Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

dokumen-dokumen yang mirip
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

22. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

MENDENGARKAN HATI NURANI

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII-BSMP PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

41. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa. lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) a. Iman dan takwa. b. Filsafat ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SDLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang paling utama untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 1436 H / 2015 M

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

Sambutan Presiden RI pd Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi, di Jakarta, 25 Apr 2014 Jumat, 25 April 2014

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi.

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Satuan Acara Perkuliahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

Peluang Implementasi Arah Dasar Pastoral KAJ Tahun dalam PELAYANAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB XIII GEREJA DI ANTARA PLURALITAS

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

Transkripsi:

ix U Pengantar ndang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi (bdk. UU No. 20 Th. 2003 - SPN psl. 10). Konsili Vatikan II dalam dokumen mengenai Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini menandaskan, bahwa: Para awam yang di dalam seluruh kehidupan Gereja memiliki peranan aktif yang harus dijalankan, bukan saja berkewajiban meresapi dunia dengan semangat Kristen, akan tetapi juga dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di dalam segala hal, justru di tengah pergaulan hidup manusia. (GS. no. 43). Agar mampu meresapi dunia seperti yang diharapkan itu, para sarjana Katolik harus dibekali dengan pendidikan dan pengetahuan keagamaan yang memadai sesuai dengan tingkat Perguruan Tinggi. Guna memenuhi kebutuhan itu tim penulis Komisi Kateketik Konperensi Waligereja Indonesia menyusun suatu Buku Kuliah Agama Katolik untuk mahasiswa Katolik di lingkungan Universitas Terbuka. Kita patut bergembira atas terselenggarakannya kuliah agama Katolik serta penyediaan sarana pembelajaran berupa modul-modul yang difasilitasikan Universitas Terbuka ini. Materi kuliah Agama Katolik dalam buku ini terdiri atas 9 modul. Modul 1 mengenai Ketuhanan Yang Maha Esa, Modul 2 mengenai Manusia, Modul 3 mengenai Masyarakat, Modul 4 mengenai Hukum, Modul 5 mengenai Moral, Modul 6 mengenai Budaya, modul 7 mengenai Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, Modul 8 mengenai Politik dan Modul 9 mengenai Kerukunan Antarumat Beragama. Masing-masing modul dilihat dari sudut pandang perspektif dan ajaran Gereja Katolik. Mempertimbangkan adanya isi pokok agama yang fundamental yang harus dipegang teguh, sekaligus adanya pula keadaan masyarakat yang terus-

x menerus berubah, maka buku kuliah ini juga membutuhkan perbaikan. Kami akan menyambut dengan tangan terbuka saran perbaikan, perlengkapan dan penyempurnaan buku ini dikemudian hari. Jakarta, Juni 2007 Tim Penulis Komisi Kateketik KWI

xi Tinjauan Mata Kuliah gama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat A manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk mahasiswa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritualnya. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan, ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata, akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang beriman yang sejati seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam

xii hidup nyatanya, dan berusaha untuk melaksanakan kehendak Allah bagi dirinya dalam konteks hidup nyatanya. Oleh karena itu Pendidikan Agama Katolik di Perguruan Tinggi merupakan salah satu usaha untuk memampukan mahasiswa menjalani proses pemahaman, pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya di berbagai bidang seperti politik, moral, kesenian, ilmu pengetahuan, budaya, hukum, berbagai keprihatinan di masyarakat, termasuk kerukunan umat beragama. Dengan demikian proses ini mengandung unsur pemahaman iman, pergumulan iman, penghayatan iman dan hidup nyata. Proses semacam ini diharapkan semakin memperteguh dan mendewasakan iman mahasiswa sehingga menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat. Konsili Vatikan ke II dalam dokumen "Gereja dalam Dunia Modern menegaskan: "Para awam yang di dalam seluruh kehidupan memiliki peranan aktif yang harus dijalankan, bukan saja berkewajiban meresapi dengan semangat Kristen, akan tetapi juga dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di dalam segala hal, justru di tengah pergaulan hidup manusia (GS 43). Bagaimana seorang sarjana Katolik dapat meresapi dunia sekitarnya dengan semangat kristiani apabila ia sendiri tidak tahu akan inti ajaran agamanya? Atau bagaimana mungkin agama dapat berperan sebagai motivator dan dinamisator serta pengarah pembangunan, kalau para penganut agama kurang faham akan agama itu sendiri? Pendidikan nasional yang bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya searah dengan upaya Gereja Katolik yang antara lain melalui pendidikan agama untuk membentuk pribadi mahasiswa menjadi pribadi yang dewasa dalam berpikir dan bertindak serta bersama semua komponen bangsa membangun negeri ini sesuai cita-cita bangsa yaitu mencapai kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera baik jasmani maupun rohani. Untuk mencapai cita-cita itu, maka diperlukan kerja sama semua pihak, bahu-membahu. Kuliah agama Katolik di Universitas Terbuka merupakan salah satu bagian dari kerja sama itu. Modul-modul ini dapat disusun dan hadir dihadapan para mahasiswa Katolik Universitas Terbuka merupakan wujud kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan ini dengan Gereja Katolik dalam hal ini Komisi Kateketik KWI. Karena itu patut dihaturkan terima kasih atas kebersamaan ini. Mata Kuliah Agama Katolik di Universitas Terbuka ini terdiri dari 9 modul yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Modul 1 sampai dengan Modul 3 meletakan dasar pemahaman mahasiswa tentang doktrin-

xiii doktrin ajaran iman Gereja Katolik. Sebagai orang Katolik, mahasiswa beragama Katolik harus mengetahui inti pokok ajaran imannya agar dapat mempertanggungjawabkan imannya dalam masyarakat kita yang majemuk. Sementara Modul 4 sampai dengan Modul 9 menguarikan tema tema seputar moral sosial sebagai bentuk perwujutan iman. Iman bukanlah sesuatu yang mati tetapi hidup dalam dinamika kehidupan manusia. Kesembilan modul yang akan dipelajari adalah sebagai berikut. Modul 1: Ketuhanan Yang Maha Esa Menguraikan pemahaman dasar mengenai agama dengan pertanyaan atas filosofis mengenai Tuhan, termasuk Yesus Kristus sehingga dapat memahami keesaan Allah dalam Agama Katolik dan bagaimana beriman kepada-nya dengan baik dan benar. Modul 2: Manusia Menguraikan mengenai hakikat manusia, martabat manusia dan tanggung jawab manusia khususnya terhadap hidup manusia dengan mendalami dasar-dasar dan sumber imannya sehingga mampu bertanggung jawab atas hidup pribadi dan sekitarnya. Modul 3: Masyarakat Menguraikan masyarakat khususnya Gereja sebagai bagian dari masyarakat, perannya dalam membangun peradaban dan kesejahteraan, hak azasi dan demokrasi sehingga mampu berkarya di dalam masyarakat dan juga bersama-sama dalam suatu komunitas yaitu Gereja. Modul 4: Hukum Menguraikan hukum dalam hidup manusia dan perannya sesuai perspektif agama Katolik sehingga manusia dapat menjalankan hidup dalam koridor hukum yang benar. Modul 5: Moral Menguraikan Moral dalam perspektif manusia yang beriman Katolik sebagai makhluk yang berakal budi, yang memiliki kebebasan, hatinurani, nilai-nilai dasar martabat manusia serta hak-hak azasinya sehingga mampu menyumbangkan hidup, dan akhlak mulia di masyarakat.

xiv Modul 6: Budaya Menguraikan tentang cara atau pola, gaya kita berberpikir dan bertindak atau kebiasaan hidup sesuai dengan iman Katolik dalam mendukung kebudayaan [budaya akademik] sehingga mampu mewujudkan etos kerja, adil, terbuka dan membangun budaya bebas korupsi sebagai budaya tandingan di masyarakat Indonesia. Modul 7: Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Menguraikan peran agama dalam ilmu pengetahuan, sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dan seni sehingga manusia beriman Katolik mampu memanfaatkan ilmunya bagi kehidupan manusia. Modul 8: Politik Menguraikan Politik yang didalami dalam visi Gereja Katolik tentang Hubungan Gereja dengan Negara [peran agama Katolik], kemajemukan, dan pembangunan sehingga mampu membangun masa depan bangsa Indonesia sesuai cita-cita proklamasi kemerdekaan kita, yang bersatu dan sejahtera. Modul 9: Kerukunan Antarumat Beragama Menguraikan agama sebagai rahmat bagi semua seturut iman Gereja Katolik sehingga manusia beriman Katolik mampu menciptakan kerukunan dan kebersamaan hidup antar-umat beragama dalam melaksanakan pembangunan Indonesia. Modul-modul ini secara khusus dipersembahkan kepada mahasiswa/i Katolik Universitas Terbuka di seluruh pelosok Tanah Air. Tidak sempurna memang karena ia merupakan alat bantu atau teman dekat dalam perjalanan tugas belajar selama menjadi mahasiswa/i Universitas Terbuka. Syukur kalau bisa membantu Anda dalam hidup selanjutnya sebagai sarjana Katolik di masyarakat. Akhirnya jadilah terang dan garam bagi dunia sekitar Anda! Sadar akan kekurangan modul-modul ini maka saran dan koreksi demi peningkatannya di masa depan akan diterima dengan penuh syukur. Selamat belajar!