BAB I PENDAHULUAN. Hanna, 2004, p Prapti Nitin, Buku Lustrum ke-25 Panti Wreda Hanna dalam Pendampingan Para Lanjut Usia di Panti Wreda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

Jurnal FamilyEdu 50 Ester Elisabeth Sipayung et al

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di zaman sekarang ini, penggalangan dana sering dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 Juni Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha Salib Putih Kopeng - Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. R. Siti Maryam, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya (Jakarta : Penerbit Salemba Medika, 2008), hlm. 32.

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

EVALUASI KINERJA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DALAM PEMBERDAYAAN LANSIA TAHUN 2016

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

Bab I Pendahuluan UKDW

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Tabel Kegiatan Lansia dan Persentase Kegiatan Hari Ke-1. Kegiatan Nonton TV 2/ % - Baca koran/buku 4/ % - Melakukan hobi/

BAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I Pendahuluan. 1 Ibu Teresa mengucapkan ikrar kaul sebagai suster di India di bawah tarekat Loreto

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

PROFIL LINGKUNGAN. St. Carolus Boromeus. Wilayah 1 Paroki St. Bonaventura

BAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja

PROFIL LINGKUNGAN. St. Carolus Boromeus. Wilayah 1 Paroki St. Bonaventura

Lampiran 1. Wawancara Dengan Pimpinan. Panti Werdha Wisma Mulia : Ibu Sri Hartati

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

KUNJUNGAN DAN PELATIHAN PUSAT PEMBELAJARAN MORINGA ORGANIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah masa penutup. Masa penutup merupakan masa dimana. penurunan jumlah aktivitas (Hurlock, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

bab 2 satuan pengukuran waktu tema makanan dan kesehatan

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan selain untuk pemuas rasa lapar dan dahaga juga berfungsi

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Analisis Relevansi Program Dan Pelaksanaan Pelayanan Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN

ALAT UKUR. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. dengan pria di depan hukum dalam hal memperoleh kehidupan yang. yang dinginkanya dengan catatan wanita tersebut melakukan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULAN. Indonesia pada tahun 2013 berjumlah lebih dari 249,9 juta orang. Artinya, Indonesia

Bab I Pendahuluan. LASILING, pada tanggal 20 dan 21 September 2005.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

Daftar Isi PROFIL LINGKUNGAN ST. THEOFILUS 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kategorial bisa digolongkan berbagai macam, misalnya kategorial usia (anak, remaja, pemuda, dewasa, lansia),

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II TANJUNG GUSTA MEDAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

UKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pekerja dalam dunia kerja tidak dibedakan baik laki-laki maupun

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam

Bab I Pendahuluan. Edisi 55, Fakultas Teologi UKDW, Yogyakarta, 1999, hal

I.1. PERMASALAHAN I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia. Pada lanjut usia terjadi beberapa perubahan fisik dan fungsi biologis tubuh,

BAB IV PENUTUP. Unit Budi Luhur Yogyakarta. Dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REKENING BANK: BCA cabang Pecenongan nomor atas nama GSJA Batu Tulis

UKDW BAB I PENDAHULUAN

NEWSLETTER TOMAWIN BAKAT MINAT

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Permasalahan Panti Wreda Hanna yang didirikan oleh Persekutuan Doa Wanita Oikumene Hanna (PDWOH) merupakan sebuah Panti Wreda khusus untuk kaum wanita. Panti Wreda Hanna merupakan sebuah yayasan diakonia atau pelayanan dari empat gereja yaitu: GKI Ngupasan, GKJ Sarimulyo, Gereja Katolik Paroki Santo Yusuf dan Gereja Katolik Paroki Santo Paulus. Panti Wreda Hanna melaksanakan misinya berdasarkan Markus 10:45 Anak manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.... Panti Wreda Hanna ingin memberikan pelayanan kepada manusia usia lanjut dan mengambil bagian dalam masyarakat. Sasaran pelayanan Panti Wreda Hanna adalah manusia usia lanjut yang berusia 60 tahun keatas, sudah mengalami keterbatasan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya, tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada uang pensiun, tabungan masa depan atau bantuan orang lain. Namun berdasarkan observasi yang penyusun lakukan dari tanggal 30 September 2005 sampai 30 November 2005 kenyataan yang sebenarnya tidak seperti itu. Ternyata Panti Wreda Hanna juga menerima orang yang belum menginjak usia lanjut karena kelainan mental dan mereka masih dirawat hingga sekarang. Panti Wreda Hanna juga menerima manusia usia lanjut yang usianya sudah di atas 60 tahun, namun masih mampu melakukan berbagai kegiatan secara mandiri dan masih memiliki kemauan serta kemampuan untuk mencari nafkah guna menghidupi dirinya di Panti Wreda Hanna. Dalam rangka memperpanjang usia harapan hidup manusia usia lanjut, Panti Wreda Hanna berusaha memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual manusia usia lanjut melalui kegiatan sehari-hari yang dibagi dalam tiga kategori: pertama kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari, kedua kegiatan rutin yang bersifat pembinaan rohani, dan ketiga kegiatan umum yang sifatnya besar. Berikut adalah bagan dari ketiga kategori kegiatan manusia usia lanjut di Panti Wreda Hanna Kegiatan Rutin Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda Hanna 1 Bagan 1 Waktu Kegiatan Rutin Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda Hanna 04.00 Bangun dan mandi membersihkan diri. 1 Prapti Nitin, Buku Lustrum ke-25 Panti Wreda Hanna dalam Pendampingan Para Lanjut Usia di Panti Wreda Hanna, 2004, p.25.

2 05.00 Minum teh. 05.15-06.00 Bersama-sama menerima pembinaan rohani, dilanjutkan dengan senam untuk manusia usia lanjut kecuali pada hari Minggu. 07.00 Makan pagi. 10.00 Minum teh, susu, atau air kacang hijau dan makan snack. Santai, bebas: misalnya berkebun, menjahit, menerima kunjungan keluarga, membaca buku, berbincang-bincang sambil berjemur, dll. 12.00 Makan siang dilanjutkan dengan istirahat siang. 15.00 Mandi sore. 16.00 Minum teh & makan snack, acara santai (nonton TV). 18.00 Makan malam. 20.00 Istirahat dan tidur malam. Kegiatan Pembinaan Rohani Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda Hanna Bagan 2 Hari dan Waktu Kegiatan Pembinaan Rohani Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda Hanna Minggu Kebaktian bersama di Panti Wreda Hanna, khusus bagi yang Pukul: 05.30-06.15 beragama Katolik akan dikirim Komuni dari Paroki setempat pada sore harinya. Rabu I dan III Manusia usia lanjut diajak untuk bergabung dalam persekutuan Pukul: 09.00 Orang Lanjut Usia di GKI Ngupasan, tidak tertutup kemungkinan mereka yang beragama Katolik ikut apabila mau. Paskah dan Natal Perayaan hari besar agama kristiani, Paskah dan Natal diadakan bersama-sama dengan Persekutuan Doa Wanita Oikumene Hanna (PDWOH). Dalam rangka hari besar ini, Panti Wreda Hanna sering menerima kunjungan kasih dari gereja-gereja, persekutuan, sekolah, lembaga lain.

3 Bagan 3 Kegiatan Umum Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda Hanna 2 Hari dan Waktu Senin Pukul: 17.00 29 Mei, setiap tahunnya Setahun dua kali Kegiatan Umum Manusia Usia Lanjut di Panti Wreda Hanna Pemeriksaan kesehatan manusia usia lanjut oleh dokter Panti Wreda Hanna. Memperingati hari Ulang Tahun Lanjut Usia Nasional (HALUN), diadakan bersama Panti Wreda se-diy dengan berbagai kegiatan perlombaan. Manusia usia lanjut diajak berekreasi, rekreasi bisa diadakan di luar kota atau di dalam kota tergantung pada program pengurus. Adapun semua kegiatan yang ada diperuntukkan bagi seluruh penghuni Panti Wreda Hanna yang memiliki latar belakang yang beraneka ragam. II. Rumusan Masalah Berangkat dari rincian kegiatan manusia usia lanjut di Panti Wreda Hanna, penyusun ingin mempertanyakan apakah tidak menjadi masalah ketika semua program kegiatan yang ada di Panti Wreda Hanna diberlakukan sama bagi semua manusia usia lanjut yang memiliki latar belakang beraneka ragam? Bagaimanakah respon manusia usia lanjut di Panti Wreda Hanna yang memiliki latar belakang beraneka ragam apabila mendapatkan perlakuan yang sama dalam kegiatan sehari-harinya? Sebelum melihat, meneliti dan menganalisa respon manusia usia lanjut terhadap perlakuan yang sama oleh Panti Wreda Hanna penyusun akan mendalami terlebih dahulu pergumulan yang dialami dan dihadapi oleh manusia usia lanjut melalui studi literatur. Diharapkan dari penelitian yang penyusun lakukan dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran baru bagi pengembangan pelayanan di Panti Wreda Hanna. III. Alasan Pemilihan Judul 1 Rumusan Judul Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan di atas, penyusun mendeskripsikan skripsi ini dengan judul : Respon Manusia Usia Lanjut terhadap kegiatan di Panti Wreda Hanna Yogyakarta 2 Scn.1, p.26.

4 2 Alasan Pemilihan Judul Penyusun tertarik dan memilih judul Respon Manusia Usia Lanjut Terhadap Kegiatan Di Panti Wreda Hanna karena: 1. Penyusun melihat dengan semakin berkembangnya zaman dan modernisasi di segala aspek kehidupan, salah satunya aspek kesehatan maka akan memperpanjang usia harapan hidup seseorang. Sehingga pada tahun-tahun yang akan datang dapat dipastikan jumlah manusia usia lanjut akan semakin bertambah banyak, karena faktor kesehatan yang terjamin. Penuaan populasi (population aging) bisa dikatakan sebagai salah satu dampak terpenting dari proses pembangunan ekonomi dan kesehatan. Kemajuan di bidang kedokteran termasuk penemuan berbagai jenis obat-obatan seperti antibiotika yang mampu melenyapkan berbagai penyakit berhasil memperlambat datangnya kematian dan karenanya mempertinggi tingkat harapan hidup. 3 Hal di atas membuat kepedulian kelompok usia muda terhadap manusia usia lanjut berkurang. Sehingga tidak jarang meninggalkan orang tua mereka di sebuah Panti Wreda menjadi pilihan yang praktis. Tanpa mempedulikan bagaimana pergumulan dan kebutuhan mereka. 2. Penyusun ingin mengetahui sejauh manakah gereja yang bahkan menjadi pendiri Panti Wreda Hanna berpartisipasi dalam memperhatikan anggota gerejanya yang tinggal di Panti Wreda Hanna. 3. Di sisi lain penyusun tertarik meneliti tentang manusia usia lanjut karena tampaknya hal ini belum banyak diteliti. Padahal gereja tentu memiliki anggota manusia usia lanjut. Penyusun tertarik untuk meneliti hal ini guna memperlengkapi pelayanan penyusun kelak di kemudian hari. IV. Tujuan Penulisan Berdasarkan permasalahan dan pemilihan judul di atas, maka penyusun menyusun skripsi dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menggali pergumulan-pergumulan yang dihadapi oleh manusia usia lanjut dari dimensi fisiologis, sosial budaya, ekonomi, psikologis, dan rohani-keagamaannya. 2. Menggali respon manusia usia lanjut terhadap program kegiatan yang ditawarkan oleh Panti Wreda Hanna. 3. Memberikan pemikiran baru bagi pengembangan pelayanan di Panti Wreda Hanna. 3 Nurul Agustina, Permasalahan dan Akses Kesehatan Lansia dalam Jurnal Perempuan edisi-25, Perempuan Lansia, Jakarta, Yayasan Jurnal Perempuan, 2002, p.7.

5 V. Metode Penulisan Metode yang dipilih dalam menulis skripsi ini adalah metode deskriptif analitis yaitu terbatas pada mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat mengungkapkan fakta 4 dan kemudian menganalisanya dengan tujuan untuk menyederhanakan hasil olahan data sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan. 5 Metode penelitian yang akan penyusun gunakan adalah dengan penggalian data melalui penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yang berarti sebuah penelitian yang mengutamakan kualitas itu sendiri dan menggunakan analisis non statistik dalam proses analisisnya. 6 Adapun metode penelitian kualitatif yang akan penyusun gunakan meliputi penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dipakai untuk mendapatkan kerangka teoritis konseptual yang menuntun penyusun untuk memahami dan menjabarkan permasalahan di atas. Sedangkan yang berhubungan dengan penelitian lapangan penyusun memfokuskan diri pada wawancara terpimpin atau guided interview. Dalam wawancara jenis ini pertanyaan diajukan sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah disusun. Sehingga dalam hal ini pewawancara sudah mempunyai arah yang pasti untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari responden. 7 Metode wawancara dipilih karena penyusun menganggap ini merupakan salah satu metode yang praktis agar penyusun dapat memperoleh informasi langsung dari sumbernya. VI. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab ini penyusun memaparkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, rumusan judul dan alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika pembahasan. BAB II MANUSIA USIA LANJUT Dalam bab ini diuraikan gambaran tentang keberadaan manusia usia lanjut dengan segala 4 Yustina dkk, Proyek Pengembangan Mata Kuliah, Proyek Kerjasama Universitas anggota Aplik, Pengantar Metodologi Penelitian Modul 1, Jakarta, Pusat Penelitian Atma Jaya, 1986, p.8. 5 Scn 4, p.6. 6 Ibid. 7 Ibid, p.5.p

6 permasalahan dan pergumulan yang dihadapinya dari dimensi fisiologis, sosial budaya, ekonomi, psikologis, dan rohani-keagamaan. BAB III RESPON MANUSIA USIA LANJUT TERHADAP KEGIATAN DI PANTI WREDA HANNA YOGYAKARTA Dalam bab ini diuraikan bentuk program kegiatan manusia usia lanjut di Panti Wreda Hanna, respon manusia usia lanjut terhadap program kegiatan di Panti Wreda Hanna yang merupakan hasil penelitian, serta hasil analisa dan pengolahan data lapangan berdasarkan teori yang ada di bab II. BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS DAN PENDAMPINGAN PASTORAL YANG SESUAI BAGI MANUSIA USIA LANJUT DI PANTI WREDA HANNA YOGYAKARTA Bab ini memaparkan tinjauan teologis tentang manusia usia lanjut serta pergumulan akan kesepian dan keterasingan yang dihadapi dan dialami oleh manusia usia lanjut penghuni Panti Wreda Hanna, dengan tujuan agar Panti Wreda Hanna mengetahui pergumulan manusia usia lanjut, sehingga Panti Wreda Hanna dapat mengupayakan kegiatan yang dapat menjawab pergumulan serta kebutuhan manusia usia lanjut. Bab ini juga memaparkan pemikiran baru yang dapat digunakan bagi pengembangan pelayanan Panti Wreda Hanna bagi manusia usia lanjut lanjut dengan latar belakang yang beraneka ragam sebagai sarana pendampingan pastoral. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dari penyusunan skripsi ini. Di dalamnya dikemukakan kesimpulan dari keseluruhan uraian skripsi dari bab I sampai dengan bab IV serta saran dari penyusun.