BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Deskripsi hasil pengolahan data penelitian Dalam penelitian ini distribusi variabel respon yang di ambil adalah gambaran dari sampel yang antara lain terdiri pengetahuan PUS, sikap PUS dan penggunaan alat kontrasepsi yang di jelaskan dalam tabel-tabel berikut ini : a. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Responden Pengetahuan Baik 35 77.8 Cukup 6 13.3 Kurang 4 8.9 Berdasarkan tabel. 4.1 di atas distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa dari 45 responden, responden yang pengetahuan Baik sebanyak 35 orang (77.8%), responden yang pengetahuan Cukup sebanyak 6 orang (13.3%), dan responden yang pengetahuan Kurang sebanyak 4 orang (8.9%). 34
35 b. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Responden Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Responden Sikap Baik 29 64.4 Cukup 13 28.9 Kurang 3 6.7 Berdasarkan tabel. 4.2 di atas distribusi sikap responden menunjukkan bahwa ada 45 responden. Responden yang sikap Baik sebanyak 29 orang (64.4%), responden yang sikap Cukup sebanyak 13 orang (28.9%), dan responden yang sikap Kurang sebanyak 3 orang (6.7%). c. Distribusi Responden Berdasarkan penggunaan alat kontrasepsi Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan penggunaan alat kontrasepsi KB Ya 29 64.4 Tidak 16 35.6 Berdasarkan tabel. 4.3 di atas distribusi sikap responden menunjukkan bahwa ada 45 responden. Responden yang menggunakan KB sebanyak 29 orang (64.4%), responden yang tidak menggunakan KB sebanyak 16 orang (35.6%).
36 d. Distribusi Respenden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.4 Distribusi Respenden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Perempuan 43 95.6 Laki-Laki 2 4.4 Berdasarkan tabel. 4.4 diatas distribusi responden jenis kelamin perempuan berjumlah 43 orang (95.6%) dan laki-laki berjumlah 2 orang (4.4%). e. Distribusi Responden Berdasarkan pekerjaan Tabel 4.5 Distribusi Respenden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan IRT 38 84.4 Honor 4 8.9 Swasta 1 2.2 Dagang 2 4.5 Berdasarkan tabel 4.5 diatas pekerjaan responden IRT jumlah 38 orang (84.4%), honor berjumlah 4 orang (8.9%), swasta 1 orang (2.2%), dan dangang 2 orang (4.5%).
37 f. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.6 Distribusi Respenden Berdasarkan Umur Kelompok Umur 20-25 18 40 26-30 14 31.1 31-35 13 28.9 Berdasarkan tabel 4.5 distribusi responden berumur 20-25 tahun berjumlah 18 orang (40%), responden berumur 26-30 tahun berjumlah 14 orang (31.1%), dan responden berumur 31-35 tahun berjumlah 13 orang (28.9%). 2. Analisis Hubungan antara variabel a. Analisis hubungan variabel pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan penggunaan alat kotrasepsi. Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan Responden dengan penggunaan alat kontrasepsi Penggunaan KB Pengetahuan Ya Tidak Total n % Baik 27 77.1 8 22.9 35 100 Cukup 2 33.9 4 66.7 6 100 Kurang 0 0 4 100 45 100 29 64.4 16 35.6 45 100 χ2 P value 12.248 0.002
38 Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan Uji statistic Chi Square, maka diperoleh nilai P. value 0.002 < α 0.05 dengan nilai ini dijelaskan bahwa ada Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan penggunaan alat kontrasepsi. Dengan penjelasan berarti H0 diterima. b. Analisis hubungan variabel sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dengan penggunaan alat kontrasepsi. Tabel 4.8 Hubungan Sikap Responden dengan penggunaan alat kontrasepsi Penggunaan KB Sikap Ya Tidak Total n % n % n % Baik 22 75.9 7 24.1 29 100 Cukup 6 46.2 7 53.8 13 100 Kurang 1 33.3 2 66.7 3 100 29 64.4 16 35.6 45 100 χ2 P value 4.815 0.09 Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan Uji Chi Square, maka diperoleh P.value 0.09 > 0.05 maka dari hasil analisis tersebut di jelaskan bahwa tidak terdapat Hubungan Sikap Pasangan Usia Subur dengan penggunaan alat kontrasepsi. Dengan penjelasan ini maka H0 ditolak. 4.2 Pembahasan Idealnya, penggunaan alat kontrasepsi terlebih pada pasutri (pasangan suami istri) merupakan tanggung jawab bersama antara pria dan wanita, sehingga metode yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami istri tanpa
39 mengesampingkan hak reproduksi masing-masing. Selain itu, Indonesia telah lama melaksanakan pembangunan yang berorientasi pada keadilan dan kesetaraan gender dalam KB dan kesehatan reproduksi. Melalui peningkatan partisipasi pria dalam program KB diharapkan dapat mrningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, mencegah infeksi saluran reproduksi serta penyakit menular seksual, termasuk HIV-AIDS. Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga, kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dengan penggunaan alat kotrasepsi di Desa Buhu Kec. Tibawa Tahun 2012, adapun distribusi penggunaan alat kotrasepsi menunjukkan bahwa dari 45 responden yang menggunakan alat kotrasepsi sebanyak 29 orang (64.4%) sedangkan yang tidak menggunakan alat komtrasepsi sebanyak 16 orang (35.6%). Maka pembahasan sesuai variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
40 1. Pengetahuan Berdasarkan tabel 4.1 pada hasil penelitian di atas dari jumlah responden sebanyak 45 responden. Dari jumlah 45 responden terdapat responden yang berpengetahuan baik sebanyak 35 orang (77.8%), responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (13.3%), dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (8.9%). Pengetahuan tentang alat kotrasepsi harus di miliki oleh setiap Pasangan Usia Subur (PUS) bukan hanya salah satu pasangan saja. Dengan demikian dalam menggunakan alat kotrasepsi setiap PUS mengetahui segala sesuatu tentang alat kotrasepsi. Dari hasil penelitian tersebut di atas pengetahuan responden sangat berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi melihat data analisis jumlah responden yang berpengetahuan baik sebanyak 35 orang (77.8%) yang telah menggunakan alat kontrasepsi ini menunjukkan bahwa responden telah menjadi aseptor dengan menggunakan alat kontrsepsi yang tidak memberikan efek samping bagi aseptor itu sendiri. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian dari Tri Suci Dewi Wati pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemakaian alat kontrasepsi. Selain itu, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Astri Dewi Masyitoh tahun 2012 dari hasil analisis menunjukan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi yang baik 68%,
41 sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi yang cukup adalah sebanyak 32%. Responden yang memilihan alat kontrasepsi dengan tepat adalah sebanyak 77,8%, sedangkan responden yang lain memilih dengan tidak tepat adalah sebanyak 22,2%. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai significancy sebesar 0,018 (p 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,000.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dengan ketepatan pemilihan alat kontrasepsi di kelurahan Tamantirto Kasihan Bantul dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah. 2. Sikap Berdasarkan tabel. 4.2 diatas distribusi sikap responden menunjukkan bahwa ada 45 responden dengan jumlah responden yang sikap Baik sebanyak 29 orang (64.4%), responden yang sikap Cukup sebanyak 13 orang (28.9%), dan responden yang sikap Kurang sebanyak 3 orang (6.7%). Dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan diharapkan bagi PUS memiliki sikap yang optimal agar tidak salah dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan dan siap menjadi aseptor serta mengetahui efek yang akan timbulkan oleh alatkontrasepsi yang digunakan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian dari Tri Sri Dewi Wati pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan pemakaian alat kontrasepsi. Sikap dapat diartikan sebagai kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu dan
42 sikap dapat bersikap positif dan negatif. Apabila bersifat positif, maka cenderung akan melakukan tindakan mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu. Sebaliknya bila sikap negatif maka cenderung akan melakukan tindakan menjauhi, menghindari, menbenci dan tidak menyukai objek tertentu. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosional memegang peranan penting. Sehingga diharapkan jika sikapnya baik terhadap kontrasepsi maka keinginannya untuk ikut menjadi aseptor menjadi meningkat. Hal ini juga berhubungan dengan tingkat pengetahuan karena pada umumnya responden yang memiliki sikap baik maka pengetahuannya tentang kontrasepsi pun baik. Dari hasil penelitian Snarti, Nur Hasanah, dan Dhiana Setyorini pada tahun 2009 mengemukakan bahwa 79% suami tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dengan banyak pengalaman pribadi seseorang akan mempunyai suatu sikap terhadap sesuatu hal, baik positif maupn negatif tergantung pengalaman yang ia dapatkan.