PROSEDUR EKSPOR PADA PT BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Pembayaran Transaksi Ekspor Impor. Pertemuan ke-13

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3

BAB II LANDASAN TEORI

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional

Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan

SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR PADA PT. BATIK ARJUNA DI SUKOHARJO

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri

BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank

BAB II LANDASAN TEORI

Sale s contract process. Pada rakabu furniture

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. negara dengan tujuan ke negara lain secara legal, dalam bahasa umumnya

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada Bab-bab sebelumnya dapat diambil

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

Program Studi Diploma 3 Manajemen Perdagangan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sebelas Maret

Pendanaan Ekspor dan Impor

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR TEKSTIL PADA PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia. bagi masing-masing pihak yaitu pihak penjual diwajibkan melakukan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

PROSEDUR IMPOR DRUM SALTED HEAD PIECES PADA PT. SEGARAMAS SENAPUTERA SEMARANG

Oleh Mutiara Francisca Novitawati F

SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR DENGAN TELEGRAPHIC TRANSFER PADA PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sumber alam, iklim, letak geografis, penduduk, keahlian, tenaga kerja,

BAB II LANDASAN TEORI

MEKANISME PEMBAYARAN ATAS DASAR SIGHT L/C (LETTER OF CREDIT) DALAM TRANSAKSI EKSPOR PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KCU SURAKARTA

Program Studi Diploma 3 Manajemen Perdagangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret

Prosedur Dasar Pembayaran Internasional. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya integrasi pasar pasar diseluruh dunia dalam satu tempat

MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan. bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran

PENERAPAN TERMS FOB DALAM PENGIRIMAN PRODUK FURNITURE PADA CV. YUDHISTIRA DI BOYOLALI

PENERAPAN METODE TELEGRAPHIC TRANSFER (TT) SEBAGAI SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR

LALU LINTAS PEMBAYARAN LUAR NEGERI dan DALAM NEGERI. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda. dan cara yang berbeda-beda (Roselyne Hutabarat, 1996: 1).

BAB II PERJANJIAN EKSPOR IMPOR DAN SISTEM PEMBAYARAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL. A. Pengertian dan Pengaturan Hukum dalam Transaksi Ekspor Impor

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. barang antar pengusaha yang masing masing bertempat tinggal di negara negara

SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN TRANSAKSI JUAL BELI ATAU PERMOHONAN VALUATION RULING

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH

PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI DENGAN MENGGUNAKAN L/C (LETTER OF CREDIT) PADA PT. BATIK DANAR HADI SURAKARTA

MEKANISME PENYELESAIAN PEMBAYARAN KEGIATAN EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT DAN BILL EXCHANGE. Oleh: Suyanti

BAB IV JASA BANK. A. Jenis-jenis Jasa Bank

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. A. Prosedur Transaksi Ekspor dan Impor dengan Mekanisme L/C pada Citi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekspor adalah kegiatan pengiriman dan penerimaan barang yang dilakukan oleh para

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor.

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

Anita Asnawi, S.Sos., MM.

BAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan

MAKALAH NEGOSIASI DAN SALES CONTRACT

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI

-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Abdulkadir Muhammad (2000:225), yang dimaksud perjanjian adalah

SKBDN. 1. Konsep SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 1.2 Tujuan Penerbitan SKBDN

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring

SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR MEBEL PADA CV. MUGIHARJO DI BOYOLALI

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

PROSEDUR PENGIRIMAN EKSPOR BARANG DALAM PERANAN FREIGHT FORWARDING (STUDI KASUS PADA PT. MITRA KARGO INDONESIA DI SEMARANG)

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Pembayaran Transaksi Impor

PRODUK & LAYANAN VALUTA ASING. Surabaya, 15 Desember 2016

Fendhi Harsinto Aji NIM : C

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

TUNAS JAYA GATAK SUKOHARJO

EVALUASI PENERAPAN SALURAN DISTRIBUSI PRODUK PADA PT. BATIK DANAR HADI SURAKARTA DIVISI EKSPOR

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN PERDAGANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Bab 4 MATERI SIP-4 1 JASA BANK JASA BANK TRANSFER JENIS JASA BANK INKASO KLIRING. Perbankan. Perbankan

BAB II TINJAUAN TERHADAP TRANSAKSI EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT

BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH

MANAJEMEN JASA-JASA BANK. /

Kegiatan shipping company dalam rangka ekspor pada PT. Trada Maritime, Tbk Jakarta. Oleh: Lestari NIM : F BAB I PENDAHULUAN

MEKANISME PEMBAYARAN INTERNASIONAL IMPOR DENGAN LETTER OF CREDIT (L/C) PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN TBK CABANG SURAKARTA

METODE PEMBAYARAN TAGIHAN SUPLIER MELALUI SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (SKBDN) PADA PT. ADHIKARYA (PERSERO) TBK DIVISI KONSTRUKSI III MEDAN

PROSEDUR TAKE OVER KREDIT KARYAWAN PADA PD.BPR BANK DAERAH KARANGANYAR

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN PERDAGANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Transkripsi:

PROSEDUR EKSPOR PADA PT BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas dan persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program D-3 Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ASWITIA NOVRIANI F3109013 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

iii

iv

MOTTO There s no secret ingredients, the secret to be special, you just have to believe that you re special (Kungfu panda) Apabila kamu mempunyai suatu masalah yang sulit dipecahkan cobalah untuk menyederhanakannya, tapi jangan sampai kamu menganggapnya remeh suatu masalah (Albert Einstein) Dont be afraid of the space between your dream and reality. If you can dream it,you can make it so (Walt Disney) Menjadi dewasa adalah sebuah pilihan, jika kamu ingin berhasil maka bersikaplah dewasa dalam menghadapi semua masalah agar masa depan mu tertata dengan rapi (Penulis) Sometimes, in life you don t always feel likes a winner, but that doesn t mean that you not win (Lady Gaga) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia (mendapat) pahala dari(kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Merekaberdoa), Ya Tuhan Kami,janganlah engkau menghukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, Ampunilah kami, dan Rahmatilah kami. Engkaulah Pelindung kami,maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir (QS. Al-Baqarah:286) v

PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur, kuucapkan terima kasihku, dan Ku persembahkan karya ku ini kepada : 1. Mama dan Papa tercinta, yang sudah membimbing ku dari kecil hingga sedewasa ini 2. Kedua adikku, Icha Agamazh dan Fazri Agamazh 3. Keluarga besar ku 4. Teman-teman dan Sahabat-sahabat ku 5. Teman-teman Bisnis Internasional 6. Almamater ku 7. Dan juga Topa yang selalu memberi ku semangat vi

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya yang dilimpahkan pada kita semua, meskipun dengan waktu yang terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul PROSEDUR EKSPOR PADA PT.BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA. Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihakpihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya tugas akhir ini,khususnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Progam dan Sekretaris Progam D III Bisnis Internasionalsitas Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Supriyono, M,Si selaku pembimbing yang dengan arif dan kesabarannya telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasehat, bimbingan hingga tersusunnya laporan Tugas Akhir ini. 4. Seluruh staf dan karyawan Progam Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuan administratif kepada penulis. 5. Manager Eksport PT.Batik Danar Hadi di Surakarta, Bapak Burhan yang telah berkenan memberikan ijin magang kerja dan penelitian untuk penulisan laporan Tugas Akhir ini. 6. Bapak siswadi, staf bagian ekspor pada PT. Batik Danar Hadi yang sudah memberikan segala informasi yang diperlukan penulis. 7. Staf bagian dokumen ekspor Bapak Gyarto dan Mas Fajar yang telah memberikan data, bimbingan serta arahan yang berguna bagi penulis 8. Seluruh staf dan karyawan divisi Ekspor PT. Batik Danar Hadi di Surakarta, yang telah memberikan banyak informasi, dukungan dan semangat bagi penulis. vii

9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesainya penulisan Tugas Akhir ini. 10. Teman-Teman khususnya seangkatan yang secara kompak telah saling mendukung suksesnya studi kita Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini. Surakarta, Juli 2012 Penulis viii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN ABSTRAKSI... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN KATA PENGANTAR... vii HALAMAN DAFTAR ISI... ix HALAMAN DAFTAR TABEL... xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xii HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Kegunaan Penelitian... 6 E. Metode Penelitian... 7 BAB II. LANDASAN TEORI A. Sistem Kegiatan Ekspor... 9 B. Dokumen Ekspor... 13 C. Ketentuan Pembayaran Ekspor... 15 D. Jenis-Jenis Pembayaran Ekspor... 19 E. Prosedur Ekspor... 32 F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Ekspor... 42 G. Para Pelaksana Perdagangan Internasional... 48 ix

BAB III. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan... 52 1. Sejarah Berdirinya PT. Batik Danar Hadi... 52 2. Lokasi PT. Batik Danar Hadi Surakarta... 55 3. Tujuan Perusahaan... 55 4. Struktur Organisasi... 56 5. Personalia... 58 6. yang Dihasilkan... 58 7. Permodalan... 63 8. Pemasaran... 63 B. Pembahasan... 65 1. Proses Terjadinya Kontrak Dagang Ekspor (Sales Contract Process) yang Dilakukan PT. Batik Danar Hadi di Surakar... 65 2. Prosedur Ekspor PT. Batik Danar Hadi di Surakarta... 65 3. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi PT. Batik Danar Hadi Di konveksi... 71 4. Cara PT. Batik Danar Hadi Mengatasi Hambatan tersebut...73 BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan... 77 B. Saran-Saran... 80 DAFTAR PUSTAKA... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 82 x

DAFTAR TABEL 1. Tabel 1.1 Presentase Nilai Ekspor Jawa Tengah terhadap Total Ekpor Indonesia... 2 2. Tabel 1.2 Volume Penjualan Ekspor PT Batik Danar Hadi... 4 xi

DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 2.1 L/C Opening Process... 24 2. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ekspor... 56 3. Gambar 3.2 Batik Tulis... 59 4. Gambar 3.3 Batik Cap... 60 5. Gambar 3.4 Batik Spray... 62 6. Gambar 3.5 Sales Contract PT Batik Danar Hadi... 66 xii

DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan 2. Surat Keterangan Magang 3. Shipping Instruction 4. Invoice 5. Packing List 6. Pemberitahuan Ekspor Barang 7. Bill of Lading ( B/L ) 8. Certificate of Origin ( COO ) 9. Nota Pelayanan Ekspor 10. Nota Kredit 11. Realisasi Order 12. Volume Penjualan Ekspor 13. Contoh Email Penawaran Produk 14. Contoh Email Buyer 15. Contoh Email Inquiry xiii

ABSTRAKSI PROSEDUR EKPOR PADA PT BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA ASWITIA NOVRIANI F3109013 Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran nyata dan pemahaman yang lebih mendalam tentang prosedur ekspor yang telah dilakukan suatu instansi yang bergerak dalam ekspor impor untuk memperlancar kegiatan ekspor barang dalam dunia perdagangan internasional. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi secara langsung dengan pihak divisi ekspor PT Batik Danar Hadi Surakarta, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun sumber lainnya. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses ekspor yg dilakukan PT Batik Danar Hadi di Surakarta dilakukan melalui 4 tahap proses yaitu : Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, dan Shipping Document Negotiation Process. Permasalahan yang timbul atau hambatan-hambatan yang dihadapi oleh PT Batik Danar Hadi terjadi dalam proses kontrak dagang ekspor atau Sales Contract Process, adalah mengenai inquiry atau pesanan dari buyer. Selama ini kapasitas produksi perusahaan hanya bisa memenuhi pasar domestik saja, sedangkan untuk pasar ekspor dengan permintaan yang cukup banyak perusahaan tidak dapat memenuhi pesanan dari buyer, maka perusahaan menjalin hubungan dengan pengrajin-pengrajin batik rumahan untuk memenuhi kapasitas produksi yang di butuhkan perusahaan. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini sebaiknya PT Batik Danar Hadi dalam melancarkan kegiatan ekspornya, menambah pengrajin batik atau supplier yang bekerja khusus dalam memproduksi kain batik yang diekspor. Pemilihan calon pengrajin batik atau supplier tersebut, dilakukan terhadap kemahiran kinerja pengrajin tersebut dalam memproduksi kain batik cap dan kain batik ekspor yang bermutu dan berkualitas baik. Kata kunci : Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, Shipping Document Negotiation Process. ii

ABSTRACT THE PROCEDURE OF EXPORT IN PT. DANAR HADI IN SURAKARTA ASWITIA NOVRIANI F3109013 The objective of this Final Project is to obtain a real description and more indepth understanding about the procedure of export that had been done by an institution operating in export import to smooth the activity of exporting goods in international trading. The research method used was case study, taking a certain object to be analyzed in in-depth manner by focusing on a problem. The data used were primary and secondary data. The primary data was collected using interview and direct observation with export division of PT. Batik Danar Hadi Surakarta, while the secondary on was obtained from book or other resources. From the result of research, it could be concluded that the export process the PT. Batik Danar Hadi in Surakarta undertook passed through 4 process stages: Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, and Shipping Document Negotiation Process. The problems emerging or the obstacles faced in PT. Batik Danar Hadi occurred in export trading contract process or Sales Contract Process concerned the inquiry or buyer s order. So far the company s production capacity could meet the domestic market s demand only, not the export market; therefore the company established relationship with batik home industry to meet the production capacity the company needed. The recommendation given based on this research was that PT Batik Danar Hadi in smoothing its export activity increased the number of batik crafters or suppliers that worked specially in producing batik cloth to be exported. The selection of potential batik crafter or supplier was done for the crafter performance in producing high quality stamped batik cloth and exported batik cloth. Keywords: Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, Shipping Document Negotiation Process. iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan atau Perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan atau pertukaran barang melewati batas suatu Negara terjadi karena kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut dapat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik mutunya dari Negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas Negara atau sering disebut ekpor impor berbeda dengan perdagangan dalam negeri. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal peraturan kepabean, standar mutu produk, ukuran takaran, dan timbangan serta peraturan perdagangan luar negri yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. Ekspor barang pada hakekatnya dapat ditimbulkan karena adanya kebutuhan untuk mengirim barang yang dihasilkan di suatu tempat dan dijual ke tempat lain. Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting, baik bagi perkembangan industri itu sendiri maupun bagi pemerintah. Manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya perdagangan internasional bagi suatu Negara akan mendorong Negara tersebut untuk memacu transaksi ekspor ke luar negri sehingga dapat meningkatkan 1

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional Negara. Bagi Indonesia, transaksi ekspor sangat penting untuk menambah cadangan devisa dan mengurangi tingkat pengangguran karena meningkatnya produktivitas dan lapangan pekerjaan. Peran ekspor bagi suatu Negara, ekspor merupakan salah satu sumber devisa yang sangat dibutuhkan oleh negara atau daerah yang perekonomiannya bersifat terbuka seperti di Indonesia, karena memungkinkan peningkatan jumlah produksi yang mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga diharapkan dapat memberikan andil yang besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas perekonomian Negara Indonesia. Prosedur ekspor adalah serangkaian pekerjaan yang saling berhubungan menurut waktu dan cara tertentu dalam menjual barang dan jasa yang diselenggarakan Negara asing sesuai dengan ketentuan pemerintah. Berikut ini adalah tabel total ekspor Indonesia dalam jangka waktu lima tahun. Tahun Tabel 1.1 Persentase Nilai Ekspor Jawa Tengah Terhadap Total Ekspor Indonesia Tahun 2006-2010 Nilai Ekspor Indonesia Jawa Tengah Presentase (%) 2006 100.798,6 3.114,7 3,09 2007 1 14.100,9 3.469,7 3,04 2008 1 37.020,4 3.272,2 2,39 2009 1 16.510,0 3.066,5 2,63 2010 1 57.779,1 3.868,6 2,45 (Sumber : www.bps.go.id) 2

Pertumbuhan ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia terutama dari Jawa Tengah ke Eropa mulai merangkak naik. Secara keseluruhan pada kuartal pertama 2012 ini tercatat ada kenaikan sekitar lima persen. Produksi tekstil Indonesia masih menguasai pasar domestik. Bahkan nilai penjualan ekspor jauh lebih besar dibandingkan nilai penjualan domestik. Ekspor tekstil Indonesia pada 2010 mencapai US$ 10,9 miliar, naik 10,7% dibandingkan ekspor tekstil 2009 sebesar US$ 9,3 miliar. Ekspor dari Indonesia salah satunya adalah barang tekstil. Barang tekstil yang diekspor dari Indonesia antara lain berbagai macam jenis produk batik. Diantara pengusaha industry kerajinan tersebut banyak yang telah mampu mengelola perusahaannya secara professional sehingga dapat menjual barang-barang hasil kerajinannya keluar negri dengan mengekspor sendiri maupun menggunakan jasa perusahaan lain. PT BATIK DANAR HADI yang berada di Surakarta. Perusahaan ini menjual produknya ke dalam negri maupun ke luar negri. Perusahaan ini telah menjalankan usaha ekspornya selama belasan tahun. Negara yang menjadi tempat tujuan ekspor dari perusahaan ini antara lain; Jepang, USA, Canada, Greece dan lain-lain. Sedangkan dalam negri antara lain kota-kota besar yang berada di Indonesia. Berikut ini adalah tabel volume penjualan ekspor PT. Batik Danar Hadi dalam jangka lima tahun. 3

Tabel 1.2 Volume Penjualan Ekspor PT. Batik Danar Hadi Surakarta Tahun 2007 2011 TAHUN Nilai Penjualan ( Rp ) 2007 13, 855, 901, 849. 46 2008 14, 438, 225, 031. 33 2009 17, 476, 361, 986. 72 2010 19, 759, 397, 777. 87 2011 25, 497, 676, 147. 20 (Sumber : PT. Batik Danar Hadi Divisi Ekspor) Berdasarkan pengalaman, sekitar 80% transaksi bisnis ekspor impor dilakukan melalui korespondensi, sisanya melalui negosiasi tatap muka atau secara lisan. Kesepakatan lisan lazimnya dituangkan dalam bentuk minutes atau notulen. Himpunan dari kesepakatan lisan tersebut dirumuskan dalam bentuk Memorandom of Understanding (MOU) atau kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama ini lazim disebut dengan Persetujuan Prinsip dengan menjadi landasan bagi penyusun kontrak dagang ekspor. (Amir M.S,2002). Transaksi ekspor dapat terjadi baik melalui proses korespondensi maupun melalui negosiasi tatap muka. Namun kedua cara itu akhirnya dirumuskan secara tertulis dalam bentuk kontrak dagang ekspor atau lazim disebut export sales s contract. Kendatipun kontrak dagang secara lisan juga sah secara hukum, namun kontrak dagang ekspor dianjurkan supaya dikukuhkan dalam bentuk tertulis. Seperti diketahui dalam perdagangan ekspor-impor,antara eksportir dan importir berjauhan secara geografis, 4

berbeda bahasa, kebiasaan dan hukum antara kedua negara juga berbeda. Karena itu perdagangan ekspor-impor termasuk kegiatan yang mengandung resiko tinggi. Bila terjadi penyimpangan maupun pembatalan kontrak akan lebih mudah dibuktikan bila ada kontrak tertulis. Perdagangan ekspor-impor lazim juga disebut sebagai perdagangan dokumen karena hampir seluruh aktivitasnya dibuktikan atau dipresentasikan dalam bentuk dokumen. Penawaran dilakukan dalam bentuk tertulis. Bukti pengiriman barang juga dalam bentuk dokumen yang disebut Bill of Lading. Pembayaran juga lazim dalam bentuk dokumen yang disebut Letter of Credit. Tidak hanya Bill of Lading atau Letter of Credit saja, pengiriman barang juga membutuhkan beberapa dokumen penting lainya. Berdasarkan uraian diatas, dan juga hasil dari kegiatan magang kerja yang telah dijalani selama kurang lebih 1 bulan. Penulis mengambil judul PROSEDUR EKSPOR PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah prosedur ekspor di PT. Batik Danar Hadi Surakarta? 2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi PT. Batik Danar Hadi dalam melakukan proses produksi dan proses ekspor? 3. Bagaimanakah PT. Batik Danar Hadi mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan ekspor? 5

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui prosedur ekspor yang dilakukan PT. Batik Danar Hadi di Surakarta. 2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi PT.Batik Danar Hadi di Surakarta dalam melakukan proses produksi dan proses ekspor. 3. Untuk mengetahui PT. Batik Danar Hadi dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut. D. Kegunaan Penelitian Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan atau PT. Batik Danar Hadi Memberikan informasi atau masukan-masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas ekspor yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dengan perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan aktivitas ekspor dan pengembangan usaha. 2. Bagi Mahasiswa dan pembaca lainnya Merupakan tambahan referensi, bacaan dan informasi bagi mahasiswa yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama. 6

E. Metode Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas tentang Prosedur Ekspor yang dilakukan PT Batik Danar Hadi di Surakarta. PT Batik Danar Hadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang industry dan perdagangan batik melalui kantor pusatnya di Surakarta dan cabang-cabangnya. Divisi ekspor perusahaan ini beralamatkan di Jalan Slamet Riyadi 205 SOLO. Waktu penelitian/ magang dimulai tanggal 15 Januari 2012 sampai 15 Februari 2012. 2. Jenis dan Alat Pengumpul Data a. Data primer Merupakan pengamatan secara langsung tentang kegiatan yang berlangsung di PT Batik Danar Hadi Divisi Ekspor sehingga penulis mendapatkan keterangan yang jelas tentang data yang dibutuhkan untuk mendukung topik permasalahan pada tugas akhir ini. Misalkan data tentang jam kerja karyawan pada PT Batik Danar Hadi di Surakarta Divisi Ekspor. b. Data Sekunder Merupakan data pendukung yang diperoleh dari publikasi lain yang sudah ada di PT Batik Danar Hadi yang berkaitan dengan penelitian. Misalkan data tentang dokumen ekspor dan volume penjualan ekspor PT Batik Danar Hadi. Termasuk informasi yang mendukung landasan teori dan daftar pustaka. 7

c. Wawancara Pelaksanaan wawancara yang dilakukan pada waktu magang kerja dengan staf karyawan PT Batik Danar Hadi Divisi Ekspor dilakukan secara langsung pada waktu jam kerja pada saat persiapan dokumen yang diperlukan yang sesuai dalam kesepakatan kontrak dagang. d. Observasi Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung mengenai kegiatan yang dilakukan PT. Batik Danar Hadi Divisi Ekspor di Surakarta 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Kegiatan Ekspor Kegiatan ekspor impor didasari atas kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda baik sumber daya alam, iklim, geografis, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. Adanya interdependensi kebutuhan itulah yang menyebabkan adanya perdagangan internasional. Masing-masing negara memiliki keunggulan dan kekurangan. Komoditas yang dihasilkan suatu negara mungkin juga belum dapat dipakai langsung karena berupa bahan mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Bahan mentah tersebut selanjutnya mungkin dibutuhkan negara lain sebagai bahan baku pabriknya. Transaksi perdagangan luar negeri yang biasa dikenal dengan istilah ekspor dan impor pada hakikatnya adalah transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari kegiatan membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal dinegara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang melewati laut 9

dan darat ini tidak jarang menimbulkan berbagai masalah yang kompleks antara pengusaha- pengusaha yang mempunyai perbedaan bahasa, budaya, adat istiadat dan cara yang berbeda beda. Siswanto Sutojo menyimpulkan ciri- ciri khusus dari kegiatan ekspor yaitu: 1. Antara penjual (eksportir) dan pembeli (importir) komoditas yang diperdagangkan dipisahkan oleh batas teritorial kenegaraan. 2. Terdapat perbedaan mata uang antara negara pembeli dan penjual. Seringkali pembayaran transaksi perdagangan dilakukan dengan mempergunakan mata uang asing misalnya dolar Amerika, poundsterling Inggris ataupun yen Jepang. 3. Antara pembeli dan penjual belum terjalin hubungan lama dan akrab. Pengetahuan masing-masing pihak yang bertransaksi tentang kualifikasi mitra dagang mereka termasuk kemampuan membayar atau kemampuan untuk memasok komoditas sesuai dengan kontrak penjualan sangat minim. 4. Seringkali terdapat perbedaan kebijaksanan pemerintah negara pembeli dan penjual dibidang perdagangan internasional, moneter lalu lintas devisa, labeling, embargo atau perpajakan. 5. Antara pembeli dan penjual kadang-kadang terdapat perbedaan tingkat penguasaan teknik dan terminologi transaksi perdagangan internasional serta bahasa asing yang secara populer dipergunakan dalam transaksi itu misalnya bahasa inggris. 10

Perdagangan atau Perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan atau pertukaran barang melewati batas suatu Negara terjadi karena kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut dapat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik mutunya dari Negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas Negara atau sering disebut ekpor impor berbeda dengan perdagangan dalam negeri. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal peraturan kepabean, standar mutu produk, ukuran takaran, dan timbangan serta peraturan perdagangan luar negri yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. Pada hakekatnya ekspor barang dapat ditimbulkan karena adanya kebutuhan untuk mengirim barang yang dihasilkan di suatu tempat dan dijual ke tempat lain. Prosedur ekspor adalah serangkaian pekerjaan yang saling berhubungan menurut waktu dan cara tertentu dalam menjual barang dan jasa yang diselenggarakan kepada Negara asing sesuai dengan ketentuan pemerintah. Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting, baik bagi perkembangan industri itu sendiri maupun bagi pemerintah. Manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya perdagangan internasional bagi suatu Negara akan mendorong Negara tersebut untuk memacu transaksi ekspor ke luar negri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional Negara. 11

Kegiatan ekspor dapat membantu pemasukan devisa negara yang merupakan salah satu sumber dana untuk pembangunan, sementara dari kegiatan impor dapat diperoleh bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan. Perdagangan antar negara bermanfaat mendorong produksi dalam negri agar dapat bersaing dipasaran Internasional dan untuk memicu transaksi ekspor keluar negri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional negara. Kegiatan ekspor juga dapat memicu suatu negara untuk lebih cepat tanggap dalam menanggapi kemajuan perdagangan di pasar Internasional. Secara umum ekspor mempunyai arti suatu kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Daerah pabean itu sendiri merupakan wilayah suatu negara yang meliputi wilayah darat, laut dan udara, serta tempat-tempat tertentu dalam Zona Ekonomi Exclusive. Dibawah ini merupakan definisi ekspor : Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan barang tersebut ke luar negri sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. (Amir M.S,2000:100) Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing. Pemerintah mengawasi setiap jual beli antar negara dan memberikan peraturan serta kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ekspor tentunya 12

lain dengan jual beli di dalam negri karena pemerintah mengatur semua kegiatan ekspor impornya yaitu dengan adanya pajak bea dan cukai yang dikenakan terhadap barang ekspor, standar mutu produk, peraturan kepabeanan, prosedur ekspor, dan adanya larangan dan batasaan-batasan terhadap barang ekspor dan impor. B. Dokumen Ekspor Menurut Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) dokumendokumen yang diperlukan dalam melakukan kegiatan ekspor adalah sebagai berikut : 1. Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB ) Dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang isinya antara lain jenis barang ekspor, identitas eksportir, nama importer, NPWP, izin khusus ekspor barang, Karantina, no HS, berat barang, Negara tujuan,propinsi asal barang, cara penyerahan barang (FOB, CIF, dll), merek dan nomor kemasan dan lain-lain. 2. Commercial Invoice/ Faktur Merupakan nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang tersebut. Commercial Invoice oleh penjual ditujukan kepada pembeli yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang berhak menandatangani. 3. Bill of Lading (B/L) B/L merupakan dokumen pengapalan surat yang membuktikan bahwa barang yang tercantum dalam dokumen sudah di muat dalam kapal. 13

4. Airway Bill Airway Bill adalah tanda terima barang dikirim melalui udara untuk orang dan alamat tertentu. 5. Packing List Dokumen ini menjelaskan tentang isi barang yang dipak, dibungkus atau diikat dalam peti, kaleng, atau kardus dan sebagainya. Yang berfungsi untuk memudahkan pemeriksaan oleh Bea dan Cukai. 6. Surat Keterangan asal (SKA) Surat keterangan yang menyatakan asal barang yang diekspor atau surat yang menyatakan bahwa barang yang diekspor tersebut benar-benar dibuat di Negara Indonesia. 7. Inspection Certificate Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional. Sertifikat ini memberikan jaminan : mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang, keadaan barang, pembungkusan dan pengepakan, banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan harga barang. 8. Marine and Air Certificate Asuransi ini merupakan persetujuan dimana pihak penanggung berjanji akan mengganti kerugian sehubung dengan kerusakan, kehilangan. Dalam kontrak FOB 14

importer bertanggung jawab atas asuransi barang-barang sedangkan dalam kontrak CIF eksportir yang menutup biaya asuransi. 9. Certificate of Quality Sertifikat ini merupakan surat keterangan yang menyatakan tentang mutu barang yang diekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Badan Peneliti yang disahkan oleh pemerintah suatu Negara dan wajib dimiliki oleh setiap eksportir untuk keperluan perdagangan. 10. Manufacturer s Quality Control Sertifikat mutu ini memberikan penjelasan tentang baru tidaknya barang dan apakah sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sertifikat ini dibuat oleh pabrik pembuat atau suatu lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah. 11. Consular Invoice Yakni invoice yang dikeluarkan oleh kedutaan (consult). Yang berhak menandatangani adalah konsul perdagangan Negara pembeli. 12. Wesel Merupakan alat pembayaran, perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis oleh seseorang kepada orang lain ditandatangani oleh orang yang menarik (drawer) dan mengharuskan pihak si tertarik (drawee) untuk membayar pada saat diminta atau pada waktu tertentu. C. Ketentuan Pembayaran Ekspor Proses pembayaran transaksi perdagangan ekspor tidak lepas dari peranan pihak perbankan, karena hampir semua proses pembayaran ekspor dilakukan melalui sistem 15

perbankan. Oleh sebab itu perbankan memiliki peranan penting dalam membantu kelangsungan proses pembayaran transaksi perdagangan ekspor (Sarjianto dan Samodro R.B, 2007). Peranan bank dalam proses transaksi pembayaran ekspor adalah dapat memperlancar transaksi ekspor impor guna memberikan keuntungan baik negara pengimpor maupun pengekspor sehingga dalam mekanismenya mengacu pada peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara intern. Peraturan dan ketentuan-ketentuan secara internasional tersebut antara lain : 1. Uniform Customs and Practise for Documentary Credits The International Chamber of Commerce. Publication Number : 500 (UCPDC:600). Yang berlaku mulai 1 Januari 1993. 2. International Chamber of Commerce Uniform Rules for bank to bank Rembusement Under Decomentary Credit. Publication No. 515 (URR 515). Ketentuan seragam antar bank rembusement yang diterbitkan ICC (International Chamber of Commerce) berlaku sejak 1 Januari 1996. 3. International Chamber of Commerce Uniform Rules for collection (URC : 522) Publication No.522. Ketentuan seragam dalam transaksi bisnis internasional yang menyangkut documentary collection (inkaso). Yang berlaku mulai 1 Januari 1996. 4. INCOTERMS : 2000 (International Commercial Term) Publication No.560. Ketentuan seragam dalam hal penyerahan barang dan pembayaran serta perpindahan tanggung jawab resiko dalam transaksi internasional yang berlaku sejak 1 Januari 2000. 16

5. IKPI (Iktisar Ketentuan Perbankan Indonesia) berisi ketentuan yang di keluarkan oleh bank Indonesia khususnya jilid III, tentang transaksi devisa dan perdagangan internasional. Untuk mengantisipasi berbagai kendala dalam transaksi perdagangan internasional maka peranan bank sangat diperlukan diseluruh dunia. Perbankan melakukan hubungan kerjasama (korespondensi) untuk menjalankan fungsi basic sebagai mediator lalu lintas pembayaran dan dokumen dalam transaksi perdagangan internasional. Hubungan antar bank tersebut dibedakan menjadi dua yaitu (Sarjianto dan Samodro R.B, 2007) : a. Hubungan antar bank bersifat Non Depository Correspondent Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran dan dokumen transaksi perdagangan internasional didasarkan pada agency arrengment. Proses tersebut dapat dilakukan dengan cara yaitu : 1) Menetapkan kantor yang sudah memiliki hubungan. 2) Pertukaran dokumen kontrak antar bank, seperti: a) Contoh tanda tangan pejabat bank b) Teller (tested telex) c) Specimen form atau surat-surat berharga d) SWIFT (Society Worlwide Interbank of Financial Telecomunication) 3) Berdasarkan jenis transaksi yang dilakukan. 1) Berdasarkan jenis mata uang yang digunakan. 2) Berdasarkan penyelesaian bank (sett lement bank). 17

b. Hubungan antar Bank bersifat Depository Correspondent Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran dan dokumen transaksi perdagangan internasional yang bersifat korespondensi biasa di tingkatkan menjadi korespodensi dengann adanya rekening Koran yang dimiliki masing-masing bank antara lain : 1). Nostro Account Nostro Account adalah rekening Koran bank nasional dalam bentuk mata uang asing yang di buka di Negara lain. 2). Vasto Account Vasto Account adalah rekening Koran dalam bentuk mata uang nasional di bank nasional yang di buka atau dimiliki oleh bank-bank luar negeri. setelah mengetahui dan memahami hubungan perbankan sebagai lembaga mediasi dalam lalu lintas pembayaran transaksi perdagangan internasional, selanjutnya berbicara tentang sistem pembayaran ekspor. Sistem pembayaran ekspor adalah metode pembayaran dalam transaksi perdagangan ekspor. Sistem pembayaran ekspor secara otomatis tidak terlepas dari proses transaksi yang didalamnya terdapat tata cara penyelesaian pembayaran eksporimpor, antara lain (Sarjianto dan Samodro R.B, 2007) : 1) Letter of Credits (L/C) 2) Non L/C a) Advance Payment (Pembayaran di Muka) 18

b) Open Account (Perhitungan Kemudian) c) Collection Draft (Wesel Inkaso) d) Consignment (Konsinyasi) e) Cara pembayaran lain-lain D. Jenis-Jenis Pembayaran Ekspor Untuk meminimalisasi resiko yang ditimbulkan dalam transaksi pembayaran perdagangan ekspor maka diperlukanlah pengetahuan dan pemahaman ekspor dalam transaksi pembayaran ekspor sehingga kedua belah pihak terhindar dari resiko kerugian dengan melalui suatu kebijakan yaitu suatu perjanjian jual beli (Sales Contract). Sistem perdagangan ekspor-impor secara otomatis tidak lepas dari proses transaksi yang di dalamnya terdapat tata cara penyelesaian pembayaran ekspor-impor, antara lain (Amir M.S,2000) : 1. Letter Of Credits (L/C) L/C adalah institusi berupa jaminan yang diterbitkan oleh bank atas permintaan nasabahnya (aplicant) untuk membayar sejumlah uang kepada penerima L/C (beneficiary) atas penyerahan seperangkat dokumen sesuai dengan syarat dan kondisi yang diminta dalam L/C (publikasi ICC No.600). Sistem pembayaran ini lebih mendekati kesempurnaan dan dapat memilihara kepentingan kedua belah pihak, dengan maksud : a. Kepada penjual dipastikan akan adanya pembayaran bilamana dokumendokumen pengapalan lengkap sesuai syarat-syarat L/C. 19

b. Kepada pembeli dipastikan bahwa pembayaran hanya akan dilakukan oleh bank bila sesuai dengan syarat-syarat L/C. Kepastian pembayaran itu tergantung dengan bentuk dan jenis L/C, karena pihak bank hanya melihat dan berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak terlibat dalam barang-barang. 1) Jenis Jenis Letter Of Credit a) Revocable Letter Of Credits Revocable Letter Of Credits adalah suatu L/C yang dapat diubah atau dibatalkan setiap saat secara sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan pihak lain yang terkait. b) Irrevocable Letter Of Credits Irrevocable Letter Of Credits adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan pihak lain yang terkait. c) Confirmed Letter Of Credits Confirmed Letter Of Credits adalah suatu L/C yang merupakan jaminan pembayaran yang dilakukan lebih dari satu bank beneficiary, sehingga hanya issuing bank yang bertanggung jawab pembayarannya. d) Clean Letter Of Credits Clean Letter Of Credits adalah L/C yang didalamnya tidak dicantumkan syarat syarat lain untuk penarikan suatu wesel, dalam arti tidak diperlukan 20

dokumen dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa. e) Back to back Letter Of Credits Back to back Letter Of Credits adalah suatu L/C yang dibuka atas dasar L/C lain atau pembukaan suatu L/C dengan jaminan (Master L/C). f) Red Clause Letter Of Credits Red Clause Letter Of Credits suatu L/C yang memuat syarat bahwa beneficiary (eksportir) di perkenakan untuk menarik sejumlah uang muka (advance payment). g) Revolving Letter Of Credits Revolving Letter Of Credits suatu L/C yang dapat dipergunakan beberapa kali secara otomatis sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam jangka waktu tertentu selama berlakunya L/C dan biasanya bersifat commulative atau non commulative. h) Documentary Letter Of Credits Documentary Letter Of Credits penarikan wesel harus dilengkapi dengan dokumen dokumen lain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C itu. 2) Dokumen dokumen dalam Letter of Credit a) Draft (Bill of Exchange) Draft (Bill of Exchange) adalah suatu perintah tertulis tanpa syarat yang ditujukan oleh yang mengeluarkan perintah kepada orang lain untuk 21

melakukan pembayaran pada waktu surat itu ditujukan kepadanya atau pada waktu tertentu. b) Bill of Lading Bill of Lading adalah dokumen yang diterbitkan maskapai pelayaran yang merupakan tanda terima penyerahan barang, tanda bukti kontrak pengangkutan barang, dan tanda bukti atau hak atas kepemilikan barang (Document of Title) c) Airwaybill Airwaybill adalah dokumen yang diterbitkan maskapai udara yang merupakan bukti pengangkutan barang. d) Invoice (Commercial Invoice) Invoice (Commercial Invoice) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh eksportir mengenai keadaan barang, jumlah, kualitas, harga, syarat syarat pembayaran. e) Packing List Packing List adalah suatu daftar barang yang dibuat dan ditandatangani oleh eksportir dengan menyebut perincian barangnya (pieces, peti, colli, karung atau ball), juga mencantumkan berat kotor dan berat bersih tergantung dengan jenis barangnya, tetapi tanpa mencantumkan harga. f) Policy Insurance Policy Insurance adalah dokumen asuransi atas barang yang dikirim yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi dan menyatakan pihak mana yang 22

meminta asuransi serta kepada siapa permintaan ganti rugi (claim) dibayarkan. g) Certificate of Origin Certificate of Origin adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan tertentu yang menjelaskan mengenai Negara asal barang, di Indonesia sertifikat ini diterbitkan oleh kantor Disperindag. h) Certificate of Fumagation Certificate of Fumagation adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan tertentu atau instansi tertentu yang menjelaskan mengenai tindakan anti hama atas ruangan kapal atau tumpukan barang tertentu yang telah dilakukan. i) Certificate of Inspection Certificate of Inspection adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan tertentu atau orang tertentu (pemeriksa barang) yang menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan barang pada saat pemuatan. 3) Proses Pembukaan Letter of Credit (L/C) Eksportir dan importir harus dapat memahami proses aplikasi pembukaan L/C terlebih dahulu, hal ini diperlukan karena dapat menambah pengetahuan dan pemahaman eksportir dan importir dalam hal sistem pembayaran transaksi perdagangan internasional. Apabila eksportir dan importir kurang pengetahuan dan pemahaman proses aplikasi pembukaan Letter of Credit, maka dapat dipastikan bahwa akan 23

terjadi kesalah pahaman yang dapat menghambat proses perdagangan internasional. Gambar 2.1 L/C Opening Process L/C OPENING PROCESS IMPORTIR ( APLICANT) ) Aplikasi L/C OPENING BANK (L/C Confirmed) LN EKSPORTIR DnN ( BENEFICIARY) L/C Advice ADVISING BANK DN (Sumber: Amir M.S 2002) Keterangan : a) Importir (applicant) meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuah L/C sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir, sejumlah yang telah disepakati dalam sale s contract dan sesuai dengan syarat syarat pencairan yang disebut dalam sale s contract dan merujuk pada ketentuan UCPDC-600. L/C yang dibuka untuk dan atas 24

nama eksportir (beneficiary) atau orang atau badan usaha lain yang ditentukan eksportir, sesuai dalam sale s contract. b) Opening bank adalah bank devisa yang diminta importir (applicant) membuka L/C. Opening bank inilah yang bertanggung jawab melakukan pembayaran atas L/C itu kepada eksportir (beneficiary). Opening bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir, kemudian melakukan pmbukaan L/C melalui bank korespondennya di Negara eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, telex, faxsimili, atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan pembukaan L/C dalam bentuk tertulis itu disebut L/C Confirmation. Kemudian diteruskan oleh opening bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden yang diminta opening bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C disebut advising bank. c) Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang diterimanya dari opening bank meneruskan amanat pembukaan L/C itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari advising bank. Surat pengantar itu disebut L/C Advice, Bila advising bank diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut menjamin pembayaran atas L/C tersebut, maka advising bank juga disebut sebagai confirming bank. 25

4) Kebaikan dan Kelemahan Penggunaan L/C a) Kebaikan penggunaan L/C 1. Penjual (eksportir) dapat lebih menggantungkan kepercayaan pada L/C yang dikeluarkan dari Issuing bank. 2. Penjual (eksportir) menerima pembayaran segera dari bank pembayar bilamana semua dokumen yang sesuai dengan syarat L/C yang diserahkan pada bank pembayar walaupun pembeli (importir) belum menerima dokumen-dokumen tersebut. 3. Penjual (eksportir) dapat menggunakan L/C untuk pembiayaan selanjutnya seperti bak to back L/C dan sebagainya. 4. Pembeli (importir) biasanya tidak diharuskan menyediakan dana sampai barang impor tiba untuk ditebus. 5. Pembeli (importir) dapat menggunakan hak pemilikan untuk dokumendokumen berdasarkan L/C untuk memperoleh pembiayaan selanjutnya. 6. Pembeli (importir) merasa terjamin sehingga banknya akan menolak pembayaran kepada penjual (eksportir) kecuali penjual (eksportir) telah memenuhi persyaratan L/C yang telah diminta oleh pembeli (importir) kepada banknya seperti ditentukan dalam L/C. b) Kelemahan Penggunan L/C 1. Banyaknya biaya biaya yang dikenakan dalam penanganan L/C. 2. Banyaknya waktu yang digunakan dalam memproses surat-surat yang diperlukan melalui saluran bank-bank. 26

3. Bank bank hanya berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak dalam barang-barang. 4. Pembeli (importir) tidak mendapat jaminan bahwa barang-barang yang dipesan dengan barang tertentu adalah yang sebenarnya yang dikapalkan. 2. Non Letter of Credit a. Advance Payment (Pembayaran di Muka) Advance Payment adalah pembeli (importir) yang membayar dimuka (pay in advance) kepada penjual (eksportir) sebelum barang-barang dikirim oleh penjual tersebut melalui bank dimana eksportir berdomisili. Sehingga dengan adanya pembayaran di muka tersebut eksportir mempunyai barangbarang maupun uang. Itu berarti importir memberikan kredit kepada eksportir untuk mengirimkan barang pesanan. Proses selanjutnya eksportir mengirimkan barang kepada importir pada final destination yang telah dirujuk dan hak milik barang yang telah dibuat atas nama importir sesuai dengan kontrak formal maupun informal tergantung pada tingkat kepercayaan importir terhadap eksportir. Sistem pembayaran ini biasanya dilakukan importir untuk mempercepat pengiriman barang dan menghindari pajak bank ( Roselyne Hutabarat,1992). Faktor pendorong penggunaan Advance Payment, antara lain : 1) Kepercayaan importir yang penuh terhadap eksportir bahwa ia akan menerima barang-barang yang dipesan. 27

2) Keyakinan importir bahwa Negara eksportir tidak akan melarang ekspor barang yang bersangkutan setelah adanya pembayaran. 3) Keyakinan importir bahwa Pemerintah di Negara importir mengizinkan adanya pembayaran di muka, kebayakan Negara tidak mengizinkan. 4) Bahwa importir mempunyai likuiditas yang cukup atau dapat memperoleh modal kerja melalui fasilitas ekspor. Resiko pembayaran dengan Advance Payment, antara lain : 1) Adanya kemungkinan ketidaksesuaian barang yang diproses dengan barang yang akan dikirim, meliputi spesialisasi produk, standar, jumlah, mutu, dan jadwal pengiriman barang yang disepakati. 2) Adanya kemungkinan eksportir sama sekali tidak mengirimkan barang yang dipesannya. Namun importir dapat memperkecil resiko pembayaran dengan advance payment apabila sebelum melakukan pembayaran,terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian pembayaran dengan cara mencari informasi tentang kredibilitas eksportir. Akan lebih aman lagi jika importir meminta eksportir untuk mendapatkan jaminan bank yang valid, yang menyatakan ganti rugi kepada importir bilamana eksportir ingkar janji (Sarjianto dan Samodro R.B, 1997). b. Open Account (Perhitungan Kemudian) Sistem pembayaran ini adalah kebalikan dari sistem Advance Payment. Dalam hal ini yang menangguang resiko adalah eksportir, sedangkan yang 28

mendapat fasilitas kredit atau penangguhan pembayaran adalah importir (Roselyne Hutabarat,1992) Dengan kata lain, cara pembayaran ini disebut open account karena belum dilakukan pembayaran apa-apa oleh importir kepada eksportir sebelum barang-barang dikapalkan atau tiba dan diterima importir atau sebelum waktu tertentu yang telah disepakati. Selanjutnya, dalam invoice tersebut eksportir akan mencantumkan tanggal atau waktu tertentu importir harus melakukan pembayaran dan pemberian discount harga bagi pembayaran yang dilakukan sebelum jatuh tempo. Dalam transaksi dengan menggunakan open account terdapat resikoresiko sebagai berikut : 1) Eksportir tidak mendapat perlindungan atau kepastian apakah importir akan membayar. 2) Karena tidak ada bukti dalam hal importir tidak membayar, eksportir sulit membuktikan di pengadilan bahwa ia mempunyai tagihan kepada importir. 3) Penyelesaian-penyelesaian perselisihan akan menimbulkan ongkos bagi eksportir terutama bila ia harus datang ke tempat importir. Berikut ini adalah jaminan yang mungkin dapat diperoleh eksportir dengan syarat-syarat pembayaran open account, antara lain : 1) Pengetahuan bahwa pembeli mempunyai nama tau reputasi baik. 2) Pengetahuan bahwa keadaan ekonomi dan politik Negara pembeli stabil. 3) Asuransi kredit yang ada. 29

c. Collection Draft (Wesel Inkaso) Sistem pembayaran ini lebih besar kekuatannya dari open account sebab eksportir mempunyai hak dalam pengawasan barang-barang sampai draft atau weselnya di aksep atau dibayar. Eksportir atau si penarik wesel (drawer) mengapalkan barang-barang ekspornya yang ditujukan kepada importir dan sementara itu dokumen-dokumen kepemilikan atau penguasaan atas pengiriman barang-barang tersebut secara langsung atau melalui banknya di dalam negeri dikirim ke bank importir di luar negeri yang merupakan pihak tertarik dari wesel yang bersangkutan (drawee). Dokumen-dokumen tersebut dapat diserahkan kepada importir atas dasar 1) D/P (Document against Payment) D/P (Document against Payment) adalah penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila importir telah membayar. 2) D/A (Document against Acceptance) D/A (Document against Acceptance) adalah penyerahan dokumen kepada importir apabila importir telah mengaksep wesel yang bersangkutan. Keuntungan importir melakukan pembayaran dengan collection draft, antara lain : a) Importir tidak perlu menyetor sejumlah uang untuk menjamin pembukaan L/C. b) Importir tidak perlu membayar biaya bang yang besar. 30

c) Importir tidak perlu membayar sebelum menerima dokumendokumen pemilikan barang. Kerugian eksportir karena menanggung resiko, antara lain : a) Resiko ekonomi dan politik Negara importir. b) Importir membatalkan transaksi. c) Importir mengulur-ulur waktu pembayaran. d) Tidak tersedianya foreign exchange (devisa) di Negara tersebut. d. Consignment (Konsinyasi) Consignment adalah pengiriman barang-barang ekspor pada importir di luar negeri di mana barang-barang tersebut dikirim oleh eksportir sebagai titipan untuk dijualkan oleh importir dengan harga yang ditetapkan oleh eksportir. Barang-barang tsersebut dikumpulkan dan dijual oleh importir yang merupakan agen dari eksportir tersebut dan segera setelah barang-barang tersebut terjual maka pembayarannya akan dilakukan kepada eksportir. Bilamana barang-barang tersebut tidak terjual, maka akan dikembalikan kepada eksportir. Dalam sistem konsinyasi ini eksportir tetap memegang hak milik atas barang, sedang importir hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual. Dengan demikian maka eksportirlah yang memegang resiko yang mungkin terjadi, yaitu : 1) Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan. 2) Tidak adanya kepastian eksportir akan menerima pembayaran. 31

3) Eksportir dapat menjadi korban kenakalan importir yang melaporkan barng telah terjual pada saat harga belum naik, padahal pada saat tersebut barang belum dijual, sehingga hasil ekspor yang diterima eksportir tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima. 4) Bila importir tidak membayar, tidak ada bukti yang diperoleh eksportir menuntut importir di pengadilan. E. Prosedur Ekspor Persiapan utama yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin masuk dalam dunia ekspor adalah persiapan mental. Apakah kita sebagai pengusaha (entrepreneur) ataukah sebagai pengelola usaha (manajemen), ataukah hanya sebagai karyawan biasa, persiapan utama yang harus kita miliki adalah keberanian dan kemampuan mengambil keputusan untuk mengekspor atau mengimpor. Tanpa keberanian mengambil keputusan maka bagaimanapun besarnya suatu perusahaan, bagaimanapun tingginya daya saing komoditi yang dihasilkan, betapapun banyaknya fasilitas yang diberikan pemerintah, dapat dipastikan tidak akan pernah menjadi eksportir ataupun importir. Jadi persiapan utama yang harus ada ialah keberanian dalam mengambil keputusan go internasional. Persiapan lain yang perlu dilakukan pada umumnya dapat dibagi menjadi empat kelompok persiapan yaitu: 1. Proses Ekspor Sebagai calon eksportir maupun importir yang akan berhubungan dengan pasar internasional kita mengetahui langkah demi langkah yang perlu 32

ditempuh dalam melakukan transaksi. Langkah-langkah yang perlu diketahui itu misalnya dimana kita bisa mendapatkan nama dan alamat calom pembeli, bagaimana cara memilih media promosi, bagaimana cara mengajukan penawaran barang, bagaimana caranya mengapalkan barang, mengurus pembayaran barang, menyusun kontrak dagang, membuat kalkulasi ekspor maupun impor dan sebagainya. Dengan mengetahui proses ekspor ini, kita akan mempunyai gambaran umum tentang jalannya suatu transaksi maupun impor. Bertitik tolak dari pengetahuan dasar ini, kelak kita akan terdorong untuk lebih mendalami substansi tahapan-tahapan selanjutnya. 2. Strategi Ekspor Tujuan utama dari setiap usaha bisnis adalah mencari laba. Untuk mencapai tujuan tersebut khususnya dalam bidang ekspor diperlukan kebijakan-kebijakan tertentu yang bertujuan memungkinkan perusahan memperoleh keuntungan. Sebelum memulai ekspor atau impor, kita harus bisa menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapai laba tersebut. Kebijakan itu misalnya menyangkut penentuan pasar yang akan menjadi sasaran bagi komoditi ekspor kita, segmen pasar yang akan dimasuki, kebijakan harga, sistem promosi, pelayanan purna jual, dan langkah-langkah strategis lainnya. 3. Peraturan Ekspor Selaku eksportir dan importir kita berkewajiban mempelajari peraturan yang berlaku dalam perdagangan internasioanl baik yang 33

dikeluarkan oleh pemerintah negara pengekspor ataupun oleh negara pengimpor. Begitu pula peraturan yang dikeluarkan oleh badan-badan internasional dalam bidang bisnis seperti Kamar Dagang Internasional, World Trade Organization (WTO) seperti ketentuan tentang Letter of Credit (UCPDC-600), INCOTERMS 2000, Anti Dumping and Countervailling Duties, The Hugue Rules-Carriage by Sea Act Rules, Reconcilliation and Arbitration Rules dan lain-lain. 4. Prosedur Ekspor-Impor Sebelum memulai ekspor dan impor, kita harus mengetahui prosedur ekspor-impor. Yang dimaksud dengan prosedur ekspor-impor adalah tata cara yang harus ditempuh dalam memenuhi ketentuan peraturan pemerintah serta kelaziman yang berlaku dalam pelaksanaan suatu transaksi ekspor dan impor. Prosedur yang dimaksud misalnya tata cara pemeriksaan barang sebelum pengapalan oleh surveyor, tata cara penyelesaian pembayaran Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan (PE/ PET), tata cara pengisian formulir dan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu (PEBT). Berikut ini merupakan prosedur ekspor yang diambil melalui situs depperin yaitu: 34

a. Pemberitahuan Ekspor 1) Ekspor barang wajib PEB Bahwa setiap barang ekspor menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang dapat dibuat dengan mengisi formulir atau dikirim melalui media elektronik. 2) Tidak diperlukan PEB/ Dikecualikan dari Pembuatan PEB Dikecualikan dari pembuatan PEB, ekspor barang tersebut di bawah ini : a) Barang penumpang dan barang awak sarana pengangkut dengan menggunakan Deklarasi Pabean b) Barang pelintas batas yang menggunakan Pemberitahuan Pabean sesuai ketentuan perjanjian perdagangan pelintas batas c) Barang dan atau kendaraan bermotor yang diekspor kembali dengan menggunakan dokumen yang diatur dalam ketentuan Kepabeanan Internasional (ATA CARNET, TRIPTIEK ATAU CPD CARNET) d) Barang kiriman melalui PT (Persero) Pos Indonesia dengan menggunakan Declaration En Douane (CN 23). b. Prosedur Pemeriksaan Pabean atas Barang Ekspor Terhadap barang ekspor hanya dilakukan penelitian dokumen. Dalam hal tertentu diadakan pemeriksaan fisik, dan dilaksanakan oleh : 35

1. Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Terhadap barang ekspor yang : a. Berdasarkan petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang ekspor b. Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak terdapat petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang perpajakan dalam kaitannya dengan restitusi PPN dan PPn BM, atau c. Akan dimasukkan kembali ke dalam Daerah Pabean (re-impor) Pemeriksaan dapat dilaksanakan dikawasan pabean, gudang eksportir, atau tempat lain yang digunakan eksportir untuk menyimpan barang ekspor. 2. Surveyor Terhadap barang ekspor yang seluruhnya atau sebagian berasal dari barang impor yang mendapatkan fasilitas pembebasan Bea Masuk, penangguhan pembayaran PPN / PPn BM, dan pengembalian Bea Masuk serta pembayaran pendahuluan PPN/PPn BM. Pemeriksaan dilaksanakan di tempat yang ditunjuk oleh eksportir di luar Kawasan Pabean. c. Pengajuan PEB Eksportir atau kuasanya mengisi PEB dengan lengkap dan benar dan mengajukannya kepada Kantor Pabean dengan dilampiri : 36

1. LPS-E dalam hal barang ekspor wajib diperiksa oleh Surveyor 2. Copy Surat Tanda Bukti Setor (STBS) atau copy Surat Sanggup Bayar (SSB) dalam hal barang ekspor dikenakan pungutan ekspor 3. Copy invoice dan copy packing list; 4. Copy dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan sebagai pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang ekspor. 5. Pelunasan Pungutan Negara Dalam Rangka Ekspor (PNDRE). PEB untuk barang yang terutang PNDRE terlebih dahulu diajukan ke Bank Devisa untuk pelunasannya. d. Pemasukan Barang Ekspor ke Kawasan Pabean 1. Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean atau ke Tempat Penimbunan Sementara dilakukan dengan menggunakan PEB atau dokumen pelengkap pabean dalam hal pelaksanaan ekspor dilakukan dengan PEB Berkala. 2. Atas barang ekspor yang diperiksa Surveyor, selain disertai dengan PEB juga harus dilampiri CTPS. 3. Dalam hal pengangkutan barang ekspor dilakukan dengan menggunakan peti kemas Less Container Load (LCL), seluruh PEB dari barang ekspor dalam peti kemas yang bersangkutan harus diajukan secara bersamaan dan diberitahukan oleh konsolidator dalam dokumen konsolidasi ekspor. 37

e. Pendaftaran PEB Pejabat Bea dan Cukai membukukan PEB ke dalam Buku Catatan Pabean dan memberi nomor dan tanggal pendaftaran. f. Penelitian Dokumen Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dokumen terhadap PEB bersangkutan, yang meliputi : 1. Kelengkapan dokumen pelengkap pabeannya, berupa dokumen seperti tersebut pada butir 1 di atas 2. Kebenaran pengisian PEB 3. Kebenaran penghitungan pungutan negara yang tercantum dalam bukti pelunasan PNDRE g. Persetujuan Muat Dalam hal penelitian dokumen kedapatan sesuai, pejabat Bea dan Cukai memberikan persetujuan muat pada PEB tersebut dengan mencantumkan nama tempat, tanggal, tanda tangan, nama terang, NIP serta cap dinas pada PEB yang bersangkutan. h. Pembetulan/ Perubahan 1. Dalam hal penelitian dokumen tidak sesuai, PEB dikembalikan kepada eksportir untuk diadakan pembetulan/perubahan. 2. Pembetulan atau perubahan isi PEB dapat dilakukan sebelum atau sesudah persetujuan muat diberikan oleh pejabat Bea dan Cukai dari Kantor tempat PEB didaftarkan. 38

i. Pemuatan Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkut dilaksanakan setelah mendapat persetujuan muat dari pejabat Bea dan Cukai. j. Pengangkutan 1. Pengangkut yang sarana pengangkutnya meninggalkan kawasan pabean dengan tujuan ke luar daerah pabean, wajib memberitahukan barang yang diangkutnya dengan menggunakan pemberitahuan berupa manifes (outward manifest) barang ekspor yang diangkutnya kepada pejabat Bea dan Cukai di kantor pabean paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keberangkatan sarana pengangkut. 2. Barang ekspor yang diangkuit lanjut ke tempat lain dalam daerah pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada pejabat Bea dan Cukai di kantor tempat transit dengan menggunakan copy PEB barang ekspor yang bersangkutan dan daftar Rekapitulasi PEB yang telah ditandasahkan oleh pejabat Bea dan Cukai di tempat pemuatan. 3. Barang ekspor yang diangkut dalam daerah pabean melalui luar daerah pabean, sebelum sarana pengangkut meninggalkan tempat pemuatan, mengajukan pemberitahuan pengangkutan barang asal daerah pabean dari satu tempat lain melalui luar daerah pabean (BC1.3). 39

k. Tata Cara Pemerikasaan Fisik Barang oleh Surveyor 1. Pemeriksaan barang dilakukan oleh surveyor setelah adanya Permintaan Pemeriksaan Barang Ekspor (PPBE) dari eksportir. 2. PPBE diajukan oleh eksportir paling lama 3 (tiga) hari kerja sebelum pemeriksaan. 3. Pemeriksaan meliputi : a) jenis barang, b) jumlah barang, c) spesifikasi teknis, d) klasifikasi barang berdasarkan HS, e) jenis kemasan, f) merek kemasan, g) harga satuan dan harga total; dan h) pemenuhan ketentuan di bidang ekspor. 4. Terhadap barang yang telah dilakukan pemeriksaan, surveyor memasang Tanda Pengenal Surveyor (TPS) dan menuangkan hasil pemeriksaan barang ke dalam LPS-E. 5. LPS-E diterbitkan dalam rangkap 5 (lima) : a) Lembar 1 (satu) untuk keperluan eksportir; b) Lembar 2 (dua) untuk Kantor Pabean tempat pemuatan; c) Lembar 3 (tiga) untuk instansi yang memberikan fasilitas d) Lembar 4 (empat) dan 5 (lima) untuk Surveyor. 40

l. Fasilitas PEB Berkala 1. PEB berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam periode waktu tertentu 2. Eksportir dapat memberitahukan ekspor barang yang dilaksanakan dalam periode waktu yang ditetapkan dengan menggunakan PEB berkala 3. Penggunaan PEB Berkala, dilakukan setelah mendapat persetujuan dari direktur jenderal atau pejabat yang ditunjuknya. 4. Persetujuan dapat diberikan dalam hal eksportir mempunyai reputasi yang baik dan : a) Frekuensi ekspornya tinggi b) Jadwal sarana pengangkut barang ekspor tersebut tidak menentu c) Lokasi pemuatan barang ekspor tersebut jauh dari kantor pabean dan/ atau bank devisa d) Barang yang bersangkutan diekspor melalui saluran pipa atau jaringan transmisi atau e) Berdasarkan pertimbangan direktur jenderal atau pejabat yang ditunjuknya, pengeksporan barang perlu menggunakan PEB Berkala. m. Sanksi Administrasi 1. Dalam hal pembetulan atau perubahan isi PEB sebagai akibat salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang, eksportir 41

dikenai sanksi administrasi berupa denda paling banyak Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan paling sedikit Rp 1.000.000 (satu juta rupiah). 2. Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspornya dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah). 3. Eksportir yang tidak menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan surat-menyurat yang bertalian dengan ekspor dan perbuatan tersebut tidak menyebabkan kerugian keuangan negara dikenai sanksi administrasi Rp 5.000.000 (lima juta rupiah). 4. Pengangkut yang tidak mengajukan pemberitahuan barang yang diangkut dikenai sanksi administrasi sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah). F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Ekspor 1. Sales Contract Process a. Eksportir mempromosikan komoditas yang akan diekspornya melalui media promosi seperti pameran dagang, iklan di koran, majalah, radio, maupun televisi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, atau melalui badan-badan khusus urusan promosi ekspor. Tujuan promosi adalah untuk menarik minat calon importir terhadap komoditas yang akan diekspor. 42

b. Importir yang berminat, mengirimkan surat permintaan harga atau Letter of Inquiry kepada eksportir. Letter of Inquiry lazimnya berisikan permintaan penawaran harga dengan memberitahukan mutu barang yang diinginkan, kuantum yang ingin dibeli, harga satuan dan total harga dalam valuta asing (US$ atau lainnya), waktu pengiriman (shipment date), dan nama pelabuhan tujuan yang diingini. c. Eksportir memenuhi permintaan importir dengan mengirimkan surat penawaran harga yang lazim disebut dengan Offersheet. Offersheet berisikan keterangan sesuai permintaan importir, seperti uraian barang, mutu, kuantum, waktu penyerahan, harga dan tempat penyerahan barang, syarat pembayaran, waktu pengapalan, cara pengepakan barang, brosur, dan bila perlu contoh barang yang ditawarkan. d. Importir, setelah mempelajari dengan saksama offersheet dari eksportir, menempatkan surat pesanan dalam bentuk ordersheet atau purchase order kepada eksportir. e. Eksportir menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sale's contract) sesuai dengan data dari offer sheet dan order sheet ditambah dengan keterangan seperti force majeur clause, klaim, syarat pengapalan seperti shipment, transshipment, dan lain-lain. Kontrak tersebut ditandatangani oleh eksportir dan dikirimkan kepada importir untuk ditandatangani pula sebagai tanda persetujuan atas sale's contract itu. Lazimnya sale's contract dibuatkan aslinya dalam rangkap dua (two original). 43

f. Importir mempelajari sale's contract dengan saksama, dan bila dapat menyetujuinya kemudian ia menandatangani dan mengembalikannya kepada eksportir. Satu original copy ditahan oleh importir sebagai dokumen asli transaksi yang lazim disebut sebagai sale's confirmation. Kedua sale's confirmation copy yang asli ini mempunyai kekuatan hukum yang sama. 2. L/C Opening Process a. Importir meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuah Letter of Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir, sejumlah yang disepakati dalam sale's contract dan sesuai dengan syarat-syarat pencairan yang disebut dalam sales contract. L/C yang dibuka adalah untuk dan atas nama eksportir atau orang atau badan usaha lain yang ditentukan eksportir, sesuai kesepakatan dalam sale's contract. Bank devisa yang diminta eksportir membuka L/C itu disebut opening bank. Opening bank inilah yang bertanggung jawab melakukan pembayaran atas L/C itu kepada eksportir penerima L/C. Importir yang meminta pembukaan L/C disebut applicant. b. Opening bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir, melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondennya di negara eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, teleks, faksimile, atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan 44

pembukaan L/C dalam bentuk tertulis itu disebut L/C confirmation yang diteruskan oleh opening bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden yang diminta opening bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C disebut advising bank. c. Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang diterimanya dari opening bank, lalu meneruskan amanat pembukaan L/C itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari advising bank. Surat pengantar itu disebut L/C Advice, sedangkan eksportir penerima L/C disebut sebagai beneficiary dari L/C itu. Bila advising bank diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut menjamin pembayaran atas L/C tersebut, maka advising bank juga disebut sebagai confirming bank 3. Cargo Shipment Process a. Eksportir setelah menerima L/C confirmation yang sifatnya operatif (sah sebagai landasan pembayaran) kemudian mempersiapkan barang ready for export, melakukan booking atau memesan ruangan/tempat kepada perusahaan pelayaran (shipping company) yang kapalnya akan berangkat ke pelabuhan tujuan yang dimaksud dalam sale's contract serta sesuai dengan waktu pengapalan (shipment date) yang disepakati dalam sale's contract tersebut. Eksportir kemudian mengurus formalitas ekspor seperti mengisi pemberitahuan ekspor barang, membayar Pajak 45

Ekspor (PE) dan Pajak Ekspor Tambahan (PET) melalui advising bank, mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi Bea dan Cukai di pelabuhan muat. Setelah semua formalitas ekspor selesai, eksportir menyerahkan barang kepada perusahaan pelayaran (shipping company) untuk dimuat pada waktu yang disepakati. b. Shipping company, setelah selesai melakukan pemuatan barang ke atas kapal, menyerahkan bukti penerimaan barang, bukti kontrak angkutan, dan bukti pemilikan barang dalam bentuk Bill of Lading atau transport document lainnya kepada eksportir yang dalam pengangkutan ini disebut sebagai shipper. c. Shipping company selanjutnya bertanggung jawab mengangkut muatan itu sampai ke pelabuhan tujuan, serta menyerahkannya dengan selamat dan utuh kepada penerima barang yang disebut dalam B/L di pelabuhan tujuan (destination port) yang juga disebutkan dalam B/L itu. d. Importir selaku penerima barang (consignee), bila telah menerima dokumen pengapalan (shipping document) dari opening bank, mengurus izin impor (import clearance) kepada pihak Bea Cukai di pelabuhan tujuan. Kemudian importir menghubungi agen pelayaran (shipping agent) di pelabuhan tujuan di negaranya untuk menerima muatan itu. e. Shipping agent menyerahkan muatan kepada importir segera setelah pelunasan biayayang menjadi hak skipping agent bersangkutan. Dengan ini maka selesailah proses penerimaan barang oleh importir. 46

4. Shipping Documents Negotiation Process a. Eksportir, setelah menerima Bill of Lading dari perusahaan pelayaran, menyiapkan semua dokumen pengapalan yang disyaratkan dalam Letter of Credit seperti faktur, daftar pengepakan, sertifikat mutu, Surat Keterangan negara Asal (SKA) dan lain sebagainya seperti wesel (draft) serta surat pengantar negosiasi dokumen secara lengkap dan cermat. Semua dokumen pengapalan itu diserahkan eksportir kepada negotiating bank yang ditentukan dalam L/C untuk memperoleh pembayaran (payment). b. Negotiating bank meneliti dengan saksama semua dokumen pengapalan yang diminta dalam syarat-syarat L/C. Bila semuanya cocok baik jumlah, jenis, maupun uraian sebagaimana yang dituntut oleh L/C, maka negotiating bank akan membayarkan jumlah yang ditagih oleh eksportir dari dana L/C yang tersedia. c. Negotiating bank meneruskan dokumen pengapalan yang sudah dilunasi itu kepada opening bank yang membuka L/C bersangkutan sebagai pena-gihan kembali dari uang yang sudah dibayarkan oleh negotiating bank tersebut kepada eksportir. d. Opening bank memeriksa dengan saksama semua dokumen pengapalan itu, dan bila ternyata sesuai dengan syarat-syarat L/C yang dibuka maka opening bank kemudian melunasi uang yang sudah dibayarkan oleh 47

negotiating bank. Pembayaran pelunasan kembali ini disebut sebagai reimbursement. e. Opening bank selanjutnya memberitahukan penerimaan dokumen pengapalan itu kepada importir. Importir akan mengambil dokumen pengapalan itu kepada opening bank dan menyelesaikan pelunasan dokumen pengapalan tersebut dengan opening bank bersangkutan. Setelah itu opening bank akan menyerahkan seluruh dokumen pengapalan itu kepada importir untuk dipergunakan menerima barang bersangkutan dari perusahaan pelayaran dan Bea Cukai setempat. G. Para Pelaksana Perdagangan Internasional Di dalam kontrak dagang ekspor terdiri dari dua belah pihak yaitu penjual (ekportir) dan pembeli (importir) yang telah sepakat melakukan jual beli. Eksportir bertugas memproduksi barang yang inginkan oleh pembeli (eksportir), sedangkan importer bertugas sebagai orang yang membeli barang yang dihasilkan oleh penjual (eksportir) untuk memenuhi kebutuhan seharihari.penjual dan pembeli ini merupakan pihak inti dari kontrak dagang ekspor. Tetapi yang menjadi kendala pertama kali dalam praktek bisnis adalah masalah kepercayaan. Karena mungkin saja jika antara eksportir dan importir belum saling mengenal akan ada rasa takut akan adanya salah satu pihak yang meningkari janji atau isi dari sale s contract yang telah di sepakati bersama. Misalnya: apabila di dalam sale s contract di sebutkan bahwa sistem pembayaran akan di lakukan dengan cara non L/C (tanpa letter of credit), maka 48

perdagangan itu sangat beresiko tinggi. Karena dalam hal ini eksportir kemungkinan ragu-ragu kalau sudah mengirim barang ternyata tidak di bayar oleh importir. Demikian pula dengan importir takut kalau sudah di bayar ternyata barang tidak dikirim oleh eksportir. Apabila ditambah faktor penghambat lainnya yaitu : kebudayaan,bahasa,dan peraturan-peraturan yang berbeda-beda di setiap negara serta kemungkinan jarak yang sangat jauh antara eksportir dengan importir. Jika keadaan ini berlanjut, maka kemungkinan transaksi perdagangan antara kedua belah pihak tidak akan pernah terjadi. Oleh karena itu di perlukan solusi untuk menghadapi resiko tersebut, yaitu dengan adanya lembaga (badan/institusi) yang terkait untuk menjembatani kegiatan perdagangan internasional atau sering di sebut juga dengan kegiatan ekspor-impor. Menurut Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Lembaga (badan/institusi) yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan ekspor-impor antara lain: 1. Bank Bank mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai penyedia kredit ekspor bila diperlukan oleh eksportir. Kedua, mempelancar dan mengamankan transaksi melalui Letter Of Credit (L/C), karena L/C ini dari sisi eksportir bisa merupakan jaminanan kepastian pembayaran dari importer, Letter Of Credit (L/C) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh bank yang diminta importir yang ditujukan kepada eksportir, dengan 49

memberi hak untuk menarik wesel sejumlah uang yang disebutkan dalam L/C tersebut jika persyaratan yang tercantum dalam L/C terpenuhi. 2. Departement Perdagangan dan Perindustrian Peranan Depaertement Perdagangan dan Perindustrian dalam kegiatan ekspor impor sangat penting, yaitu : pertama, instansi pemerintahan yang mengeluarkan ijin sebagai Eksportir Terdaftar (ET) dan ijin sebagai importer (API/APIT/APIS). Kedua, mengeluarkan dokumen ekspor yang disebut certificate of origin (COO) yang merupakan surat pernyatan bahwa barangbarang yang diekspor tersebut adalah benar-benar dibuat di Negara Indonesia. Ketiga, mengawasi, mengatur, dan memonitor barang barang yang terkena quota, dan tentunya pertumbuhan ekspor Indoneia. 3. Surveyor Surveyor independent mempunyai peran sebagai importir dalam pemeriksaan barang-barang yang akan dimuat kedalam container di lokasi eksportir. Dalam hal ini pemeriksaan hanya di lakukan bila ada permintaan dari pihak importer. Selain itu ada faktor lain yaitu yang Negara tujuan eksportirnya memberlakukan system pemeriksaaan pra pengapalan (PSI/Pre Shipment Inspment Inspection). 4. Shipping Company Peranan shipping company, yaitu: sebagai perusahaan jasa pengapalan barang-barang yang diekspor/impor, dan juga sebagai penyedian container kosong (empty container) bagi eksportir. 50

5. EMKL/ PPJK Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) atau Pengusaha Pengururusan Jasa Kepabeanan (PPJK) adalah merupkan perusahaan jasa yang menangani pengurusan ekspor-impor. 6. Bea Cukai Peranan Bea Cukai sebagai instansi pemerintahan yaitu untuk mengawasi barang-barang yang diekspor/impor, khususnya yang kena pajak ekspor dan kedua adalah mengawasi yang terkait dengan Bapeksa. 7. Asuransi Peranan asuransi sebagai instansi jasa penyedia asuransi untuk kegiatan ekspor-impor sesuai permintaan di dalam L/C, bias berupa pemagaran resiko atas kegiatan transaksi perdagangan internasional (marine insurance) dan penerbitan custom bond. 51

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya PT Batik Danar Hadi PT Batik Danar Hadi Surakarta berdiri sejak 1967. Pendirian tersebut diprakarsai oleh Bapak R.H. Santoso. Nama Danar Hadi diambil dari nama istri Bapak R.H. Santoso yaitu, Ibu Hj. Danarsih dan nama orang tua Ibu Danarsih, yaitu Bapak Hadi Priyono. Pada awal pendirian, PT Batik Danar Hadi merupakan perusahaan perseorangan dan kemudian dikelola secara turun temurun. PT Batik Danar Hadi pada mulanya merupakan home industry di mana perusahaan menyediakan bahan baku serta pcngolahannya, sedangkan para buruh mengerjakannya di rumah masingmasing. Para buruh pabrik, sebagian besar berasal dan bertempat tinggal di sekitar perusahaan. Adapun produksi utama perusahaan ini adalah batik tulis. Berkat keuletan, pengalaman, keahlian dan jiwa wiraswasta yang dimiliki oleh Bapak R.H. Santoso selama dua dasawarsa perusahaan ini mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan jumlah permintaan dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut didukung oleh adanya kemudahan perusahaan dalam mendapatkan bahan baku. PT Batik Danar Hadi terkenal dengan motif dan warna yang relatif masih tradisional. Tetapi setelah dua dasawarsa perusahaan mengalami kemerosotan, yang disebabkan oleh semakin 52

berkembangnya industri tekstil dan konveksi yang sejak semula merupakan saingan bagi perusahaan batik. Sehingga perusahaan kesulitan untuk mendapatkan kain sebagai bahan baku industri batik. Dengan alas an inilah perusahaan berupaya meningkatkan kualitas produk dengan menciptakan motif dan warna yang menyimpang dari motif dan warna tradisional. Pimpinan perusahaan, baik dalam mendesain. produk maupun dalam mengelola perusahaan harus memiliki keuletan, keahlian, pengalaman dan jiwa wiraswasta yang sangat menunjang perkembangan perusahaan. Dengan adanya corak dan motif batik yang mengikuti selera konsumen dan mode yang sedang digemari, akhirnya perusahaan dapat meningkatkan omset penjualan sedikit demi sedikit. Semakin berkembangnya perusahaan maka pada tahun 1984, PT Batik Danar Hadi beralih dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan yang berbadan hukum dan memperoleh ijin resmi dari pemerintah (HO, SIUP, Ijin Industri), yang kemudian bernama PT Batik Danar Hadi dengan akte notaris sebagai berikut: Nomor : 17 Tanggal : 11 Desember 1984 Nama Notaris : Maria Theresia Budi Santoso, SH Nomor Akte : Akte Menteri kehakimanno. 02-5355NT01 1TH85, tanggal 24 Agustus 198 53

Adapun lokasi PT Batik Danar Hadi adalah di Jl. Dr. Rajiman No 164 Surakarta sebagai kantor pusat dan mendirikan cabang-cabang di Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Kuta-Bali, Ujung Pandang dan Batam. Berdasarkan akte pendiriannya PT Batik Danar Hadi bergerak dalam bidang: a. Batik atau tenun b. Tekstil atau printing c. Konveksi d. Perdagangan ekspor impor dan interinsulir yang berhubungan dengan ketiga bidang di atas. e. Usaha-usaha lainnya yang tidak bertentangan dan tidak melanggar undangundang yang berlaku. Bidang usaha yang telah dijalankan selama ini adalah industri dan perdagangan batik melalui kantor pusatnya di Surakarta dan cabang-cabangnya yang ada. Ijin-ijin yang telah diperoleh antara lain Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) No. 69 / PBI /11.21 / 85, tanggal 24 Juli 1985. Direktur perusahaan batik ini yang pertama kali saat berdirinya sampai sekarang belum berubah yaitu tetap Bapak R.H. Santoso. Adapun jenis perusahaan batik ini berbentuk PT tertutup. Persero-persero yang ada didalamnya yaitu Bapak R.H. Santoso, Nyonya Danarsih Santoso, Diah Kusuma Sari, Diana Kusuma Dewati, Dian Kusuma Hadi, Dewanta kusuma Wibowo, Ibu Dra. Mariam Sampoerna dan Bapak Suhendro, B.Sc. Saham-saham yang dimiliki perusahaan ini tidak diperjual belikan kepada pihak luar. Tanggung jawab atas perusahaan ini 54

dipegang oleh redaksi, demikian juga susunan pimpinan pada waktu berdiri sampai sekarang tidak mengalami perubahan. 2. Lokasi PT. BATIK DANAR HADI SURAKARTA Lokasi kantor pusat PT. Batik Danar Hadi ini berada di Jl. Dr. Rajiman No. 164 Surakarta, dari sejak berdiri sampai sekarang belum pindah tempat. Bangunan perusahaan ini ada dua, satu tempat untuk berlangsungnya proses produksi yang berada di bagian belakang dan untuk rumah batik (show room) berada di bagian depan, sedangkan bangunan yang satu lagi digunakan untuk kantor yang terdiri dari empat lantai, lantai pertama untuk bagian urusan umum, personalia dan penerimaan bahan jadi, lantai kedua untuk bagian pemasaran dan keuangan, lantai ketiga untuk bagian akuntansi dan lantai keempat untuk gudang bagian pemasaran. 3. Tujuan Perusahaan PT. Batik Danar Hadi mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut : a. Melestarikan budaya tradisi batik sebagai peninggalan nenek moyang kita, khususnya Batik Solo. b. Menjadikan batik menjadi tuan rumah di negri sendiri. c. Menunjang pasaran batik dalam negeri dan luar negeri sebagai komoditi ekspor non migas. d. Memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk dapat berbusana batik yang bagus. e. Untuk memperoleh laba. 55

4. Struktur Organisasi Struktur organisasi divisi ekspor pada PT Batik Danar Hadi adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Batik Danar Hadi Divisi Ekspor Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi PT Batik Danar Hadi Surakarta adalah sebagai berikut: 56

1) Manajer, Bertugas mengelola fungsi manajemen agar berlangsung sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. 2) Akuntansi, bertanggung jawab terhadap penganalisaan keuangan perusahaan, pelaporan data keuangan dan pembukuan perusahaan. 3) Merchandiser, bertugas dan bertanggung jawab dalam penjualan, sehingga berhubungan dengan buyer di luar negeri. 4) Produksi, bertugas dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses produksi, menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi. 5) Dokumen L/C, bertugas untuk membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk barang yang akan diekspor. 6) Gudang barang jadi, bahan baku dan packing, bertanggung jawab dalam hal persediaan bahan jadi dan bahan baku serta pembungkusan produk. 7) Gudang kemasan dan aksesoris, bertanggung jawab dalam persediaan kemasan aksesoris yang akan digunakan pada produk. 8) Penerimaan luar, bertugas dan bertanggung jawab dalam penerimaan setoran dari supplier kemudian setoran tersebut dicek agar didapat kesesuaian setoran yang dibutuhkan. 9) Sample, bertugas dan bertanggung jawab mengirimkan sample kepada buyer diluar negri. 10) Quality control, bertanggung jawab atas kualitas produk dan bertugas membuat program untuk mengendalikan kualitas. 57

11) Seksi pelaksana quality control, melaksanakan program quality control yaitu mengendalikan kualitas sehingga didapat keluaran produk yang berkualitas. 12) Pelaksana packing, bertugas untuk membungkus produk yang sudah jadi. 5. Personalia Jumlah karyawan divisi ekspor PT Batik Danar Hadi sebanyak 35 orang yang masing-masing mempunyai fungsi dan tugas tersendiri serta dituntut keterampilan, kecakapan dan loyalitas karyawan terhadap pekerjaannya. PT Batik Danar Hadi menetapkan hari kerja sebanyak lima hari kerja, kecuali hari-hari besar nasional. Jam kerja karyawan di perusahaan mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 dengan waktu istirahat pukul 11.30 sampai pukul 12.30. Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berusaha mengembangkan dan meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan mengikutsertakan karyawan bila mana ada kegiatan atau pembinaan sesuai dengan job discription masing-masing seperti seminar, simposium, loka karya, komputerisasi dan lainnya. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai dengan memuaskan dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun serta dapat menjaga kestabilan hubungan antara perusahaan dengan karyawan dan antara perusahaan dengan lingkungan. 6. Produk yang dihasilkan a. Produk Produk yang dihasilkan oleh PT Batik Danar Hadi dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu : 58

1) Batik Tulis Adalah batik yang dikerjakan dengan tangan dan menggunakan alat berupa canting. Tetapi batik ini tidak untuk produk ekspor, hanya untuk pasar domestik saja. Gambar 3.2 Contoh batik tulis ( Sumber : www.danarhadibatik.com) 2) Batik Cap Adalah batik yang sistem pengerjaannya menggunakan cap. Proses pengerjaan batik Cap : a) Nganji/ Melayor Bahan mori direbus dengan maksud untuk menghilangkan kanji yang menempel dan apabila diberi pewarna mudah meresap dan merata. b) Ngemplong Memukul-mukul kain yang telah diberi kanji dengan maksud agar permukaan bahan lebih halus apabila dibatik atu dicap. 59

c) Mbatik/ ngecap Memberi motif pada bahan kain atau mori dengan lilin menggunakan alat cap yang terbuat dari tembaga dengan motif yang dikehendaki. d) Medel Pemberian warna hitam pada kain atau mori dengan menggunakan alat cap. e) Ngelorod 1 Tahap ini dilakukan dengan menghilangkan lilin pada kain setelah proses pembatikan. f) Ngelorod 2 Menghilangkan lilin pada kain setelah ngelorod 1. g) Cap drik Menutup sebagian warna dasar yang telah jadi agar tidak hilang setelah pemberian warna berikutnya. h) Nyoga Pemberian warna dasar coklat sebagai salah satu ciri khas batik Gambar 3.3 Contoh batik cap (Sumber : PT Batik Danar Hadi Surakarta) 60

Proses pembuatan batik cap ini lebih cepat dibandingkan dengan proses pembuatan batik tulis karena pembuatan motifnya dengan menggunakan cap (stempel) yang lebar. Bandingkan dengan batik tulis yang menggunakan guratanguratan canting. walaupun begitu, kedua jenis batik ini mempunyai keunikan tersendiri. Berikut adalah cirri-ciri batik cap : 1. Batik cap dikerjakan dengan menggunakan cap yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan motif yang diinginkan. 2. Bentuk motif atau gambar pada batik cap memiliki pengulangan yang jelas. Gambar terlihat berulang dengan motif yang sama dengan ukuran garis motif yang lebih besar bila dibandingkan dengan batik tulis. 3. Dan ini yang paling jelas untuk menentukan apakah batik yang anda beli itu adalah batik tulis atau batik cap. Batik cap mempunyai gambar yang tidak tembus pada kedua sisi kain. Jadi artinya hanya salah satu sisi saja yang bergambar. 4. Tidak memiliki motif atau gambar yang detil. 5. Warna batik yang lebih mengkilap. 6. Mempunyai warna dasar kain yang lebih tua dari pada warna goresan motifnya. Sebabnya adalah karena batik cap tidak mengalami proses penutupan pada bagian dasar motif. 7. Dari sisi harga, batik cap lebih murah dari pada batik tulis. Ini dikarenakan batik cap memiliki jumlah yang banyak dan satu sama lainnya memiliki 61

kesamaan. Hal ini menjadikannya tidak unik. Walaupun begitu, bukan berarti batik cap tidak lebih bagus dari pada batik tulis. 3) Batik Spray Adalah jenis batik yang proses pembuatannya menggunakan alat sejenis sablon. Gambar 3.4 Contoh batik spray (Sumber : PT Batik Danar Hadi Surakarta) Dari ketiga batik tersebut hanya batik tanpa cap dan batik cap saja yang diekspor oleh PT Batik Danar Hadi. b. Harga Dalam menetapkan harga jual, PT Batik Danar Hadi selalu berusaha menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Ada beberapa komponen yang menjadi dasar dalam penetapan harga jual pada PT Batik Danar Hadi. Komponenkomponen tersebut antara lain : 62