Bab I PENDAHULUAN. A. Realitas Problematik. Lahan pertanian merupakan barang publik karena selain memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. dan daerah, sarana penumbuhan rasa kebersamaan (gotong royong), sarana

TINJAUAN PUSTAKA. (Heady dan Jensen, 2001) penggunaan lahan paling efisien secara ekonomi adalah

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

PENDAHULUAN. pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Sawah. memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga memberikan

Bab II TEORI DAN KONSEP PEMBERDAYAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ISSN DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. komunitas mengubah ekosistem hutan atau lahan kering menjadi sawah adalah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA

Situasi pangan dunia saat ini dihadapkan pada ketidakpastian akibat perubahan iklim

BAB V DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN. Dalam membangun hubungan kemanusiaan ini, peneliti telah memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. nafkah. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan. Hampir

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era desentralisasi saat ini, pemberian wewenang dari pemerintah pusat kepada

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

TINJAUAN PUSTAKA Pengembangan Wilayah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A. Latar Belakang. ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

II. TINJAUAN PUSTAKA Konversi Lahan Konversi lahan merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh

PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. alam baik itu berupa sumber daya tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam realisasi pembangunan khususnya yang berbentuk fisik.

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

BAB I. Dengan begitu para pemilik lahan dapat mengetahui batas-batas lahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian telah. masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto

II. LANDASAN TEORI. A. Alih Fungsi Lahan. kehutanan, perumahan, industri, pertambangan, dan transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan pertumbuhan kota lainnya adalah unsur penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian.

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Desa Sampali dan Desa Pematangjohor adalah terjadinya perubahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

TINJAUAN PUSTAKA. Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. yang semula merupakan ruang tumbuh berbagai jenis tanaman berubah menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahunketahun

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lahan permukiman, jalan, industri dan lainnya. 1. hukum pertanahan Indonesia, negara berperan sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kaya yang dikenal sebagai negara kepulauan. Negara ini

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief,

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

BAB VI OPTIMALISASI PENGENDALIAN PENTAAN RUANG DALAM RANGKA PERUBAHAN FUNGSI LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS DI KAWASAN PANTURA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

I PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN A. Realitas Problematik Lahan pertanian merupakan barang publik karena selain memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga dapat memberikan manfaat yang bersifat sosial. Kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian saat ini cenderung terus meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian. Sehingga alih fungsi lahan sulit dihindari akibat kecenderungan tersebut. Beberapa kasus menunjukkan jika di suatu lokasi terjadi alih fungsi lahan, maka dalam waktu yang tidak lama lahan di sekitarnya juga beralih fungsi secara progresif. Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama, sejalan dengan pembangunan kawasan industri di suatu lokasi alih fungsi lahan. Maka aksesibilitas di lokasi tersebut menjadi semakin kondusif untuk pengembangan industri yang akhirnya mendorong meningkatnya permintaan lahan oleh investor. Kedua, peningkatan harga lahan selanjutnya dapat menarik minat petani lain di sekitarnya untuk menjual lahan. 1 Faktor lain penyebab alih fungsi lahan pertanian diantaranya ditentukan oleh 3 hal: 1 JURNAL TEKHNIK POMITS Vol.3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539). 1

2 1. Rendahnya nilai jual tanah lahan pertanian yang berada disekitar pusat pembangunan dibandingkan dengan nilai sewa tanah untuk industri yang lebih tinggi. 2. Lemahnya fungsi kontrol dan pemberlakuan peraturan oleh lembaga terkait. 3. Semakin menonjolnya tujuan jangka pendek yaitu memperbesar pendapatan asli daerah (PAD). Tanpa mempertimbangkan kelestarian sumberdaya alam di era otonomi. Produksi padi secara nasional terus meningkat setiap tahun, tetapi dengan laju pertumbuhan yang cenderung semakin menurun. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian karena pesatnya pembangunan dianggap sebagai salah satu penyebab utama menurunnya pertumbuhan produksi padi. 2 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia NO 5 Pasal 10 dasar-dasar ketentuan-ketentuan pokok yaitu : Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian pada azasnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakanya sendiri secara aktif, dengan mencegah cara-cara pemerasan. 3 Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif 2 Bapeda Lamongan, Tahun 2006. 3 UU Republik Indonesia NO 5 Tahun 1960 Pasal 10.

3 (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Adapun hal tersebut dapat disebabkan oleh 4 hal, yaitu: 1. Kepadatan penduduk di pedesaan yang mempunyai agro ekosistem dominan sawah pada umumnya jauh lebih tinggi dibandingkan agro ekosistem lahan kering, sehingga tekanan penduduk atas lahan juga lebih inggi. 2. Daerah persawahan yang lokasinya berdekatan dengan daerah perkotaan dan jalan raya. 3. Akibat pola pembangunan di masa sebelumnya. Infrastruktur wilayah persawahan pada umumnya lebih baik dari pada wilayah lahan kering 4. Pembangunan prasarana dan sarana pemukiman, kawasan industri, dan sebagainya cenderung berlangsung cepat di wilayah bertopografi datar, dimana pada wilayah dengan topografi seperti itu (terutama di Pulau Jawa) ekosistem pertaniannya dominan di area persawahan. Adapun Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 15 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan. Bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat maka rencana tata ruang wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

4 Untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Lamongan dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna serasi, selaras, dan seimbang dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan perlu disusun rencana tata ruang wilayah yang tepat. 4 Adapun dampak langsung yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dengan adanya pengoperasian industri-industri yaitu : a. Penggusuran petani demi pengadaan lokasi industri, b. Pemerasan buruh lewat upah kerja yang rendah, jam kerja yang panjang, dan juga lingkungan kerja yang tertutup dan banyak polusi. c. Degradasi lingkungan penduduk setempat yang menjadi tetangga industriindustri pabrik tersebut. d. Petani kehilangan lahan pekerjaan tetap dan tempat tinggal. e. Dampak dari limbah industri. Seringkali kelima dampak dari industri terhadap lingkungannya diderita oleh masyarakat-masyarakat yang sama, yang mana letak dari tempat tinggalnya tidak jauh dari lokasi pabrik tersebut. 5 Seperti yang terjadi di Desa Dradah Kecamatan Kedungpring Lamongan, saat ini jumlah lahan pertanian semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena banyak lahan pertanian milik masyarakat dibagun sebagai industri pabrik. Salah satunya seperti yang dialami bapak Alim, lahan pertanian miliknya sudah terjual pada tahun 2011 lalu dengan tawaran harga 270 juta. Luas lahan yang di jual sekitar 4 PERDA LAMONGAN No 15 tahun 2011. 5 George Junus, Korban-korban Pembangunan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) hal. 362-365.

5 500m. menurutnya dengan menjual lahan pertanianya, mereka tidak dirugikan karena lahan pertanian miliknya kurang produktif. Penyebabnya saat ditanami padi hasilnya tidak bisa baik karena jenis tanah yang mongering sehingga berpengaruh pada hasil pane padinya. Sebaliknya mbah Kaslim juga pernah menjual lahan pertanianya pada pertengahan tahun 2011 lalu. Dengan luas lahan 100m dengan harga beli sekitar 50 juta. Saat ditanya apa alasan mbah Kaslim menjual lahanya, beliau menjawab dengan tidak tahu mbk saya ikut-ikutan tetangga, soalnya makelar tanah bilang nilai jual tanah untuk industri yang lebih tinggi dibandingkan dengan menjualnya ke pemilik lahan lainya. Peneliti tercengang mendengar jawaban tersebut. Kenyataanya di sini mbah Kaslim menjual ladang ekonominya dengan sangat mudah. Hanya karena iming-iming dari makelar tanah beliau menjualnya, tanpa memperhatikan dampak langsung dan tidak langsung yang akan dialaminya beberapa tahun kemudian akibat dari penjualan ladang ekonominya ke pihak industri. Perekonomian masyarakat desa saat ini mulai menurun dikarenakan ladang ekonomi mereka telah hilang dijual kepada pihak industri. Peningkatan jumlah penduduk menyebakan perkembangan kebutuhan lahan untuk kegiatan industri saat ini mulai meningkat. Padahal lahan pertanian digunakan masyarakat untuk menggantungkan kebutuhan sehari-harinya, seperti bercocok tanam padi dan tembakau dengan cara pelestarian di lahan pertanian milik mereka.

6 Sebagian masyarakat beranggapan,dengan berdirinnya sebuah industri pabrik didaerah tersebut, dapat berpengaruh pada pendapatan ekonomi masyarakat yang akan meningkat. Terutama yang menjadi buruh di industri tersebut, kenyataanya tanpa mereka sadari industri pabrik tidak akan menerima semua masyarakatnya untuk menjadi buruh di pabrik tersebut. Hal tersebut dapat menyebabkan jumlah masyarakat yang menganggur akan meningkat, akibat dari penjualan lahan sawahya kepada pihak industri. Kebanyakan masyarakat yang menjual lahan usianya tidak muda lagi dan tidak memiliki kesempatan untuk bekerja menjadi buruh di pabrik. Masalah seperti ini akan berdampak pada pendapatan ekonomi jangka panjang mereka. Fungsi utama adanya lahan sawah di desa ini untuk mendukung pengembangan produksi khusunya untuk pertanian hasil padi dan tembakau dan juga jagung. 6 Hasil uang ganti rugi lahan yang diberikan pihak industri biasanya langsung digunakan masyarakat setempat untuk memperbaiki bangunan rumah, membeli kendaraan baru, biasannya sepeda motor, dan menyekolahkan anaknya. Tanpa mereka sadari uang ganti rugi akan habis dalam waktu seketika tidak sesuai dengan prediksi masyarakat. Yaitu uang ganti rugi akan bertahan jangka lama dan mampu mencukupi biaya untuk kehidupan sehari-harinya. Kenyataanya mereka tidak memiliki lagi lahan pertanian, yang biasanya digunakan untuk bercocok tanam setiap harinya sebagai penghasilan ekonomi sehari-hari. 6 Wawancara dengan Bapak Sodikin (Ketua RT), tanggal 6 Januari 2015 Pukul 10.00 Wib.

7 Hal ini seharusnya perlu pelestarian lahan yang masih ada agar tidak berdampak parah pada lahan sawah lainya yang masih tersisa. 7 Saat ini Pembangunan desa sangat kita perlukan untuk memperoleh sedikit gambaran tentang masalah di daerah tersebut. Tujuan yang lebih dari itu diantarannya kita dapat mencoba melihat pendapat-pendapat orang yang mendahului tindakannya dan dapat memahami sampai batas-batas tertentu. Cara masyarakat melaksanakan pembangunan desa sangat bermacam-macam, ada yang diselenggarakan pemerintah, ada yang dari lembaga sosial lain, ada rencana jangka panjang dan pendek. Walaupun caranya beragam sangat banyak dan berlainan, tetapi ada gambaran yang sama, yakni keadaan sosiokultural di desa amat menyedihkan dan mesti diangkat ke taraf yang lebih baik. Sedikit gambaran tentang dampak negatif yang dialami masyarakat sekitar akibat peralihan lahan pertanian menjadi industri di daerah tersebut: 1. Masalah pada aspek ekonomi yang disebabkan alih fungsi lahan sawah menjadi sarana industri pabrik, tanpa mereka sadari hal ini akan berdampak pada penghasilan pendapatan ekonomi mereka dalam waktu jangka panjang. Kerugian akibat alih fungsi lahan pertanian menyebabkan kapasitas produksi pangan masyarakat menjadi menurun. Ketersediaan pangan sendiri merupakan salah satu penentu keberlangsungan kehidupan masyarakat di desa ini, jika lahan pertanian yang dimiliki semakin habis, maka ancaman krisis pangan akan mulai terjadi. Padahal jika dilihat secara luas lahan sawah memiliki manfaat cukup penting 7 Wawancara dengan Bapak Alim (Masyarakat yang menjual lahan sawahnya), tanggal 8 Januari Pukul 11.00.

8 diantaranya jika dilihat secara aspek ekonomi, kesehatan, sosial dan juga aspek lingkungan. 2. Masalah kesehatan yang terjadi peningkatan polusi udara, adanya dampak limbah yang diakibatkan pabrik. menyebabkan banyaknya debu masyarakat terganggu, adanya kebisingan akibat aktivitas pabrik akan berdampak pula pada kehidupan sehari-hari masyarakat disekitar desa Dradah. Adanya kerusakan saluran irigasi akibat pendirian bangunan di atas lahan yang awalnya merupakan lahan pertanian. Alih fungsi lahan masih sulit dikendalikan dan sebagian besar lahan sawah yang berahli fungsi tersebut justru yang hasil produktivitasnya termasuk pada kategori tinggi. Lahan yang beririgasi tekhnis dimana penunjang pengembangan produksinya yang sudah maju. Namun ada juga sebagian dari masyarakat yang terpaksa menjual lahan sawahnya. Karena mereka tidak memiliki pilihan lain selain menjualnya ke pihak industri dengan keuntungan yang banyak dalam waktu cepat. 8 3. Masalah sosial yang dialami oleh masyarakat desa ini, mereka sekarang cenderung kurang ramah, tidak seperti biasannya saling bertegur sapa satu sama lain. Saat ini mereka lebih individualis, serta berkurangnya minat generasi muda di desa untuk bekerja di persawahan sebagai penerus petani di lahan milik orang tuanya sendiri. Adanya kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat serta masalah tentang kenakalan remaja. Karena sebagian masyarakat desa tidak kuat bekerja sebagai buruh pabrik, menurut mereka waktu kerja menjadi buruh yang terlalu padat. Sehingga memutuskan untuk keluar dari pabrik, karena banyak dari masyarakat setempat yang berhenti kerja dari pabrik, saat ini 8 Wawancara dengan Mbah Kastam, tanggal 12 Januari 2015. Pukul 13.30.

9 kebanyakan buruh pabrik bukan warga asli masyarakat desa tersebut. Masyarakat setempat khawatir mereka membawa pengaruh yang kurang baik terhadap masyarakat desa dilihat dari cara berpakaian dan gaya hidup mereka sehari-hari. 9 Lahan pertanian memiliki fungsi yang sangat luas terkait dengan manfaat langsung, manfaat tidak langsung dan manfaat bawaan. Manfaat langsung berhubungan dengan perihal penyediaan pangan, penyediaan kesempatan kerja, penyediaan sumber pendapatan bagi masyarakat dan daerah. Sarana penumbuhan rasa kebersamaan atau gotong royong, sarana pelestarian kebudayaan tradisional, sarana pencegahan urbanisasi, serta sarana pariwisata. Manfaat tidak langsung terkait dengan fungsinya sebagai salah satu wahana pelestari lingkungan. Manfaat bawaan terkait dengan fungsinya sebagai sarana pendidikan, dan sarana untuk mempertahankan keragaman hayati. 10 Jika dilihat dalam teori Struktural telah menyebutkan bahwa asumsi utama teori ini terfokus pada peran manusia sebagai aktor utama dalam pembangunan. Teori ini berusaha menjelaskan tingkah laku manusia dan gejala sosial dengan mencari faktor-faktor lingkungan material yang menyebabkan. Prilaku sosial manusia dalam bentuk apapun, dilihat oleh teori ini tidak berdiri sendiri namun terkait dan terpengaruhi oleh faktor eksternal di luar dari manusia itu sendiri. Lingkungan material yang dapat mempengaruhi tindakan manusia tersebut adalah organisasi masyarakat. Sitem imbalan dan pengumpulan, perubahan 9 Wawancara dengan Lek Mat, di lahan pertanian miliknya, tanggal 13 Januari 2015. Pukul 10.00 Wib. 10 Nawawi Ismail, Manajemen Konflik Industrial, (Bandung: Pustaka VIV Grafika. 2007). hal 122.

10 teknologi, dan lingkungan fisik di sekeliling manusia. Faktor-faktor itulah yang dapat mempengaruhi tindakan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. 11 Saat ini masalah yang dialami pada sebagian masyarakat di Desa Dradah dalam menyikapi persoalan penjualahan lahan pertanian miliknya. sebagian masyarakat mengaku bahwa mereka sadar untuk menjual lahannya ke pihak industri. Hal itu menyebabkan mereka mengambil keputusan untuk menjual lahan pertanian salah satu alasanya karena lahan yang mereka miliki kurang produktif. Hal ini merupakan salah satu penyebab mereka mengambil keputusan seperti itu. Akan tetapi ada sebagian masyarakat yang merasa mereka sering di iming-imingi dengan jumlah uang ganti rugi yang cukup banyak. Bahkan dua kali lipat dari jumlah penjualan lahan pertanian biasanya, disisi lain makelar merupakan tetangga dekat dari masyarakat sekitar. Yang mana setiap hari dia selalu memberikan berbagai pendapat positif mengenai akan dibangunya industri di daerah mereka. 12 Penelitian yang pernah dilakukan oleh Irawan yang di kutip dari Jurnal PMIS-UNTAN PSS 2012. Menunjukkan bahwa laju alih fungsi lahan di Pulau Jawa Timur (56 ribu ha per tahun). Yakni sebesar 58,68 % alih fungsi lahan sawah tersebut ditujukan untuk kegiatan nonpertanian. Sisanya digunakan untuk kegiatan bukan sawah. Alih fungsi lahan sebagian besar untuk kegiatan sarana publik. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawan bahwasanya saat ini jumlah ahli fungsi lahan sulit untuk dihindari, karena banyak dari oknum tertentu yang 11 Mansour Fakih, Runtuhnya Pembangunan dan Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002) hal.109-114. 12 Hasil Wawancara dengan Bapak Shodikin tanggal 15 April 2015, Pukul 14.30 Wib.

11 berkepentingan lebih senag memanfaatkan lahan pertanian itu sendiri. Sedangkan jenis lahan pertanian memang paling rentan terhadap alih fungsi adalah sawah. 13 Berdasarkan penelitian diatas, hal ini sama seperti yang terjadi di Desa Dradah Kecamatan Kedungpring Lamongan. Saat ini jumlah lahan pertanian semakin berkurang jumlahnya dikarenakan banyak lahan pertanian milik masyarakat dialih fungsikan sebagai industri pabrik. Tanpa mereka sadari dengan menjual lahan yang dia miliki bisa mendapatkan keuntungan secara cepat dalam hal kesejahteraan materi. B. Fokus Pendampingan Fokus pendampingan ini adalah: 1. Mengajak masyarakat dalam menyikapi imdustrialisasi sekaligus mencari alternatif pekerjaan selain pertanian. C. Stakeholders (Pihak-Pihak Yang Terkait) Dalam melancarkan riset pendampingan ini, peneliti membutuhkan stakeholder ataupun pihak-pihak yang terkait, diantaranya adalah: 1. Perangkat Desa Dradah Dalam proses riset pendampingan ini perangkat desa sangat berperan penting. Karena tanpa perizinan dan persetujuan dari kepala desa dan perangkatnya peneliti tidak akan mungkin bisa terjun langsung ditengah masyarakat dan melakukan riset pendampingan. 13 Jurnal PMIS-UNTAN PSS 2012.

12 Selain itu perangkat desa juga berperan penting dalam mengorganisir masyarakat desa setempat, dan masyarakat akan lebih mudah terorganisir di karenakan ada dukungan dan kepedulian perangkat desa terhadap masyarakat desa tersebut. 2. Masyarakat Desa Dradah Masyarakat desa Dradah ini merupakan pihak yang akan melancarkan kegiatan dari riset aksi ini. Karena peneliti akan mengetahui berbagai informasi, keluhan, serta harapan dan juga masalah yaitu dari para masyarakat sewaktu proses pendampingan ini berlangsung di desa. 3. Masyarakat Petani Dalam hal ini masyarakat petani merupakan mereka yang telah terlanjur menjual lahan sawahnya, menginginkan sebuah upaya dalam pemanfaatan uang ganti rugi agar berguna dan dapat menambah pendapatan ekonomi mereka. 4. Karang taruna Merupakan pemuda organisasi desa Dradah yang ikut serta dalam perubahan kesejahteraan desa mereka, dalam hal ini organisasi sangat berperan penting. 5. Pihak Industri pabrik Merupakan oknum yang membeli lahan sawah milik masyarakat dengan di imingimingi upah dan tawaran kerja sebagai buruh di industri pabrik mereka. 6. Makelar Tanah Merupakan agen pembeli digunakan secara luas dibeberapa pihak industri. Membawa penjual dan pembeli lahan, seorang fasilitator antara penjual dan pembeli.

13 D. Agenda Pelaksanaan Penelitian Dalam suatu kegiatan dibutuhkan adanya jadwal pelaksanaan kegiatan. Perencanaan operasional diperlukan untuk memudahkan dan melancarkan kegiatankegiatan tersebut. Disusun secara terstruktur dan sesuia dengan situasi kondisi sekitar. Berikut merupakan susunan perencanaan kegiatan yang akan di lakukan salam proses pendampingan. No Kegiatan Bulan Maret April Mei Juni Juli 1. Observasi Lapangan 2. Mengurus Perizinan 3. Pembuatan Proposal 4. Melakukan Pendampingan Secara bertahap a.inkulturasi b.penggalihan data bersama masyarakat. c.merumuskan masalah dan asset dengan

14 masyarakat d.merencanakan Program Aksi e.melaksanakan Program Aksi f.evaluasi Program Aksi 5. Pelaporan E. Sistematika Pembahasan Dalam laporan penelitian, yang dibahas dalam laporan antara lain: 1. BAB I Pada bab pertama, yang dibahas dalam penelitian adalah pendahuluan. Pendahuluan tersebut berisi realitas problematika, fokus pendampingan, Stakeholder (pihak-pihak yang terkait atau dilibatkan), agenda pendampingan, serta sistematika pembahasan. Realitas problematika berisi gambaran masalah yang terjadi secara nyata yang ada di masyarakat Desa Dradah. Fokus pendampingan berisi rumusan masalah tentang pendampingan terhadap masyarakat Desa Dradah dalam mengurangi adanya industrialisasi. Stakeholder (pihak-pihak yang terkait atau dilibatkan) berisi siapa saja yang ikut serta terlibat dalam proses pendampingan yang dilakukan di lapangan. Agenda pendampingan berisi agenda dalam melakukan proses pendampingan bersama masyarakat. Dengan mengagendakan rencana pendampingan, maka pendampingan

15 dapat dilakukan secara terstruktur. Sistematika pembahasan berisi struktur laporan yang dilaporkan setelah proses pendampingan dilakukan. 2. BAB II Bab kedua ini berisi tinjauan pustaka yaitu berisi teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan dalam pendampingan. Tinjauan pustaka ini berisi teori-teori. Dengan adanya teori yang dikaji dalam laporan pendampingan, maka ada landasan yang dijadikan dasar dalam proses pendampingan. 3. BAB III Pada bab ketiga ini berisi metode dan strategi pendampingan. Metode pendampingan berisi metode dalam cara kerja PAR, berisi teknik PAR dengan menggunakan PRA, cara kerja PRA serta teknik-tekniknya. Sedangkan strategi pendampingan berisi strategi dalam melakukan pendampingan yang dilakukan di Desa Dradah. 4. BAB IV Bab keempat berisi profil lokasi pendampingan. Profil lokasi pendampingan berisi profil lokasi mengenai letak geografi Desa Dradah, demografi, kondisi ekonomi, pendidikan, agama dan budaya, kesehatan, serta pembangunan di Desa Dradah. Letak geografi berisi gambaran letak Desa Dradah. Demografi berisi keadaan masyarakat Desa Dradah seperti jumlah masyarakat, jumlah KK, dan sebagainya. Kondisi ekonomi berisi perekonomian masyarakat Desa Dradah. Pendidikan berisi sekolahan di Desa Dradah serta tingkat pendidikan yang didapatkan masyarakat Desa Dradah. Agama dan budaya berisi kegiatan keagamaan dan infrastruktur yang menunjang kegiatan keagamaan serta budaya yang ada.

16 Kesehatan berisi tingkat kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada, Sedangkan pembangunan berisi bangunan yang pernah dibangun baik oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah. 5. BAB V Bab kelima berisi dinamika proses pendampingan. Dinamika proses pendampingan berisi pendampingan yang dilakukan di lapangan. Yang dilakukan dari awal hingga aksi yang dilakukan di lapangan, berisi data-data lapangan yang didapatkan. Isi dari dinamika proses pendampingan meliputi proses inkulturasi bersama masyarakat Desa Dradah, identifikasi masalah bersama masyarakat, analisis masalah Desa Dradah, perencanaan aksi, serta proses aksi perubahan di Desa Dradah. 6. BAB VI Bab keenam berisi refleksi teoritis. Refleksi teoritis berisi hasil pendampingan yang dikaitkan dengan teori yang digunakan, serta analisis kendalakendala dalam bentuk simpulan sebagai proses pembelajaran bagi peneliti. 7. BAB VII Pada bab ketujuh berisi penutup yakni simpulan dari laporan yang telah dikerjakan. Simpulan berisi jawaban dari fokus pendampingan serta berisi proses yang dilakukan dalam pendampingan dan hasil dari pendampingan. 8. Daftar Pustaka Daftar pustaka berisi referensi-referensi yang digunakan dalam melengkapi laporan yang dikerjakan baik dalam bentuk buku maupun jurnal.

17 9. Lampiran Lampiran berisi laporan tambahan yang tidak masuk dalam laporan pendampingan.