BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fikhi Frasethian,2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan imajinasi berpikir siswa dalam berkarya. Pelajaran menggambar

BAB V. Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang. telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah:

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tanwirul Mikdas, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah lembaga formal yang kita kenal dengan sekolah. guru sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya.

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI SMP/SMA MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun dapat dirinci beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mumun Mudiawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum tersebut, guru diharapkan dapat menciptakan metode yang kreatif agar. siswa mudah memahami materi yang disampaikan guru.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan cara untuk mengembangkan sumber daya manusianya salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Yulia, 2014 EFEKTIVITAS TEKNIK CLUSTERING (PENGELOMPOKAN) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun psikis. Pada masa ini, anak perlu diberikan rangsangan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nisfa Rahadiani Sajdah, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang sekarang banyak digunakan oleh sekolah yaitu Kurikulum

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BENDA REALIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. datang. Mengembangkan bahasa seyogyanya dimulai dari masa usia dini, sebab. Lenneberg (Santrock, 371) tahun-tahun prasekolah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seni Budaya dan Keterampilan merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pendidikan SD. Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan peserta didik akan mempelajari pelajaran bidang-bidang seni namun yang dipelajari dari tiap-tiap bidang seni pada tiap tingkatan pendidikan formal berbeda-beda. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006. materi pembelajaran seni budaya dan keterampilan di Sekolah Dasar adalah : 1. Seni Rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni 2. Seni Musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik 3. Seni Tari, keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan buyi, apresiasi terhadap gerak tari 4. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran 5. Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) Semua cakupan materi pembelajaran tersebut tentunya harus dipelajari tetapi pada kenyataannya tidak semua dapat dipelajari karena salah satu faktornya adalah kompetensi guru yang hanya berkompeten dalam satu bidang saja. Sobandi (2007: 29) menyatakan bahwa kondisi ini memerlukan pengajar yang ahli dalam bidang ini. Kenyataanya guru SD sebagai guru kelas dalam menjalankan tugas profesinya menemukan kendala terkait dengan kompetensi profesionalnya. Cakupan materi dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dapat dilakukan dengan membagi ke dalam beberapa kelas dengan dipegang oleh guru yang kompeten di dalam bidangnya seperti materi seni rupa dipegang oleh guru seni rupa. 1

2 Melihat dari tiap tingkatan pendidikan formal selalu terdapat mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, hal ini dapat dikatakan mata pelajaran seni budaya dan keterampilan memang wajib ada pada setiap tingkatan pendidikan formal. Alasan mata pelajaran ada pada setiap tingkatan pendidikan formal dapat dilihat dari tujuan mata pelajaran tersebut yaitu meningkatkan sikap apresiasi kepada seni budaya, dan keterampilan, menumbuhkan sikap kreatif, menampilkan peran serta seni budaya dan keterampilan, memahami konsep pentingnya seni budaya dan keterampilan. Mata pelajaran seni budaya juga diperlukan karena dapat turut membantu dalam pengembangan otak secara utuh, hal tersebut dinyatakan oleh Hume (ed. Prayitno, 2011: 1) bahwa: siswa yang berpartisipasi dalam kesenian menunjukan prestasi yang lebih baik dibidangbidang lainnya. Kembali kepada kompetensi guru dan tujuan mata pelajaran seni budaya terkadang tidak semua materi dapat disampaikan terlebih pada tingkat sekolah dasar, khususnya di SD Mathlaul Khairiyah kelas IVA Kota Bandung mata pelajaran seni budaya hanya dilakukan dengan menugaskan peserta didik untuk menggambar ekspresif yang sering kita kenal menggambar bebas. Memang tidak salah guru memberikan tugas menggambar bebas karena dapat membuat anak kreatif mencurahkan ide gagasan ke dalam gambarnya, tetapi jika hanya memberikan tugas saja tanpa pengarahan, atau strategi pembelajaran yang tepat tentu ini tidak dapat membuat anak menjadi kreatif. Gambar yang dihasilkan oleh setiap peserta didik hampir semuanya menggambarkan objek sekitar pemandangan, rumah, pohon, kendaraan bahkan setelah di ulang dengan tugas yang sama gambarnya pun tidak jauh berbeda masih berkisaran objek-objek tersebut. Masalah tersebut dibuktikan ketika penulis melakukan penelitian awal pada tanggal 21 Januari 2013 dengan cara melihat guru memberikan tugas menggambar ekspresif dan melihat hasil karya sebelumnya. Dari hasil penelitian awal data yang dihasilkan berdasarkan objek yang dipilih bahwa: dari jumlah keseluruhan peserta didik yang mengikuti pelajaran sebanyak 23 orang peserta didik, sebanyak 8 (40%) peserta didik

3 menggambar dengan tema pemandangan, sebanyak 7 (35%) peserta didik menggambar dengan tema lingkungan, sebanyak 3 (10%) peserta didik menggambar dengan tema hewan, sebanyak 1 (5%) peserta didik menggambar dengan tema kendaraan, sebanyak 1 (5%) peserta didik menggambar dengan tema kartun, sebanyak 1 (5%) peserta didik menggambar dengan tema bermain. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan dari mata pelajaran seni rupa dapat dikatakan masih belum tercapai. Guru boleh saja menugaskan menggambar ekspresif atau menggambar bebas tetapi dari setiap tugas yang diberikan tersebut harus ada peningkatan kemampuan peserta didik dalam menggambar ekspresif. Berarti ada hal yang harus dibenahi, seperti pergantian guru dengan guru yang lebih kompeten dalam bidangnya hal tersebut tidak dapat langsung dibenahi ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan mengubah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang bagaimana harus diubah? Itulah pertanyaannya. Dalam strategi pembelajaran kita mengenal metode pembelajaran, model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran. Penulis ingin mengangkat masalah meningkatkan hasil belajar menggambar ekspresif peserta didik melalui pendekatan pembelajaran. Dalam pemilihan pendekatan pembelajaran itu sendiri ada hal yang harus diperhatikan menurut Prawira (2007: 102) mengatakan bahwa: dalam memilih pendekatan paling tidak ada 3 faktor yang harus diperhatikan (1) kompetensi peserta didik yang diharapkan (2) karakteristik atau struktur bidang kajian (3) karakteristik peserta didik yang ada (4) kesiapan guru. Pendekatan pembelajaran yang dipilih oleh penulis adalah mengambil salah satu pendekatan pembelajaran Seni Rupa yaitu pendekatan inspiratif, pendekatan inspiratif itu sendiri adalah pendekatan yang dilakukan dengan teknik memberikan stimulasi kepada peserta didik, stimulasi dalam pembelajaran, stimulasi yang diambil adalah salah satu stimulasi yang diungkapkan oleh Lansing (Prawira, 2007: 11) yaitu: direct experience yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah pengalaman langsung. Pendekatan inspiratif direct experience ini cukup sederhana dibandingkan tiga pendekatan lainnya karena

4 cukup dengan mengajak peserta didik mengingat kembali pengalamanpengalaman yang pernah dialami, melalui pendekatan ini peserta didik diajak juga untuk menceritakan pengalamannya melalui media gambar sehingga hasil gambarnya pun tidak lagi monoton dengan objek berkisaran pemandangan, pohon, rumah, dan kendaraan tetapi banyak objek lain yang dapat digambarkan dari pengalaman tersebut begitu pula dengan pemilihan warna yang akan lebih variatif. Uraian di atas melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas mengenai peningkatan kemampuan peserta didik dalam menggambar ekspresif melalui penerapan sebuah pendekatan yaitu pendekatan inspiratif direct experience dengan judul: Penerapan Pendekatan Inspiratif Direct Experience Untuk Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik dalam Menggambar Ekspresif (Penelitian Tindakan Kelas di SD Mathla ul Khairiyah Kelas IV). B. RUMUSAN MASALAH Melalui judul ini penulis menemukan beberapa faktor permasalahan yang menyebabkan kurangnya kemampuan peserta didik kelas IV SD Mathla ul Khairiyah dalam menggambar ekspresif di kelas sehingga gambar yang dibuat adalah gambar dengan objek pemandangan, rumah, pohon, dan kendaraan. Faktor-faktor tersebut di antaranya: 1. Kompetensi guru yang bukan berlatar belakang pendidikan seni rupa sehingga berakibat kurang memahami pendidikan seni rupa. 2. Kurangnya penyediaan alat dan bahan untuk menunjang pembelajaran seni rupa di kelas. 3. Kurangnya kemampuan untuk mengarahkan peserta didik pada teknik dasar seni rupa. 4. Strategi pembelajaran yang kurang efektif untuk memaksimalkan kemampuan peserta didik dalam menggambar ekspresif.

5 Dari faktor-faktor tersebut penulis mengambil langkah untuk menyelesaikan permasalahan yang akan diangkat menjadi suatu rumusan masalah, yaitu mengambil dari faktor yang ke-4 strategi pembelajaran yang kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menggambar ekspresif, karena dari keempat permasalahan tersebut yang memungkinkan untuk diperbaiki, dan dapat mempengaruhi faktor lain apabila strategi pembelajaran yang dibenahi. Adapun rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menyusun desain pembelajaran penerapan pendekatan inspiratif direct experience (pengalaman langsung) untuk meningkatkan kemampuan menggambar ekspresif pada peserta didik kelas IV SD Mathlaul Khairiyah? 2. Bagaimana penerapan pendekatan inspiratif direct experience (pengalaman langsung) untuk meningkatkan kemampuan menggambar ekspresif pada peserta didik kelas IV SD Mathlaul Khairiyah? 3. Bagaimana hasil penerapan pendekatan inspiratif direct experience (pengalaman langsung) untuk meningkatkan kemampuan menggambar ekspresif pada peserta didik kelas IV SD Mathlaul Khairiyah? C. TUJUAN PENELITIAN Dari rumusan masalah penelitian tindakan kelas tersebut penulis bertujuan untuk: 1. Memahami penyusunan desain pembelajaran penerapan pendekatan inspiratif direct experience (pengalaman langsung) untuk meningkatkan kemampuan menggambar ekspresif pada peserta didik kelas IV SD Mathla ul Khairiyah. 2. Memahami penerapan pendekatan inspiratif direct experience (pengalaman langsung) untuk meningkatkan kemampuan menggambar ekspresif pada peserta didik kelas IV SD Mathla ul Khairiyah.

6 3. Memahami hasil penerapan pendekatan inspiratif direct experience (pengalaman langsung) untuk meningkatkan kemampuan menggambar ekspresif pada peserta didik kelas IV SD Mathla ul Khairiyah. D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Bagi Penulis Untuk meningkatkan kemampuan pengalaman dalam proses pembelajaran Seni Budaya dan dapat lebih memahami pembelajaran Seni Budaya melalui pendekatan inspiratif direct experience (pengalaman langsung). 2. Bagi Guru Membantu guru dalam meningkatkan pembelajaran Seni Budaya di kelas dengan proses pembelajaran yang lebih variatif dan kreatif agar tujuan dari mata pelajaran tersebut dapat tercapai dengan maksimal. 3. Bagi Peserta Didik Meningkatnya pengalaman dan wawasan peserta didik terhadap keadaan yang terjadi di lingkungan sekitar, dan meningkatnya kreativitas peserta didik dalam berkarya baik menggambar ekspresif maupun berkarya yang lainnya. Tidak hanya dalam pelajaran sehari-hari tetapi kreativitas ini akan meningkat dalam kehidupan sehari-hari. 4. Bagi Sekolah Memberikan wawasan bahwa pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas dengan metode guru memberikan pembelajaran dan peserta didik menerima pembelajaran, tetapi pembelajaran dapat dilakukan di luar sekolah dan dapat mengambil dari pengalaman-pengalaman yang didapat dari peserta didik.

7 5. Bagi Dunia Pendidikan Seni Rupa Untuk memberikan kontribusi dalam mengembangkan pembelajaran seni rupa yang kreatif dan efektif. E. METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) model Kemmis & Mctaggart (Kusumah, 2012: 20) bahwa: Penelitian Tindakan Kelas dengan model ini terdiri terdiri dari empat komponen yaitu: Perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Kempat komponen tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan dalam satu siklus. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dengan pendekatan inspiratif direct experience, tiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut: Pada siklus pertama meminta peserta didik menggambar pengalaman saat liburan, kemudian pada kedua peserta didik diminta membuat cerita tentang pengalaman saat menonton teater kemudian meminta peserta didik untuk menggambarkan pengalaman tersebut, dan pada siklus ketiga peserta didik diminta untuk menggambar pengalamannya saat mengunjungi kebun binatang dengan menayangkan contoh gambar. Penulis akan melakukan penelitian disatu kelas yaitu kelas IVA, karena penulis mengambil tiga siklus maka penelitian dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Penulis melakukan pengumpulan data pada setiap pertemuannya dengan menggunakan format penilian, format identifikasi karya, kemudian penulis membandingkan hasil menggambar peserta diidk dari hasil penelitian awal, pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga dengan menggunakan format penilaian dan format identifikasi karya tersebut.

8 Penulis juga menggunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif, karena pada hasil penelitian selain penulis menginginkan hasil yang bersifat deskriptif berupa kata-kata tertulis penulis pun menginginkan data real akan keefektifan pendekatan inspiratif direct exsperience tersebut. Sehingga hasilnya dapat dijabarkan dengan jelas dengan disertakan bukti kongkrit berupa dokumentasi penilelitian dan format penilaian. Dengan metode tersebutlah penulis dapat mengetahui peningkatan kemampuan peserta didik dalam menggambar ekspresif melalui pendekatan inspiratif direct experience. F. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN membahas pemaparan dan uraian menegnai Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode penelitian, Sistematika Penulisan. Menjelasskan hal-hal apa saja yang menjadi penyebab ingin dilakukannya penelitian ini. BAB II KAJIAN PUSTAKA membahas tentang teori-teori yang relevan dengan pokok permasalahan dan teori memperkuat penelitian BAB III METODE PENELITIAN memaparkan metode penelitian yang akan digunakan, lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV PEMBAHASAN menguraikan dan memaparkan hasil penelitian mengenai penerapan pendekatan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menggambar ekspresif dan analisis karya gambar ekspresif anak. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

9 membahas paparan singkat mengenai hasil dari penelitian dan rekomendasi materi keilmuan untuk penelitian berikutnya.