EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN PERMUKAAN JALAN ISIMU - PAGUYAMAN BERDASARKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

dokumen-dokumen yang mirip
Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

Evaluasi Kualitas Proyek Jalan Lingkar Selatan Sukabumi Pada Titik Pelabuhan II Jalan Baros (Sta ) ABSTRAK

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start.

TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX DAN METODE PRESENT SERVICEABILITY INDEX ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi pustaka. Metode penelitian. Orientasi lapangan.

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Metode Penelitian. Persiapan. Pengambilan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dijelaskan dalam bagan alir pada Gambar 4.1. Mulai. Studi Pustaka.

EVALUASI KERUSAKAN JALAN STUDI KASUS (JALAN DR WAHIDIN KEBON AGUNG) SLEMAN, DIY

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. Tabel 3.1 Jenis Kerusakan pada Perkerasan Jalan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

melintang atau memanjang dan disebabkan oleh pergerakan plat beton dibawahnya) Kerusakan alur/bahu turun (lane / shoulder drop-off)...

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)


BAB III LANDASAN TEORI. digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement Condition Index

IDENTIFIKASI KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR DI JALUR EVAKUASI BENCANA MERAPI

EVALUASI JENIS DAN TINGKAT KERUSAKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS: JALAN ARIFIN AHMAD, DUMAI )

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Agus Suswandi, Wardhani S., Hary C., Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Perlintasan Sebidang

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute Dan Metode PCI

LUQMAN DWI PAMUNGKAS NIM. I

EVALUASI KONDISI PERKERASAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS RUAS JALAN BEUREUNUEN BATAS KEUMALA)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS: RUAS JALAN PANTON LABU LANGSA BATAS SUMUT)

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku (Studi Kasus Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metode Survei

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci : Jenis Jenis Kerusakan, Kerusakan Jalan, Metode PCI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi. Aktifitas masyarakat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat

BAB III LANDASAN TEORI. A. Kondisi Eksisting

Jalan Ir. Sutami No. 36A Surakarta Telp:

Kata Kunci : Jalan Raya, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index (PCI).

Saiful Anwar Kurniawan NIM. I

Kata Kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode PCI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku (Studi Kasus Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : HIMANTORO MILUDA NIM. I

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN. Wahai ananda permata hati Hitunglah waktu dengan teliti Masa berjalan capat sekali Bila tak ingin hidup merugi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KERUSAKAN RUAS JALAN PULAU INDAH, KELAPA LIMA, KUPANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

PENURUNAN PELAYANAN JALAN AKIBAT DISINTEGRATION, UTILITY CUT DEPRESSION, BLEEDING, DAN POLISHED AGGREGATE PADA PERKERASAN LENTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KERUSAKAN STRUKTUR PERKERASAN DAN TANAH DASAR PADA RUAS JALAN SEMEN NGLUWAR KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. volume maupun berat muatan yang membebani jalan. Oleh karena perubahan

Kata Kunci : Perkerasan Jalan, Kerusakan Jalan, Pavement Condition Index (PCI)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis-Jenis Kerusakan Permukaan jalan

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN PERBAIKAN JALAN MIKAEL ABDI MANURUNG Disetujui Oleh : Pembimbing

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPISAN PERMUKAAN (STUDI KASUS : JALAN ADI SUCIPTO SUNGAI RAYA KUBU RAYA)

ANALISIS KERUSAKAN JALAN BETON DI KAWASAN INDUSTRI KIMA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Existing Condition dan Lokasi

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pendahuluan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Gambar 3.1. Peta lokasi penelitian

ABSTRAK. Kata kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PCI (Studi Kasus : Ruas Jalan Blora Cepu ) 1 ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Survei Kondisi Jalan

Margareth Evelyn Bolla *)

by: Yoga Pratama M. NIM. I

ANALISA TINGKAT KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) Studi Kasus : Jalan Soekarno Hatta Sta s.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN FOLLOW YOUR HEART AKU PERNAH BERCERITA TENTANG RAGU, DIAM-DIAM RAGU, LALU RAGU, DEKAT SEKALI DENGAN RAGU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERKERASAN JALAN RAYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN JALAN DAN PENGARUNYA TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS: JALAN BLANG BINTANG LAMA DAN JALAN TEUNGKU HASAN DIBAKOI)

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA PADA LAPISAN PERMUKAAN

LAMPIRAN F PERHITUNGAN KERUSAKAN STRUKTUR JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX A. Hasil Perhitungan Pada Formulir Survei

EVALUASI NILAI KONDISI PERKERASAN JALAN NASIONAL DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) DAN METODE BENKELMAN BEAM (BB)

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN. PERSEMBAHAN : Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

1. Dapat dijadikan bahan rujukan dalam menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus : Jalan Purwokerto Ajibarang Kabupaten Banyumas)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

Pavement Condition Index (PCI) Runway Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No.3

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL SURVEY DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN PERMUKAAN JALAN ISIMU - PAGUYAMAN BERDASARKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) Fadly Achad, Fakih Husnan, Nurfiran Mali Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo Eail: fadly_achad30@yahoo.co Abstract Trans Sulawesi road between Isiu - Paguyaan are increasing in traffic. This path connected the province of North Sulawesi Gorontalo Central Sulawesi South Sulawesi. When Gorontalo becae a province, then the frequency of traffic is also increasing. As the econoic of the region is boosting, vehicle ownership also increased. Road infrastructure are burdened by high traffic volues and caused declined quality of the road. The indicator of its daage can be seen fro the road surface conditions, both structural and functional. A study of road surface conditions and other road sections is necessary to know the condition of the daaged road surface. This research uses Paveent Condition Index ethod (PCI) in which standard of U.S Ary Corp of Engineer. Location of research is on the road of Isiu - Paguyaan between the K 44-54. The results showed that there were 15 types of daages that occurred on roads that were surveyed. Type of daage is alligator cracking, bleeding, block cracking, bup and sags, depression, edge cracking, lane/shoulder drop off, long and transverse cracking, patching and utility cut patch, polished aggregate, potholes, rutting, shoving, slippage cracking, and weathering and raveling. PCI average value of road of Isiu Paguyaan is 64 with good conditions. The doinant daage were lane/shoulder drop off4.809,5 (10,69%), and weathering and raveling 4.341,34 (9,65%). The ain average point of PCI is 64 rating good. Keywords: PCI, Daaged roads, rating. 1. Pendahuluan Paveent Condition Index (PCI) erupakan salah satu etode survei kondisi visual dengan eberikan penilaian terhadap kondisi lapis perukaan jalan raya. Survei ini bertujuan untuk enetapkan aca studi, penilaian prioritas, dan progra peeliharaan. Survei kondisi sangat berguna untuk persiapan analisis struktural secara detail dan keperluan rehabilitasi. Ruas jalan Isiu Paguyaan erupakan ruas jalan trans Sulawesi yang akin eningkat penggunaannya. Jalur ini enghubungkan antara Provinsi Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah. Prasarana jalan yang terbebani Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-65

oleh volue lalu-lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan enyebabkan terjadi penurunan kualitas jalan. Sebagai indikatornya dapat diketahui dari kondisi perukaan jalan, baik kondisi struktural aupunfungsionalnya yang engalai kerusakan.suatu penelitian tentang kondisi perukaan jalan dan bagian jalan lainnya sangat diperlukan untuk engetahui kondisi perukaan jalan yang engalai kerusakan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk elakukan penilaian dan pengelopokkan jenis dan tingkat kerusakan perkerasan jalan, sertaenetapkan nilai kondisi perkerasan jalan dengan cara encari nilai Paveent Condition Index (PCI) dan upaya perbaikannya.. Tinjauan Pustaka Paveent Condition Index (PCI) adalah siste penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat dan luas kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan sebagai acuan dala usahapeeliharaan. Menurut Shahin (1994) dala Hardiyato (007), enyatakan bahwa survei kondisi adalah survei yang diaksudkan untuk enentukan kondisi perkerasan pada waktu tertentu. Tipe survei seaca ini tidak engevaluasi kekuatan perkerasan. Survei kondisi perukaan bertujuan untuk enunjukkan kondisi perkerasan pada waktu saat dilakukan survei. Inforasi yang diperoleh akan digunakan untuk progra peeliharaan. Survei kondisi sangat berguna untuk persiapan analisis struktural secara detail, dan untuk rehabilitasi..1 Paveent Condition Index(PCI) Menurut Shahin (1994) dala Hardiyato (007), bahwa indeks kondisi perkerasan adalah tingkatan dari kondisi perukaan perkerasan dan ukuran yang ditinjau engacupada kondisi dan kerusakan di perukaan perkerasan yang terjadi. PCI ini erupakan indeks nuerik yang nilainya berkisar diantara 0 sapai 100. Nilai 0 enunjukkan perkerasan dala kondisi sangat rusak, dan nilai 100 enunjukan perkerasan asih sepurna seperti ditunjukkan dala Tabel 1. Nilai PCI ini didasarkan pada hasil survei kondisi visual. Tipe kerusakan, tingkat keparahan kerusakan, dan ukurannya diidentifikasikan saat survei tersebut.pci dikebangkan untuk eberikan indeks dari integritas struktur perkerasan dan kondisi operasional perukaannya. Inforasi kerusakan yang diperoleh sebagai bagian dari survei kondisi PCI. Penilaian terhadap kondisi perkerasan jalan erupakan aspek yang paling penting dala hal enentukan kegiatan peeliharaan dan perbaikan jalan. Tabel 1. Nilai PCI (Shahin, 1994) Nilai PCI Kondisi 0 10 Gagal (failed) 11 5 Sangat buruk (very poor) 6 40 (poor) 41 55 (fair) 56 70 (good) 71 85 (very good) 86 100 Sepurna (excellent) Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-66

. Jenis dan Tingkat Kerusakan Jalan Menurut Shahin (1994) dala Hardiyato (007), kerusakan yang terjadi pada perkerasan lentur adalah encakup19 kerusakan, yakni: retak kulit buaya (alligator cracking), kegeukan (bleeding), retak blok (block cracking), benjol dan turun (bus and sags), bergelobang (corrugation), ablas (depression), retak pinggir (edge cracking), retak rekflektif sabungan (joint reflection), jalur/bahu turun (lane/shoulder drop off), retak eanjang dan elintang (longitudinal and transverse cracking), tabalan dan tabalan galian utilitas (patching and utility cut patching), agregat licin (polished aggregate), lubang (potholes), persilangan jalan rel (railroad crossings), alur (rutting), sungkur (shoving), retak selip (slippage cracking), engebang (swell), pelapukan dan butiran lepas (weathering and raveling)..3 Hitungan PCI 1. Nilai pengurang (Deduct Value, DV ) Nilai pengurang adalah suatu nilai pengurang untuk setiap jenis kerusakan yang diperoleh dari suatu kurva hubungan kerapatan (density) dan tingkat keparahan (severity level).. Kerapatan (density) Kerapatan adalah prosentase luas atau panjang total dari satu jenis kerusakan terhadap luas atau panjang total bagian jalan yang diukur untuk dijadikan sapel. Kerapatan dapat dinyatakan dengan ruus: Kerapatan (density) (%) = atau, Kerapatan (density) (%) = dengan, A d = luas total dari satu jenis perkerasan untuk setiap tingkat keparahan kerusakan( ), As = luas total unit sapel ( ), Ld = panjang total jenis kerusakan untuk tiap tingkat keparahan kerusakan ( ). 3. Nilai pengurangan total (Total Deduct Value, TDV) Nilai pengurangan total adalah julah total dari nilai pengurangan pada asing-asing unit sapel atau nilai total dari individual deductvalue untuk tiap jenis kerusakan dan tingkat kerusakan yang ada pada suatu unit segen. 4. Nilai pengurangan terkoreksi (Corrected Deduct Value, CDV) Nilai yang diperoleh dari kurva hubungan antara nilai pengurangan total(tdv) dan nilai pengurangan (DV) dengan eilih kurva yang sesuai. Jika nilai CDV yang diperoleh lebih kecil dari nilai pengurangan tertinggi (Highest Deduct Value, HDV), aka CDV yang digunakan adalah nilai pengurang individual yang tertinggi. SeSetelah CDVdiperoleh, aka PCI untuk setiap unit sapel dapat dihitung enggunakan persaaan: PCI s = 100 CDVtepat dihitung dengan, PCIs = nilai PCI setiap sapel, Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-67

CDV = nilai CDV untuk setiap sepel. Nilai PCI perkerasan secara keseluruhan pada ruas jalan tertentu adalah: PCI f = dengan, PCI f = nilai PCI rata-rata dari seluruh area penelitian, N = julah unit sapel. 5. Tingkat Kerusakan Tingkat kerusakan yang digunakan dala perhitungan PCI adalah low severity level(l), ediu severity level (M), dan highseverity level (H). 3. Metodologi Lokasi penelitian pada ruas jalan nasional Isiu Paguyaan k 44sapai dengan k 54 Kabupaten Gorontalo. Panjang jalan yang disurvei adalah 10 k dan lebar 4,5. Jalan tersebut dibagi dala 100 unit sapel dengan ukuran asing-asing 450. 4. Hasil dan Pebahasan Dari hasil perhitungan nilai PCI ratarata ruas jalan Isiu Paguyaan adalah 6, dengan kondisi buruk (poor) seperti terlihat pada Tabel.Perbandingan tingkat keparahan kerusakan ruas jalan dari keseluruhan unit sapel adalah 1% pada kondisi sepurna, 1% kondisi sangat baik, 8% pada kondisi baik, 13% pada kondisi sedang, 3% pada kondisi buruk, 6% pada kondisi sangat buruk, dan 8 % pada kondisi gagal.perbandingannya ditunjukkan dala Gabar. Gabar. Perbandingan Nilai Kondisi Kerusakan. Hasil penilaian lapangan ditapilkan dala Tabel. Gabar 1. Peta Lokasi Survei. Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-68

Tabel. Nilai PCI setiap Unit Sapel No. Sapel Unit Sapel PCI Kondisi 001 00 003 004 005 006 007 008 009 010 011 01 013 014 015 016 017 018 019 00 01 0 03 04 05 06 07 08 09 030 031 03 033 034 035 036 037 038 039 040 44 + 000 44 + 100 44 + 100 44 + 00 44 + 00 44 + 300 44 + 300 44 + 400 44 + 400 44 + 500 44 + 500 44 + 600 44 + 600 44 + 700 44 + 700 44 + 800 44 + 800 44 + 900 44 + 900 45 + 000 45 + 000 45 + 100 45 + 100 45 + 00 45 + 00 45 + 300 45 + 300 45 + 400 45 + 400 45 + 500 45 + 500 45 + 600 45 + 600 45 + 700 45 + 700 45 + 800 45 + 800 45 + 900 45 + 900 46 + 000 46 + 000 46 + 100 46 + 100 46 + 00 46 + 00 46 + 300 46 + 300 46 + 400 46 + 400 46 + 500 46 + 500 46 + 600 46 + 600 46 + 700 46 + 700 46 + 800 46 + 800 46 + 900 46 + 900 47 + 000 47 + 000 47 + 100 47 + 100 47 + 00 47 + 00 47 + 300 47 + 300 47 + 400 47 + 400 47 + 500 47 + 500 47 + 600 47 + 600 47 + 700 47 + 700 47 + 800 47 + 800 47 + 900 47 + 900 48 + 000 8 90 85 66 15 4 64 69 19 54 64 59 78 81 79 78 85 81 89 37 75 73 68 61 57 70 4 79 88 79 87 63 77 81 73 74 31 49 44 80 Sepurna Sangat buruk Sangat buruk Sepurna Sepurna Sepurna Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-69

Tabel. Nilai PCI setiap Unit Sapel (Lanjutan) No. Sapel Unit Sapel PCI Kondisi 051 05 053 054 055 056 057 058 059 060 061 06 063 064 065 066 067 068 069 070 071 07 073 074 075 076 077 078 079 080 081 08 083 084 085 086 087 088 089 090 49 + 000 49 + 100 49 + 100 49 + 00 49+ 00 49 + 300 49 + 300 49 + 400 49 + 400 49 + 500 49 + 500 49 + 600 49 + 600 49 + 700 49 + 700 49 + 800 49 + 800 49 + 900 49 + 900 50 + 000 50 + 000 50 + 100 50 + 100 50 + 00 50 + 00 50 + 300 50 + 300 50 + 400 50 + 400 50 + 500 50 + 500 50 + 600 50 + 600 50 + 700 50 + 700 50 + 800 50 + 800 50 + 900 50 + 900 51 + 000 51 + 000 51 + 100 51 + 100 51 + 00 51 + 00 51 + 300 51 + 300 51 + 400 51 + 400 51 + 500 51 + 500 51 + 600 51 + 600 51 + 700 51 + 700 51 + 800 51 + 800 51 + 900 51 + 900 5 + 000 5 + 000 5 + 100 5 + 100 5 + 00 5 + 00 5 + 300 5 + 300 5 + 400 5 + 400 5 + 500 5 + 500 5 + 600 5 + 600 5 + 700 5 + 700 5 + 800 5 + 800 5 + 900 5 + 900 53 + 000 77 34 44 61 66 55 75 43 61 59 90 71 84 77 76 79 85 80 68 74 61 71 61 67 74 70 51 60 49 5 63 48 63 64 84 84 6 93 30 49 Sepurna Sepurna Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-70

Tabel. Nilai PCI setiap Unit Sapel (Lanjutan) No. Sapel Unit Sapel PCI Kondisi 081 08 083 084 085 086 087 088 089 090 091 09 093 094 095 096 097 098 099 100 5 + 000 5 + 100 5 + 100 5 + 00 5 + 00 5 + 300 5 + 300 5 + 400 5 + 400 5 + 500 5 + 500 5 + 600 5 + 600 5 + 700 5 + 700 5 + 800 5 + 800 5 + 900 5 + 900 53 + 000 53 + 000 53 + 100 53 + 100 53 + 00 53 + 00 53 + 300 53 + 300 53 + 400 53 + 400 53 + 500 53 + 500 53 + 600 53 + 600 53 + 700 53 + 700 53 + 800 53 + 800 53 + 900 53 + 900 54 + 000 63 48 63 64 84 84 6 93 30 49 64 61 63 39 34 87 36 9 36 4 Julah 6389 PCI rerata = ƩPCI/n = 6389/100 = 63,89 = 64 Nilai kondisi = baik Sepurna Sepurna Sangat buruk Menurut data yang terdapat pada Tabel, terdapat 8% unit sapel pada kondisi sepurna, 34% pada kondisi sangat baik, 9% pada kondisi baik, 16% pada kondisi sedang, 10% pada kondisi buruk, 3% pada kondisi sangat buruk. Secara uu kondisi ruas jalan Isiu-Paguyaan dala kondisi baik dengan nilai PCI rerata unit sapel adalah 64. 4.1 Prosentase Jenis Kerusakan Jenis kerusakan yang paling doinan adalah bahu turun sepanjang 4.809,5 (10,69%), pelapukan dan butiran lepas dengan luasan 4.341,34 (9,65%), dan retak eanjang dan elintang sepanjang 1.615,40 (3,59%). Prosentase kerusakan dari asing-asing jenis kerusakan dapat dilihat pada Tabel 3. Prosentase kerusakan dari asingasing jenis kerusakan dapat dilihat pada Gabar 3. Dari hasil pengaatan yang dilakukan di lapangan, terdapat 15 jenis kerusakan yang terjadi pada ruas jalan yang disurvei. Jenis kerusakannya adalah retak kulit buaya, kegeukan, retak blok, benjol dan turun, ablas, retak pinggir, bahu turun, retak eanjang dan elintang, tabalan, agregat licin, lubang, alur, sungkur, retak slip, pelapukan dan butiran lepas. Nilai PCI asing-asing stationing ditunjukkan dala Gabar 4 sapai dengan Gabar 13. Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-71

Tabel 3. Prosentase Kerusakan Jenis Kerusakan Panjang/ Prosentase Satuan Luas (%) Retak kulit buaya 33,91 0,74 Kegeukan Retak blok Benjol dan turun Ablas Retak pinggir Bahu turun Retak eanjang dan elintang Tabalan Agregat licin Lubang Alur Sungkur Retak slip Pelapukan dan butiran lepas 9,36 10,08 6,40 65,78 560,59 4.809,5 1.615,40 68,93 1.93,61 7,00 499,75 7,1 11,95 4.341,34 bh 0,51 0,3 0,06 0,15 1,5 10,69 3,59 1,40,87 0,06 1,11 0,0 0,03 9,65 Julah 3,34 Gabar 3. Perbandingan Jenis Kerusakan. Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-7

Gabar 4. NilaiPCIpada Sta. 44 + 000 Sta. 45 + 000. Gabar 5. NilaiPCIpada Sta. 45 + 000 Sta. 46 + 000. Gabar 6. NilaiPCIpada Sta. 46 + 000 Sta. 47 + 000. Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-73

Gabar 7. NilaiPCIpada Sta. 47 + 000 Sta. 48 + 000. Gabar 8. NilaiPCIpada Sta. 48 + 000 Sta. 49 + 000. Gabar 9. NilaiPCIpada Sta. 49 + 000 Sta. 50 + 000. Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-74

Gabar 10. NilaiPCIpada Sta. 50 + 000 Sta. 51 + 000. Gabar 11. NilaiPCIpada Sta. 51 + 000 Sta. 5 + 000. Gabar 1. NilaiPCIpada Sta. 5 + 000 Sta. 53 + 000. Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-75

Gabar 13. NilaiPCIpada Sta. 53 + 000 Sta. 54 + 000. Gabar 4 sapai dengan Gabar 13 enunjukkan nilai PCI dari asingasing stationing. Jenis kerusakan yang paling doinan adalah bahu turun sebesar 10,69%. Adapun faktor penyebabnya adalah bahu jalan dibangun dengan aterial yang kurang tahan terhadap erosi dan abrasi, penabahan lapis perukaan tidak diikuti penabahan perukaan bahu jalan. Disaping itu kerusakan lain yang cukup signifikan adalah pelapukan dan butiran lepas yang luasnya encapai 9,65%. Adapun faktor penyebabnya adalah karena lapisan perukaan sudah aus karena eleahnya bahan pengikat. 4. Penanganan Kerusakan Melihat kondisi perkerasan yang telah engalai kerusakan sebaiknya segera dilakukan perbaikan. Metode perbaikan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis kerusakannya sehingga diharapkan dapat eningkatkan kondisi perkerasan jalan tersebut. Cara perbaikan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Bahu turun, Peninggian bahu jalan dengan enghaparkan aterial yang eenuhi spesifikasi bahu jalan. Mengganti aterial bahu jalan yang jelek dengan aterial yang eenuhi spesifikasi bahu jalan. Jika penyebabnya drainase yang buruk, aka dibuatkan drainase yang baik.. Pelapukan dan butiran lepas, Perawatan perukaan dengan enggunakan keping penutup (chip seal) atau penutup larutan (slurry seal). Keping penutup (chip seal) Keping penutup (chip seal) adalah perawatanaspal yang diseprotkan pada lapis pengikat aspal, eulsi atau cutback yang diikuti oleh penyebaran agregat di atasnya. Istilah cheap enunjukan sifat ukuran tunggal dari agregat, yang uunya berupa agregat batu pecah. Chip seal ini cocok digunakan pada jalan raya dengan volue rendah untuk penanganan kerusakan pada area luas dengan retakan kecil yang rapat (aligator cracking), pelapukan (weathering) atau butiran lepas (raveling), agregat licin (polished Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-76

aggregate), dan retak block (block cracking) Penutup larutan (slurry seal) Penutup Larutan (slurry seal) adalah perawatan yang dapat digunakan untuk peeliharaan yang sifatnya pencegahan atau perbaikan. Penutup larutan adalah suatu capuran yang terdiri dari aspal eulsi ikatan labat, agregat halus, ineral pengisi dan air. Dala kasus khusus, dala larutannya ditabahkan aterial tabah (additive) untuk eodifikasi karakteristik laanya waktu perawatan. Material ini biasanya dikobinasikan dala esin spesial yang dirancang untuk pencapuran dan peletakan penutup larutan. Penghaparan larutan dilakukan satu tahap, dengan ketebalan antara 3-10. Karena tipisnya, ukuran aksiu agregat uunya tidak lebih dari 9-10 dan dapat sekecil 4.75 atu 5. Penutup larutan berfungsi untuk enutup retakan, enghentikan pelepasan butiran, dan eperbaiki kekesatan perukaan. 3. Penutupan Retak (crack sealing), Penutupan retak adalah proses pebersihan dan penutupan atau penutupan ulang retakan dala perkerasan aspal, yang diaksudkan untuk eperbaiki kerusakan dengan penutupan retakan yang eliputi: retak eanjang, retak elintang, retak diagonal, retak reflektif, retak sabungan pelaksanaan, pelebaran retakan dan retak pinggir. Menurut Asphalt Institute MS-16 dala Suswandi, et al (008) engenaipenutupan retak, cara yang disarankan adalah dengan enggunakan penutup larutan (slury seal) atau penutup keping (chip seal) untuk retak rabut, retak kecil dan retak sedang, sedangkan untuk retak besar dilakukan dengan larutan aspal eulsi atau capuran aspal panas (HMA) bergradasi. 4. Penabalan(patching), Penabalan diseluruh kedalaan cocok untuk perbaikan peranen, sedangkan perbaikan seentara cukup ditabal dikulit perukaan perkerasan saja. Penabalan cocok untuk eperbaiki kerusakan aligatorcracking, pothole, patching, corrugation, shoving, depression, slippagecracking, dan rutting. 5. Kesipulan Dari hasil penelitian dapat disipulkan: 1. Nilai PCI rerata ruas jalan Isiu Paguyaan adalah 64 dengan kondisi baik (good),. Terdapat 15 jenis kerusakan yang terjadi pada ruas jalan yang disurvei. Jenis kerusakannya adalah retak kulit buaya, kegeukan, retak blok, ablas, retak pinggir, jalur bahu turun, retak eanjang dan elintang, tabalan, agregat licin, lubang, alur, retak slip, dan bergelobang, 3. Jenis kerusakan paling doinan adalah jalur bahu turun dengan panjang kerusakan 4.809,5 (10,69) dan pelapukan dan butiran lepasdengan luas 4.341,34 (9,65%). 4. Nilai PCI terendah pada sta. 44 + 400, sta 44+800, dan sta. 53+900, dengan noor sapel 005, 009, dan 100. Daftar Pustaka AASHTO. (1986). Guide for Design of Paveent Structures.Washington DC. Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-77

Austroads. (1987). A Guide to the Visual Assesent of Paveent Condition. Sydney. Departeen Pekerjaan Uu Direktorat Jenderal Bina Marga. (004). Undang Undang Republik Indonesia Noor 38 Tahun 004 Tentang Jalan. Departeen Pekerjaan Uu Direktorat Jenderal Bina Marga. (1985). Peraturan Peerintah Republik Indonesia Noor 6 Tahun 1985 Tentang Jalan. Hardiyato, C. H. (007). Peeliharaan Jalan Raya, Perkerasan, Drainase, Longsoran. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hardiyato, C. H., (011). Perancangan Perkerasan Jalan Raya dan Penyelidikan Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Idrus, M. F. S., Achad, F., dan Husnan, F. (010). Survei dan Analisis Kerusakan Jalan dengan Metode Paveent Condition Index (PCI) (Studi Kasus: Ruas Jalan Nasional Isiu - Paguyaan k 31-k 41), Tugas Akhir D3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo (tidak dipublikasikan). Kusuaningru, S., Sartono, W., dan Hardiyato, H. C. (009). Siste Penilaian Perkerasan Jalan dengan Paveent Condition Index (PCI) dan Asphalt Institute (Studi Kasus Ruas Jalan Arteri Pantura Searang), Prosiding Civeng Edisi XXVII, Vol. VI, hal 496-506. Yogyakarta: Pasca Sarjana UGM. Shahin, M.Y. (1994). Paveent Manageent for Airports, Roads, and Parking Lots, New York: Chapan & Hall. Supranoto, B., Sartono, W., dan Hardiyato, H. C. (009). Penilaian Kondisis Perkerasan dengan Metode Paveent Condition Index (PCI) Studi Kasus Ruas Jalan Cepu Jepon Kabupaten Blora,Prosiding Civeng Edisi XXVII, Vol. VI, hal 441-45.Yogyakarta: Pasca Sarjana UGM. Suswandi, A., Sartono, W., dan Hardiyato, H. C. (008). Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan dengan Metode Paveent Condition Index (PCI) untuk Menunjang Pengabilan Keputusan (Studi Kasus: Jalan Lingkar Selatan, Yogyakarta), Majalah Foru Teknik Sipil No. XVIII/3-Septeber 008. U.S. Ary Corps of Engineers. (001). Unified Facilities Criteria (UFC) Paver Asphalt Surfaced Airfields Paveent Condition Index (PCI). Wijaya, Y., Sartono, W., dan Hardiyato, H. C. (009). Evaluasi Tingkat Kerusakan Perukaan Perkerasan Jalan dengan Metode Paveent Condition Index (PCI) dan Cara Perbaikannya (Studi Kasus Jalan Parangtritis, Kabupaten Bantul Yogyakarta),Prosiding Civeng Edisi XXVII, Vol. VI, hal 507-57.Yogyakarta: Pasca Sarjana UGM. Manajeen dan Rekayasa Transportasi B-78