BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan perlu ditunjang. dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. besarnya janin sesuai usia kehamilan pada setiap dilakukan pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vitamin dan mineral yang merupakan zat-zat yang dibutuhkan untuk

SIKAP POSITIF IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA MENDUKUNG KELANCARAN PRODUKSI ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

Pengetahuan Tentang Proses Menyusui Pada Ibu Nifas di RS Mardi Rahayu Kudus 20

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan kehidupan manusia, dengan menyusui ibu telah

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PENGLUARAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJA BASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah kira-kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut. Payudara

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut laporan WHO (2014) angka kematian ibu di Indonesia menduduki

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) adalah air susu yang diproduksi oleh ibu untuk

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

1

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih rendah. Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan di seluruh dunia yang menekankan pentingnya pemberian ASI kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Menurut Menteri Kesehatan RI mengungkapkan dalam pembukaan Pekan ASI sedunia tahun 2012 cakupan ASI Eksklusif di India mencapai 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar 24% (Detikhealth.com). Sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif menurut data dari Kemenkes RI tahun 2011, persentase pemberian ASI eksklusif di Indonesia yaitu 61,5%. Sedangkan pada tahun 2012 data dari Kemenkes RI, menunjukkan adanya penurunan dari tahun 2011 yakni 48,6%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam Pemeriksaan Status Gizi (2013), menyatakan bahwa persentase bayi yang mendapat ASI Eksklusif mulai dari tahun 2010 yaitu 19.98%, pada tahun 2012 meningkat menjadi 37.65%, sedangkan pada tahun 2013 jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu meningkat menjadi sebanyak 51.8% (Dinkes, 2013). Hal ini masih jauh dari sasaran nasional tentang cakupan ASI eksklusif di Indonesia. Adapun sasaran untuk tahun 2011 yaitu 67% dan pada tahun 2012 yaitu 70% sedangkan untuk tahun 2013 yaitu 75% (Dinkes, 2013).

2 Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi, tidak satupun makanan lain yang dapat menggunakan Air Susu Ibu (ASI), karena ASI mempunyai kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek gizi, aspek kekebalan dan aspek kejiwaan berupa jalinan kasih sayang penting untuk perkembangan mental kecerdasan otak (Depkes RI, 2005). Pentingnya ASI memang harus menjadi perhatian, dan tanggung jawab sebagai orang tua juga harus mulai menyadari akan dampak pada bayi jika ASI ini tidak di berikan pada bayi dengan maksimal. Terlebih lagi jika produksi ASI yang dihasilkan oleh ibu menyusui sedikit atau bahkan tidak ada. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI sehingga bayi mendapatkan ASI yang cukup antara lain faktor makanan ibu, faktor hisapan bayi, riwayat penyakit yang diderita, faktor obat-obatan, dan faktor istirahat serta perawatan payudara. Selama kehamilan ibu menyusui dianjurkan mengkonsumsi makanan yang bergizi yang memang sangat mempengaruhi produksi ASI. Namun pada proses menyusui tetap saja ASI yang dihasilkan tidak keluar hal ini tidak adanya rangsangan pada payudara. Begitu juga dengan hisapan bayi apabila tidak ada perlekatan yang baik, dan puting susu tidak menonjol maka upaya untuk mempertahankan produksi ASI tidak ada serta riwayat penyakit yang diderita, obat-obatan dan faktor istirahat memang dapat mempengaruhi produksi ASI namun jika tidak rangsangan yang diberikan pada payudara maka ASI yang dihasilkan tidak akan merembes keluar. Adapun upaya terobosan yang perlu

3 dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif antara lain upaya perawatan payudara (Depkes, 2010). Perawatan payudara dapat merangsang kelenjar-kelenjar payudara sehingga mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin, hormon prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI dan hormon oksitosin mempengaruhi pengeluaran ASI. Selain itu, perawatan payudara bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan mudah untuk diisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluhkan bayinya tidak mau menyusu, biasanya disebabkan oleh faktor teknik seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah (Nurhati, 2009). Adapun akibat yang ditimbulkan jika tidak melakukan perawatan payudara menurut Ronald H.S (2011 : 137) yaitu ASI tidak keluar, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi, dapat mengakibatkan infeksi pada payudara (payudara bengkak atau bernanah) serta muncul benjolan di payudara. Mengingat besarnya manfaat dari ASI yang dibutuhkan bagi bayi sebagai antibodi. Maka perawatan payudara setelah melahirkan juga sangat menentukan lancar atau tidak pengeluaran ASI. Khususnya pada ibu-ibu primipara. Menurut Varney (dalam Almira, 2013) bahwa primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar. Jadi bisa dikatakan primipara merupakan wanita yang baru pertama kali mempunyai anak dan baru menjadi seorang ibu. Ibu-ibu menyusui tidak akan mengalami kesulitan dalam pemberian ASI apabila sejak awal mengetahui bagaimana perawatan payudara yang tepat dan

4 benar. Namun, berdasarkan hasil survey yang dilakukan di suatu rumah bersalin, telah ditemukan sekitar 20% ibu menyusui mengalami masalah dalam pemberian ASI. Tidak lancarnya pemberian ASI pada awal masa laktasi seperti puting susu lecet, payudara bengkak, dan air susu tersumbat. Hal ini disebabkan oleh faktor ibu-ibu yang belum mengetahui teknik perawatan payudara. Selain itu Ronald H.S (2011 : 136) menyatakan sebagaimana yang dilaporkan, bahwa ibu menyusui di Indonesia yang pernah menderita kelecetan pada puting susu sebanyak 57%. Namun demikian, untuk mencegah masalah-masalah yang mungkin timbul pada ibu menyusui, sebaiknya perawatan payudara dilakukan secara rutin. Seperti dikemukakan oleh Bahiyatun (2009 : 28) bahwa salah satu usaha untuk memperbanyak ASI adalah dengan memberi perawatan khusus yaitu dengan pemberian rangsangan pada otot-otot payudara. Menurut Ronald H.S (2011 : 135) adapun tehnik perawatan payudara terdiri atas dua tahap, yaitu pemeriksaan payudara dan persiapan puting susu. Dengan melakukan perawatan payudara secara benar dan teratur dapat menguatkan, melenturkan dan mengatasi terpendamnya puting susu sehingga bayi mudah menghisap ASI dan juga menjaga kebersihan payudara, mencegah penyumbatan dan bermanfaat untuk memperkuat kulit sehingga mencegah terjadinya luka pada saat menyusui. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu oleh Astari A.M (2008), tentang perawatan payudara pada masa antenatal pada pasien ibu primipara post partum di RSU Dr. Saiful Anwar Malang menyatakan bahwa 80% ibu primipara post partum yang melakukan perawatan payudara, ASI nya sudah keluar setelah

5 melahirkan, sedangkan pada kelompok ibu yang tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal hanya 26,7% ibu yang ASI nya sudah keluar setelah melahirkan sedangkan yang lainnya tidak keluar. Kondisi tersebut disebabkan oleh banyak faktor lain diantaranya adalah faktor kesiapan ibu secara mental dan psikologis untuk menyusui setelah melahirkan, kemudian adanya pengetahuan yang baik tentang persiapan menyusui, asupan gizi atau kecukupan nutrisi makanan yang seimbang yang telah dikonsumsi oleh ibu selama hamil, faktor kesehatan atau tidak mengalami gangguan berupa suatu penyakit yang dapat mempengaruhi pengeluaran (sekresi) ASI setelah melahirkan. Selain itu berdasarkan hasil penelitian Innayatullaili (2011) tentang pengaruh perawatan payudara terhadap kelancaran ASI pada ibu nifas primipara Di Puskesmas Arjasa Kangean, dari hasil penelitian terhadap 7 ibu nifas yang dilakukan perawatan payudara, 6 ibu nifas (85,7%) mengalami kelancaran pada ASInya. 1 ibu nifas (14,3%) yang tidak mengalami perubahan atau ASI nya tidak keluar. Berdasarkan survei awal di beberapa puskesmas yang berada di Kota Gorontalo, bahwa Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo memiliki jumlah ibuibu menyusui yang paling banyak. Berdasarkan hasil survei awal di Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo didapatkan data pada tahun 2011 jumlah bayi yang berumur 0-6 bulan yaitu 150 bayi, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 176 bayi dan pada tahun 2013 jumlahnya meningkat yaitu 190 bayi. Sedangkan ibu yang memberikan ASI eksklusif pada tahun 2011 yaitu 58 ibu (38,7%), pada

6 tahun 2012 yaitu 65 ibu (36,9%), sedangkan pada tahun 2013 hanya 80 ibu (42,1%). Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang petugas kesehatan di Puskesmas Wogkaditi Kota Gorontalo bahwa dari 5 ibu yang telah memiliki bayi, 4 diantaranya yang tidak memberikan ASI eksklusif diakibatkan ASInya tidak keluar. Ini diakibatkan ibu tidak melakukan perawatan setelah melahirkan. Adapun pemberian health education tentang perawatan payudara selama kehamilan telah diberikan oleh petugas kesehatan. Namun tidak dilakukan oleh ibu primipara setelah melahirkan untuk persiapan menyusui. Sehingga 5 ibu yang telah memiliki bayi, 4 diantaranya ASInya produksi ASInya sedikit bahkan tidak ada. Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengetahui lebih mendalam tentang perawatan payudara pada ibu primipara dengan kelancaran produksi ASI, maka peneliti mengkajinya melalui suatu penelitian yang berjudul : Hubungan Perawatan Payudara Dengan Produksi ASI Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1.2.1 Sesuai hasil observasi yang dilakukan di Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo ditemukan bahwa ibu-ibu yang telah memiliki bayi masih ada yang belum mengetahui perawatan payudara untuk kelancaran keluarnya produksi ASI.

7 1.2.2 Berdasarkan survey awal di Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo dari 190 bayi yang ada pada tahun 2013, ibu yang memberikan ASI eksklusif hanya 80 orang diakibatkan karena kurangnya ASI. Sehingga lebih memilih pemberian susu formula. 1.2.3 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Puskesmas Wogkaditi Kota Gorontalo bahwa dari 5 ibu yang telah memiliki bayi, 4 diantaranya tidak memberikan ASI eksklusif diakibatkan ASInya sedikit bahkan tidak keluar. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara perawatan payudara dengan produksi ASI pada ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara perawatan payudara dengan produksi ASI Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran produksi ASI Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo. 2. Mengetahui gambaran perawatan payudara pada ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo.

8 3. Menganalisis hubungan antara perawatan payudara dengan produksi ASI Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan dalam ilmu keperawatan khususnya tentang perawatan payudara dengan produksi ASI yang lebih mengarah pada ibu primipara dan juga sebagai bahan perbandingan dalam penelitian. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Dinas Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipandang sebagai informasi ilmiah oleh instansi terkait khususnya Dinas Kesehatan berkenaan dengan perawatan payudara pada ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo. 2. Bagi Ibu Primipara Menjadi informasi tentang apa yang harus dilakukan dalam upaya meningkatkan produksi ASI dan melakukan perawatan payudara masa antenatal. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi tolak ukur dalam meningkatkan wawasan dalam bidang kesehatan khususnya dalam perawatan payudara.