BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGIA DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat. dalam kelompok CP (Hinchcliffe, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak adalah kondisi Cerebral Palsy (Rosenbaum, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerebral palsy (CP). CP merupakan gangguan kontrol terhadap fungsi motorik

BAB I PENDAHULUAN. maupun pada anak dengan hambatan tumbuh kembang. Pembangunan. tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dikenalkan pada anak. menyikapi fenomena perilaku anak ( Gleen doman, 2005 )

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak. satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy menggambarkan

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

PENGARUH MOBILISASI TRUNK TERHADAP PENURUNAN SPASTISITAS PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI

BAB I PENDAHULUAN. yang pertama ingin dicapai baik dari pasien sendiri maupun dari keluarganya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cerebral palsy (CP). CP merupakan kelainan atau

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DENGAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT (NDT) DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I. sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada. kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. mendadak dan berat pada pembuluh-pembuluh darah otak yang mengakibatkan

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh Allah subhanahuwata aladalam Al-Qur an sesuai. firmannya pada surat Al-Mu min ayat 67 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. otak yang menghambat tumbuh kembang anak. Brunner dan Suddarth mengartikan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. laptop dan bekerja sambil duduk di depan komputer dapat mengakibatkan

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE DAN ANKLE BALANCE STRATEGY EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN STATIS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk hidup sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat. maturasi serebral (Mahdalena, Shella. 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK ATETOID HEMIPLEGI DI YPAC SURAKARTA

LAPORAN STATUS KLINIK

PENGARUH PEMBERIAN HOME PROGRAM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSIONAL DUDUK PADA ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DIPLEGI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

LAMPIRAN DATA STATISTIKA. Statistics. Nilai GMFM Sesudah. Nilai GMFM selisih

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, Bab 1 Pasal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada keseimbangan gaya berdiri (center of gravitiy) dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN tahun yang lalu. Pertama kali diduga adanya stroke oleh Hipocrates. pengobatannya (Waluyo, 2013). Di Indonesia stroke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Karina Eka Ratnasari, Nur Susanti Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

BAHAN KULIAH PERKEMBANGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KE 5 PPS-PLB. Dr.Mumpuniarti, M Pd

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 30 orang.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan industri kreatif

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (peurperiurn) berasal dari bahasa latin yaitu peur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

MANFAAT METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIK ATHETOID HEMIPLEGI DEXTRA DI PNTC KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya usia harapan hidup menyebabkan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIC ATHETOID QUADRIPLEGI DI PNTC KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penentu negara ini memiliki investasi sumber daya manusia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan tumpuan masa depan dan generasi selanjutnya bagi kehidupan dunia dimasa yang akan datang. Dalam hal ini kesehatan bagi anak merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan generasi suatu bangsa dan Negara. Sesuai yang dijelaskan pada Undang-Undang Kesehatan RI tahun 2009 bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Kesehatan bagi anak mengkonsentrasikan pada pertumbuhan dan perkembangan khususnya pada usia-usia dini. Namun kesehatan bagi anak tidak hanya ditujukan kepada anak yang dikatakan normal dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi sejak dalam usia kandungan atau pre natal, usia kelahiran atau natal dan saat setelah kelahiran atau post natal yang selanjutnya kita sebut sebagai anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus terdapat berbagai macam yang dapat kita temukan di dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan medis, salah satunya yaitu anak cerebral palsy atau kelumpuhan otak. Cerebral palsy merupakan sekumpulan gangguan gerak dan sikap tubuh yang diakibatkan oleh adanya kerusakan otak yang belum matang, yang terjadi sebelum, selama atau sesudah proses kelahiran (Hincchiliffe, 2007). Cerebral palsy adalah gangguan perkembangan gerak dan postur serta keterbatasan aktifitas yang bersifat non progresif akibat lesi pada otak yang terjadi pada masa pertumbuhan dan perkembangan (dibawah usia 2 tahun). 1

Karena berbagai peyebab CP, jumlah pasti dari studi yang berbeda tidak sepenuhnya disetujui. Namun, ada kesamaan luar biasa dalam prevalensi di seluruh dunia, dari Swedia pada tahun 1980 dengan prevalensi 2,4 per 1.000 dan 2,5 per 1.000 pada awal 1990-an, 2,3 per 1.000 dari Atlanta, dan 1,6 per 1.000 dari Cina. Sebuah laporan dari inggris, yang merupakan perwakilan dari banyak penelitian, menunjukan bahwa belum ada banyak perubahan dalam prevalensi selama 40 tahun terakhir namun, pola CP telah bergeser lebih kearah diplegia dan quadriplegia spastic dan jauh dari hemiplegia dan athetosis. Perubahan ini mungkin mencerminkan peningkatan perawatan medis dengan perawatan obstetric lebih baik dari beberapa peningkatan kejadian dari korban yang selamat dari unit pelayanan intensif neonatal.juga, kelahiran kembar memiliki resiko yang jauh lebih tinggi. Tingkat prevalensi yang dilaporkan per kehamilan untuk single adalah 1,2 %, 1,5% untuk kembar, untuk kembar tiga 8,0%, dan untuk kembar empat 43%. (Miller, 2005). Anak penyandang cerebral palsy biasanya mempunyai masalah tidak hanya pertumbuhannya yang terganggu tetapi juga terdapat masalah di perkembangan otak yang diakibatkan kelumpuhan tersebut.dengan demikian tingkat kompleksitas ketidak mampuan anak penyandang cerebral palsy untuk aktifitas mandiri sangatlah tinggi. Kurangnya perhatian kontrol postural dan posisi saat tidur, duduk, bermain, sekolah, berdiri dan berjalan akan berdampak terjadinya deformitas dikemudian hari. Sehingga dapat menghambat kemampuan fungsional dan kemandirian anak cebral palsy. Anak CP spastik diplegi memiliki karakteristik duduk dengan posisi W sitting saat duduk di lantai dan punggung membungkuk saat duduk di kursi hal tersebut akan mempengaruhi keseimbangan dan postur tubuh sehingga akan menghambat aktifitas fungsional. Melihat banyaknya kasus Cp spastik diplegi pada klinik Pela 9 menarik perhatian saya untuk meneliti perubahan postur yang terjadi pada anak CP spastik diplegi akibat posisi yang kurang mendukung akan mengganggu keseimbangan

duduk. Dimana anak Cp diplegia berpotensi untuk berjalan bila ditangani dengan baik. Peran fisioterapi dalam hal ini mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak penyandang cerebral palsy sangatlah penting.salah satu masalah yang kerap kali timbul untuk anak cerebral palsy adalah masalah keseimbangan yang sangat menghambat untuk aktivitas ambulasi dan mobilisasi akibat dari masih kurangnya reaksi dari kontrol kepala dan kestabilan trunk (Levit, 2004). Kemampuan duduk merupakan tahap penting yang dimiliki anak untuk mencapai postur tubuh tegak melawan gravitasi, dimana otot postural diperlukan untuk aktifitas anggota gerak atas. Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh ketika ditempatkan diberbagai posisi. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Banyak modalitas fisioterapi yang dapat digunakan untuk mengurangi masalah-masalah yang timbul pada kasus cerebral palsy, seperti manual terapi, elektro terapi, dan terapi latihan. Adapun modalitas fisioterapi yang sering digunakan untuk anak-anak penyandang cerebral palsy di klinikklinik tumbuh kembang anak adalah bentuk terapi latihan yang menggunakan pendekatan perkembangan anak normal seperti pendekatan Vojta, DNS, PNF, NDT (Bobath) dan pendekatan perkembangan anak normal lainnya serta manfaatnya telah terbukti cukup efektif setelah dilakukan beberapa kali terapi. Seorang Fisioterapi tumbuh kembang yang telah dibekali dengan berbagai ilmu dasar dan pendekatan tumbuh kembang tidak terpaku kepada salah satu metode atau pendekatan yang ada saja, namun dapat memanfaatkan berbagai ilmu yang ada dan bila perlu menggabungkan berbagai pendekatakan tersebut sesuai dengan kebutuhan anak, karena beragam anak beragam penanganan.

Latihan trunk control merupakan salah satu metode fisioterapi untuk meningkatkan kontrol pada tulang belakang dengan cara mengaktifkan otot-otot stabilisator postural untuk menimbulkan respon otot-otot postural yang sinergis, sehingga terjadi stabilisasi dari otot-otot trunk. Latihan trunk control bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot-otot neck dan trunk, mengaktifkan otot-otot stabilisator neck dan trunk, serta meningkatkan fungsi visual, vestibular dan profioseptif. Latihan core stability merupakan suatu latihan yang menggunakan kemampuan dari trunk, lumbal spine, pelvic, hip, otot-otot perut dan otot kecil sepanjang spine, dengan mengaktifkan semua otot-otot tersebut akan mampu mengaktifkan semua otot-otot tersebut akan mampu meningkatkan stabilitas trunk dan memperbaiki postur. Latihan core Stability merupakan kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerakan badan dan melalui panggul dan kaki sehingga memungkinkan menghasilkan kinerja gerak tubuh yang optimal, transfer dan kontrol kekuatan gerakan persegment dalam sebuah aktifitas rantai kinetik terintegrasi. B. Identifikasi masalah Adanya peningkatan Kasus Cp spastik diplegiadan belum adanya penelitian seperti ini di Klinik Pela 9. Adapun identifikasi masalah yang dapat timbul pada anak cerebral palsy tipe diplegia antara lain adalah Imbalance muscle, Instabilitas shoulder, trunk, pelvic, ankle dan Sensori problem pada propioceptive dan tactile, yang disebabkan karena anak Cerebral Palsy tipe spastik diplegi memiliki karakteristik duduk dengan posisi W sitting saat duduk di lantai dan punggung membungkuk saat duduk di kursi hal tersebut akan mempengaruhi keseimbangan dan postur tubuh sehingga akan menghambat aktifitas fungsional. Kasus cerebral palsy tipe spastik dilakukan latihan melalui pendakatan perkembangan anak normal. Pendekatan NDT melalui latihan trunk control bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot-otot punggung dalam

hal ini sebagai penyangga letak posisi tubuh dan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas system vestibular. Latihan core stability bertujuan untuk meningkatkan stabilitas otot-otot tubuh bagian terdalam.dalam hal ini sebagai penyangga letak posisi tubuh dan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sistem somatosensoris.namun belum ada yang meneliti sejauh mana pengaruh latihan tersebut untuk keseimbangan duduk. Untuk mengetahui efektifitas dari pemberian latihan tersebut pada keseimbangan duduk pada anak cerebral palsytipe spastic diplegi, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat tes berupagross Motor Function MeasurementdanModified Ashworth Scaleyang mengkhususkan pada kemampuan keseimbangan duduk. C. Perumusan masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pemberian latihan core stability berpengaruh terhadap keseimbangan duduk pada anak cerebral palsy tipe spastic diplegia?. 2. Apakah pemberian latihan trunk control berpengaruhkeseimbangan duduk pada anak cerebral palsy tipe spastic diplegia?. 3. Apakah perbeda pemberian latihan core stability dan latihan trunk control dalam meningkatkan keseimbangan duduk pada anak cerebral palsy tipe spastic diplegia?. D. Tujuan dan Penelitian 1.Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan core stability dan latihan trunk control terhadap keseimbangan duduk pada anak cerebral palsy tipe spastic diplegia. 2.Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengaruh keseimbangan duduk sebelum dan sesudah pemberian terapi latihan core stability pada anak cerebral palsy tipe spastic diplegia. b. Untuk mengidentifikasi pengaruh keseimbangan duduk sebelum dan sesudah pemberian terapi latihan trunk control pada anak cerebral palsy tipe spastic diplegia. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Fisioterapi Menambah wawasan berfikir dan mempelajari dan mengembangkan metode-metode pengobatan yang aman, efektif dan efisien. Selain itu dapat memberikan gambaran tentang seberapa besar pengaruh dan manfaat yang akan diperoleh terhadap efektifitas keseimbangan duduk dengan pemberian latihan core stability terhadap kasus cerebral palsy tipe diplegia. 2. Bagi Institusi Pelayanan a. Mempelajari proses pelaksanaan pemberian latihan core stability terhadap efektifitas keseimbangan duduk pada kasus cerebral palsy tipe diplegia. b. Memberikan informasi dan gambaran tentang perbedaan pengaruh pemberian latihancore stability dan latihan trunk control pada kasus cerebral palsy tipe diplegia. 3. Bagi Pendidikan Informasi dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk diteliti lebih lanjut sekaligus sebagai referensi. 4. Bagi Penulis Bagi peneliti, dengan adanya skripsi ini akan berguna dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam mempelajari, mengidentifikasi masalah-masalah, menganalisa dan mengambil suatu kesimpulan serta mengembangakan teori-teori yang selama ini ada.