BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TENTANG HIV/AIDS DAN VCT DENGAN KEINGINAN MELAKUKAN TES VCT DI WILAYAH KECAMATAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan jumlah kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan. masalah global. Menurut data WHO (World Health Organization) (2014),

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah keseluruhan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau orang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. masalah dunia karena melanda di seluruh negara di dunia (Widoyono, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab Acquired

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 1, yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. terjadi 5,6 juta kasus HIV baru dan 2,6 juta kematian karena AIDS serta

BAB I PENDAHULUAN. data WHO (World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus. HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012

Situasi HIV & AIDS di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

ANALISIS SPASIAL UNTUK PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT HIV DAN AIDS DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

1 Universitas Kristen Maranatha

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( )

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Secara epidemiologi kejadian Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan masyarakat yang yang dialami Indonesia saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENULARAN HIV/AIDS PADA PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu. kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil data dari United Nations Children s Fund (UNICEF) (2005), penduduk usia15-24 tahun karena HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan Rubonucleat Acid (RNA) yang spesifik menyerang sistem kekebalan tubuh/imunitas manusia dan menyebabkan Aqciured Immunodeficiency Symndrome (AIDS) (DepKes RI, 2008). AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV yang termasuk famili Retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari inveksi HIV (Irianto, 2014). WHO (World Health Organization) sejak awal epidemi tahun 1981, hampir 78 juta orang telah terinfeksi virus HIV dan sekitar 39 juta orang telah meninggal karena HIV. Secara global, 35 juta orang hidup dengan HIV pada akhir 2013. Diperkirakan 0,8% dari orang dewasa berusia 15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV. Satu dari 20 orang dewasa hidup dengan HIV dengan total hampir 71% orang hidup dengan HIV di seluruh dunia pada populasi kusus (WHO, 2013). Indonesia merupakan salah satu dari negara di Asia yang memiliki kerentanan HIV akibat dampak perubahan ekonomi dan kehidupan sosial. Penularan HIV umumnya terjadi akibat perilaku manusia, sehingga menempatkan individu dalam situasi yang rentan terhadap infeksi (Kemenkes RI, 2013). Menurut Kemenkes RI tahun 2014, Sejak pertamakali dilaporkan

tahun 1987 sampai tahun 2014 jumlah kumulatif kasus HIV sebanyak 150.296 orang. Jumlah kasus HIV mempunyai kecenderungan peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 sebanyak 7.526 kasus. Sejak pertamakali dilaporkan tahun 2005 sampai tahun 2014 jumlah kumulatif kasus AIDS sebanyak 55.799 orang. Jumlah kasus AIDS menunjukkan kecenderungan meningkat secara lambat. Jumlah kasus AIDS mempunyai kecenderungan menurun dari tahun 2012 sampai tahun 2013 sebanyak 2.481 kasus. Diperkirakan hal tersebut terjadi karena jumlah pelaporan kasus AIDS dari daerah masih rendah (Kemenkes RI, 2014). Risiko penularan HIV sebenarnya tidak hanya terbatas pada sub populasi yang berperilaku risiko tinggi, tetapi juga pada pasangan atau istrinya, bahkan anaknya. Sebagian besar ibu tertular dari suaminya (Kemenkes RI, 2013). Lebih 6,5 Juta perempuan di Indonesia menjadi populasi rawan tertular dan menularkan HIV. Lebih dari 24.000 perempuan usia subur di Indonesia telah terinfeksi HIV. Lebih dari 9.000 perempuan HIV positif hamil dalam setiap tahunnya di Indonesia dan lebih dari 30% diantaranya melahirkan bayi yang tertular (Depkes RI, 2008). Persentase kasus baru AIDS di Indonesia berdasarkan jenis kelamin tahun 2014 pada kelompok laki-laki 1,8 kali lebih besar dibandingkan pada kelompok perempuan. Penderita AIDS laki-laki sebesar 61,6%, perempuan sebesar 34,4%, dan sisanya sebesar 4% penderita AIDS tidak dilaporkan jenis kelaminnya. Beberapa kasus baru AIDS dari Provinsi DKI Jakarta dan Papua Barat tidak dilaporkan jenis kelaminnya. Kasus baru AIDS berdasarkan 2

kelompok umur menunjukkan sebagian besar kasus baru AIDS pada usia 20-29 tahun, 30-39 tahun, dan 40-49 tahun. Kelompok umur tersebut masuk ke dalam kelompok usia produktif yang aktif secara seksual dan termasuk kelompok umur yang menggunakan NAPZA suntik (Kemenkes RI, 2015). Dalam Infodatin tahun 2014 jenis pekerjaan penderita AIDS di Indonesia tahun 1987 sampai dengan September 2014 paling banyak berasal dari kelompok ibu rumah tangga sebanyak 6.539 kasus, diikuti wiraswasta sebanyak 6.203 kasus dan karyawan sebanyak 5.638 kasus. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, jumlah kasus HIV/AIDS tahun 1993 sampai dengan 30 September 2015 sejumlah 12.814 kasus. Penderita HIV sebanyak 6.945 kasus dan AIDS sebanyak 5.869 kasus. Terjadi peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah. Pada tahun 2015 sebanyak 2.282 kasus menjadi 2.480 kasus pada tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 2.010 kasus. Distribusi kasus AIDS menurut jenis kelamin di wilayah Jawa Tengah 1993 sampai dengan September 2015 laki-laki sebesar 38,5% dan perempuan 61,5% (Dinkes Jateng, 2016). Kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah mayoritas terjadi pada usia produktif. Berdasarkan jenis pekerjaan wiraswasta menempati peringkat pertama (23,3%) dan ibu rumah tangga pada peringkat kedua sebanyak 18,6%. Hal ini menunjukkan bahwa HIV sudah menyebar pada kelompok masyarakat yang tadinya dianggap bukan kelompok risiko tinggi (KPA Povinsi Jawa Tengah, 2015). 3

HIV dan AIDS juga menjadi masalah di Kabupaten Sukoharjo. Jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS dari tahun 2008 sampai bulan Februari 2016 sebanyak 264 kasus. Dengan rincian kasus HIV sebanyak 145 kasus dan AIDS sebanyak 119 kasus (KPA Sukoharjo, 2016). Pemetaan berdasarkan kecamatan untuk kasus HIV/AIDS dari awal ditemukan hingga Desember 2015 paling banyak ditemukan di wilayah Kecamatan Kartasura 43 orang, Grogol 31 orang, Nguter 24 orang, Weru 22 orang, Bendosari 20 orang, Tawangsari 20 orang, Baki 19 orang, Gatak 18 orang, Mojolaban 18 orang, Sukoharjo 18 orang, Polokarto 15 orang, serta Bulu 8 orang (KPA Sukoharjo, 2016). Berdasarkan jenis pekerjaan, sejak ditemukan kasus HIV sampai Desember 2015 HIV/AIDS paling banyak menyerang wirausaha (89 kasus), karyawan 39 kasus, ibu rumah tangga 36 kasus, lainnya 26 kasus, pekerja seks 25 kasus, mahasiswa atau pelajar 24 kasus, pegawai negeri sipil 11 kasus, dan TNI atau Polri 6 kasus. Menurut data tersebut diketahui bahwa ibu rumah tangga menempati peringkat ketiga dengan total kasus sebesar 36 kasus HIV. Hal ini dikarenakan ibu rumah tangga yang tidak melakukan perilaku seks bebas ditulari oleh suaminya (Dinkes Sukoharjo, 2016). Memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survei dan survei terpadu biologis dan perilaku (STBP) (Kemenkes RI, 2014). VCT merupakan pembinaan dua arah yang berlangsung tak terputus antara konselor dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV, 4

memberikan dukungan moral, informasi serta dukungan lainnya kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA), keluarga, dan lingkungannya. VCT penting dilakukan karena untuk upaya pencegahan HIV/AIDS (Nursalam dan Kurniawari, 2007). Tidak hanya pada kelompok risiko tinggi, seluruh masyarakat yang mengalami gejala mirip HIV AIDS diharapkan untuk bisa aktif untuk melakukan VCT. Karena penularan HIV saat ini sudah tidak hanya terjadi pada kalangan risiko tinggi, melainkan sejumlah ibu rumah tangga sudah terkena HIV sehingga ibu rumah tangga perlu melakukan tes VCT. Berdasarkan hasil survey pendahuluan di desa Wirogunan, desa Ngabeyan, dan kelurahan Kartasura 6 dari 10 warga mempunyai keinginan VCT namun menunggu hamil terlebih dahulu. Hasil penelitian Nuraeni, dkk (2011) diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang HIV/AIDS dan VCT dengan sikap terhadap konseling dan tes HIV/AIDS secara sukarela. Hasil penelitian Anggraini (2014) dapat disimpulkan ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku pemeriksaan VCT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas II Melaya Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Hasil penelitian Octavianty, dkk (2015) tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap yang dimiliki ibu rumah tangga yang memiliki suami pekerja sopir antar kota dengan upaya pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Tanah Bumbu. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo mencatat cakupan konseling dan testing HIV sudah banyak dilakukan di tahun 2015 sebanyak 4530 orang. Unit pelayanan kesehatan yang terbanyak di kecamatan Nguter yaitu 1343 5

orang yang di periksa. Kedua kecamatan Kartasura sebanyak 669 orang yang diperiksa. Dan ketiga pada rumah sakit islam sebanyak 508 orang (DKK Sukoharjo, 2016). Kartasura memiliki kepadatan yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan kecamatan di Kabupaten Sukoharjo lainnya. Hal ini dikarenakan kecamatan ini terletak pada perbatasan antara Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta. Selain itu, di kecamatan ini juga terdapat terminal bus yang cukup besar sehingga menjadi lokasi perantara mobilitas penduduk dari wilayah lain. Kondisi tersebut sangat mendukung dalam aktivitas penduduk mengingat kecamatan ini memiliki jalur mobilitas yang tinggi sehingga meskipun luasan daerahnya kecil tetapi tetap menjadi alternatif singgah bagi penduduk yang memiliki tingkat mobilitas tinggi. Hal tersebut menyebabkan meningkatkan risiko untuk tertular HIV/AIDS. Selain itu Kartasura juga terdapat tempat hiburan malam yang terletak di terminal baru. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS dan VCT dengan keinginan melakukan tes VCT di wilayah Kecamatan Kartasura. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS dan VCT dengan keinginan melakukan VCT di wilayah Kecamatan Kartasura? 6

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS dan VCT dengan keinginan melakukan VCT di wilayah Kecamatan Kartasura. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan VCT dengan keinginan melakukan tes VCT. b. Mengetahui hubungan sikap tentang HIV/AIDS dan VCT dengan keinginan melakukan tes VCT. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan pengetahuan dan sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. 2. Bagi Puskesmas Kartasura Penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS dan VCT dengan keinginan melakukan VCT di wilayah Kecamatan Kartasura. 3. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan informasi mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS dan VCT dengan keinginan melakukan VCT. 7

4. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan masalah yang sama. 8