orang lain yang berbeda dengan dirinya, mau bekerja sama

dokumen-dokumen yang mirip
3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai

Populasi dalam penelitian ini adalah hasil belajar. demokrasi, persepsi siswa tentang sikap orang tua dalam

sebagai suatu bangsa, Perbedaan-perbedaan di antara

casila secara benar; metode yang digunakan hanya meng

pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-per

bangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan, Kurikulum

pemahaman-penghayatan nilai wawasan kebangsaan oleh

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

P4 merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila dengan peranan Pancasila sebagai r>edoman tiiigo

jurusan yaitu : (IAIN "Sunan Ampel", 1984/1985,

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

- 1. Pengelolaan dan proses pembelajaran PLS pada kursusrkursus. praktek untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang Pendidikan wajib. DIKTI/ Kep/ 2000 : Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam

diartikan bahwa perguruan tinggi swasta

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

di kawasan Asia Pasifik melalui Asia Pacific Economic

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Febrianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

Written by Administrator Wednesday, 15 February :40 - Last Updated Wednesday, 15 February :48

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

pakan rangsangan yang dapat mempengaruhi perkem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

tidak dimaksudkan untuk mengukur ada tidaknya hubungan an

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama

(2).Memperbanyak instrumen penelitian berbentuk skala pe

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

Korelasi Penggunaan Waktu Senggang terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi PPKn pada Siswa SMP Swasta Medan Putri Kecamatan Medan Timur

Landas an Politis. Landas an Psikolo

biasa (konvensional). Dalam hal ini, efektivitas model terlihat secara signifikan ditunjukkan dari indeks determinasi penerapan kedua model terhadap

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah menghadapi sejumlah masalah

kat, berupa kegelisahan, kekhawatiran kepada anak-muda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

luarga Muda-Mudi dalam partisipasinya melalui berbagai ke

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

A. Latar Belakang Masalah

levan dengan dokumen Kurikulum Elektronika Komuni-

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I. Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

cela, sekarang kejadian seperti itu sudah merupakan berita

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. mengenai konsep dan perkembangan politik serta bagaimana cara berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

Transkripsi:

BAB I PERMASALAHAN A. Rumusan Masalah serta Pemikiran yang Melatarbelakanginya Manusia adalah mahluk pribadi sekaligus juga mahluk sosial. la lahir, dibesarkan dan mati di dalam ling kungan sosialnya. Oleh sebab itu setiap pribadi seyogyanya mampu berperan sebagai anggota masyarakat. Seseorang dapat berperan sebagai anggota masyarakatnya jika pada di rinya telah tertanam sikap hidup mau menerima kehadiran orang lain yang berbeda dengan dirinya, mau bekerja sama dengan sesamanya, menghormati martabat kemanusiaan orang lain, singkatnya mampu bersikap dan berperilaku demokra tis. Didasari, bahwa pemahaman tentang sikap hidup demo kratis itu pada setiap orang bisa berbeda-beda, namun dari sikap yang berbeda-beda itu bisa tumbuh suatu sikap sejenis yang ditampilkan atau dimiliki oleh sejumlah orang terhadap objek yang sama. Ini berarti bahwa suatu keadaan tertentu yang melatarbelakangi pengalaman seseorang turut menentukan perkembangan sikapnya. Dalam hubungan ini, disadari betapa pentingnya peranan Pendidikan Umum sebagai komponen pendidikan yang di harapkan berfungsi dalam upaya pembentukan kepribadian peserta didik, baik dalam lingkungan pendidikan formal 1

(di sekolah), maupun dalam lingkungan pendidikan non for mal (di rumah). Pendidikan Moral Pancasila, sebagai salah satu bagian dari komponen Pendidikan Umum, mempunyai fungsi penting dalam menanamkan penghayatan nilai-nilai hidup bermasyarakat, berbangsa, termasuk di dalamnya nilai-ni lai kehidupan demokrasi. Tentu masih banyak faktor lain yang turut mempengaruhi perkembangan sikap seseorang. Tesis ini tidak bermaksud menelusuri keseluruhan faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi perkembangan sikap seseorang. Perhatian dipusatkan kepada penelitian yang menyangkut kontribusi komponen Pendidikan Umum, khususnya Pendidikan Moral Pancasila, dan persepsi siswa tentang kualitas si kap demokratis orang tua dalam pergaulan di rumah bagi pembentukan sikap demokratis siswa. Rumusan masalah yang diajukan sebagai bahan kajian adalah sebagai berikut: Bagaimanakah kontribusi penguasaan siswa dalam bidang studi Pendidikan Moral Pancasila (PMP), khusus dalam aspek demokrasi, dan persepsi siswa tentang kualitas si kap demokratis orang tua dalam pergaulan di rumah terha dap sikap demokratis siswa. Masalah ini dapat dipecah dalam sub masalah seba gai berikut: 1. Bagaimanakah kontribusi penguasaan materi bidang studi

Pendidikan Pancasila (PMP), khususnya aspek demokrasi, terhadap sikap demokratis siswa? 2. Bagaimanakah kontribusi persepsi siswa tentang kuali tas sikap demokratis orang tua terhadap sikap demokra tis siswa? 3. Bagaimanakah kontribusi penguasaan materi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan persepsi siswa tentang kua litas sikap demokratis orang tua, secara bersama-sama terhadap sikap demokratis siswa? Dari analisis masalah tersebut di atas dapat diperjelas batas-batas permasalahan dan arah penelitian seperti digambarkan dalam bagan berikut: Penguasaan Materi Bidang Studi PMP (Sekolah) JK Sikap Demokra tis Siswa ^L. Persepsi siswa tentang sikap Demo kratis orang Tua (Rumah) Masalah pertama yang diteliti adalah kontribusi tingkat penguasaan materi yang dicapai siswa dalam bidang studi PMP, khususnya materi yang berkenaan dengan aspek demokrasi yang bersumber kepada buku paket Pendidikan

Moral Pancasila yang dipergunakan di SMA terhadap kuali tas sikap demokratis siswa. Masalah yang kedua yang diteliti adalah kontribusi kualitas sikap demokratis orang tua menurut persepsi sis wa terhadap sikap demokratis siswa. Dari pergaulannya di lingkungan keluarga, siswa tentu mempunyai kesan mengenai sikap orang tua terhadap keluarga dan dirinya. Kesan-kesan itu "dijaring" dengan instrumen berupa angket khusus mengenai hal itu dan dari padanya diperoleh persepsi sis wa mengenai kualitas sikap demokratis orang tuanya pergaulan di rumah. Persepsi siswa tersebut dicari dalam kemungkinan kontribusinya terhadap kualitas sikap demokra tis siswa. Permasalahan di atas timbul dilatarbelakangi halhal berikut: Latar belakang permasalahan pertama. Mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) mempunyai kedudukan strategis. Garis-garis Besar Program Pengajaran PMP (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta, 1984) antara lain menegaskan, bahwa tujuan PMP adalah:...meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat, dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P-4), UUD 1945, dan GBHN kepada generasi muda, dengan menekankan pengembangan ranah sikap dan nilai yang mendorong semangat,merangsang ilham, dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik. (Garis bawah dari penulis).

Kutipan di atas menegaskan bahwa Pendidikan Moral Pancasila (PMP) harus mampu mengembangkan jiwa dan ngat serta nilai-nilai lihur yang terkandung dalam sema Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4), UUD 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) kepada siswa. Dengan demikian, di dalam materi PMP termasuk tuntutan pengembangan nilai-nilai hidup demokratis berdasarkan Pan casila kepada siswa sehingga terbina sikap hidup demokra tis yang berlandaskan Pandangan Hidup bangsa Indonesia. Jika di dalam Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dikemukakan topik-topik yang berkaitan dengan penyampaian materi aspek demokrasi, maka dalam proses pengajaran ke pada siswa, penyampaian materi itu harus "berkesan" dalam sikap hidupnya, sikap hidup demokratis. Adapun arah perkembangan aspek demokratis ini se cara umum ditegaskan dalam GBPP (I986) bahwa, melalui PMP anak didik hendaknya dipersiapkan dan dibentuk menjadi warga negara dan warga masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai bangsa dan negaranya. Penegasan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di atas menunjukkan bahwa PMP mempunyai misi utama membentuk warga negara dan warga masyarakat. Secara umum dapat dikatakan bahwa bidang studi PMP mengacu kepada pembinaan sikap sebagai wargan negara dan warga masyarakat yang baik.

Penyajian materi aspek demokrasi mengacu kepada pengembangan sikap demokratis siswa. Masalahnya adalah: Apakah hal tersebut telah menjadi kenyataan? Apa kah. ada keselarasan antara kualitas pengetahuan,pemaham an dan pengertian siswa mengenai nilai-nilai demokrasi yang dimiliki siswa dengan kualitas sikap demokratis sis wa? Bagaimanakah kontribusi ranah kognitif di atas ter hadap sikap demokratis siswa? Dasar teoritik dari pembahasan masalah pertama ini bertolak dari apa yang telah dikemukakan oleh Fishbein (1975, h. 15). Fishbein menerangkan, bahwa as pek beliefs mengenai suatu objek tertentu dapat mempe ngaruhi terbentuknya sikap-sikap yang selaras.secara sederhana hal itu ditunjukkan melalui bagan berikut: Beliefs about object X influence feedback Attitude toward object X Bagan di atas menunjukkan bahwa perolehan pengua saan ranah kognitif dapat mempengaruhi pembentukan ranah afektif (sikap) dan sebaliknya terbentuknya suatu sikap tertentu dapat merupakan umpan balik bagi pembentukan beliefs yang baru.

Latar belakang permasalahan kedua. Keluarga sebagai kelompok sosial pertama mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan anak sebagai manusia sosial. Di dalam keluarga setiap anak belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya (Gerungan, 1976, h. 182). Keluarga merupakan faktor yang menentukan bagi kehidupan anak (David, 1958, h. 405). Di dalam keluarga ini peranan orang tua dalam hubungan "orang tua-anak" sangat penting. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian tidak ditekahkan kepada hal apakah orang tua telah ini mampu melaksanakan prinsip-prinsip demokrasi dalam pergaulan di rumah, melainkan kepada masalah bagaimanakah persepsi siswa (sebagai anak) mengenai sikap orang tua dalam pergaulannya di rumah? Dari persepsi itu akan dapat diketahui bagaimanakah kualitas sikap demokratis orang tua menurut persepsi anaknya sendiri. Kualitas sikap demokratis itulah yang dicari kontribusinya terhadap kualitas sikap demokratis siswa (anaknya). Apakah persepsi anak tentang kualitas sikap kratis orang tuanya berpengaruh terhadap pembentukan demo si kap selaras pada dirinya? Pertama-tama perlu ditegaskan bahwa persepsi anak tentang kualitas sikap demokratis orang tuanya merupakan makna penafsiran dan penilaian secara subjektif dari

8 anak terhadap sikap orang tuanya. Oleh sebab itu hal ini belum merupakan jaminan ada atau tidak adanya sikap demokratis itu dimiliki orang tuanya, atau tinggi-rendahnya kualitas sikap demokratis orang tuanya. Sehubungan dengan itu perlu dipertimbangkan pernyataan Biggs (1982, h. I83) mengenai persepsi. Dikatakannya, bahwa persepsi seseorang terhadap lingkungannya (juga terhadap sikap dan pergaulannya dengan orang tua nya di rumah) dipengaruhi oleh tingkat kedewasaannya,pengetahuannya dan tujuannya. Jika diingat, bahwa responden dalam penelitian ini adalah kaum remaja yang masih sedang menuju kedewasaannya, rasanya perlu diambil sikap hati-hati dalam menentukan kontribusi persepsi tersebut bagi pembentukan sikap anak yang bersangkutan. Oleh karena itu persepsi anak terhadap kualitas sikap demokratis orang tuanya mungkin sesuai dengan kenyataannya mungkin pula tidak. Yang terpenting adalah, bahwa instrumen yang menjaring data tentang persepsi di-. maicsud sesuax dengan perasaan hatinya. Jika demikian halnya maka data yang terungkap mempunyai makna untuk dicari kemungkinan kontribusinya terhadap variabel kualitas sikap demokratis siswa. Jika instrumen tersebut tidak diisi sesuai dengan perasaan hatinya maka data yang ter ungkap tidak akan mempunyai arti untuk dicari kemungkin an kontribusinya bagi pembentukan sikap siswa.

Secara sederhana bagan hubungan antara variabel persepsi siswa tentang sikap demokratis orang tua dengan pembentukan setiap demokratis siswa adalah sebagai ber ikut: Persepsi Siswa ten tang Sikap Demokra tis Orang Tua ( -> ) Sikap Demokratis Siswa ^ = mempengaruhi > = tidak mempengaruhi Untuk sementara diasumsikan bahwa variabel per sepsi itu mempunyai pengaruh terhadap pembentukan sikap siswa. Sebagai kelanjutan dari timbulnya permasalahan di atas dapat dicari kemungkinan kontribusi penguasaan ranah kognitif mengenai anak demokrasi dari bidang studi Pendi dikan Moral Pancasila dan kualitas sikap demokratis orang tua, secara bersama-sama, terhadap sikap demokratis siswa. Yang dipertanyakan apakah kontribusi kedua variabel di atas terhadap sikap demokratis siswa signifikan? Akhimya perlu dikemukakan perbandingan tingkat kontribusi antara kontribusi tingkat penguasaan aspek kognitif PMP dan persepsi siswa tentang sikap demokratis orang tuanya terhadap sikap demokratis siswa.

10 B. Kedudukan Masalah Masalah yang diajukan dalam penelitian ini ber kaitan dengan kontribusi penguasaan ranah kognitif mate ri Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan persepsi siswa tentang sikap orang tua dalam pergaulan di rumah terha dap sikap demokratis siswa. Penguasaan ranah kognitif me ngenai materi PMP tersebut di atas berkenaan dengan perolehan informasi mengenai materi PMP yang memperluas pengetahuan, pemahaman dan pengertian siswa tentang bahan yang diberikan, dalam hal ini mengenai aspek demokrasi, melalui proses belajar di sekolah. Persepsi siswa ten tang sikap orang tua dalam pergaulan di rumah, dengan kesan siswa terhadap sikap orang tuanya pergaulan sehari-hari, khususnya yang berkenaan berkenaan dalam dengan sikap demokratis. Kedua variabel di atas itu dicari kon tribusinya terhadap sikap demokratis siswa. Secara lebih umum terhadap masalah-masalah pemben tukan sikap dan pengaruh orang tua terhadap anak, telah pernah dilakukan berbagai penelitian. Oleh karena itu penelitian mengenai kontribusi penguasaan ranah kognitif dari suatu bidang studi (dalam hal ini Pendidikan Moral Pancasila) dan persepsi siswa tentang sikap demokratis orang tua terhadap sikap demokratis siswa merupakan pe nelitian lanjutan dari penelitian-penelitian yang dike mukakan pada Bab II, sub B, tentang pembentukan sikap.

11 Penelitian ini bersifat khusus dan tidak merupakan pengulangan dari apa yang telah pemah dilakukan sebelumnya oleh sebab itu pemecahan masalah yang diajukan juga bersifat lebih khusus dan tidak merupakan reduplikasi. C. Corak Penelitian Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey bersifat deskriptif. Penelitian ini "memusatkan perhatian kepada upaya mencari kontribusi variabel pe nguasaan ranah kognitif bidang studi PMP dan variabel persepsi siswa tentang kualitas sikap demokratis orang tua terhadap variabel kualitas sikap demokratis siswa. Anggota populasi adalah siswa-siswa kelas III SMA di Kotamadya Bandung. Anggota sampel penelitian diambil secara acak dari siswa-siswa kelas III SMA Negeri dan swasta di Kotamadya Bandung. D. Signifikansi Masalah Penelitian ini dilakukan sebab ada gunanya bagi pengembangan pendidikan baik teoritis maupun khususnya dalam pelaksanaan Pendidikan Moral praktis, Pancasila (PMP) di sekolah. Beberapa alasan dapat dikemukakan se bagai berikut: 1. Penelitian ini dapat melengkapi hasil peneliti an yang pernah dilakukan, khususnya yang menyangkut kon tribusi penguasaan ranah kognitif dari materi Pendidikan

Moral Pancasila dan kualitas sikap demokratis orang tua (menurut persepsi siswa) terhadap pembentukan sikap demo kratis. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran bagaimana perbandingan kontribusi variabel-variabel bebas tersebut di atas terhadap variabel terikat, sikap demo 12 kratis siswa. Dari gambaran yang diperoleh tersebut di atas kiranya dapat ditentukan posisi pendidikan moral yang diberikan di sekolah melalui Pendidikan Moral Pancasila dan posisi pendidikan orang tua di rumah - keduanya berkena an dengan aspek demokrasi- dalam pembentukan sikap demo kratis siswa. 2. Penelitian ini mengandung implikasi praktis,dan implikasi teoritis bagi penyelenggaraan pendidikan afek tif, baik melalui pendidikan formal maupun non formal,seperti akan diuraikan pada bagian akhir dari penulisan te sis ini. 3. Hasil penelitian ini mungkin dapat lebih meningkatkan minat untuk penelitian lebih lanjut, khususnya penelitian yang berkaitan dengan pembentukan sikap demo kratis warga negara. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mem peroleh gambaran tentang masalah yang dikembangkan di

13 atas, sehingga diperoleh petunjuk tentang kontribusi va riabel-variabel bebas (penguasaan ranah kognitif materi PMP dan persepsi siswa tentang sikap orang tua dalam per gaulan di rumah) terhadap variabel terikat, sikap demokra tis siswa. Hasil penelitian ini secara khusus digunakan se bagai bahan penulisan tesis pada S2 FPS IKIP Bandung. Le bih jauh dari itu penelitian ini mungkin ada manfaatnya bagi para pelaksana di lapangan dan juga para kebijakan dalam bidang studi Pendidikan Moral pengambil Pancasila. E. Anggapan Dasar Penelitian ini dilakukan dengan bertitik tolak da ri anggapan dasar bahwa: 1. Orang akan melakukan sesuatu yang terbaik baginya sesuai dengan tingkat perkembangan moral yang dimilikinya. la akan mengidentifikasikan dirinya dan mewujudkan kesetiaannya kepada prinsip-prinsip atau gagasan yang dihayatinya (Bigg«, 1982, 171). 2. Melalui proses belajar, prinsip-prinsip hidup yang dihormatinya akan diinternalisasikan di dalam diri nya dan hal ini besar pengaruhnya bagi proses perkembang an dan pembentukan sikap seseorang. 3. Sikap hidup demokratis merupakan sikap hidup bermasyarakat yang esensial bagi setiap orang. Dengan

sikap demokratis itu setiap anggota masyarakat akan mam pu melaksanakan tugas-tugas sosialnya. 14 F. Hipotesis Di dalam penelitian ini diajukan beberapa hipote sis sebagai berikut: 1. Penguasaan materi bidang studi Pendidikan Moral Panca sila (PMP) khususnya aspek demokrasi, berkorelasi se cara signifikan dengan sikap demokratis siswa. 2. Persepsi siswa tentang sikap orang tua dalam pergaul an di rumah berkorelasi secara signifikan dengan si kap demokratis siswa. 3. Penguasaan materi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan persepsi siswa tentang kualitas sikap demokratis orang tua di rumah, secara bersama-sama, berkorelasi secara signifikan dengan sikap demokratis siswa. Dari hasil pengujian hipotesis di atas kemudian ditunjukkan kontribusinya sebagai berikut: 1. Kontribusi penguasaan materi bidang studi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) terhadap pembentukan sikap de moratis siswa. 2. Kontribusi persepsi siswa tentang kualitas sikap de mokratis orang tua dalam pergaulan di rumah terhadap pembentukan sikap demokratis siswa. 3. Kontribusi penguasaan materi bidang studi PMP dan \ \

15 persepsi siswa tentang kualitas sikap demokratis orang tua, secara bersama-sama, terhadap pembentukan sikap de mokratis siswa. G. Variabe1-Variabe1 Penelitian 1. Variabel Bebas a. Variabel Penguasaan Ranah Kognitif dalam bidang studi Pendidikan Moral Pancasila,. lam aspek demokrasi, dalam rangka pembentukan warga negara demokratis (X,). Untuk mengukur variabel ini digunakan tes yang disusun oleh peneliti. Tes tersebut berkenaan dengan pe ngetahuan, pemahaman dan pengertian aspek pembentukan warga negara demokratis berdasarkan materi yang terdapat di dalam Buku Paket Pendidikan Moral Pancasila (PMP) un tuk SMA. Bentuk tes yang digunakan adalah Tes Objektif. b. Variabel Persepsi Siswa tentang Kualitas Sikap Demokratis Orang Tua dalam pergaulan di (x2) rumah 2. Variabel Terikat yaitu: Si^ap Demokratis Siswa (Y) Untuk mengukur variabel ini digunakan skala Likert (Nasution, 1982, h. 72-76). Penyusunan skala dan khususnya da- analisisnya berpedoman kepada Penyusunan Instrumen Penelitian (Rochman Natawidjaja, 1984, h. 24-26).

16 Seluruh variabel yang dikemukakan di atas mengacu kepada prinsip-prinsip demokrasi seperti dikemukakan da lam Bab II, Landasan Teori. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas dan sederhana paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut: Variabel Xl 1 K * ' "^? ^^^ ^""^fr Variabel Y Variabel X2