TREND ISSUE KEPERAWATAN GERONTIK. Margaretha Teli, SKep, Ns, MSc

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Peringkat IV di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat Sensus BPS 1998 UHH pria = 63 tahun, dan wanita = 67 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih (WHO, 1965). Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia di

KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN. FATWA IMELDA, S.Kep, Ns

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong.

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7

Tujuan pendidikan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan tidak dapat diukur dengan nilai, sibuknya aktivitas sehari-hari, janganlah

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern saat ini, gaya hidup manusia masa kini tentu sudah

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

TUJUAN WAWANCARA MEDIS

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BUKU MONITORING KESEHATAN PENGEMUDI

BAB I PENDAHULUAN. sangat sering menyebabkan serangan jantung yang mematikan. Penyakit

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

PENCEGAHAN PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA Oleh : Dewi S. Soemarko Program Studi Kedokteran Kerja FKUI Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI

Transkripsi:

TREND ISSUE KEPERAWATAN GERONTIK Margaretha Teli, SKep, Ns, MSc

Pendahuluan Amerika Serikat jumlah populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyekasikan menjadi 2 miliar pada tahun 2050, Pada saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun). Indonesia jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34%.

Fakta!!! Cina terdapat pouplasi lansia yang sebagian besar berusia lebih dari 100 tahun masih hidup dengan sehat dan sedikit sekali prevalensi kepikunannya. Menurut mereka, rahasianya adalah menghindari makanan modern, banyak mengkonsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik ynag tinggi, sosialisasi dengan warga lain, serta hidup di tempat yang sangat bersih dan jauh dari polusi udara. Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk dapat mempertahankan kesehatan dan kemandirian para lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat.

Azas pendekatan dan jenis pelayanan kesehatan Lansia AZas Menurut WHO (1991) adalah to add life to the years that have been added to life, dengan prinsip kemerdekaan, partisipasi, perawatan, pemenuhan diri dan kehormatan. Azas yang dianut oleh departemen kesehatan RI adalah meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.

Pendekatan Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut: Menikmati hasil pembangunan Masing-masing lansia mempunyai keunikan Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal Lansia turut memilih kebijakan Memberikan perawatan di rumah Pelayanan harus dicapai dengan mudah Mendoorng ikatan akrab antar kelompok/antar generasi Transportasi dan bangunan yang ergonomis dengan lansia Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia

Jenis Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis dini dan pengobatan (early diagnosis and prompt treatment), pembatasan kecatatan (disability limitation), serta pemulihan (rehabilitation).

Promotif Upaya promotif merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga profesiaonal, dan masyarkat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial. Upaya aperlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut: Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi kejadian jatuh, mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan penggunaan alat pengaman, dan mengurangi kejadian keracunan makanan. Meningkatkan kemanaan di tempat kerja yang bertujuan untuk mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia dan meningkatkan penggunaan system keamanan kerja. Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan untuk mengurangi penggunaan semprotan bahan-bahan kimia, meningkatkan pengelolaan rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta megurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan. Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang bertujuan untuk mengurangi karises gigi serta memelihara kebersihan gigi dan mulut.

Penyampaian 10 perliaku yang baik pada lansia, baik perorangan maupun kelompok lansia adalah dengan cara sebagai berikut: Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa Mau menerima keadaan, sabar, dan otomatis serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan sesama Olahraga ringan setiap hari Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak minum air putih Berhenti merokok dan minuman keras Kembangkan hobi dan minat sesuai kemampuan Tetap memelihara hubungan harmonis dengan pasangan Memeriksakan kesehatan secara teratur

Menyampaikan pesan BAHAGIA: B : berat badan berlebih dihindari A : atur makanan yang seimbang H : hindari factor resiko penyakit jantung dan situasi yang menegangkan A : agar terus merasa berguna dengan mengembangkan kegiatan /hobi yang bermanfaat G : gerak badan teratur dan susuai kemampuan I : ikuti nasihat dokter dan perawat A : awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala

Preventif Mencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat factor risiko, tidak ada penyakit, dan promosi kesehatan Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut: konseling (berhenti merokok dan minuman beralkohol), dukungan nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah, manajamen stress dan penggunaan medikasi yang tepat. Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala hingga penderita yang mengidap faktor risiko: kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, screening (pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi mulut, dan lain-lain). Melakukan pecegahan tersier, dilakukan setelah terdapat gejala penyakit dan cacat: mencegah cacat bertambah dan ketergantungan, serta perawatan bertahap, tahap (1). Perawatan di rumah sakit, (2). Rehabilitasi pasien rawat jalan, (3). Perawatan jangka panjang.

Jenis pelayanan pencegahan tersier : Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi dan membatasi katidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya osteoporosis atau inkontinensia urune/fekal. Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan berfungsi.

Early diagnosis and prompt treatment Diagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas professional atau petugas institusi: Oleh lansia sendiri dengan melakukan tes diri, screening kesehatan, memanfaatkan kartu menuju kesehatan (KMS) lansia, memanfaatkan buku kesehatan pribadi (BKP), serta penandatanganan kontrak kesehatan. Oleh petugas professional /tim: Pemeriksaan status fisik Wawancara masalh masa lalu dan saat ini Obat yang dimakan atau diminum Riwayat keluarga atau lingkungan sosial Kebiasaan merokok atau minuman beralkohol Pemeriksaan fisik diagnostik seperti pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan pelvis dan rectum, gerakan sendi, kekuatan otot, penglihatan dan pendengaran, dll. Skrining kesehatan meliputi berat dan tinggi badan, kolestrol dan tumor Pemeriksaan status mental dan psikologis. Status mental terdiri atas pengkajian memori, perhatian, orientasi, komunikasi, dan perilaku. Pemeriksaan status fungsi tubuh apakah mandiri (independent), kurang mandiri (partially), ketergantungan (dependent).

Disability limitation Kecacatan adalah kesulitan dalam memfungsikan kerangka, otot, dan system syaraf. Penggolongannya berupa hal-hal di bawah ini : Kecacatan sementara (dapat dikoreksi) Kecacatan menetap (tak bias dipulihkan) Langkah-langkah yang dilakukan adalah pemeriksaan, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan penilaiaan.

Rehabilitation Pelaksana tim rehabilitas (petugas medis, paramedic dan non-paramedis) Prinsip: pertahankan kenyamanan lingkungan, istirahta, dan aktivitas mobilisasi Pertahankan kecukupan nutrisi Pertahankan fungsi pernafasan Pertahankan fungsi pencernaan, saluran kemih, psikososial, dan komunikasi Mendorong pelaksanaan tugas

Upaya rehabilitasi penglihatan berkurang atau tidak bisa melihat: Membaca dengan jarak yang sesuai menggunkan kaca pembesar atau kacamata baca yang cocok Jalan pada siang hari menggunakan topi besar dan kacamata hitam karena pengaruh sinar matahari Memberikan bacaan dengan tulisan diperbesar agar mudah terbaca dan terlihat Pencahayaan yang cukup terang untuk ruangan dan lampu baca Menfasilitasi tongkat ketika jalan-jalan Menggunakan peralatan yang bisa berbunyi atau berbicara Mengisi aktivitas dengan keterampilan tangan seperti menyulam Menggunakan alat bantu untuk menulis

Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan pendengaran berkurang atau tidak bisa mendengar Mendengar dan berbicara dengan jarak dekat, berhadapan, suara agak keras dan menggunakan gerakan tangan dan kepala Menggunkan alat bantu dengar bagi lansia yang mengalami gangguan tuli ketika di rumah atau di tempat ramai

Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan keterbatasan pergerakan atau immobilisasi Menggunakan tongkat atau kursi roda untuk melatih jalan Melatih menggunakan sandal dan sepatu Mengajarkan cara duduk yang baik di kursi roda Menggunakan alat makan, alat masak, yang dimodifikasi agar lebih mudah menggunkannya Menggunakan pispot Toioet dengan tempat duduk yang berlubang agar mudah buang air besar Melatih ROM pasif dan aktif Melatih lansia bergerak dari tempat tidur ke kursi roda kemudian dari kursi roda ketempat duduk tangan memegang bawah aksila klien, sedangkan klien memegang bahu perawat

Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan kepikunan (demensia) Jika ada yang lupa, ingatkan dan bantu lansia misalnya, tidak tahu tempat buang air kecil Ingatkan hari, tanggal, bulan, tahun serta latih untuk mencoret lewat kalender Buat catatan untuk nomor telpon penting Melatih mengingat dengan memperlihatkan album pada orang-orang yang dikenal Memperkenalkan keluarga kembali dan diajak berkomunikasi Mencatat setiap pesan, siapkan obat pada tempat yang sudah ada lebelnya

Isu- isu yang mempengaruhi Kondisi Panjangnya Usia pada manusia (Hurlock, 1980) : Keturunan Karakteristik tubuh Kondisi tubuh pada umumnya Sex, ras, letak geografis Tingkat social ekonomi, inteligensi Pendidikan, merokok-miniman keras Status perkawinan, efisiensi, kecemasan Pekerjaan, kebahagiaan

Sekian dan Terima Kasih