PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HASIL PENGECORAN LOGAM AL-SI MENGGUNAKAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

KAJIAN JUMLAH SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGECORAN Al-11Si DENGAN CETAKAN PASIR

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

ISSN hal

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR KALI, CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM TERHADAP HASIL PRODUK FLANGE CORAN ALUMUNIUM (Al)

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

REDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PROSES MANUFACTURING

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

PROSES PEMBUATAN FLANGE DENGAN BAHAN ALUMUNIUM (AL) MENGGUNAKAN VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

PENGEMBANGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEPATU KAMPAS REM KENDARAAN BERMOTOR BERBAHAN ALUMUINUM DAUR ULANG

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALMINIUM DAUR ULANG (Al 6,4%Si 1,93%Fe)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Seminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN KUALITAS PERANCANGAN PRODUK LIMBAH PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMENT

PERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA

PENGECORAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL CASTING) dimana : N = Kecepatan putar (rpm) G factor = Faktor gaya normal gravitasi selama berputar

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

11 BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 PENGARUH MODEL SISTEM SALURAN PADA PROSES PENGECORAN LOGAM Al-Si DENGAN PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR Oleh: Fajar Febrianto Kusuma Palagan Universitas Negeri Malang E-mail: Fajar.febriantokusuma@yahoo.co.id Abstraks. Pengecoran (Casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan. Cetakan yang lazim digunakan terbuat dari pasir yang mengandung atau telah dicampur dengan bahan pengikat.penelitian ini bertujuan untuk mengkaji saluran masuk terhadap fluiditas, cacat cor dan kekerasan paduan alumunium yang menggunakan pasir cetak. Bahan baku penelitian ini adalah paduan alumunium yang berasal dari piston bekas (Al-Si). Menggunakan pasir malang dan sebagai pengikatnya adalah lumpur Porong Sidoarjo (Lapindo) sebanyak 15 %. Pada penelitian ini akan dikaji letak masuknya logam cair yaitu saluran langsung, saluran samping dan saluran bawah.metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Spesimen saluran masuk akan dihitung kemampuan alir logam cor (fluiditas). Selain itu dilakukan pula pengujian kekerasan permukaan, dan foto mikro dan foto makro untuk melihat cacat yang terjadi secara lebih detail.berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, nilai rata-rata fluiditas paling tinggi terdapat pada spesimen coran yang menggunakan saluran samping yaitu 797.9 mm. Sedangkan pada spesimen coran yang menggunakan saluran bawah yaitu 653.7 mm, dan 688.1 mm untuk saluran langsung. Nilai kekerasan tertinggi terdapat pada spesimen coran yang menggunakan saluran bawah dengan rata-rata nilai kekerasan 116.59 HV. Sedangkan untuk saluran samping 115 HV dan 106.93 HV untuk saluran langsung. Dari hasil analisa cacat cor secara kasat mata menunjukkan bahwa spesimen coran yang menggunakan saluran samping memiliki cacat cor yang paling sedikit dan paling kecil bila dibandingkan dengan spesimen saluran lainnya. Adapun data yang diperoleh dari foto mikro dan foto makro menunjukkan bahwa spesimen cor yang menggunakan saluran samping memiliki ukuran cacat lubang jarum yang paling kecil dan berjumlah ± 9 buah dan cacat struktur butir terbuka berjumlah + 31, sedangkan pada saluran langsung dan bawah memiliki lubang jarum sebesar + 11 dan + 13 buah dan memiliki cacat struktur butir terbuka berjumlah ± 36 dan + 54 buah. Dari data diatas penggunaan saluran samping lebih dianjurkan untuk memperoleh hasil coran yang lebih baik dalam mengisi rongga cetak dengan hasil kekerasan yang cukup baik. Jika ingin mendapatkan kekerasan yang tinggi maka dapat menggunakan saluran bawah akan tetapi saluran ini kurang baik untuk ukuran fluiditasnya. Kata Kunci: Pengecoran pasir, saluran masuk, fluiditas, foto mikro/makro dan kekerasan. Pengecoran merupakan salah satu proses pembentukan bahan baku / bahan benda kerja dengan proses peleburan/pencairan logam di dalam tungku peleburan yang kemudian hasil peleburan di masukkan kedalam cetakan. Tahapan dalam proses pengecoran adalah pembuatan model (pola), pembuatan pasir cetak, pembuatan cetakan pasir (rongga cetak), peleburan logam, menuang logam ke dalam cetakan dan membongkar serta membersihkan hasil pengecoran (Surdia, 1982).

2 Fajar Febrianto Kusuma Palagan, Pengaruh Model Sistem pada Proses Pengecoran... Jenis logam yang banyak digunakan untuk pembuatan produk cor adalah alumunium. Alumunium murni mempunyai sifat mampu cor dan sifat mekanik yang jelek. Oleh karena itu dipergunakan paduan alumunium karena sifat-sifat mekaniknya dapat diperbaiki dengan menambahakan tembaga, silisium, magnesium, mangan, dan sebagainnya (Surdia, 2000). Kualitas coran salah satunya tergantung pada sistem saluran yang diantaranya saluran turun, penambah, keadaan penuangan, dan lain lain. Kondisi aliran logam bergantung pada ingate, karena ingate adalah area dimana logam memasuki rongga cetakan. Ingate dapat ditempatkan di beberapa lokasi di cetakan, tergantung pada geometri cetakan dan jenis sistem saluran. Selain itu ingate juga berfungsi sebagai saluran cadangan apabila terjadi penyusutan yang dapat menjadikan produk menjadi cacat. Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model saluran terhadap cacat yang dihasilkan dari pengecoran logam paduan Al-Si, Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model saluran terhadap fluiditas hasil pengecoran logam paduan Al-Si, Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model saluran terhadap kekerasan hasil pengecoran logam paduan Al-Si. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-experimental dengan menggunakan model one-shot case study, dimana sekelompok sampel diberi sebuah perlakuan (treatment) dan selanjutnya diobservasi seperti yang tertuang (Test). Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel bebas yaitu sistem saluran, dengan besar sistem saluran langsung, saluran samping, dan saluran bawah. Variabel terikat pada penelitian ini adalah uji kekerasan, fluiditas dan cacat coran logam. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah Pasir silika yang digunakan dalam pembuatan pasir cetak adalah pasir Malang. Bahan pengikat yang digunakan Lumpur Porong Sidoarjo sebanyak 15% karena pada penelitian sebelumnya dihasilkan uji kekerasan yang baik (Broto, 2014), Cetakan yang digunakan yaitu cetakan pasir basah, Logam yang digunakan untuk pengecoran adalah logam paduan aluminium dengan silikon (Al-Si). HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan proses pengecoran, bahan yang akan digunakan telah diuji dengan menggunakan uji XRF. dimana hasilnya ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Komposisi unsur yang terdapat pada sampel piston bekas, lumpur Porong Sidoarjo (Lapindo), dan pasir Malang menggunakan XRF No Element Concentration Unit (%) Piston Bekas Lumpur Porong Sidoarjo (Lapindo) Pasir Malang 1 Al 59.7 9.4 8.3 2 Si 15.0 27.7 19.7 3 S - 1.3-4 K - 3.67 1.79 5 Ca 2.47 7.61 16.4 6 Ti 0.26 2.31 2.32 7 V 0.072 0.12 0.13 8 Cr 0.21 0.14 0.093

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 3 No Element Concentration Unit (%) Piston Bekas Lumpur Porong Sidoarjo (Lapindo) Pasir Malang 9 Mn 0.26 0.59 1.1 10 Fe 3.41 42.4 44 11 Ni 8.36 1.84 1.27 12 Cu 8.69 0.31 0.68 13 Zn - 0.16 2.38 14 Sr - 1.4 0.84 15 Eu - 0.4 0.5 16 Br - 0.42 1.79 17 Re - 0.2 16.4 18 P 1.5-0.6 Hasil Uji Fluiditas Fluiditas merupakan kemampuan logam cair untuk mengalir di dalam cetakan. Pola yang digunakan mengikuti prinsip Birmingham yang menggunakan pelat-pelat dengan ketebalan berbeda. Prinsip ini menitik beratkan pada pengukuran panjang dalam penilaian terhadap fluiditas benda cor Gambar 1 Metode Pengujian Fluiditas Birmingham Uji fluiditas dilakukan dengan melihat ukuran yang diperoleh dari hasil akhir logam coran. Langsung Tabel 2 berikut adalah ukuran hasil pengecoran logam dengan komposisi lumpur Porong Sidoarjo ( Lapindo) 15%, pasir 80%, air 5% dengan menggunakan saluran langsung. Tabel 2 Ukuran Benda Hasil Coran Menggunakan Langsung Ukuran Benda Hasil Coran No Panjang Panjang Lebar Pola (mm) (mm) Tebal (mm) 1 3 mm 199.8 20.1 3.5 2 5 mm 200.1 19.3 5.6 3 2 mm 90.0 19.8 2.1 4 8 mm 198.2 20.0 8.2 Samping Tabel 3 berikut adalah ukuran hasil pengecoran logam dengan komposisi lumpur Porong Sidoarjo ( Lapindo) 15%, pasir 80%, air 5% dengan menggunakan saluran samping. Tabel 3 Ukuran Benda Hasil Coran Menggunakan Samping Ukuran Benda Hasil Coran No Panjang Panjang Lebar Pola (mm) (mm) Tebal (mm) 1 3 mm 198.2 20.3 3.3 2 5 mm 200.1 20.1 5.8 3 2 mm 200.2 21.1 2.7 4 8 mm 199.4 21.0 8.9 Bawah Tabel 4 berikut adalah ukuran hasil pengecoran logam dengan komposisi lumpur Porong Sidoarjo ( Lapindo) 15%, pasir 80%, air 5% dengan menggunakan saluran bawah.

4 Fajar Febrianto Kusuma Palagan, Pengaruh Model Sistem pada Proses Pengecoran... Tabel 4 Ukuran Benda Hasil Coran Menggunakan Bawah No Panjang Pola Ukuran Benda Hasil Coran Panjang (mm) Lebar (mm) 1 3 mm 178.0 20.5 3.2 2 5 mm 201.1 19.9 5.1 3 2 mm 76.2 19.9 2.2 4 8 mm 198.4 20.4 8.6 Tebal (mm) Berdasarkan tabel-tabel yang menunjukkan ukuran benda hasil coran di atas dapat dibuatkan tabel perbandingan ukuran total benda hasil coran sebagai berikut. Tabel 5 Perbandingan Ukuran Total Benda Hasil Coran Panjang Total (mm) Lebar Total (mm) Tebal Total (mm) Pola Langsung Samping Bawah 800 688.1 797.9 653.7 80 79.2 82.5 80.7 18 19.4 20.7 19.1 panjang adalah saluran langsung yaitu mencapai 797,9 mm. Spesimen mampu mengalirnnya paling rendah adalah saluran bawah yaitu 653,7. Sedangkan untuk saluran langsung memiliki kemampuan mengalirnya yaitu 688,1. Spesimen yang mampu mengalirnya rendah dikarenakan cacat yang terjadi pada spesimen. Cacat yang menyebabkan spesimen tidak mampu mencapai ukuran yang seharusnya adalah cacat sumbat dingin/salah alir yang terjadi akibat logam cair yang tidak mampu mengisi rongga cetak secara penuh. Selain itu penyebab lainnya adalah coran terlalu tipis, temperatur penuangan terlalu rendah, kecepatan penuangan terlalu lambat (Sulardjaka,2010). Cacat Coran Logam Pemeriksaan kualitas hasil cor dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya melalui pemeriksaan rupa yang dilakukan dengan penglihatan. Dalam pemeriksaan ini yang diteliti adalah berbagai macam cacat yang dapat terlihat pada permukaan benda hasil cor. 1000 500 Panjang Total Logam (mm) 800 797.9 688.1 653.7 0 Pola Langsung Samping Bawah Gambar 2 Diagram Batang Perbandingan Panjang Total Logam Cor Berdasarkan hasil pengujian fluiditas yang telah dijelaskan diatas tabel 5 dapat diketahui perbandingan panjang total yang dimiliki oleh masing-masing sepesimen. Spesimen yang mampu mengalir paling Gambar 3 Hasil Pengecoran Logam Dari pemeriksaan rupa pada masingmasing spesimen menunjukkan bahwa cacat

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 5 yang muncul di penelitian ini adalah cacat rongga udara, cacat lubang jarum, cacat penyusutan, cacat cetakan rontok, cacat salah alir dan sumbat dingin, cacat inklusi pasir dan cacat kekasaran erosi. Spesimen dengan saluran samping merupakan yang paling baik karena jumlah cacat yang terlihat merupakan yang paling sedikit yaitu tidak adanya cacat sumbat dingin atau salah alir. Foto Makro Foto makro dilakukan dengan menggunakan kamera Canon EOS 550D yang dimiliki oleh laboratorium Teknik Mesin Universitas Brawijaya. Foto makro digunakan untuk melihat penyebaran cacat yang terjadi di permukaan benda cor. Benda yang di uji yaitu 20 mm 2. Gambar 4 Foto Makro Benda Cor dengan Langsung Gambar 4 menunjukkan hasil foto makro dari benda cor dengan saluran langsung. Pada gambar nampak cacat lubang jarum yang terlihat dan tersebar di bagian permukaan sepesimen. Ukuran cacat pun terlihat hampir sama bila dibandingkan antara satu dengan yang lainnya.dan juga nampak terdapat butir terbuka yang ukurannya lebih kecil dari lubang jarum. Cacat lubang jarum yang terjadi pada spesimen cor dengan saluran langsung memiliki cacat lubang jarum dengan jumlah ± 11 buah dan tersebar hampir diseluruh permukaan spesimen cor. Untuk cacat struktur butir terbuka jumlahnya ± 36 buah. Gambar 5 Foto Makro Benda Cor dengan Samping Gambar 5 menunjukkan hasil foto makro dari benda cor dengan saluran samping. Pada gambar ini bisa dikatakan hampir sama seperti benda dengan sistem saluran langsung, dimana nampak cacat lubang jarum yang terlihat dan jumlahnya pun lebih banyak dari saluran langsung. dan juga terdapat butir terbuka. Spesimen cor yang menggunakan saluran samping memiliki cacat lubang jarum dengan jumlah ± 9 buah dan tersebar hampir diseluruh permukaan spesimen cor. Untuk cacat struktur butir terbuka jumlahnya ± 31 buah. Gambar 6 Foto Makro Benda Cor dengan Bawah Benda cor yang ditunjukkan pada gambar 6 di atas memiliki cacat lubang jarum yang paling banyak bila dibandingkan dengan spesimen lainnya. Selain itu

6 Fajar Febrianto Kusuma Palagan, Pengaruh Model Sistem pada Proses Pengecoran... penyebarannya pun hampir merata, akan tetapi cacat struktur butir terbuka mulai berkurang dari spesimen benda cor lainnya. Spesimen cor yang menggunakan saluran bawah memiliki cacat lubang jarum dengan jumlah ± 13 buah dan tersebar hampir diseluruh permukaan spesimen cor. Untuk cacat struktur butir terbuka jumlahnya ± 54 buah. Foto Mikro Foto mikro dilakukan dengan mengunakan perbesaran 400x di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Brawijaya. Gambar 7 Foto Mikro Benda Cor dengan Langsung Gambar 8 Foto Mikro Benda Cor dengan Samping Gambar 9 Foto Mikro Benda Cor dengan Bawah

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 7 Gambar 7 memperlihatkan cacat cor pada saluaran langsung. Cacat yang nampak pada gambar memiliki ukuran yang cukup besar dan luas. Cacat cor pada gambar ditunjukkan dengan lingkaran berwarna merah. Sedangkan pada gambar 8 memperlihatkan cacat cor pada saluran samping, dimana ukuran cacat relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan saluran langsung. Kemudian untuk gambar 9 menunjukkan bahwa cacat cor pada saluran bawah memiliki ukuran yang paling kecil bila dibandingkan dengan varian lainnya. Selain itu jumlah cacat yang terlihat pun lebih banyak bila dibandingkan dengan varian lainnya pada skala pembesaran yang sama. Sedangkan untuk matrik Al-Si ditunjukkan oleh gambar bewarna putih dan untuk Si primer berwarna keabu-abuan. Hasil Uji Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekerasan benda hasil cor logam. Alat yang digunakan dalam uji kekerasan adalah Microvikers Hardness Tester. Skala yang digunakan adalah HV (Hardness Vikers) dengan penetrasi berbentuk piramid. Uji kekerasan dilakukan di 3 titik yang berbeda pada permukaan setiap spesimen. Berikut hasil uji kekerasan pada masing-masing spesimen. Langsung Berikut ini adalah kekerasan hasil pengecoran logam dengan saluran langsung dan menggunakan komposisi lumpur Porong Sodoarjo (Lapindo) 15%, pasir 80%, dan air 5%. Tabel 6 Hasil Uji Kekerasan ( Langsung) No Ketebalan Penitikan Rata-rata (mm) 1 2 3 (HV) 1 3 125.6 126.0 120.4 124 2 5 106.4 108.7 98.28 104.46 3 8 89.87 96.31 90.82 92.33 Samping Berikut ini adalah kekerasan hasil pengecoran logam dengan saluran samping dan menggunakan komposisi lumpur Porong Sodoarjo (Lapindo) 15%, pasir 80%, dan air 5%. Tabel 7 Hasil Uji Kekerasan ( Samping) No Ketebalan Penitikan Rata-rata (mm) 1 2 3 (HV) 1 3 109.7 107.4 100.3 105.8 2 5 104.9 115.6 105.8 108.7 3 8 125.6 128.0 138.3 130.6 Bawah Berikut ini adalah kekerasan hasil pengecoran logam dengan saluran bawah dan menggunakan komposisi lumpur Porong Sodoarjo (Lapindo) 15%, pasir 80%, dan air 5%. Tabel 8 Hasil Uji Kekerasan ( Bawah) No Ketebalan Penitikan Rata-rata (mm) 1 2 3 (HV) 1 3 125.6 131.0 125.2 127.3 2 5 115.6 124.7 103.6 114.6 3 8 115.9 112.1 94.71 107.57 Tabel 9 Rata-Rata Hasil Uji Kekerasan (Lumpur Lapindo) No Jenis Nilai Kekerasan (HV) 1 Langsung 106.93 2 Samping 115.0 3 Bawah 116.49

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 9 118 116 114 112 110 Nilai kekerasan Logam (HV) 115 116.59 108 106 106.93 104 102 langsung Samping Bawah Gambar 10 Diagram Batang Nilai Kekerasan Logam Cor Berdasarkan Tabel 9 mengenai pengujian kekerasan terhadap benda hasil coran diketahui bahwa nilai kekerasan yang dimiliki setiap model saluran berbeda - beda. Data yang diperoleh dari pengujian kekerasan memiliki nilai rata-rata kekerasan yang paling tinggi terletak pada saluran bawah yaitu sebesar 116,59 HV. Untuk kekerasan terendah adalah pada saluran atas sebesar 106,93 HV. Sesdangkan untuk saluran samping adalah 115 HV Berdasarkan hasil penelitian diatas yang mempengarui kekerasan tertinggi adalah laju pengaliran cor, pada saluran bawah hasil coran paling tinggi karena pada saluran ini aliran mempunyai gaya tekan yang tinggi dari atas menuju ke bawah dan mengalir ke atas lagi. Selain itu laju pembekuan juga berpengaruh terhadap kekerasannya Jadi semakin lama laju pembekuannya semakin rendah kekerasanya dan sebaliknya semakin cepat laju pembekuannya semakin keras hasil coran (Roziqin,2012). Dan dari data di atas ada juga hubungan antara struktur mikro dan kekerasan maka dapat disimpulkan bahwa dapat ditunjukkan pada gambar 7 9 yaitu matrik Al-Si memiliki ukuran lebih kecil sehingga yang tampak dominan pada struktur mikro yaitu Si primer, dan dapat disimpulkan bahwa Si primer sangat mempengaruhi nilai hasil kekerasan. Jadi semakin kecil matrik Al-Si maka semakin keras kekerasannya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji fluiditas, spesimen coran yang menggunakan saluran samping memiliki fluiditas yang paling baik. Hal ini disebabkan oleh ukuran total yang dimiliki oleh saluran samping yang paling mendekati ukuran total yang dimiliki oleh pola. Ukuran yang dimiliki oleh saluran samping meliputi panjang total 797.9 mm, lebar total 82.5 mm dan tebal total 20.7 mm. Sedangkan yang

10 Fajar Febrianto Kusuma Palagan, Pengaruh Model Sistem pada Proses Pengecoran... paling buruk adalah saluran bawah dengan meliliki ukuran panjang total 653.7 mm, lebar total 80.7 mm dan tebal total 19.1 mm. (2) Berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian kekerasan menunjukkan bahwa saluran bawah memiliki nilai rata-rata kekerasan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan saluran langsung dan samping. Nilai kekerasan untuk saluran bawah adalah 116.59 HV. Sedangkan untuk kekerasan yang rendah adalah saluran langsung yaitu sebesar 106.93 HV. (3) Berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan rupa pada masing-masing spesimen menunjukkan bahwa cacat yang muncul di penelitian ini adalah cacat rongga udara, cacat lubang jarum, cacat penyusutan, cacat cetakan rontok, cacat salah alir dan sumbat dingin, cacat inklusi pasir dan cacat kekasaran erosi. Model saluran samping merupakan model yang paling baik karena jumlah cacat yang terlihat merupakan yang paling sedikit jika dibandingkan dengan spesimen lainnya. Adapun data yang diperoleh dari foto makro menunjukkan bahwa spesimen cor yang menggunakan saluran samping memiliki ukuran cacat lubang jarum yang paling kecil berjumlah ± 9 buah dan cacat struktur butir terbuka ± 31 buah, Berdasarkan hal tersebut penggunaan saluran samping merupakan yang paling baik karena memiliki cacat lubang jarum yang sedikit dan DAFTAR RUJUKAN Broto, Opi Wisnu. 2014. Pengaruh penggunaan Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Pengikat pada Pasir Cetak terhadap Kualitas dan Fluiditas Hasil Pengecoran Logam Al-Si. Skripsi tidak di terbitkan: Universitas Negeri Malang. cacat struktur butir terbuka yang sedikit sehingga permukaannya nampak lebih baik dari pada spesimen lainnya. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka saran-saran yang diberikan untuk meminimalisasi kerusakan pada hasil pengecoran logam aluminium adalah sebagai berikut: (1) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh model saluran lainnya pada hasil cor. (2) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut jika saluran masuknya di tambah lebih dari satu. (3) Perlu diadakan penelitian perbedaan temperatur, dalam penelitian ini tempertur yang digunakan adalah 700 o C. (4) Perlu diperhatikan kelembaban suhu ruang terhadap pasir cetak. (5) Perlu diadakan pengujian lain seperti pengujian impact dan pengujian tarik untuk melengkapi hasil penelitian ini. (6) Bagi praktisi dunia usaha kecil menengah yang lebih mengutamakan nilai estetika dari pada sifat fisik maupun mekanik hasil cor, penggunaan saluran samping lebih dianjurkan untuk memperoleh hasil coran yang lebih baik dalam mengisi rongga cetak dengan hasil kekerasan yang cukup baik. Bila ingin mendapatkan kekerasan yang tinggi maka dapat menggunakan saluran bawah akan tetapi saluran ini kurang baik untuk ukuran fluiditasnya. Rozikin, K. 2012. Pengaruh Model Sistem Pada Proses Pengecoran Alumunium Daur Ulang Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Coran Pulli Diameter 76 mm Dengan Cetakan Pasir. Jurnal tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Wahid Hasyim.

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 11 Sularjaka. 2010. Analisis Cacat Cor Pada Proses Pengecoran Burner Kompor (Studi Kasus Di PT. Suyuti Sido Maju, Ceper). Jurnal tidak diterbitkan: Universitas Diponegoro. Surdia, Tata. 1982. Teknik Pengecoran Logam. Jakarta: Pradnya Paramita. Surdia, Tata. 2000. Teknik Pengecoran Logam. Jakarta: Pradnya Paramita. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.