BAB II KAJIAN TEORI. Menurut keputusan menteri kesehatan No. 193/ MenKes/ SK/ X/2004 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORITIK

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

DIMENSI DAN INDIKATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

TINJAUAN PUSTAKA. Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

II. TINJAUAN TEORITIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perbedaan ini menyebabkan ketidaksetaraan antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

Data Akses ke Lembaga Keuangan Formal

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau

Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia

II. PENDEKATAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kemiskinan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENGANTAR PERKOPERASIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. beruntung (disadvabtaged groups), seperti orang miskin, orang dengan kecacatan,

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENGAKUAN DAN PENGUATAN PERAN PEREMPUAN DALAM IMPLEMENTASI UU DESA NO 6 TAHUN 2014

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR.. TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

MEMBANGUN DAN MEMBERDAYAKAN DESA MELALUI UNDANG-UNDANG DESA Oleh : Mardisontori, LLM *

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijabarkan dalam Sistem Kesehatan nasional yaitu bahwa tujuan Sistem Kesehatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PELATIHAN PENDAMPING SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN FASILITASIPROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA DI BBPPKS REGIONAL II BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Banyak permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

PEMBERDAYAAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

URAIAN sebelum perubahan

DAFTAR ISI. iii KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujutkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

Disampaikan dalam acara Temu Inklusi 2016 Oleh : Karel Tuhehay KARINAKAS YOGYAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas mendasar seperti pendidikan, sarana dan prasarana transportasi,

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.

PROGRAM KERJA KELOMPOK KONTAK TANI NELAYAN ANDALAN (KELOMPOK KTNA) KOTA BUKITTINGGI TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Pendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

USULAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Menurut keputusan menteri kesehatan No. 193/ MenKes/ SK/ X/2004 tentang kebijakan nasional promosi kesehatan dan keputusan Menteri Kesehatan No. 114/MenKes/SK/VII 2005 tentang pedoman pelaksanaan promosi kesehatan adalah: 1. Pemberdayaan, 2. Bina Suasa, 3. Advokasi 4. Kemitraan. Tetapi pada bab ini peneliti membehas point yang pertama, yaitu pemberdayaan. 1 Banyak macam definisi yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok, dan masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pemberdayaan masyarakat definisi yang lainnya adalah sebagai upaya memberi daya atau kekuatan keberdayaan masyarakat adalah unsur-unsur yang memungkinkan masyarakat mampu bertahan dan dalam pengertian yang dinamis. Mampu mengembangkan diri mencapai tujuan. Oleh karena itu memberdayakan masyarakat merupakan upaya terus menerus meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat bawah yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. 1 Dedi Alamsyah, Meberdayakan Ummat (Yogyakarta : Nuha Medika, 2011). Hal.25 7

8 Dengan kata lain, memberdayakan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan dan menikngkatkan kemandirian masyarakat. 2 Untuk mengetahuai fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasional, maka perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Sehingga ketika sebuah program itu di berikan, segenap upaya dapat dikonsentrasikan pada aspekaspek apa saja dari sasaran perubahan yang perlu dioptimalkan, dibawah adalah tabel indikator keberdayaan. Indikator Pemberdayaan 3 Jenis Hubungan di dalam: Meningkatkan kesadaran dan keinginan berubah. Kemampuan Ekonomi 1. Evaluasi positif terhadap kontribusi ekonomi dirinya. 2. Keinginan memiliki kesempatan ekonomi yang setara. 3. Keinginan memiliki kesamaan hak terhadap sumber yang ada pada rumah tangga dan masyarakat. Kemampuan Mengakses Manfaat Kesejahteraan 1. Kepercayaan diri dan kebaghagiaan. 2. Keinginan memiliki kesejahteraan yang setara. 3. Keinginan membuat keputusan mengenai diri dan orang lain. 4. Keinginan mengontrol jumlah anak. Kemampuan Kultur Dan Politis 1. Assertivenes dan Otonomi. 2. Keinginan subordinesi gender tradisi budaya, diskriminasi pengucilan politik. 3. Keinginan terlibat dalam proses-proses budaya, politik. 2 Ibid, hal.25 3 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung, PT. Rafika Aditama), Hal.

9 : Meningkatkan kemampuan individu berubah, meningkatkan kesempatan memperoleh akses. atas: Perubahan pada hambatanhambatan sumber dan kekuasaan pada tingkat rumah tangga, masyarakat dan makro. atau tindakan individu hambatahambatan tersebut. 1. Akses terhadap pelayanan keuangan mikro. 2. Akses terhadap pendapatan. 3. Akses terhadap aset-aset produktif dan kepemilikan rumah tangga. 4. Akses terhadap pasar. 5. Penurunan beban dalam pekerjaan domestik, perawatan anak. 1. Kontrol atas penggunaan pinjaman dan tabungan serta keuntungan yang dihasilkan. 2. Kontrol atas pendapatan aktivitas produktif keluarga yang lainnya 3. Kontrol atas aset produktif dan kepemilikan keluarga 4. Kontrol atas alokasi tenaga kerja keluarga 5. Tindakan individu dikriminasi 1. Keterampilan, kemelekan hurup. 2. Status kesehatan dan gizi. 3. Kesadaran mengenai dan akses pelayanan kesehatan reproduksi. 4. Ketersediaan pelayanan kesejahteraan publik. terhadap 1. Kontrol atas ukuran konsumsi keluarga dan aspek bernilai lainnya dari pembuatan keputusan keluarga keputusan keluarga berencana. 2. Aksi individu mempertahankan diri dari kekerasan kelurga dan masyarakat. 1. Mobilitas dan akses terhadap dunia diluar rumah. 2. Pengetahuan mengenai proses hukum, poloyik dan kebudayaan. 3. Kemampuan menghilangkan hambatan formal yang merintangi akses terhadap proses hukum, politik dan kebudayaan. 1. Aksi individu dalam dan mengubah persepsi budaya kapasitas dan hak wanita pada tingkat keluarga dan masyarakat. 2. Keterlibatan individu dan pengambilan peran dalam proses budaya, politik.

10 atas tersebut akses dengan: Meningkatnya solidaritas atau tindakan bersama dengan orang lain hambatanhambatan sumber dan kekuasaan pada tingkat rumah tangga, masyarakat dan makro. 1. Bertindak sebagai model peranan bagi orang lain terutama dalam pekerjaan publik dan modern. 2. Mampu memberi gaji terhadap orang lain. 3. Tindakan bersama diskriminasi pada akses terhadap sumber ( hak dan tanah), pasar dan diskriminasi 1. Penghargaan tinggi terhadap dan peningkatan pengeluaran anggota keluarga. 2. Tindakan bersama meningkatkan kesejahteraan publik 1. Peningkatan jaringan memperoleh dukungan pada saat kritis. 2. Tindakan bersama membela orang lain perlakuan salah dalam keluarga dan masyarakat. 3. Partisipasi dalam gerakangerakan subordinasi

11 gender ekonomi makro. pada gender yang bersifat kultural, politis, tingkat masyarakat dan makro. Prinsip-prinsip pekerja sosial, seperti menolong orang agar mampu menolong dirinya sendiri (to help people to help themselves), penentuan nasib sendiri (self determination), bekerja dengan masyarakat (working for people), menunjukkan betapa pekerjaan sosial memiliki komitmen yang kuat terhadap pemberdayaan. 4 Demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat. Pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses. Membangun dan memberdayakan masyarakat melibatkan proses dan tindakan sosial di mana penduduk sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat perencanaan dan tindakan kolektif memecahkan masalah sosial atau memenuhi kebutuhan sosial dengan kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya. Proses tersebut tidak muncul secara otomatis, 4 Ibid, Edi Suharto, Hal. 7

12 melainkan tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksi masyarakat setempat dengan pihak luar atau para pekerja sosial baik yang bekerja berdasarkan dorongan karitatif maupun perpektif profesional, dalam program penanganan problem. Pendamping sosial kemudian hadir sebagai agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat. Demikian pendamping sosial dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara kelompok dinamis antara kelompok yang belum berdaya dengan pekerja sosial secara bersama-sama beragam tantangan. Pendamping sosial merupakan satu strategi yang sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan. Sesuai dengan prinsip pekerjaan sosial yakni, membantu orang agar mampu membantu dirinya sendiri, pemberdayaan masyarakat sangat memperhatikan pentingnya partisipasi publik yang kuat. Peranan seorang pekerja sosial sering kali diwujudkan dalam kapasitas sebagai pendamping, bukan sebagai penyembuh atau pemecah masalah (Problem Solver) secara langsung. 5 5 Ibid, Edi Suhato, hal. 93