RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

dokumen-dokumen yang mirip
KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

ABSTRAK KETEPATAN DOSIS COTRIMOXAZOLE SUSPENSI PADA BALITA DI PUSKESMAS TAMBARUNTUNG KABUPATEN TAPIN TAHUN 2013.

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK ERITROMISIN PADA BALITA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN.

ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN ASKES RAWAT JALAN DENGAN DPHO PADA APOTEK APPO FARMA BANJARMASIN PERIODE JULI-AGUSTUS

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENGGUNAANCEFADROXYL SIRUP PADA BALITA PENDERITA ISPA DI APOTEK KIMIA FARMA MISTAR BANJARBARU

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

EVALUASI KELENGKAPAN FARMASETIK RESEP UMUM POLI ANAK RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE JANUARI - MARET TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS KUAMANG KUNING I KABUPATEN BUNGO

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

STUDI RASIONALITAS PERESEPAN PADA PASIEN BRONKITIS RAWAT JALAN BERDASARKAN KETEPATAN DOSIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

Kata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan rumah sakit. Penggunaan

ALUR GYSSEN Analisa Kualitatif pada penggunaan Antibiotik

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN KETEPATAN OBAT DAN DOSIS PADA PASIEN DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak. Pemberian antibiotik merupakan pengobatan yang utama dalam

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

KESESUAIAN DOSIS PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA PASIEN ANAK DI POLI KIA PUSKESMAS PANJATAN I PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2014

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

INTISARI STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN INFORMASI OBAT ANTIBIOTIK KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS SUNGAI MESA BANJARMASIN

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi terutama dalam proses penyembuhan penyakit atau kuratif (Isnaini,

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI - DESEMBER 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, peranan antibiotik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting khususnya di negara berkembang (Kemenkes, 2011). Di Indonesia,

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasien dengan kasus infeksi dan penggunaannya dapat bersifat empiris atau

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

ABSTRAK GAMBARAN KEAMANAN OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL BERDASARKAN RESEP PERIODE JANUARI MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

TINJAUAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X PERIODE BULAN JANUARI MARET 2011 NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA BALITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS BATURRADEN 2

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak dan dewasa muda. Penyakit ini mencapai lebih dari 13 juta kematian per

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh : Tri Ika Kusuma Ningrum NIM : G2A

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT DIARE PADA PASIEN BALITA DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 ARTIKEL.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggunaan obat ketika pasien mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhan

Volume 5 Nomor 1 Bulan Oktober 2017 E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CURUG TAHUN 2015

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI

* Dosen FK UNIMUS. 82

Transkripsi:

ABSTRAK RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Nurul Faijah 1 ; Roseyana Asmahanie 2 ; Apt dan Soraya 3 Pemberian obat perlu pertimbangan yang cermat dan teliti dalam memilih dosis yang sesuai dengan penyakit serta obat harus selalu diberikan secara rasional (benar).penggunaan antimikroba secara tepat dan sesuai range terapi (dosis, interval waktu, dan lama penggunaan obat). Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang menduduki urutan kedua dari daftar 10 penyakit terbanyak pada tahun 2011 di Puskesmas S.Parman Banjarmasin serta dalam pengobatannya pada balita banyak menggunakan obat cotrimoxazole sebagai anti mikroba. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui rasionalitas kriteria tepat dosis peresepan cotrimoxazole pada pengobatan infeksi saluran pernafasan akut pada balita serta persentase rasionalitas kriteria tepat dosis (tepat dosis pemberian, tepat interval waktu pemberian, dan tepat lama pemberian) peresepaan cotrimoxazole pada pengobatan infeksi saluran pernafasan akut pada balita di Puskesmas S.Parman Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian non-eksperimental yang dirancang secara deskriptif dengan desain penelitian yang bersifat retrospektif. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik pengamatan dengan instrument penelitian yang digunakan adalah lembar check list. Proses analisis data yang dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan literatur yang digunakan kemudian dilakukan pengolahan data dengan menghitung persentase secara keseluruhan dan pada setiap parameter yang digunakan. Dari hasil pengamatan pada resep periode Februari sampai April 2012 didapat 110 resep yang mengandung obat cotrimoxazole pada pengobatan ISPA pada balita didapat hasil persentase resep rasional kriteria tepat dosis adalah 0 % dan untuk kriteria tepat pemberian dosis adalah 24 % (26 resep dari 110 resep), kriteria tepat interval waktu pemberian adalah 98 % (108 resep), dan kriteria tepat lama pemberian adalah 0 % (0 resep dari 110 resep). Kata kunci: Rasionalitas kriteria tepat dosis, Cotrimoxazole, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Balita

ABSTRACT RATIONALITY OF COTRIMOXAZOLE PRESCRIPTION CRITERIA IN THE RIGHT DOSE TREATMENT ACUTE RESPIRATORY INFECTIONS IN INFANTS HEALTH CENTER S.PARMAN Nurul Faijah 1 ; Roseyana Asmahanie 2 ; Apt dan Soraya 3 Administration of drugs need careful consideration and meticulous in choosing the appropriate dose to the disease and the drug should always be administered in a rational (correct). Use of appropriate antimicrobial therapy and appropriate range (dose, time interval, and duration of drug use). Acute Respiratory Disease (ARD) is a disease that ranks second from the top 10 diseases in 2011 in most health centers and in Banjarmasin S.Parman treatment in infants are using cotrimoxazole as anti-microbial drugs. The purpose of this study was to determine the precise criteria for the rationality of cotrimoxazole prescription dose in the treatment of acute respiratory infections in infants as well as the percentage of correct dose of rationality criteria (precise dose delivery, the provision of appropriate time intervals, and exact duration of) peresepaan cotrimoxazole in the treatment of acute respiratory infections in children in health centers S.Parman Banjarmasin. The research method used was non-experimental study designed a descriptive retrospective study design. Research technique used is the technique of observation by the research instrument used is a check list sheet. The process of data analysis was done by comparing the observations with the literature that used the data processing is then performed by calculating the percentage of overall and in each of the parameters used. From the observations on prescribing the period February to April 2012 obtained 110 prescriptions containing drugs cotrimoxazole in the treatment of respiratory infection in infants got the result of rational criteria for the percentage of correct prescription dose was 0% and for criteria proper dosing was 24% (26 of 110 recipes recipe), precise criteria for granting the time interval was 98% (108 recipes), and criteria for the provision of appropriate length is 0% (0 of 110 recipes recipe). Keywords: Rationality criteria for proper dosage, Cotrimoxazole, Acut Respiratory Infection, Toddle.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Peranan obat dalam dunia kesehatan sangatlah penting, karena obat memiliki farmakoterapi dalam penanganan dan penyembuhan penyakit. Pemberian obat perlu pertimbangan yang cermat dan teliti dalam memilih dosis yang sesuai dengan penyakit tersebut serta obat harus selalu diberikan secara rasional (benar). Faktor yang mendorong terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional dapat bersumber dari berbagai masalah, yaitu kelemahan penguasaan/pendidikan farmakologi klinik pre- dan postservice, promosi dan informasi dari perusahaan farmasi dengan berbagai ragam pendekatan dan gaya informasi komersil, dan rasa ketidakamanan yang sering terdapat pada diri dokter, dan tekanan dari pasien (Anonim, 2008: 773). Pemilihan obat yang tidak terarah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, misalnya efektivitas yang rendah, timbulnya toksisitas yang tidak perlu terjadi, pemakainan antibiotik secara sembarangan yang mempercepat timbul dan penyebaran kuman yang resistensi, dan peningkatan biaya pengobatan. Mengingat luasnya dampak negatif yang diakibatkan oleh penggunaan obat yang tidak rasional tersebut, maka penggunaan obat secara rasional perlu dipahami, dihayati, dan dilaksanakan (Anonim, 2008: 773). Penyakit saluran pernafasan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang paling penting pada anak, terutama pada bayi karena saluran napasnya masih sempit dan daya tahan tubuhnya masih rendah (Ngastiyah, 2005:

21) Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) ke dalam organ saluran pernafasan yang berlangsung selama empat belas hari. (Shaleh, 2008) Infeksi saluran pernafasan akut bagian atas atau non pneumonia sebagian besar disebabkan oleh virus dan tidak berespon pada terapi antibiotik, akibatnya penderita mendapatkan pengobatan yang tidak diperlukan yang pada akhirnya akan menambah biaya pengobatan. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan pernafasan bagian atas ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik (Shaleh, 2008). Bakteri dapat menjadi sensitif atau resistensi terhadap anti bakterial tertentu. Jika suatu bakteri sensitif dengan suatu obat, maka organisme tersebut akan dihambat atau dimusnahkan, jika bakteri tersebut resistensi suatu anti bakterial maka organisme itu akan semakin terus bertumbuh meskipun terus dilakukan pemberian obat antibakterial. Penggunaan antibiotik tentu diharapkan mempunyai dampak positif, akan tetapi penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan menimbulkan dampak negatif. Bahaya resistensi bakteri merupakan salah satu masalah yang dapat mengancam kesehatan masyarakat. Hampir semua jenis bakteri saat ini menjadi lebih kuat dan kurang responsif terhadap pengobatan antibiotik. Bakteri yang telah mengalami resistensi terhadap antimikroba ini dapat menyebar sehingga akan memicu hadirnya jenis penyakit infeksi baru yang lebih sulit untuk diobati dan lebih

mahal. Penggunaan antimikroba mendorong perkembangan bakteri yang resistensi, setiap seseorang yang menggunakan antimikroba maka bakteri yang sensitif akan terbunuh tetapi bakteri yang resisten akan tetap ada, tumbuh dan berproduksi, penyebab utama meningkatnya bakteri yang resisten adalah penggunaan antimikroba secara berulang dan tidak sesuai range terapi. Kunci untuk mengontrol penyebaran bakteri yang resisten ini adalah penggunaan antimikroba secara tepat dan sesuai range terapi (dosis, interval waktu, dan lama penggunaan obat). Cotrimoxazole merupakan kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim dalam perbandingan 5:1 yang bersifat bakterisi dengan spektrum kerja lebih luas dibandingkan sulfonamida, lebih jarang retensi sehingga banyak digunakan untuk berbagai penyakit antara lain diare yang disebabkan oleh E. Coli, Shigellosis, infeksi saluran kemih, saluran cerna (Salmonellosis) dan pernapasan (Tjay dan Rahardja, 2007: 143). Kombinasi trimetoprim-sulfametoxazol merupakan kemajuan dalam perkembangan senyawa antimikroba yang efektif secara klinis dan merupakan penerapan praktis dari suatu pertimbangan teoretis, yaitu jika dua obat bekerja pada tahapan yang berurutan dalam jalur reaksi enzimatis obligat bakteri, maka hasil dari kombuinasinya berupa efek yang sinergis (goodman & gilman, 2007: 1152). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas S.Parman Banjarmasin penyakit ISPA pada tahun 2011 termasuk dalam 10 penyakit yang sering terjadi, dan menduduki urutan ke dua setelah hipertensi sebanyak 3657 kasus. Selain itu

dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di apotek Puskesmas S.Parman Banjarmasin dengan melakukan pengamatan pada resep pada bulan Februari 2012 terdapat 37 resep untuk pengobatan ISPA pada balita dengan menggunakan cotimoxazole sediaan suspensi, dari 37 resep tersebut diperoleh 15 resep yang dikatakan tepat pemberian dosis, 37 resep yang dikatakan tepat interval waktu pemberian dan 0 resep dikatakan tepat lama pemberian. Dari data tersebut dapat disimpulkan yang memenuhi kriteria tepat dosis dari 37 resep tersebut diperoleh 0 resep yang memenuhi kriteria tepat dosis. Dari data dan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, masih banyak terdapat ketidak rasionalan pemberian dosis obat, interval waktu pemberian dan lama pemberian cotrimoxazole sediaan suspensi pada balita, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Rasionalitas Kriteria Tepat Dosis Peresepan Cotrimoxazole Pada Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Puskesmas S.Parman Banjarmasin.