabung menjadi satu g. Peristiwa-peristiwa tertentu h. Munculnya tujuan bersama Selain itu pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab terjadinya perubahan ada yang sumbernya terletak di dalam masyarakat dan ada yang letaknya di luar masyarakat itu sendiri. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Bertambah atau berkurangnya penduduk Terjadinya pertambahan dan berkurangnya penduduk yang sangat amat cepat akan mengakibatkan perubahan dalam struktur masyarakat, khususnya dalam lembaga kemasyarakatan. b. Penemuan-penemuan baru Penemuan baru sebagai akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian Discovery dan Invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun gagasan yang diciptakan oleh

seorang individu atau serangkaian cipataan para individu. Discovery akan menjadi Invention, jika masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru tersebut. c. Pertentangan (conflict) masyarakat Pertentangan ini bisa terjadi antar individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Keadaan seperti ini pasti akan mengakibatkan perubahan di dalam masyarakat. d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi Revolusi yang terjadi pada suatu masyarakat akan membawa akibat berubahnya segala tata cara yang berlaku pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Biasanya hal ini diakibatkan karena adanya kebijaksanaan atau ide-ide yang berbeda. Sedangkan perubahan sosial yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri antara lain: a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia Sebab yang bersumber pada lingkungan fisik, kadang disebabkan oleh tindakan para waraga itu sendiri. Adanya bencana alam pada suatu masyarakat, akan dapat berakibat masyarakat tersebut dengan sangat terpaksa pindah ketempat yang lain. Adanya perpindahan ketempat yang baru, membuat masyarakat itu berusaha beradaptasi dengan lingkungan yang baru tersebut.

b. Peperangan Terjadinya perang antar suku atau antar negara akan berakibat munculnya perubahan-perubahan, pada suku atau negara yang kalah. Pada umumnya mereka yang menang akan memaksakan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan oleh masyarakatnya, ataupun kebudayaan yang dimilikinya kepada suku atau negara yang mengalami kekalahan. c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Adanya pengaruh kebudayaan asing ini akan dapat mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan pada masyarakat yang terkena pengaruhnya. Terdapatnya hubungan secara fisik antar kebudayaan dan dua masyarakat akan mengakibatkan pengaruh timbal-balik (Soekanto, 2005:318-325).