Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga Kota Bitung

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

tertentu, pengetahuan dapat menjadikan seseorang mampu melakukan perubahan

T E S I S. Oleh PARUHUM TIRUON RITONGA /IKM

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

ABSTRACT. Keywords: Education Level, Income Level, Knowledge, Attitude, Household Waste Treatment. ABSTRAK

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PEMILIK ANJING DENGAN PEMELIHARAAN ANJING DALAM UPAYA MENCEGAH RABIES DI KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PEMILIK ANJING DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN RABIES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONGKAW KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, tingkat penghasilan, PHBS

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK ANJING DENGAN UPAYA PENCEGAHAN RABIES DI PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

masyarakat dengan pemanfaatn Puskesmas (α=0,05< ρ=0,508). HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT KELURAHAN TUMINTING DENGAN PEMANFAATAN PUSKESMAS

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

Factors Associated with Rabies Dog Vaccination Practices in Bebandem

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN RABIES PADA PEMILIK ANJING DI KELURAHAN BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO TAHUN 2016 Julianti Jeanette Sabono*, Jootje M. L. Umboh*, Billy J. Kepel** * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK WHO tahun 2016 melaporkan terdapat sekitar lebih dari 60.000 orang meninggal akibat rabies setiap tahunnya. Tahun 2015 dilaporkan terdapat 3 kasus kematian rabies di Kota Manado, dan salah satunya di Kelurahan Bahu. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan pencegahan rabies pada pemilik anjing di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional, di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado pada bulan Mei-Juli 2016. Populasi adalah seluruh kepala keluarga pemilik anjing yaitu sebanyak 135 kepala keluarga, sedangkan sampel adalah total populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan uji Chi Square pada 95% CI dan alpha (α) 0,05. Hasil Uji chi square menunjukan pengetahuan berhubungan dengan tindakan pencegahan rabies (p = 0,000), sikap berhubungan dengan tindakan rabies (p= 0,000), dukungan petugas kesehatan berhubungan dengan tindakan pencegahan rabies (p = 0,000), sedangkan tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan tindakan pencegahan rabies (p = 0.057). Kesimpulannya, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, dan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan pencegahan rabies, namun tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan pencegahan rabies. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies ABSTRACT In 2016, WHO was reported about more than 60,000 people died cause rabies each year. In 2015, there were 3 death cases of rabies, that has been reported in the city of Manado, and one of them in Bahu District. The purpose of this study was to analyze relationship factors with rabies precaution on dog s owners in Bahu District of Malalayang Subdistrict in Manado City. This type of research was analytic survey with cross sectional study approach, in Bahu District of Malalayang Subdistrict in Manado City from May until July in 2016. The population is all family heads dog s owners as many as 135 heads of households, while the sample is total population. Data was collected through interviews with used a questionnaire. This study had used Chi Square test at 95% confidence interval (CI) and alpha (α) 0.05. The results of Chi square test showed that knowledge related with rabies precaution (p = 0.000), attitude related with rabies precaution (p = 0.000), health workers support related with rabies precaution (p = 0.000), while the level of education is not related with rabies precaution (p = 0057). The conclusion, there is a significant relationship between knowledge, attitude, and health workers support with rabies precaution, but there is not relationship between the level of education and rabies precaution. Keyword : Knowledge, Attitude, Level of Education, Health Workers Support, Rabies Precaution

PENDAHULUAN Rabies marupakan penyakit yang mengancam dunia. Terdapat lebih dari 60.000 orang meninggal akibat rabies setiap tahunnya (WHO, 2016a). Selain tingginya kasus kematian, jumlah orang yang menerima vaksin anti rabies telah mencapai lebih dari 15 juta orang setiap tahunnya hingga tahun 2016. (WHO, 2016b). Situasi rabies menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, terdapat 42.958 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR), dengan 34.095 kasus yang mendapat vaksin anti rabies (VAR), serta 81 kasus kematian/ Lyssa. Provinsi Bali merupakan provinsi dengan kasus GHPR tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak 21.161 kasus dengan 1 kasus Lyssa, diikuti Nusa Tenggara Timur pada urutan ke dua sebanyak 5.340 kasus, dan pada urutan ke 3 adalah Sulawesi Utara dengan 3.601 kasus GHPR dan 22 kasus Lyssa (Ditjen PP dan PL, dalam Kemenkes RI, 2015). Jumlah Kasus gigitan di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015 sebanyak 3.324 kasus, dengan 1.659 kasus yang mendapat vaksin anti rabies, serta 28 kasus kematian atau Lyssa. Kota Manado menempati urutan ke empat tertinggi setelah Kabupaten Minahasa, Minahasa Utara, dan Minahasa Selatan untuk kasus GHPR di Sulawesi Utara yaitu sebanyak 372 kasus, dengan 119 kasus yang menerima VAR di tahun 2015. Khusus untuk kasus Lyssa, Kota Manado berada pada urutan ke tiga tertinggi dengan 3 kasus pada tahun 2015 yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Bahu (Dinkes Prov. Sulut, 2016). Salah satu kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bahu adalah Kelurahan Bahu. Kelurahan Bahu merupakan kelurahan dengan angka GHPR tertinggi sebanyak 9 kasus, 7 kasus yang mendapat VAR, serta 1 kasus Lyssa pada tahun 2015 (Puskesmas Bahu, 2016). Pada penelitan sebelumnya, Purnawan dan Kardiwinata (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan rabies. Hasil penelitian tersebut didukung juga oleh Tahulending (2014) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, dan peran petugas kesehatan dengan tindakan pencegahan rabies di Kelurahan Aertembaga Kota Bitung. Selain itu, Marpaung (2009) menyatakan tingkat pendidikan pemilik anjing juga merupakkan salah satu faktor yang berhubungan dengan pemeliharaan anjing dalam upaya mencegah rabies di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Berdasarkan situasi rabies baik di Dunia, Indonesia, Sulawesi Utara, maupun Kelurahan Bahu maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan pencegahan rabies pada pemilik anjing di kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado Tahun 2015. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional yang dilaksanakan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang

Kota Manado pada bulan Mei-Juli 2016. Populasi adalah semua kepala keluarga pemilik anjing yang bertempat tinggal di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado dengan total 135 KK. Sampel penelitian ini adalah total populasi. Pengumulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara. Uji statistik yang digunakan dalam analisis bivariat adalah chi square Square pada 95% CI dan alpha (α) 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan pencegahan rabies Faktor yang berhubungan Tindakan Pencegahan Total Kurang % Baik % n % p-value Pengetahuan Kurang 30 71,4 12 28,6 42 100,0 Baik 33 35,5 60 64,5 93 100,0 0,000 Total 63 46,7 72 53,3 135 100,0 Sikap Negatif 37 75,5 12 24,5 49 100,0 Positif 26 30,2 60 69,8 86 100,0 0,000 Total 63 46,7 72 53,3 135 100,0 Tingkat Rendah 49 52.7 44 47.3 93 100,0 Pendidikan Tinggi 14 33,3 28 66,7 42 100,0 0,057 Total 63 46,7 72 53,3 135 100,0 Dukungan Kurang 42 62,7 25 37,3 67 100,0 Petugas Baik 21 30,9 47 69,1 68 100,0 0,000 Kesehatan Total 63 46,7 72 53,3 135 100,0 Hubungan antara pengetahuan dengan pengetahuan dengan tindakan pencegahan tindakan pencegahan rabies Tabel 1 menunjukan jumlah responden yang berpengetahuan kurang dengan tindakan kurang sebanyak 30 responden (71.4%) dan jumlah responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan tindakan baik sebanyak 12 orang (28.6%). Di sisi lain, jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik dengan tindakan kurang adalah 33 responden (35.5%), dan reponden berpengetahuan baik dengan tindakan baik sebanyak 60 orang (64.5%). Hasil analisis menggunakan Chi Square dengan alpha (α) 0,05 diperoleh nilai p-value = 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 (p < 0,05). Oleh karena itu, terdapat hubungan yang signifikan antara rabies pada pemilik anjing di Kelurahan Bahu Kecamatan Malayang Kota Manado Tahun 2016. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Purnawan dan Kardiwinata (2013) yang menunjukan adanya hubungan yang sikgnifikan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan rabies pada wisatawan di Ubud Bali. Adanya hubungan antara ke dua variabel pada penelitian tersebut karena karena sebagian besar responden telah banyak medapatkan informasi melalui media elektronik sehingga medorong mereka untuk melakukan tindakan pencegahan rabies. Sama seperti penelitian sebelumnya, adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan tindakan pencegahan rabies

dalam penelitian ini disebabkan karena ketersediaan sarana informasi yang memadai sehingga pengetahuan tentang rabies telah diterima responden. Dampak dari tingginya pengetahuan responden, mendorong responden untuk melakukan tindakan pencegahan rabies. Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa terdapat 3 domain perilaku yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Akan tetapi, kognitif atau pengetahuan adalah yang paling berpengaruh dalam pembentukan tindakan seseorang. Selain itu, Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012) juga menyatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembentukan perilaku kesehatan. Hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan rabies Jumlah responden yang bersikap negatif dengan tindakan kurang adalah sebanyak 37 responden (75.5%) dan jumlah responden yang bersikap negatif dengan tindakan baik adalah sebanyak 12 responden (24,5%). Selain itu, responden yang bersikap positif dengan tindakan kurang sebanyak 26 responden (30,2%) dan responden yang bersikap positif dengan tindakan baik sebanyak 60 responden (69,8%). Berdasarkan hasil uji statistik, nilai probabilitas atau p-value = 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 (p < 0,05) yang menunjukan adanya hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan rabies di Kelurahan Bahu Kecamatan Malayang Kota Manado Tahun 2016. Banyaknya sikap responden yang positif menyebabkan jumlah responden dengan tindakan baik lebih tinggi dari pada tindakan kurang. Hal yang sama juga terjadi pada responden dengan sikap negatif yang berdampak pada sedikitnya persentase responden yang memiliki tindakan baik dibandingkan dengan resonden yang memiliki tindakan kurang. Pada penelitian sebelumnya Tahulending (2014) juga menyatakan bahwa sikap berhubungan dengan tindakan pencegahan penyakit rabies di Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga Kota Bitung. Ia mengungkapkan bahwa jumlah responden yang memiliki sikap kurang lebih banyak memiliki tindakan kurang dari pada tindakan baik. Di sisi lain responden yang memiliki sikap baik lebih banyak memiliki tindakan baik dari pada tindakan kurang. Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak. Hal ini diungkapkan oleh Notoatmodjo (2012) yang dengan kata lain, tindakan seseorang dipengaruhi dari hasil evaluasi terhadap sesuatu sehingga menghasilkan rasa suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu hal seperti ide, objek, orang lain, maupun suatu perilaku tertentu.

Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan pencegahan rabies Pada hasil penelitian menunjukan responden yang berpendidikan rendah dengan tindakan kurang sebanyak 49 responden (52,7%), dan responden yang berpendidikan rendah dengan tindakan baik adalah sebanyak 44 responden (47,3%), Untuk kategori responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan tindakan pencegahan kurang berjumlah 14 responden (33,3%) dan responden yang berpendidikan tinggi dengan tindakan baik sebanyak 28 responden (66,7%). Nilai probabilitas yang didapatkan setelah melakukan uji statistik adalah p-value = 0.057 lebih besar dari nilai α = 0,05 (ρ > 0,05). Hal tersebut menunjukan tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan pencegahan rabies pada pemilik anjing di Kelurahan Bahu Kecamatan Malayanng Kota Manado Tahun 2016. Tidak adanya hubungan antara pendidikan dengan tindakan pencegahan rabies berkaitan dengan kesadaran serta kepedulian setiap responden terhadap penyakit rabies. Selain itu, informasi tentang penyakit rabies tidak hanya didapatkan di tingkat pendidikan formal, tetapi juga dari sumber informasi lainya seperti petugas kesehatan, madia massa, media elektorik, keluarga, teman, serta pemilik anjing lainnya. Oleh karena itu, meskipun tingkat pendidikan responden rendah, pengetahuan responden seputar penyakit rabies tetap baik. Hasil penelitian ini didukung oleh Malahayati (2009) pada hasil penelitiannya yang menunjukan sebagian besar reponden dengan tindakan pencegahan baik ada pada kategori pendidikan menengah dan rendah, sedangkan responden yang ada kategori pendidikan tinggi lebih banyak memiliki tindakan pencegahan kurang. Henderson (1959) dalam Sadulloh (2015) mengungkapkan bahwa pendidikan dalam arti luas merupakan poses pembelajaran yang dihasilkan dari interaksi individu dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mencakup lingkungan sosial dan lingkungan fisik yang berlangsung sepanjang hidup seseorang. Menurut konsep belajar sepanjang hayat, pendidikan atau proses belajar tidak hanya didapatkan di sekolah atau di tingkat pendidikan formal, tetapi juga di dalam keluarga, dan masyarakat. Hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan pencegahan rabies Seperti yang ditunjukan pada tabel 1, jumlah responden yang kurang mendapat dukungan petugas kesehatan dengan tindakan kurang adalah sebanyak 42 responden (62,7%) dan responden yang kurang mendapat dukungan petugas kesehatan dengan tindakan baik sebanyak 25 responden (37.3%). Selain itu, responden yang mendapat dukungan kesehatan baik dengan tindakan pencegahan kurang adalah sebanyak 21 responden (30.9%) dan responden yang mendapat dukungan petugas kesehatan baik dengan tindakan baik berjumlah 47 orang (69.1%) Analisis statistik yang digunakan dalam menguji hubungan antara dukungan

petugas dengan tindakan pencegahan rabies adalah uji Chi square dengan alpha (α) 0,05, maka didapatkan nilai probabilitas adalah p- value=0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 (ρ < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan pencegahan rabies pada pemilik anjing di Kelurahan Bahu, Kecamatan Malayang, Kota Manado Tahun 2016. Selaras dengan penelitian ini, Ritonga (2013) juga menyatakan bahwa dukungan tenaga kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan pencegahan rabies di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian tersebut menunjukan responden yang memiliki tindakan pencegahan yang kurang umumnya juga mengaku kurang mendapat dukungan dari petugas kesehatan. Hal serupa juga dinyatakan oleh Mongdong (2016) bahwa faktor anjuran tenaga kesehatan berhubungan dengan pemeliharaan anjing dalam upaya pencegahan rabies. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa responden yang kurang mendapat anjuran dari tenaga kesehatan memiliki tindakan pencegahan yang kurang. Berdasarkan teori perilaku, dukungan petugas kesehatan merupakan Reinforcing Factors dalam menentukan tindakan seseorang. Oleh karena itu, terdapat tanggung jawab yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan rabies pada pemilik anjing di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan tindakan pencegahan rabies pada pemilik anjing di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado 3. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan pencegahan rabies pada pemilik anjing di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan petugas kesehatan dengan tindakan pencegahan rabies pada pemilik anjing di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado SARAN 1. Bagi Instansi Kesehatan a. Penyuluhan yang berkesinambungan harus dilakukan baik secara langsung maupun dengan menggunakan stiker, baliho, leaflet agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang rabies dan pencegahannya terutama tentang pertolongan pertama saat digigit anjing. b. Kegiatan surveilans aktif harus dilaksanakan agar semua kasus gigitan, hewan penular rabies dapat terlapor dengan baik.

2. Bagi Dinas Pertanian Kota Manado a. Upaya promotif melalui penyuluhan secara langsung, maupun melalui media cetak seperti koran, leaflet, baliho perlu dilakukan agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang rabies pada hewan dan pencegahannya. b. Dukungan pelayanan dengan pemberian vaksinasi harus lebih ditingkatkan lagi agar dapat menjangkau seluruh masyarakat pemilik anjing yang ada di Kelurahan Bahu. c. Dorongan kepada mayarakat perlu selalu dilakukan terutama pada saat melakukan kunjungan vaksinsi, agar masyarakat memahami pentingnya tindakan pencegahan rabies seperti mengikat anjing, vaksinasi, pentingnya pelalporan kasus gigitan, sehingga masyarakat terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan rabies. 3. Bagi Pemerintah Kelurahan Bahu Sebaikanya upaya dalam melakukan pendataan terhadap pemilik anjing perlu dilakukan agar setiap program pencegahan rabies dapat melibatkan semua masyarakat terutama bagi mereka yang memelihara hewan penular rabies. 4. Bagi Masyarakat Diharapkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan rabies lebih ditingkatkan lagi, seperti mengikat anjing, memvaksin anjing secara rutin, serta turut berperan aktif dalam pelaporan kasus jika mengetahui adanya kasus gigitan, maupun kematian akibat penyakit rabies. Selain itu, diharapkan adanya kesediaan masyarakat dalam menghadiri penyuluhan maupun mengikuti pelatihanpelatihan yang diselengarakan oleh lembaga terkait dalam hal pencegahan rabies. DAFTAR PUSTAKA Dinkes Prov. Sulut. 2016. Gambaran Situasi Rabies di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2010-2015. Sulawesi Utara: Dinas Kesehatan Provinsi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Malahayati. 2009. Pengaruh Karakterisstik Pemilik Anjing terhadap Partisipasinya Dalam Program Pencegahan Penyakit Rabies di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Madan Tahun 2009. Skripsi. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Marpaung. 2009. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Pemilik Anjing Dengan Pemeliharaan Anjing Dalam Upaya Mencegah Rabies Di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Tesis. Tesis tidak diteritkan. Medan: Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Mongdong. 2016. Hubungan. Faktor Internal dan Eksternal Pemilik Anjing Dengan Pemeliharaan Anjing dalam Upaya Mencegah Rabies di Kelurahan Taratara Kecamatan Tomohon Barat. Community Health (Online), Vol. 1 No. 1, 2016 (http://ejournalhealth.com/index.php/

CH/article/view/13/13 diakses 19 Juli 2016) Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Purnawan dan Kardiwinata. 2013. Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Wisatawan Terhadap Penyakit Rabies di Ubud Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di BALI. Community Health (Online), Vol.1, No.2, Juli 2013 (http://ojs.unud.ac.id/index.php/jch/ article/view/7648 diakses 12 Mei 2016) Puskesmas Bahu. 2016. Data GHPR 2015- Mei 2016. Manado: Puskesmas Bahu Ritonga P. 2013. Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Tesis. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Sadulloh U. 2015. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: ALFABETA Tahulending, J Y. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga Kota Bitung. JIKMU (Online), Vol. 5 No. 2, Januari 2015 (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph p/jikmu/article/view/7183/6693 diakses 13 Mei 2016) WHO. 2016a. Human Rabies. (Online) (http://www.who.int/rabies/human/en /)diakses 2 Juli 2016 WHO. 2016b. Rabies. (Online) (www.who.int/mediacentre/factsheet s/fs099/en/) diakses 12 Mei 2016