ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci: Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Hipertensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata Kunci :Riwayat Keluarga, Konsumsi Alkohol, Kadar Asam Urat Darah

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DESA TEMPOK SELATAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

PREVALENSI HIPERTENSI PADA PENDUDUK UMUR 30 TAHUN HINGGA 80 TAHUN DI KECAMATAN TEMBUKU BANGLI BALI TAHUN 2013

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

Kata kunci: kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hipertensi, laki-laki

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat...7

Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga

: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT DI POLIKLINIK RSUD RAA SOEWONDO PATI

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

HUBUNGAN ANTARA STRES, POLA MAKAN DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TERJADINYA KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS BENDOSARI SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DI DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

KARAKTERISTIK DAN FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI DI DESA BOCOR, KECAMATAN BULUS PESANTREN, KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH, TAHUN 2006

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

Transkripsi:

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Fifi Mamoto *, Grace D. Kandou **, Victor D. Pijoh ** Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi ** ABSTRAK Latar Belakang: Hipertensi adalah penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur, yaitu mencapai 17-21 % dari proporsi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Faktor pemicu/resiko penyakit hipertensi yang dapat diubah seperti asupan natrium, obesitas, olaraga, merokok, konsumsi alkohol, stres. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara asupan natrium dan obesitas dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa pada bulan Februari tahun 2013 sampai Mei tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 107 orang. Sampel diambil secara simple random sampling (sampel acak sederhana). Data diperoleh melalui kuesioner dan wawancara langsung. Analisis data dilakukan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square pada program SPSS. Hasil penelitian: Hasil uji statistik menunjukkan faktor risiko asupan natrium mempunyai hubungan yang bermakna dengan hipertensi (p = 0,003; OR = 4,063 dan 95% CI = 1,577 10,469), berbeda dengan obesitas menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna dengan hipertensi (p = 0,755). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi, dan tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi ABSTRACT Background: Hypertension is the third leading cause of death in Indonesia for all ages, reaching 17-21% of the proportion of the population and mostly undetectable. Trigger factors / risk diseases such as hypertension, which can be altered sodium intake, obesity, sports, smoking, alcohol consumption, stress. Objective: To determine the relationship between sodium intake and obesity with hypertension in general polyclinic patients in Puskesmas Tumaratas Western District Langowan Minahasa regency. Methods: The study was an observational analytic cross sectional approach. The study was conducted at the Health Center of West Langowan Tumaratas Minahasa district in February of 2013 to May of 2013. The sample in this study amounted to 107 people. Samples were collected by simple random sampling (simple random sample). Data were obtained through questionnaires and direct interviews. Data analysis includes univariate and bivariate analysis using Chi-square test in SPSS. Results of research: Statistical test results showed sodium intake risk factors have a significant association with hypertension (p = 0.003; OR = 4.063 and 95% CI = 1.577 to 10.469), in contrast to obesity showed no significant association with hypertension (p = 0.755 ). Conclusion: There is a relationship between sodium intake with the incidence of hypertension, and there is no relationship between obesity and the incidence of hypertension in the Health Center West Langowan Tumaratas Minahasa district. Keywords: Obesity, Sodium, Hypertension

PENDAHULUAN Hipertensi adalah penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur, yaitu mencapai 17-21 % dari proporsi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi(depkes, 2008). Menurut Joint National Committee (JNC) 7 (2003), hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan darah diastolik 90 mmhg pada seseorang yang tidak sedang mengkonsumsi obat antihipertensi (Yogiantoro, 2006). Menurut Depkes (2008 sebanyak 76.0% kejadian hipertensi dalam masyarakat memang belum terdiagnosis. Faktor resiko penyakit hipertensi dapat dibedakan menjadi faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol seperti umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dan faktor yang dapat diubah seperti asupan natrium, obesitas, olaraga, merokok, konsumsi alkohol, stres. Hubungan antara asupan natrium dengan hipertensi dibuktikan dengan adanya peningkatan volume plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah. Faktor resiko penyakit hipertensi yang lain yaitu obesitas. Menurut Depkes (2006), risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Pada tahun 2010 sampai 2012, hipertensi menempati peringkat kedua sebagai penyakit yang paling banyak ditemukan di puskesmas-puskesmas seluruh Kabupaten Minahasa. Pada tahun 2012 penderita hipertensi di Kabupaten Minahasa juga mengalami peningkatan yang drastis yakni mencapai 30.174 kasus, baik kasus lama maupun kasus baru (Angka Kesakitan Dinas Kesehatan Kab. Minahasa). Data angka kesakitan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa menunjukkan bahwa pada tahun 2012, kasus penderita hipertensi paling banyak ditemukan di 2 puskesmas di Langowan Barat dengan jumlah kasus mencapai 3027 kasus, salah satunya yaitu di Puskesmas Tumaratas. Berdasarkan data-data tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara asupan natrium dan obesitas dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional atau potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa dan dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2013 sampai bulan April tahun 2013. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas yang berkunjung setiap hari selama penelitian dilaksanakan, yang berusia diatas 40 tahun Kriteria Inklusi Sampel a. Merupakan pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat yang berkunjung selama penelitian dilaksanakan. b. Berusia lebih dari 40 tahun Kriteria Eksklusi Sampel a. Tidak bersedia mengikuti penelitian b. Wanita pada masa kehamilan Dalam penelitian yang dilaksanakan selama 10 hari ini didapatkan jumlah sampel sebanyak 107 orang dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan simple random sampling (sampel acak sederhana). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu asupan natrium dan obesitas, sedangkan variabel terikat yaitu kejadian hipertensi. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara bertahap meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chisquare pada program komputer yaitu SPSS.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Distribusi responden berdasarkan karakteristik umur diketahui bahwa 42,06% responden berada pada kelompok umur 40-49 tahun, sedangkan 40,18% responden berada pada kelompok umur 50-59 tahun. Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 40-49 dan 50-59 tahun. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa sebanyak 57,1% responden berjenis kelamin laki-laki dan 42,9% responden berjenis kelamin perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat bahwa sebanyak 43,92% responden memiliki status pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD), namun 40,18% responden lainnya memiliki status pendidikan terakhir SMA, bahkan ada 6,55% responden yang mendapat gelar sarjana. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah memiliki status pendidikan yang cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 59,82% responden tidak memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga. Berdasarkan hasil analisis univariat, dapat dilihat bahwa 63,6% responden tidak menderita hipertensi dan 36,4% responden menderita hipertensi. Hasil ini memang menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak menderita hipertensi, namun yang menjadi masalah yaitu 36,4% responden menderita hipertensi, yang berarti ada 39 orang dari 107 responden yang menderita hipertensi. Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa tahun 2013. Karakteristik Jumlah N % Umur 40-49 tahun 45 42.06 50-59 tahun 43 40.18 60-69 tahun 14 13.08 70-79 tahun 5 4.68 Jenis Kelamin Perempuan 46 42.9 Laki-laki 61 57.1 Pendidikan Terakhir SD 47 43,92 SMP 10 9,35 SMA 43 40,18 S1 7 6,55 Riwayat Hipertensi pada Ada 43 40,18 keluarga Tidak ada 64 59,82 Riwayat Hipertensi Ada 39 36,4 Tidak ada 68 63,6 Analisis Bivariat 1. Hubungan antara asupan natrium dengan Hipertensi. Berdasarkan uji statistik, hasil analisis hubungan antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi, diperoleh nilai p sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

natrium dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas.Uji hubungan ini juga menghasilkan nilai OR sebesar 4,063 (CI 95% = 1,577 10,469), ini berarti bahwa responden yang mengkonsumsi asupan natrium lebih memiliki peluang 4,063 kali lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi asupan natrium cukup. Tabel 2. Hubungan antara asupan natrium dengan Hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa tahun 2013. Kejadian hipertensi Asupan Tidak Total P value OR 95% Hipertensi Natrium Hipertensi CI n % n % N % Lebih 32 82,05 36 52,94 68 63,55 0,003 4,0 1,57-10,46 Cukup 7 17,95 32 47,06 39 36,55 Total 39 100 68 100 107 100 2. Hubungan antara obesitas dengan Hipertensi. Berdasarkan uji statistik, hasil analisis hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi diperoleh nilai p sebesar 0,755. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Tabel 3. Hubungan antara i obesitas dengan Hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa tahun 2013. Kejadian hipertensi Obesitas Hipertensi Tidak Hipertensi Total P value n % n % N % Ya 19 48,72 31 45,58 50 46,72 0,755 Tidak 20 51,29 37 54,42 57 53,28 Total 39 100 68 100 107 100 PEMBAHASAN Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan darah diastolik 90 mmhg, atau bila pasien memakai obat hipertensi (Mansjoer, 2001). Saat ini untuk menentukan seseorang menderita hipertensi digunakan ukuran berdasarkan The Seventh Report Of Joint National Committee On Prevention, Detection Evaluation, and Treatment Of High Blood Pressure (JNC 7)tahun 2003 yaitu dikatakan hipertensi derajat I jika TDS 140-159 mmhg dan TDD 90-99, serta dikatakan hipertensi derajat II jika TDS 160 mmhg dan TDD 100 mmhg (Yogiantoro, 2006). Penelitian mengenai penyakit hipertensi yang dilakukan di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat ini dengan 107 jumlah sampel, ditemukan 39 (36,4%) diantaranya menderita penyakit hipertensi, sedangkan 68 (63,6%) lainnya ditemukan tidak menderita penyakit hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang menderita penyakit hipertensi di Puskesmas Tumaratas lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti faktor lingkungan, dalam hal ini masyarakat di Langowan Barat merupakan masyarakat yang sering dikunjungi oleh petugaspetugas kesehatan, termasuk petugas kesehatan dari Puskesmas Tumaratas sehingga pengetahuan mengenai bahaya hipertensi dapat diketahui dengan baik.faktor gaya hidup masyarakat di Langowan Barat juga mulai menunjukkan perubahan seiring dengan

perkembangan teknologi. Masyarakat disana mulai mengurangi beberapa gaya hidup yang dapat menjadi faktor pencetus terjadinya hipertensi, seperti mengkonsumsi lemak berlebih dan kurang berolahraga. Meskipun jumlah penderita penyakit hipertensi yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak menderita penyakit hipertensi, namun hal ini tidak dapat diabaikan, diperlukan adanya penanggulangan yang baik dalam mengurangi kejadian penyakit hipertensi di Puskesmas Tumaratas ini secara maksimal. Berdasarkan hasil uji analisis pada analisis bivariat dengan menggunakan chi square, asupan natrium dengan kejadian penyakit hipertensi diperoleh probabilitas sebesar 0,003 dengan p < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bemakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. Uji hubungan ini juga menghasilkan nilai OR sebesar 4,063 (CI 95% = 1,577 10,469), ini berarti bahwa responden yang mengkonsumsi asupan natrium memiliki peluang 6 kali lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarasaty (2011) di Desa Sawah baru yang memperoleh hasil bahwa asupan natrium terbukti sebagai salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asupan natrium dengan obesitas. Dalam penelitian ini ditemukan 32 responden yang mengkonsumsi asupan natrium lebih dan menderita hipertensi sedangkan 7 responden yang mengkonsumsi asupan natrium cukup namun juga menderita hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa asupan natrium merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit hipertensi. Berdasarkan hasil uji analisis pada analisis bivariat dengan menggunakan chi square, obesitas dengan kejadian hipertensi diperoleh probabilitas sebesar 0,755 dengan p < 0,05, Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bemakna antara obesitas dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa, dimana masyarakat yang mengkonsumsi asupan natrium lebih mempunyai peluang menderita hipertensi 4 kali lebih besar daripada yang mengkonsumsi asupan natrium cukup. 2. Tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan langowan Barat Kabupaten Minahasa SARAN 1. Bagi Puskesmas Bagi seluruh petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Tumaratas kiranya dapat lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan di Puskesmas seperti penyuluhan, posyandu dan mengundang masyarakat untuk rutin memeriksakan tekanan darahnya agar dapat mencegah hipertensi. 2. Bagi Masyarakat Bagi seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas kiranya dapat lebih memperhatikan gaya hidup sehat. Hindari gaya hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium dan lebih meningkatkan aktivitas fisik. 3. Peneliti Lain Peneliti lain diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain yang memiliki kemungkinan berhubungan dengan kejadian hipertensi yang tidak ada dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Arisman, 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Almatseir, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Bustan, M.N. 2007.Epidemiologi :Penyakit Tidak Menular. Jakarta :RinekaCipta Depkes RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, RI Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa. 2013. Laporan Angka Kesakitan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tahun 2012. Tondano. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.2013. Laporan Surveilans Terpadu di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012. Manado Gunawan, L. 2005. Hipertensi.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. JNC-7. 2004. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (online). (http://www.nhlbi.nih.gov/guideline s/hypertension/jnc7full.pdf). Diakses pada tanggal 4 Februari 2013 Mansjoer, A dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius Martha, K. 2012. Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : Araska Mustamin. 2010. Aupan Natrium, Status Gizi dan Tekanan Darah Usia Lanjut di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten Barru. Media GiziPangan, Vol.1X Proverawati, Atikah. 2010. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta :Nuha Medika. Pudiastuti, Dewi Ratna. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika Rudianto, B. (2013).Menaklukan hipertensi dan diabetes. Yogyakarta: Sakkhasukma. Suiraoka, IP. 2012. Penyakit Degeneratif. Yogyakarta : Medical Book Sarasaty,R. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada Kelompok LanjutUsia di Kelurahan SawahBaruKecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan Tahun2011, (Online). (Available from:(http://perpus.fkik.uinjkt.ac.i d/file_digital/rinawang%20j ADI.pdf) Sugiharto, A. 2007. Faktor faktor risiko hipertensi Grade II padants. Masyarakat (studi Kasus di Kabupaten Karangayar), (online). (Avaible from: http;//eprints.undip.ac.id/)di akses 22 januari 2013 Supariasa.2001. Penilaian Status Gizi.Jakarta: EGC. Yogiantoro, M.(2006) Hipertensi Esensial. Buku Aja rpenyakit Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.