KEMENTERIAN KUKM DEPUTI PEMBIAYAAN

dokumen-dokumen yang mirip
DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

Disampaikan oleh : DEPUTI BIDANG PENGAWASAN Dalam : Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Koperasi dan UMKM 21 Februari 2017

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN NOMOR : 03/Per/Dep.2/I/2017 TENTANG PENDAMPINGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI BIDANG PEMBIAYAAN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG

DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM

PROGRAM DAN KEGIATAN STRATEGIS DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN TAHUN 2014

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja.

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah Republik Indonesia

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM )

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN OLEH :

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

Notulensi. Peserta (Daerah dan Pusat) Prov. DKI Jakarta, Aceh, Lampung dan Bengkulu. Nama. Penanggung Jawab Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di tempat.

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 009/PER/LPDB/2011 T E N T A N G

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Makassar, 24 April 2014

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi.

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

PROGRAM BANTUAN FASILITASI BIAYA PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI BAGI PELAKU USAHA MIKRO DAN ATAU KELOMPOK MASYARAKAT TAHUN 2018

PENGUATAN PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERIKANAN PASCA IMPLEMENTASI UU NO 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. Drs. Mulyoto, MM BRSDM KP

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMAJUKAN SEKTOR PERIKANAN MELALUI KOPERASI PERIKANAN

Pendampingan Pokja Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam Pengelolaan Program PPSP 2015

No. 15/ 8/DPbS Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PENGAWALAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DESA

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DANA USAHA KECIL DAN MENENGAH

SOSIALISASI PEDOMAN KERJA PPB TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Mengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

1

Tugas Deputi Bidang Pembiayaan Membantu Menteri Koperasi dan UKM dalam menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan yang meliputi perumusan, koordinasi, perencanaan dan pengembangan kebijakan dan penyelenggaraan fungsi teknis pemberdayaan KUMKM di bidang pembiayaan Peranan Kegiatan Pembiayaan 1) Membuka Kesempatan terhadap Akses Permodalan/Kredit. 2) Membuat Kebijakan dan Membantu Pertumbuhan Lembaga-Lembaga Pembiayaan/Lembaga Penjaminan dll. 3) Membina, Mengawasi dan Menilai Kesehatan KSP/USP/KJKS serta memberikan sanksi. 4) Menjajagi Sumber-Sumber Pendanaan Lain yang dapat di akses 5) Monitoring Kegiatan yang telah dilaksanakan 2

Strategi Pengembangan KUMK Bidang Pembiayaan 1. Peningkatan Akses Pembiayaan 2. Perluasan Sumber Pembiayaan 3. Pengembangan Lembaga Pembiayaan 4. Pengawasan dan Pengendalian Lembaga Pembiayaan 5. Pengembangan Jaringan dan Kerjasama Lembaga Pembiayaan 6. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Pengelola Lembaga Pembiayaan 7. Konsolidasi Pemanfaatan IT untuk KISSME (Koordinasi, Integrasi, Simplifikasi, Sinkronisasi, Monitoring & Evaluasi) 8. Peningkatan Kerjasama Pembiayaan Skala Nasional, Regional dan Internasional 3

Tahun Koperasi Anggota 2011 188.181 30.849.913 2012 194.295 33.869.439 2013 203.701 35.258.176 Per Juni 2014 206.288 35.237.990 4

Kop/Unit Jumlah Anggota Kopdit/KSP 10.838 3.052.641 USP-Kop 95.881 15.409.283 KJKS 1.197 136.710 UJKS-Kop 2.163 333.282 Jumlah 110.079 18.931.916 5

Data Perkembangan UMKM 1986 2006 2010 2011 2012 2013 2,765 4,577 4,838 4,952 4,968 5,066 n/a 36,763 42,631 44,280 48,997 52,106 94,534 472,602 573,601 602,195 629,418 654,222 1,416,935 8,101,868 3,207,500 4,559,969 5,856,176 57.189.393 Data Kementerian dan BPS 2013 Kondisi Aktual 98,77% (± 57,18 juta) Pelaku Usaha adalah Usaha Mikro Definisi Sesuai dengan UU No. 20/2008 tentang UMKM : Berdasarkan Asset per tahun : Usaha Mikro (<Ro. 50 juta), Usaha Kecil (Rp. 50 juta s/d Rp. 1 milyar), Usaha Menengah (>Rp. 1 milyar s/d 3 milyar), dan Usaha Besar (>Rp. 3 milyar) Atau Berdasarkan omset per tahun; Usaha Mikro ( Rp. 300 juta), Usaha Kecil (Rp. 300 juta s/d Rp. 2,5 milyar), Usaha Menengah (lebih dari Rp. 2,5 milyar s/d 50 milyar), dan Usaha Besar (>Rp. 50 milyar) 6

PROGRAM/KEGIATAN STRATEGIS 2015 1. PROGRAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS RAKYAT Perkuatan Modal Awal (Start Up Capital) Bagi Wirausaha Pemula Target 3.400 Wirausaha Pemula maksimal @ Rp. 25 Juta Dialokasikan 25% bagi Wirausaha Pemula yang bergerak di sektor perikanan (Nelayan, masyarakat pesisir) dan sektor ketahanan Pangan 2. PROGRAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI DENGAN MENGGERAKAN SEKTOR- SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK Perkuatan Permodalan Bagi Pengembangan Koperasi Wanita Serta Koperasi Pedesaan dan Perkotaan Target 600 Koperasi @ Rp. 50 Juta 25% diantaranya diperuntukan bagi Koperasi di sektor perikanan (Nelayan, masyarakat Pesisir) dan sektor ketahanan Pangan Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM melaksanakan monev terhadap Wirausaha Pemula penerima bansos dan melaporkan hasilnya 7

3. INISIASI PEMBENTUKAN BLUD-DB Keterbatasan akses usaha mikro, kecil & koperasi memperoleh permodalan/pembiayaan dari lembaga keuangan formal (Bank, LKBB) Dasar Hukum Pembentukan: UU No.20/2008 tentang UMKM Pasal 7(1), 21(1), 22 dan 23(1); UU No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 68 dan 69(1); PP No.58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 118(3) dan Pasal 146 Permendagri No.61/2007 tentang PPK BLUD Pasal1,2(1) Permendagri No. 37/2014 tentang tentang Pedoman Penyusunan APBD 2015 V, Poin no.15 8

Lanjutan... PP 58/2005 menyatakan bahwa Pemerintah Daerah dapat membentuk BLUD untuk : (a) Menyediakan barang dan/atau jasa untuk layanan umum dan (b) mengelola dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat. 9

Lanjutan... Provinsi yang sudah membentuk BLUD-DB : 1. Provinsi Lampung 2. Provinsi Maluku 3. Provinsi Maluku Utara 4. Provinsi Kepulauan Riau Kabupaten/Kota yang sudah membentuk BLUD-DB : 1. Kota Payakumbu (Sumbar); 2. Kota Batam (Kepri); 3. Kota Cilegon (Banten); 4. Kabupaten Sragen (Jateng); 5. Kabupaten Purworejo (Jateng); 6. Kabupaten Tangerang (Banten) 10

4. Penguatan Kapasitas Lembaga dan Pendanaan KJKS/KBMT dalam Pengelolaan ZISWAF Dasar Kepmenkop dan UKM No. 91/Kep/M./IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Usaha Jasa Keuangan Syariah. Tujuan 1. Memperkuat legalitas KJKS/UJKS dalam pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf (ziswaf) 2. Mengoptimalkan pendayagunaan ziswaf sebagai sumber pendanaan bagi pemberdayaan usaha mikro dan kecil; 3. Memperkuat kapasitas manajamen dan kepatuhan syariah dalam pengelolaan Pendayagunaan Zakat Melalui kerjasama dengan 7 (tujuh) Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) untuk memperkuat legalitas pengelolaan zakat oleh koperasi sebagai Mitra Pengelola Zakat Pendayagunaan Wakaf Melalui kerjasama dengan Badan wakaf Indonesia, memperkuat legalitas pengelolaan wakaf uang oleh koperasi sebagai Nazir Wakaf Uang. Penguatan Kapasitas SDM Pengelola Bekerjasama dengan Deputi SDM, melaksanakan Diklat Peningkatan Kapasitas Pengelolaan ZISWAF, Dewan Pengawas Syariah, Manajemen dan Kepatuhan Syariah 11

Lanjutan... 1. Pendayagunaan ZIS melalui Pembentukan Mitra Pengelola Zakat dari Laznas LAZ Nasional Jumlah MPZ Aktif Keterangan 1. Dompet Dhuafa 128 MPZ LAZNAS yg telah MoU Lainnya: 1)Rumah Zakat; 2) PKPU; 3) Baitulmaal Hidayahtullah; 4) LAZ Muhamadiyah; 5) LAZ 2. Baitul Maal Muamalat 86 MPZ BSM 2. Fasilitas KJKS/KBMT sebagai Nazir Wakaf Uang Fasilitasi/ Tahap 2013 2014 1 2 3 4 5 6 Keterangan Pemohon 12 29 18 13 15 23 KJKS/KBMT yg berminat difasilitasi Pengajuan 10 20 16 11 13 15 Berkas yang lengkap sesuaipersyartan Penetapan 8 15 15 10 13 51 KJKS/KBMT Nazir Wakaf Uang 12

Lanjutan... 3. Bimtek Zakat dan Wakaf Realisasi 2012 2013 2014 120 KJKS/KBMT 120 KJKS/KBMT 120 KJKS/KBMT 4. Diklat Perkuatan Kapasitas SDM Pengelola a. Diklat Peningkatan Kapasitas Pengelola ZIS (MPZ) 105 Orang b. Diklat Peningkatan Kapasitas Dewan Pengawas Syariah 142 Orang c. Diklat Peningkatan Kapasitas Nazir Wakaf Uang 70 Orang d. Diklat Peningkatan Kapasitas Manajemen Kompetensi dan Kepatuhan Syariah 280 Orang 13

5. Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD) Sampai dengan Bulan November 2014 telah berdiri dan beroperasi sebanyak 12 PT. Jamkrida di Provinsi: Jawa Timur, Bali, Riau, NTB, Jawa Barat, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Banten dan Kalimantan Timur. 22 Provinsi sisanya yang belum berdiri dan sedang dalam proses: Provinsi Jawa Tengah, Papua dan NTT diharapkan dapat memperoleh izin OJK dan segera beroperasi pada akhir tahun 2014 atau awal 2015. Provinsi D.I. Yogyakarta dan Sumatera Utara diminta segera membentuk Perda/Pergub Penyertaan Modal. Provinsi Aceh diminta menyusun Perda Pembentukannya, walaupun saat ini modal disetor sudah tersedia. Provinsi Sulawesi Selatan, Bengkulu dan Sulawesi Tengah segera menyesuaikan Perda yang sudah dibentuk dengan PMK 99 Tahun 2011. Provinsi Kalimantan Barat dan DKI Jakarta diharapkan segera memenuhi jumlah minimal modal disetor yang dibutuhkan. Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Tenggara, Papua Barat dan Lampung diharapkan dapat mengintensifkan kerja tim yang sudah dibentuk untuk mempercepat pendirian PPKD. Provinsi Jambi, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku dan Kalimantan Utara diminta memahami pentingnya memiliki PPKD. 14

6. Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT) Program SHAT merupakan Lintas Sektor yang dipayungi oleh Kesepakatan Bersama yang pertama kalinya pada tahun 2007 antara Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan Pertanahan Nasional. Kemudian disepakati program tersebut dilanjutkan dengan diikuti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Perumahan Rakyat. Realisasi SHAT Tahun 2008 2014 Tanah yang telah tersertipikasi: 161.963 bidang atau 86,38% dari total target 187.500 bidang Sertipikat yang sudah dimanfaatkan untuk akses permodalan: 67.083 sertipikat atau 35,78%. Target tahun 2014 sebanyak 20.000 bidang dengan realisasi sertipikat yang telah diterbitkan per akhir November 2014 sebanyak 15.090 bidang atau 77,52%. Sedangkan, target tahun 2015 dialokasikan sebanyak 25.000 bidang. Dinas Koperasi dan UMKM masing-masing Provinsi diminta: Pra sertipikasi (T-1): menginventarisasi data by name by address calon peserta program SHAT. Pasca sertipikasi (T+1): menjembatani kerjasama peningkatan akses pembiayaan antara UMK dengan perbankan. 15

7. Pemberdayaan dan Aktivasi Satuan Tugas (Satgas) Pengawas KSP Perlu ditingkatkan kualitas pelaksanaan tugas 2.571 orang anggota Satgas Pengawas di 317 Kabupaten/Kota pada 33 Provinsi/DI. Kab/Kota yang belum membentuk Satgas Pengawas agar segera membentuk Satgas, sehingga tugas pengawasan dapat lebih fokus. Tugas pengawasan terhadap KSP merupakan pendelegasian kewenangan dari Menteri Kopearsi dan UKM kepada Pemerintah Deerah/SKPD yang membidangi Koperasi dan UKM Tugas Satgas Pengawas adalah Melaksanakan Pengawasan terhadap KSP/USP-Koperasi, KJKS/UJKS- Koperasi dan Koperasi Kredit yang meliputi: Pengawasan mengenai kelembagaan Koperasi Simpan Pinjam. Pengawasan usaha KSP/USP, KJKS/UJKS dan Kopdit. Penilaian kesehatan KSP/USP, KJKS/UJKS, dan Kopdit. Pemeriksaan secara berkala atau sewaktu-waktu. 16

8. Pemberdayaan dan Aktivasi Satuan Tugas (Satgas) Pengawas KSP Pengawasan terhadap aspek kehati-hatian KSP/USP, KJKS/UJKS, dan Kopdit. Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan pengawasan secara obyektif. Melakukan advokasi dalam rangka penyelesaian kasus-kasus berkaitan dengan usaha simpan pinjam koperasi di wilayahnya. Menertibkan kewajiban pelaporan oleh KSP/USP Koperasi, KJKS/UJKS Koperasi dan Kopdit serta melakukan tindak lanjut analisa dan teguran atau surat-surat pembinaan atas hasil analisa laporan-laporan. Melakukan advokasi dalam rangka perbaikan terhadap aspek-aspek yang lemah dalam pengawasan agar dalam waktu 1 (satu) tahun sudah terjadi perbaikan dan peningkatan. Rekapitulasi Perkembangan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi sebagaimana terlampir. 17

9. Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Dalam rangka pemberdayaan sesuai dengan UU nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, pada tanggal 11 Juli 2014 telah ditanda tangani Nota Kesepahaman antara Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Koperasi dan UKM tentang Koordinasi Pelaksanaan UU Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Tugas Kementerian Koperasi dan UKM melakukan: Sosialisasi UU No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Koordinasi dengan Kementerian atau Lembaga yang mempunyai program terkait dengan pengembangan KUMKM. Inventarissi LKM yang belum berbadan hukum. Pembinaan dan pengawasan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Pengawasan LKM dilakukan oleh OJK dan didelegasikan pada Pemerintah Daerah yang dalam pelaksanaannya dapat diberikan kepada SKPD yang menangani Koperasi. Pembagian tugas dan fungsi yang tegas antara pelaksanaan tugas pendelegasian dari menteri Koperasi dan UKM dan dari OJK. Diagram Koperasi Simpan Pinjam sebagai Model Pengembangan LKM terlampir. 18

10. Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Kebijakan Perpajakan Bagi Temu Konsultasi Implementasi Kebijakan Perpajakan Bagi di 7 Provinsi dengan total jumlah peserta sebesar 225 orang terdiri dari gerakan koperasi, pelaku dan asosiasi UKM serta pembina Koperasi dan UKM Provinsi/Kabupaten/Kota. Kegiatan ini dimaksudkan selain untuk memberikan informasi juga untuk menampung aspirasi, masukan dan usulan baik dari peserta maupun akademisi dan praktisi pajak. Usulan tersebut dimaksudkan untuk menyempurnakan PP 46/2013 sebagai berikut : 1. Menaikkan batasan omzet yang dikenakan PP 46/2013 dari semula Rp 4,8 milyar menjadi Rp 6 milyar per tahun. 2. Pengenaan pajak perlu dalam beberapa tingkatan/layer yang disesuaikan dengan kemampuan UKM untuk membayar pajak 3. Apabila UKM mengalami kerugian diusulkan agar pembayaran pajaknya dapat diangsur dan dibebaskan dari pengenaan sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan. 19

11. Pembentukan Klinik Konsultasi Pajak (KPP) di Daerah Merupakan sarana terpadu dan terkoordinasi dengan KPP setempat, perbankan serta Dinas Koperasi dan UKM. KKP dimaksudkan untuk mempermudah Koperasi dan UKM dalam mengakses permodalan sekaligus menjadikan Koperasi dan UKM taat pajak. Selain itu, kami juga mengusulkan agar Direktorat Jenderal Pajak menyediakan petugas Account Representative (AR) di setiap Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang memahami tentang Koperasi dan UKM, sehingga apabila Koperasi dan UKM mengalami masalah dapat secara langsung memperoleh solusi. 20