ANALISIS PENURUNAN DAN DAYA DUKUNG FONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA PADA TANAH LUNAK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENURUNAN DAN DAYA DUKUNG FONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA PADA TANAH LUNAK

ANALISIS KAPASITAS DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA DENGAN PERKUATAN GEOTEXTILE WOVEN PADA TANAH LUNAK

ANALISIS PENURUNAN DAN DAYA DUKUNG FONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA DENGAN PERKUATAN TIANG PANCANG PADA TANAH LUNAK LAPORAN SKRIPSI

ANALISIS KAPASITAS DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA DENGAN PERKUATAN GEOTEXTILE WOVEN PADA TANAH LUNAK SKRIPSI

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

ANALISIS SISTEM PONDASI PILE RAFT PADA PEMBANGUNAN PROYEK SILOAM HOSPITAL MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

HALAMAN PENGESAHAN PERENCANAAN PONDASI KSLL ( KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA ) PADA PROYEK INSTALASI RAWAT INAP YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

PENGARUH KONDISI BATAS TEPI TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL MENERUS PADA TANAH LEMPUNG ABSTRAK

Laporan Tugas Akhir Ratna Sari Cipto Haryono BAB I PENDAHULUAN Maulana BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

DESAIN PONDASI TELAPAK DAN EVALUASI PENURUNAN PONDASI ENDRA ADE GUNAWAN SITOHANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH PONDASI DANGKAL DENGAN BEBERAPA METODE

BAB III METODOLOGI. Yayasan Rumah Sakit Islam Surakarta

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.

Mekanika Tanah II. Penurunan

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI DIFERENTIAL SETTLEMENT AKIBAT ADANYA PENAMBAHAN SIRTU PADA KELOMPOK TIANG DI BAWAH PONDASI TANGKI

ANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh muatan (beban) dari bangunan, termasuk beban-beban yang bekerja pada

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI

VII. Penurunan. Pertemuan XI, XII, XIII. VII.1 Pendahuluan

DESAIN STRUKTUR FONDASI TIANG BOR PADA GEDUNG BNI 46 WILAYAH SEMARANG JL.DR.CIPTO NO.128 TUGAS AKHIR

ANALISIS PENURUNAN BANGUNAN PONDASI TIANG PANCANG DAN RAKIT PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN SURABAYA CENTRAL BUSINESS DISTRICT

ANALISIS PENURUNAN PADA PONDASI RAKIT JENIS PELAT RATA DENGAN METODE KONVENSIONAL

LANGKAH KERJA PERHITUNGAN PONDASI DANGKAL. Tanah dianggap homogen dengan mengambil karakteristik tanah pada lapisan γb N γ. =c ' N c.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

Denny Nugraha NRP : Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF

PENGARUH KONSISTENSI TANAH LEMPUNG TERHADAP STABILITAS FONDASI MENERUS BERDASARKAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN ABSTRAK

ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

KAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL BERDASARKAN DATA LABORATORIUM

Tugas I Teknik Pondasi Perbandingan konstruksi pondasi sarang laba-laba dengan mat/raft foundation

BAB I PENDAHULUAN. aspek keamanan. Struktur bangunan yang ada di atas tanah didukung oleh sistem

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA

DAYA DUKUNG TIANG TERHADAP BEBAN LATERAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UJI PADA TANAH PASIR

STUDI PERBANDINGAN PERANCANGAN PONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN EUROCODE 7 TERHADAP NAVFAC ABSTRAK

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

PENGARUH PENAMBAHAN KOLOM PASIR (SAND COLUMN) SEBAGAI PERKUATAN TERHADAP NILAI LENDUTAN PADA TANAH DASAR (SUB GRADE)

PEMBUATAN PROGRAM APLIKASI UNTUK PERHITUNGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TIANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR MOTTO PERSEMBAHAN

ANALISIS SISTEM PENURUNAN KONSOLIDASI MULTI-LAYER

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN ELEMEN HINGGA

ANALISIS PENURUNAN PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG KASONGAN ABSTRACT

PENGARUH BENTUK DASAR MODEL PONDASI DANGKAL TERHADAP KAPASITAS DUKUNGNYA PADA TANAH PASIR DENGAN DERAJAT KEPADATAN TERTENTU (STUDI LABORATORIUM)

REKAYASA PONDASI 1. Pondasi adalah bagian terendah dari struktur bangunan yang meneruskan beban bangunan ketanah atau batuan yang ada dibawahnya.

PENAMBAHAN LAPISAN PASIR PADAT SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENURUNAN FONDASI DI ATAS LAPISAN LEMPUNG LUNAK : SUATU STUDI MODEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

KARAKTERISTIK GRAFIK PENURUNAN PONDASI GABUNGAN TELAPAK DAN SUMURAN PADA TANAH PASIR HOMOGEN DENGAN VARIASI DIMENSI TELAPAK DAN DIAMETER SUMURAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH DIAMETER TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL TIANG TUNGGAL ABSTRAK

DAFTAR ISI. i ii iii iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beban bangunan di atasnya (upper structure) ke lapisan tanah yang cukup kuat

MODUL 7 TAHANAN FONDASI TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS

SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL TIANG PANCANG BETON ABSTRAK

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

ANALISA PONDASI PILE RAFT PADA TANAH LUNAK DENGAN PLAXIS 2D

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

Analisis Model Fisik dan Model Numerik pada Daya Dukung Fondasi Lingkaran di Atas Tanah Lunak

TINJAUAN PUSTAKA Pola Keruntuhan Akibat Pondasi Dangkal di Tanah Datar

STUDI PENGARUH KONSTANTA PEGAS TANAH TERHADAP RESPON TEGANGAN DAN PENURUNAN PADA PONDASI PELAT (MAT FOUNDATION) ABSTRAK

ANALISIS PONDASI RAKIT STUDI KASUS BANGUNAN TINGKAT TINGGI DI BANDUNG UTARA

Materi Mekanika Tanah II (post-mid)

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

PENGARUH KEDALAMAN GEOTEKSTIL TERHADAP KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJURSANGKAR DI ATAS TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF (Dr) = ± 23%

BABI PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini telah memasuki era Pembangunan Jangka Panjang

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

Transkripsi:

ANALISIS PENURUNAN DAN DAYA DUKUNG FONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA PADA TANAH LUNAK Tita Maya Bella 1) Niken Silmi Surjandari 2) Bambang Setiawan 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 2) 3) Pengajar Fakultas Tenik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Jln Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126. Telp: 0271-634524. Email: titabellay@gmail.com Abstract Settlement is a phenomenon that often occurs in Indonesia these days, especially in some big cities such as Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, and others, so settlement will be one of the important issues that must be faced. One of the building located in Semarang city will become the topic in this research. The subgrade, where the building is located, is a soft soil layer and the building has a function as an office building. The building is using KSLL foundation. The purpose of this research is to calculate the bearing capacity of foundation and the settlement using empirical method. Empirical method to calculate bearing capacity using Meyerhof (1963) equation, immediately settlement calculated using Janbu et al. (1956) equation and primary consolidation settlement calculated on condition clay normally consolidated. Additional stress distribution in soil calculated using the Boussinesq equation. The results of bearing capacity using the empirical method is 422,173 kn/m 2 and the settlement result is 44,846cm. Using KSLL foundation is still inadequate to be applied for the soft soil subgrade because the settlement value is still far from the maximum settlement which is 65-100 mm. Key Words: konstruksi sarang laba-laba foundation, bearing capacity, settlement. Abstrak Penurunan tanah merupakan fenomena yang sering terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan lain-lain. Salah satu gedung yang berada di kota Semarang akan menjadi topik dalam penelitian ini. Tanah dasar dari lokasi bangunan berupa lapisan tanah lempung lunak dan fungsi bangunan sebagai gedung perkantoran. Gedung tersebut menggunakan fondasi konstruksi sarang laba-laba (KSLL). Tujuan dari skripsi ini untuk menghitung daya dukung fondasi dan penurunan menggunakan metode empiris. Metode empiris untuk menghitung daya dukung menggunakan persamaan Meyerhof (1963), penurunan segera dihitung menggunakan persamaan Janbu et al. (1956) dan penurunan konsolidasi primer dihitung pada kondisi lempung terkonsolidasi normal. Tambahan tegangan tanah dihitung menggunakan persamaan Boussinesq. Hasil analisis daya dukung ultimit menggunakan metode empiris sebesar 422,173 kn/m 2 dan penurunan sebesar 44,846 cm. saja kurang cocok diterapkan pada tanah lunak karena penurunan masih jauh dari batas penurunan maksimum sebesar 65-100 mm. Kata Kunci: fondasi konstruksi sarang laba-laba, daya dukung, penurunan. PENDAHULUAN Penurunan tanah merupakan fenomena yang sering terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan lain-lain. Salah satu gedung yang berada di kota Semarang akan menjadi topik dalam penelitian ini. Tanah dasar dari lokasi bangunan berupa lapisan tanah lempung lunak, berarti merupakan tanah yang mempunyai penurunan besar. Fungsi bangunan ini sebagai gedung perkantoran. Gedung tersebut menggunakan konstruksi fondasi yang jarang dipakai gedung-gedung bertingkat di wilayah perkotaan yang rawan penurunan yaitu fondasi konstruksi sarang laba-laba (KSLL). Berdasarkan topik permasalahan tersebut menjadi menarik sehingga dalam skripsi ini akan menganalisis besarnya daya dukung fondasi dan penurunan yang dihitung menggunakan metode empiris. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Asiyanto (2009) fondasi sistem Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) adalah merupakan sistem fondasi substruktur yang kokoh, serta dapat menghemat biaya struktur bangunan bawah kurang lebih antara 30% sampai 50%. Sistem fondasi ini, yang sering disingkat dengan KSLL, ditemukan oleh Ryantori et al. (1976) dengan mendapatkan hak paten fondasi No. 7191, di mana hak patennya dimiliki oleh PT. Dasaguna Indonesia. Daya Dukung Fondasi Persamaan umum kapasitas dukung Meyerhof yaitu: q u = s c d c i c cn c + s q d q i q P o N q + s γ d γ i γ 0,5B γn γ... (1) e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/208

q u = kapasitas dukung ultimit (kn/m 2 ) N c, N q, N γ = faktor kapasitas dukung untuk fondasi memanjang s c, s q, s γ = faktor bentuk fondasi d c, d q, d γ = faktor kedalaman fondasi i c, i q, i γ = faktor kemiringan beban B = lebar fondasi efektif (m) P 0 = D fγ = tekanan overbuden pada dasar fondasi (kn/m 2 ) D f = kedalaman fondasi (m) γ = berat volume tanah (kn/m 3 ) Tegangan Tanah Penyebaran tekanan pada dasar fondasi, dihitung dengan persamaan: q = P ± Pe yy ± Pe xx... (2) A I x I y ΣP = jumlah total beban fondasi (kn) A = luas total fondasi rakit (m 2 ) x,y = berturut-turut koordinat pada sembarang titik pada rakit arah x-y yang dibuat lewat pusat berat luasan fondasi (m) I x,i y = momen inersia terhadap sumbu x dan sumbu y (m 4 ) e x,e y = eksentrisitas searah sumbu x dan y Tambahan tegangan vertikal akibat beban terbagi rata fleksibel berbentuk empat persegi panjang, dengan ukuran panjang L dan lebar B, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Boussinesq, sebagai berikut: Δσ z = qi... (3) q I = beban merata pada fondasi = faktor pengaruh I untuk tegangan vertikal di bawah sudut luasan beban terbagi rata Penurunan Janbu et al.(1956), mengusulkan persamaan penurunan-segera rata-rata pada beban terbagi rata fleksibel berbentuk empat persegi panjang dan lingkaran yang terletak pada tanah elastis, homogen, dan isotropis dengan tebal terbatas, sebagai berikut: qb S i = μ 1 μ 0... (4) E S i = penurunan segera (m) μ 1 = faktor koreksi untuk lapisan tanah dengan tebal terbatas H μ 0 = faktor koreksi untuk kedalaman fondasi Df B = lebar fondasi (m) q = tekanan pada dasar fondasi (kn/m 2 ) E = modulus elastisitas tanah (kn/m 2 ) Penurunan konsolidasi primer dihitung dengan menggunakan persamaan: e S c = H = e 1 e 0 1+e 0 1+e 0 H... (5) e = perubahan angka pori akibat pembebanan e 0 = angka pori awal e 1 = angka pori saat berakhimya konsolidasi H = tebal lapisan tanah yang ditinjau Untuk lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated), yaitu jika p 0 = p c perubahan angka pori ( e) akibat konsolidasi dinyatakan oleh: e = C c log p 0 + p... (6) p 0 e = perubahan angka pori akibat pembebanan C c = indeks pemampatan p 0 = tekanan overburden efektif p = selisih tekanan e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/209

Skempton dan MacDonald (1995) menyarankan batas-batas penurunan maksimum seperti yang disajikan pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Batas Penurunan Maksimum (Skempton dan MacDonald, 1955) Jenis Fondasi Batas Penurunan Maksimum (mm) Fondasi terpisah pada tanah lempung 65 Fondasi terpisah pada tanah pasir 40 Fondasi rakit pada tanah lempung 65-100 Fondasi rakit pada tanah pasir 40-65 METODE Metode yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir ini adalah metode analisis data, yakni dengan menganalisis data tanah (sekunder) yang ada dengan menggunakan metode empiris, kemudian menghasilkan angka penurunan dan daya dukung fondasi. Daya dukung fondasi Metode ini digunakan untuk menganalisis kapasitas dukung, Meyerhof (1963) menyarankan persamaan kapasitas dukung dengan mempertimbangkan bentuk fondasi, kemiringan beban dan kuat geser tanah di atas fondasinya. Penurunan Perhitungan total penurunan dengan cara menambahkan hasil dari penurunan segera dan penurunan konsolidasi primer. Penurunan segera dihitung menggunakan persamaan Janbu et al. (1956) penurunan-segera rata-rata pada beban terbagi rata fleksibel berbentuk empat persegi panjang dan lingkaran yang terletak pada tanah elastis, homogen, dan isotropis dengan tebal terbatas. Penurunan konsolidasi primer dihitung pada kondisi lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated). Tambahan tegangan tanah dihitung menggunakan persamaan Boussinesq. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis menggunakan metode empiris menghasilkan daya dukung fondasi dan penurunan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Daya Dukung Fondasi dan Penurunan Hasil Analisis Metode Empiris Daya Dukung Ultimit q u (kn/m 2 ) 422,173 Daya Dukung Ijin q a (kn/m 2 ) 140,724 Penurunan (cm) 44,846 Pembahasan 1. Metode analisis Penggunaan rumus empiris untuk fondasi konstruksi sarang laba-laba (KSLL) menggunakan rumus yang paling mendekati dengan bentuk fondasi ini yaitu fondasi rakit karena untuk rumus perhitungan fondasi ini terdapat hak paten yang belum disebar-luaskan sehingga dalam skripsi ini digunakan pendekatan yang paling cocok. Rumus ini digunakan pendekatan fondasi rakit karena struktur fondasi rakit yang hampir mirip dengan fondasi ini. Kedua fondasi ini juga cocok digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak. Kekurangan dari metode empiris yaitu dalam perhitungan daya dukung fondasi hanya memperhitungkan faktor bentuk saja. Perhitungan menggunakan metode manual juga tidak memperhitungkan rib-rib diagonalnya dikarenakan dalam rumus daya dukung fondasi maupun penurunan tidak terdapat faktor yang dapat memperhitungkan rib-rib diagonal pada fondasi ini. Metode yang dipakai dapat disimpulkan kurangnya pengaruh rib-rib diagonal pada perhitungan dikarenakan keterbatasan pemodelan dan rumus empiris yang digunakan dalam analisis. 2. Daya dukung ijin dan penurunan ijin Daya dukung ijin adalah tekanan fondasi maksimum yang dapat dibebankan pada tanah, sedemikian hingga kedua persyaratan keamanan terhadap daya dukung dan penurunannya terpenuhi (Hardiyatmo,2011). Hasil perhitungan menunjukkan daya dukung fondasi yang didasarkan pada keamanan terhadap keruntuhan tanah telah memenuhi syarat daya dukung ijin yaitu P total sebesar 25616,833 kn lebih besar dari P maks yang terdapat faktor daya dukung ijin sebesar 108076,287 kn. Penurunan ijin dari suatu bangunan atau besarnya penurunan yang ditoleransikan tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis, tinggi bangunan, kekakuan, fungsi bangunan, besar dan kecepatan penurunan, serta distribusinya. Rancangan dibutuhkan untuk dapat e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/210

memperkirakan besarnya penurunan yang masih dalam batas toleransi (Hardiyatmo,2002). Penurunan pada bangunan terlihat adanya kerusakan struktur oleh pengaruh rangkak (creep) karena penurunan yang terjadi sangat besar 79,414 cm. Penurunan maksimum dapat diprediksi dengan ketepatan yang memadai namun tidak untuk penurunan tak seragam. Skempton dan MacDonald (1955) pada Tabel 2 menyarakan batas-batas penurunan maksimum untuk jenis tanah lempung pada fondasi rakit yaitu sebesar 65-100 mm atau 6,5-10 cm, karena penurunan yang sebesar 44,846 cm maka penurunan yang terjadi melebihi batas penurunan maksimum yang berarti bangunan tidak aman terhadap penurunan ijin. Bangunan yang tidak memenuhi syarat terhadap penurunan ijin akan berdampak pada kerusakan bangunan dan amblasnya bangunan yang berakibat bangunan tidak layak pakai. Kedua penjelasan mengenai daya dukung ijin dan penurunan ijin didapat kesimpulan berupa hitungan daya dukung fondasi aman terhadap daya dukung ijin sedangkan penurunan yang terjadi melampaui batas nilai toleransinya, sehingga tekanan fondasi harus dikurangi sampai penurunan yang terjadi masih dalam batas-batas yang memenuhi persyaratan dengan cara menambahkan perkuatan pada fondasi atau merancang ulang fondasi. 3. Review perbandingan dengan penelitian lain Pemilihan pembanding didasarkan pada kemiripan metode analisis, tujuan analisis, struktur fondasi, lapisan tanah, besar bangunan, dan juga jumlah lantai bangunan, akan tetapi tidak dapat 100% sama oleh karena itu dapat diambil jurnal skripsi yang paling mendekati dengan skripsi ini. Haryono dkk (2007) dengan diskripsi bangunan menggunakan fondasi terapung diatas tanah lunak dan fungsi bangunan sebagai gedung perkantoran. Gedung ini terdiri dari 6 lantai dengan lebar dan panjang bangunan yang ditinjau sebesar 22 m. Penelitian tersebut menghitung daya dukung fondasi dan penurunan menggunakan metode konvensional. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan penelitian tersebut dapat menjadi topik bahasan sebagai pembanding karena kondisi yang hampir mirip dengan skripsi ini. Perbedaan paling mencolok pada jumlah lantai pada bangunan dan luas bangunan. Struktur bawah bangunan juga menggunakan fondasi KSLL dengan kedalaman fondasi 1,9 m. Konstruksi fondasi ini terdiri dari pelat beton tipis menerus yang bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak tipis yang relatif tinggi. Rib-rib tegak pengaku penempatannya diatur sedemikian rupa sehingga rib-rib tersebut membentuk petak-petak dengan hubungan kaku/rigid. Fondasi ini sendiri digunakan sebagai fondasi yang memilkul beban terpusat per kolom maka susunan rib-rib diatur sedemikian rupa sehingga titik-titik pertemuan rib-rib dengan titik kerja beban/kolom berhimpit. Hasil penelitian dari Haryono dkk, 2007 tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil analisis pada penelitian ini, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil penelitian fondasi KSLL Metode (Bella, 2016) (Haryono dkk, 2007) q u S q u S (kn/m 2 ) (cm) (kn/m 2 ) (cm) Empiris 422,173 44,846 186,92 44,901 Terdapat beberapa perbedaan metode perhitungan dalam proses analisis dari kedua penelitian ini, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perbedaan metode perhitungan Analisis (Bella, 2016) (Haryono dkk, 2007) Kedalaman fondasi (Df) 2,6 m 1,9 m Daya Dukung Fondasi Meyerhof Meyerhof Penurunan Total S i + S c S i + S c Tambahan Tegangan Boussinesq Newmark e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/211

Penurunnan (cm) Daya Dukung Ultimit (kn/m2) (Bella, 2016) (Haryono dkk, 2007) 422,173 440 400 360 320 280 240 186,92 200 160 120 80 40 0 Gambar 1. Perbandingan daya dukung ultimit fondasi KSLL Kedua penelitian ini menggunakan analisis daya dukung Meyerhof sebagai perhitungannya. Hasil daya dukung ultimit menggunakan metode empiris (Gambar 1), hasilnya lebih besar pada penelitian ini karena kedalaman fondasi Df lebih besar yaitu 2,6 m daripada penelitian Haryono dkk yaitu 1,9 m sehingga menambah daya dukung fondasi. Hasil perhitungan berbeda dikarenakan pada proses perhitungan daya dukung menggunakan metode manual hanya berdasarkan pada rumus sederhana yang kurang mendetail dalam memasukkan parameterparameter tanah maupun fondasi. (Bella, 2016) (Haryono dkk, 2007) 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 44,846 44,901 Gambar 2. Perbandingan penurunan total fondasi KSLL Hasil perhitungan penurunan menggunakan metode empiris (Gambar 2), hasil penurunan besar dikarenakan pada perhitungan manual data fondasi yang dimasukkan hanya kedalaman fondasi, lebar fondasi, dan panjang fondasi sehingga rib-rib kurang berpengaruh pada hasil penuran yang mengakibatkan penurunannya lebih besar. Terdapat perbedaan dalam perhitungan tambahan tegangan tanah, penelitian ini menggunakan metode Boussinesq sedangkan penelitian Haryono dkk menggunakan metode Newmark. Hasil perhitungan tersebut disimpulkan bahwa semakin besar daya dukung ultimit yang diperoleh maka penurunan juga semakin kecil. Kedua diagram menunjukkan perbedaan hasil perhitungan dikarenakan perbedaan dalam menentukan parameter-parameter tanah seperti sudut geser dalam (φ), kohesi (c), modulus elastisitas (E), angka Poisson (ν), dan konsistensi tanah lainnya yang tidak didapat dari hasil penyelidikan tanah dengan cara mengkorelasi pada perhitungan manual. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Daya dukung ultimit fondasi KSLL menggunakan metode Meyerhof (1963) sebesar 422,173 kn/m 2. 2. Penurunan segera menggunakan metode Janbu et al. (1956) sebesar 12,165 cm sedangkan penurunan konsolidasi primer metode Terzaghi (1925) sebesar 32,681 cm sehingga penurunan total yaitu sebesar 44,846 cm. 3. Rib-rib diagonal kurang berpengaruh pada perhitungan dikarenakan keterbatasan pemodelan pada rumus empiris yang digunakan dalam analisis. e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/212

4. Perbedaan hasil perhitungan disebabkan beberapa faktor yaitu dalam menentukan parameter-parameter tanah seperti sudut geser dalam (φ), kohesi (c), modulus elastisitas (E), angka Poisson (ν), dan konsistensi tanah lainnya yang tidak didapat dari hasil penyelidikan tanah dengan cara mengkorelasi pada perhitungan manual. 5. Proses perhitungan daya dukung menggunakan metode manual hanya berdasarkan pada rumus sederhana yang kurang mendetail dalam memasukkan parameter-parameter tanah maupun fondasi. 6. saja kurang cocok diterapkan pada tanah lunak karena penurunan masih jauh dari batas penurunan maksimum yaitu sebesar 6,5-10 cm jenis fondasi rakit pada tanah lempung. SARAN Analisis menggunakan metode empiris sebaiknya ditambah dengan membandingkan dengan rumus lain seperti Terzaghi, Skempton, Hansen, Vesic, dan lain-lain sehingga lebih banyak parameter yang dijadikan sebagai pembanding dalam pembahasan hasil analisis. Parameter-parameter tanah yang diambil dari hasil korelasi sebaiknya pada penelitian lebih lanjut menggunakan hasil dari pengujian laboratorium yang dilakukan agar hasil analisis lebih akurat. Penurunan pada tanah lunak yang masih melampaui batas sebaiknya fondasi KSLL diberi perkuatan seperti perkuatan tiang pancang, geogrid, geotextile, cerucuk kayu/beton agar menambah daya dukung sehingga penurunan yang dihasilkan dibawah batas penurunan maksimum atau dengan kata lain penurunannya aman. Penelitian selanjutnya lebih baik menambahkan analisis menggunakan metode elemen hingga agar hasil yang di dapat lebih akurat dan pemodelan fondasi menyerupai keadaan asli di lapangan, program geoteknik yang bisa dipakai seperti software Plaxis 2D atau 3D. UCAPAN TERIMAKASIH Dalam penyusunan laporan ini, penyusun telah menerima bantuan, petunjuk, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu sudah sepantasnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada Wibowo, S.T., D.E.A. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dr. Niken Silmi Surjandari, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah memberikan arahan dan petunjuknya. Dr. Bambang Setiawan, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah memberikan arahan dan petunjuknya. Ir. Sunarmasto, M.T. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang telah memberikan arahan dan petunjuknya. Edy Purwanto, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingannya. Devi Oktaviana Latif, S.T., M.Eng., Muchyidin, S.T. dan Ika Fitri, S.T. selaku Dosen dan Laboran di Laboratorium Mekanika Tanah SV UGM yang telah membantu memberi data sekunder dan masukan. Mustofa Agung S dan Jermy Iwada S. G. selaku teman yang telah berjuang bersama dan saling membantu. Mama, papa, adik, dan kakak selaku keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan serta arahan selama ini. Keluarga besar Teknik Sipil Non- Reg 2014 yang telah menemani perjalanan penulis selama kuliah ini. REFERENSI A. Achmad, R., dkk., 2007. Analisa Perbandingan Penggunaan Pondasi Tiang Pancang Dengan Pondasi Sarang Laba-Laba Dilihat Dari Segi Teknis dan Ekonomis Pada Proyek Pembangunan Hotel Ibis Semarang. Tugas Akhir. Semarang: Universitas Diponegoro. Adiyono, 2008. Menghitung Konstruksi Beton. Jakarta: Penebar Swadaya. Asiyanto, 2009. Metode Konstruksi untuk Pelaksanaan Pondasi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Bella, T., M., 2014. Analisis Settlement Konstruksi Sarang Laba-Laba Proyek Pembangunan Gedung BNI 46 Jl. Dr. Cipto Semarang Dengan Perkuatan Minipile Beton Menggunakan Software Plaxis Versi 8.2. Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Canonica, L., 1991. Memahami Pondasi. Bandung: Angkasa. Cesaria, I., 2014. Pelaksanaan Pemancangan Pondasi Tiang Pancang Metode Jack-In Pile Pada Perkuatan Fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Bangunan BNI 46 Wilayah 05 Semarang. Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Hardiyatmo, H., C., 2002. Teknik Fondasi 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hardiyatmo, H., C., 2007. Mekanika Tanah 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hardiyatmo, H., C., 2011. Analisa dan Perancangan Fondasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Haryono, R., S., C., dkk., 2007. Analisis Penggunaan Struktur Pondasi Sarang Laba-Laba Pada Gedung BNI 46 Wilayah 05 Semarang. Tugas Akhir. Semarang: Universitas Diponegoro. Sarjono, H.S., 2000. Pondasi Tiang Pancang Jilid 1. Surabaya: Sinar Wijaya. Irdhiani., 2007. Analisis Deformasi Dua Dimensi Pada Raft Footing di Atas Tanah Lunak Akibat Beban Bangunan Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga. Skripsi. Palu: Universitas Tadulako. e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/213

Kasturi, S., dkk., 2013. Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Mulyati, E., dkk., 2006. Kajian Penurunan dan Daya Dukung Pondasi Terapung (Floating Foundation) Pada Tanah Lunak. Tugas Akhir. Semarang: Universitas Diponegoro. Padang, D., W., V., 2012. Analisis Penurunan Bangunan BNI 46 Semarang Dengan Perkuatan Pondasi Tiang Pancang Dengan Metode Jack-in Pile Menggunakan Pemrograman Plaxis Versi 8.2. Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Purwanto, S., S., 2012. Konstruksi Sarang Laba-Laba Atas Tanah Daya Dukung Rendah Bangunan Bertingkat Tanggung. Skripsi. Palembang: Universitas Palembang. Soeharno, B., Y., 2012. Analisis Settlement Dengan Pemrograman Plaxis Versi 8.2 Pada Bangunan Bank Negara Indonesia (BNI) 46 Kantor Wilayah 05 Semarang. Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Subarkah, I., 1986. Teknik Pondasi. Bandung: Idea Darma. Teng, W., C., 1962. Foundation Design. New York: The Thirteenth Indian Reprint. e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/214