Sukirno, dkk. ISSN 216-3128 183 EVALUASI LOGAM DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE DENGAN TEKNIK AAN (TAHAP 2) Sukirno, Bambang Irianto, Sri Murniasih Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK EVALUASI LOGAM DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE DENGAN TEKNIK AAN (TAHAP 2). Telah dilakukan evaluasi logam medium dan logam berat Mg, V, Al, Mn, Ti, Co, Cd, Cr dan As dalam air dan sedimen sungai Code Jogjakarta, dengan metoda analisis aktivasi netron (AAN). Sampling dilakukan pada musim penghujan, pengambilan cuplikan di 11 lokasi yaitu daerah, daerah,, Ringroad Utara,,,,, dan daerah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah untuk memperoleh data unsur logam medium dan berat dalam sedimen dan air di sungai Code Jogjakarta, dan dalam rangka kontrak riset antara IAEA dan PTAPB-BATAN. Mengenai syarat baku mutu air golongan C maupun baku mutu golongan D berdasarkan SK Gubenur Kep DIY No 214/kpts/1991, cuplikan dari ke 11 lokasi sampling belum melampaui konsentrasi maksimum yang diijinkan. Dari metoda uji t untuk pengujian statistik, ditunjukkan bahwa terdapat beda secara nyata konsentrasi logam-logam dalam air dan dalam sedimen. ABSTRACT THE EVALUATION OF METALS IN WATER AND SEDIMENT OF CODE RIVER USING NAA (PHASE 2). The assessment of medium and heavy metals of Mg, V, Al, Mn, Ti, Co, Cd, Cr and As in water and sediment from the upstream area of Code river has been done using NAA method. The sampling carried out in rainy and dry season, at the 6 locations ( spring, area,, Ringroad Utara,,,,, and ). The main objective of this investigation is to determine data of medium and heavy metals in water and sediment of Code river Yogyakarta, and in the framework of joint research between IAEA and PTAPB-BATAN. Refering to the water quality standard of group C as well as of group D, based on SK Gubenur Kep DIY No 214/kpts/1991 the samples of the 11 sampling locations not greater than MPC. From t tess method for statistic calculation was shown that there were significant differences between the concentration of elements in water and sediment. PENDAHULUAN encemaran lingkungan terjadi antara lain karena P masih kurangnya peraturan yang jelas tentang fungsi dan kegunaan sungai, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pembinaan kelestarian lingkungan perairan sungai, sehingga sungai sering dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan limbah. Pemasukan limbah atau material lainnya ke dalam sungai dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air sungai, bahkan dalam batas batas diluar kemampuan sungai untuk pulih sendiri secara alami, akan terjadi pencemaran sungai. Menurun atau tercemarnya kualitas air sungai akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme air yang ada di dalamnya, sehingga dapat menurunkan produktifitas perairan sungai tersebut [1]. Air sungai sering tercemar oleh komponenkomponen anorganik, diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Beberapa logam berat tersebut banyak digunakan dalam berbagai keperluan, oleh karena itu diproduksi secara rutin dalam skala industri. Logam-logam yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri (Hg), timbal (Pb) arsenic (As), kadmiun (Cd) dan lain sebagainya. Menurut FARDIAZ [2] logam-logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dengan jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi. Sungai Code merupakan salah satu sungai yang membelah kota Yogyakarta menjadi dua bagian dan melewati pusat kota dengan pemukiman penduduk yang sangat padat. Sebelum memasuki kota Yogyakrta, sungai Code melewati areal pertanian subur yang sangat luas dan kemungkinan besar limbah kimia pertanian akan masuk dan mencemari air sungai Code dari hulu. Setelah memasuki kota Yogyakarta, diprediksi akan terjadi peningkatan jumlah sumber pencemar, antara lain limbah dari rumah sakit, hotel, pabrik penyamakan Prosiding PPI - PDIPTN 27 Yogyakarta, 1 Juli 27
184 ISSN 216-3128 Sukirno, dkk. kulit, pabrik karoseri mobil dan sampai limbah domestik yang secara kumulatif dapat berdampak terhadap kualitas lingkungan. Perjalanan pencemar, biasanya polutan terbawa melewati aliran sungai dari hulu yang terbawa arus menuju muara dan terkonsentrasi pada muara sungai [3]. Analisis aktivasi netron (AAN) adalah suatu metoda analisis unsur-unsur dalam suatu bahan cuplikan yang menggunakan hasil radioaktif buatan dari unsur-unsur stabil. Prinsip dasar AAN adalah apabila suatu bahan cuplikan yang terdiri dari berbagai unsur kimia dibombardir dengan neutron termal, maka akan terjadi penangkapan neutron oleh unsur-unsur tersebut. Proses pembentukan radioaktif akibat reaksi ini disebut aktivasi neutron. Sinar γ yang dipancarkan oleh berbagai radionuklida dalam cuplikan dapat dianalisis secara spektrometri γ. Analisis kualitatif dilakukan dengan berdasarkan penentuan tenaga sinar γ, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menentukan berdasarkan intensitasnya (4,5). Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji t sampel berpasangan digunakan untuk melakukan pengujian dua sampel yang berhubungan atau di sebut Paired Sample T-Test yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata sama [6]. Hal ini dapat dilakukan menggunakan pendekatan statistik dengan analisis statistik menggunakan aplikasi Excel program paired sample test, uji ini dimaksudkan untuk membedakan lokasi sampling dan perbedaan musim kemarau dan penghujan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah untuk memperoleh informasi rona awal logam berat dan medium dalam sedimen dan air sungai Code Jogjakarta, dilakukan dalam rangka kontrak riset antara IAEA dan PTAPB. Analisis ini diperlukan untuk mengkaji tingkat pencemaran logam menengah dan berat dengan metoda AAN. Dengan diketahuinya kandungan logam menengah dan berat air tersebut, maka akan dapat diketahui tingkat pencemaran yang terjadi di lingkungan sungai Code yang berada di sekitar kota Yogyakarta sebagai data pendukung bagi program kali bersih. TATA KERJA A. Bahan Standar sekunder yang mengandung unsurunsur (Ti, Mg, V, Al, Mn, Hg, As, Cd, Cr dan Co), HNO 3, air, sedimen sungai Code dan aquabidest. B. Alat Reaktor Nuklir Kartini, seperangkat sepektrometer gamma, timbangan Analitik Ohaus- GT 41, ayakan Karl Colb 1 mesh, lumpang tahan karat, vial polietilen. C. Cara kerja Sampling Cuplikan air dan sedimen sungai Code diambil pada musim penghujan (22 Februari 26). Air sungai diambil 5 liter kemudian diteteskan 5 ml HNO 3 dan sedimen diambil sekitar 5 kg basah. Preparasi Sedimen dibersihkan dari kotoran kemudian dikeringkan dalam udara terbuka, ditumbuk dalam lumpang tahan karat dan pengayakan dengan 1 mesh lolos kemudian diserbasamakan dan dimasukan dalam wadah penyimpanan berlabel, sedimen dimasukkan dalam vial iradiasi dengan berat,2 gr. Air disaring dan diambil 1,5 ml dimasukkan dalam vial iradiasi Cuplikan bersama-sama dengan standar sekunder dimasukkan dalam kelongsong iradiasi, kemudian diradiasi pada fasilitas Lazy Susan selama 12 jam dengan fluks netron,585.1 11 n.cm -2.s -1. Khusus unsur/ nuklida berumur pendek, iradiasi dilakukan dengan jalan memacing, yaitu iradiasi dilakukan satu persatu pada fasilitas Lazy Susan, pencacahan dilakukan dengan waktu tunda 1 menit. Perhitungan dan penggunaan rumus hasil iradiasi hasil menurut yang telah dilakukan oleh SUKIR- NO, dkk [5] HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kuantitatif logam berumur paro pendek (Ti, Mg, V, Al dan Mn) yang terdapat dalam air dan sedimen sungai Code disajikan pada Tabel 1 dan 2. Hasil data yang tersaji kelihatan tidak begitu mencolok untuk masing-masing konsentrasi unsur yang sama dalam 11 lokasi pengambilan cuplikan yang ada pada musim penghujan. Pada Tabel 1 tersaji konsentrasi kelima unsur atau radionuklida berumur paro pendek dari kelima unsur tersebut yang terlihat berbeda signifikan adalah Mg dengan konsentrasi yang dalam air terbesar konsentrasinya yaitu 236,5±17 ppb sedangkan konsentrasi terkecil adalah logam Ti yang terdapat didaeah dengan konsentrasi 1,48±,1 ppb. Prosiding PPI - PDIPTN 27 Yogyakarta, 1 Juli 27
Sukirno, dkk. ISSN 216-3128 185 Tabel 1. Data analisis logam (Ti, Mg, V, Al dan Mn) berumur pendek dalam air sungai pada musim penghujan, Tahun 26 Ringroad Utara Kosentrasi logam (unsur) berumur pendek (ppb) Ti Mg V Al Mn 1,48±,1 1,48±,1 2,46±,2 2,46±,2 2,16±,2 2,26±,2 3,7±,3 3,32±,3 5,74±,4 7,85±,4 7,85±,4 112,8±12 128,1±1 137,2±13 148,±1 166,9±11 166,9±11 183,8±7 22,7±1 24,3±1 236,5±17 223,8±23 2,8±,2 2,8±,2 2,8±,2 2,9±,2 3,5±,1 3,8±,4 3,8±,4 4,5±,3 5,6±,6 5,6±,3 6,1±,4 1,4±1 11,9±1 17,7±2 17,7±2 64,4±5 65,3±4 69,±7 74,6±4 15,6±9 126,5±6 126,5±6 9,1±1 9,7±1 13,7±1 13,7±1 39,6±4 51,9±6 68,2±5 73,8±4 73,8±4 75,±8 75,±8 Pada Tabel 2 tersajikan komposisi logam (Ti, Mg, V, Al dan Mn) berumur pendek dalam sedimen sungai, dimana konsentrasi logam terbesar merupakan logam Al mempunyai konsentrasi sebesar 234±46 mg/kg terdapat di daerah. Logam alumonium (Al) diperkirakan sudah ada sejak dahulu kala yang terdapat dalam sedimen dan sungai dikenal sebagai perairan yang terbuka yang berarti sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitarnya. Sehingga sungai merupakan tempat bahan buangan padat hasil pengikisan tanah sekitar atau terjadinya erosi yang mengandung logam Al ada yang mengendap bercampur lembutan lumpur didasar sungai. Konsentrasi terkecil merupakan logam Ti terdapat didaerah awal sampling daerah Sindoharja, dengan konsentrasinya 27,8±1 mg/kg Tabel 2. Data analisis logam (Ti, Mg, V, Al dan Mn) berumur pendek dalam sedimen sungai pada musim penghujan. Tahun 26 Ringroad Ut Kosentrasi logam (unsur) berumur pendek (ppm) atau mg/kg Ti Mg V Al Mn 3,6±3 4,4±5 27,8±1 31,2±4 29,6±3 43,9±3 41,1±2 38,1±4 63,9±6 51,±7 52,2±2 91,8±9 115±2 82,2±3 64,8±6 57,9±3 56,7±3 69,±3 61,1±4 76,2±2 68,8±6 72,6±6 5,2±2 39,2±3 5,1±3 66,3±4 63,±4 78,3±3 54,±6 49,8±7 6,3±6 66,6±3 65,7±6 1877.9±1 1839±2 234±46 1884±52 1846±67 1861±4 1925±3 1959±63 174±73 199±28 1934±39 293,4±18 264,6±23 259,2±18 275,4±18 262,2±24 33±27 318,4±18 296,1±19 294,9±15 297,9±3 297,9±27 Pada Tabel 3 dan 4 tersajikan komposisi logam (As, Cd, Cr dan Co) berumur panjang dalam air dan sedimen sungai. Pada tabel tersebut konsentrasi keempat logam baik di sedimen dan air hanya logam As yang terdeteksi pada sampling pertama didaerah mata air Turgo, dimana konsentrasi dalam air adalah 3,6±,4 ppb. Untuk logam Cd dan Cr pada awal sampling konsentrasinya tidak terdeteksi mulai daerah Sinduharja logam Cd dapat dideteksi dengan konsentrasi,65±,7 ppb dan berakhir pada daerah Pacar dengan konsentrasi 7,14±,2 ppb, sedangkan logam Cr terdeteksi pada daerah Ringroad Utara awal konsentrasi adalah,63±,7 ppb dan berahir di daerah Pacar dengan konsentrasi 6,98±,7 ppb. Prosiding PPI - PDIPTN 27 Yogyakarta, 1 Juli 27
186 ISSN 216-3128 Sukirno, dkk. Tabel 3. Data analisis logam (As, Cd dan Cr) berumur panjang dalam air sungai, Tahun 26 Ringroad Utara Kosentrasi logam (unsur) ) ppb atau µg/l As Cd Cr,58±,3,58±,3,65±,5,86±,5,82±,6 1,64±,8 2,13±,3 2,67±,2 2,67±,2 3,±,2 3,6±,4,65±,7,73±,7 1,73±,1 5,1±,7 5,17±,2 6,3±,3 6,25±,5 6,85±,4 7,14±,2,63±,7,72±,8 6,15±,3 6,65±,3 6,65±,3 5,97±,5 6,98±,7 6,98±,7 Khusus logam Co dalam air disetiap pengambilan cuplikan tidak terdeteksi atau dibawah rata-rata latar belakangnya, maka diambil keputusan bahwa logam Co tidak terkandung dalam air sungai Code. Semua logam yang terdeteksi masih dibawah ambang persyaratan yang ditentukan menurut PP No. 28 Tahun 21 [9] dan Keputusan Gubenur Kepada Daerah Istimewa Yogyakarta No: 214/KPTS/1991 [1]. Untuk mengetahui perbandingan konsentrasi perbandingan tahun 25 terhadap tahun 26 dapat dilihat pada Gambr 1. Dimana terlihat kurva yang terjadi, konsentrasi Mg dalam pada tahun 25 lebih besar konsentrasinya dalam air sungai dibandingkan dengan konsentrasi pada tahun 26. Untuk mengetahui keseluruhan perbandingan kurva dapat dilihat pada halaman lampiran, yang merupakan pengambilan cuplikan air dan sedimen pada tahun 25 dan tahun 26 yaitu Gambar 2 dan Gambar 3. Pada Tabel 4 tersajikan komposisi logam (As, Cd, Cr dan Co), dari ke 4 logam yang ada logam Cd dan Cr pada daerah tidak terdeteksi dan konsentrasi logam-logam tersebut merata dan tidak mencolok satu sama lain. Logam yang mempunyai konsentrasi dalam sedimen terkecil dapat dilihat pada Tabel 4 dimana konsentrasinya terkecil adalah,11±,1 mg/kg untuk logam As, yang terdapat didaerah, sedangkan logam yang terbesar adalah logam Cd sebesar 8,33±1, mg/kg terdapat di daerah. Logam logam keseluruhnya diperkirakan tidak berbahaya karena merupakan latar daerah tersebut konsentrasinya masih rendah atau unsur kelumit. Konsentrasi 7 6 5 4 3 2 1 Gambar1. Mg-25 Mg-26 LS 1 LS 2 LS 3 LS 4 LS 5 LS 6 LS 7 LS 8 LS 9 LS 1 LS 11 Sampling Kurva perbandingan logam Mg sampling pada tahun 25 dan 26 Tabel 4. Data analisis logam (As,Cd, Cr dan Co) berumur panjang dalam sedimen Kosentrasi logam (unsur) (ppm) atau mg/kg As Cd Cr Co Ringroad Utara,11±,1,11±,1,81±,1 1,2±,1 1,43±15,23±,12 1,83±,13 2,7±,44,59±,12 1,13±,13 6,72,72±1,1 1,65±,15 2,36±,15 1,91±,17 1,73±1,1 2,82±,2 1,43±,15 3,39±,32 7,68±1,1 2,94±,2 1,5±,2 2,44±,32 8,14±1,3 2,91±,3 1,9±,2 3,64±,43 8,33±1, 2,47±,18 1,6±,1 3,81±,41 6,92±,73 1,98±,1 2,1±,2 4,5±,44 7,67±,72 1,56±,3 2,1±,2 4,71±,42 7,67±,92 2,12±,25 Prosiding PPI - PDIPTN 27 Yogyakarta, 1 Juli 27
Sukirno, dkk. ISSN 216-3128 187 Untuk mengetahui korelasi logam-logam yang ada dalam air dan sedimen dapat diiterpretasikan menggunakan pendekatan statistik dengan menggunakan aplikasi Excel metoda uji t sampel perpasangan. Tabel 5 merupakan contoh output paired sample test, untuk logam As yang terdapat dalam air sungai. Terlihat bahwa korelasi Pearson (r) dengan nilai,99 dan t hitung dari hasil output komputer, pada baris keterangan t stat terdapat t hitung sebesar 3,118 dan t tabel dengan tingkat signifikansi 5% (α =,5) dan derajat kebebasan 5 yang merupakan keterangan t critical one-tail dengan nilai 1.796 atau dapat dihat pada tabel statistik. Hipotesis dari kasus ini adalah H o = µ 1 µ 2 atau µ 1 - µ 2 dan H 1 = µ 1 > µ 2 atau µ 1 - µ 2 >. Korelasi menggambarkan keeratan hubungan antara konsentrasi logam dalam air laut terhadap logam yang terdapat dalam Sedimen. Nilai korelasi (r) logam As adalah lebih besar daripada,9, hubungannya sangat erat, dan berarti mempunyai korelasi signifikan positif sangat tinggi. Dengan membandingkan nilai t tabel dan nilai t hitung didapat nilai t hitung dari ouput sebesar 3,118, nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 1.796, maka Ho ditolak atau ada perbedaan secara nyata antara konsentrasi dalam air dan dalam sedimen. Bila dilihat dari nilai probabilias nilai P(T<=t) one tail pada output sebesar,54 lebih kecil signifikansi 5% (α =,5) maka H o ditolak dengan kata lain ada beda nyata untuk kedua cuplikan air dan sedimen, khususnya logam As. Dari ke 2 pengambilan keputusan menghasilkan keputusan yang sama, sedangkan untuk logam lainnya dapat dilihat ringkasan output paired sample test pada Tabel 6. Tabel 5. Output paired sample test, untuk logam As yang terdapat dalam air sungaidan sedimen. t-test: Paired Two Sample for Means Mean Variance Observation Pearson Correlation Df t Stat P(T<=t) one-tail t Critical one-tail P(T<=t) two-tail t Critical two-tail Variable 1 Variable 2 1.7636 1.2825 11,959 1 3.1186,54 1.8124,189 2.2281 1.1727.3841 11 Tabel 6 tersaji ringkasan uji hepotesis untuk pengaruh perbedaan konsentrasi dan lokasi sampling keseluruh logam yang diperhatikan dalam air dan sedimen. Berdasar data Tabel 1, 2 untuk air dan Tabel 3, 4 untuk sedimen pada sebelas lokasi sampling. Pada Tabel 6 dapat dilihat hubungan logam As, Cd dan Cr mempunyai nilai korelasi yang sangat tinggi sehingga logam tersebut yang terdapat dalam air dan sedimen sangat erat hubungannya serta logam Ti dan Mn mempunyai hubungan yang erat. Untuklogam-logam yang terdapat dalam air dan sedimen yaitu Mg, V dan Al konsentrasinya mempunyai hubungan yang lemah Tabel 6. Ringkasan output paired sample test, untuk unsur logam yang diperhatikan yang terdapat dalam air sungai dan sediment. Unsur P(T<=t) one tail t hitung r Kesimpulan Hubungan Perbedaan Ti Mg V Al Mn As Cd Cr 7,865 2,8667 4,2419 1.325 4,7337,54,149,389 7,865-6,6466 17,368 19.527 27.47 3,1186 2,5277 1,9636,751,346,57.484,65,95,926,883 Erat Tidak erat Tidak erat Tidak erat Erat Erat sekali Erat sekali Erat sekali Bedanyata Prosiding PPI - PDIPTN 27 Yogyakarta, 1 Juli 27
188 ISSN 216-3128 Sukirno, dkk. KESIMPULAN Dengan menggunakan metoda AAN dapat ditentukan 9 unsur logam menengah dan berat (Ti, Mg, V, Al, Mn, Cd, Cr, Codan As) yang diperhatikan dalam, air dan sedimen sungai. Konsentrasi unsur logam menengah dan berat yang terdapat dalam air sungai Code yang diperhatikan masih dibawah batas maksimum cemaran logam yang dipersyaratkan menurut PP Nomor 28 Tahun 21 dan Keputusan Gubenur Kepada Daerah Istimewa Yogyakarta No: 214/KPTS/1991. Korelasi (r) lebih besar dari,9 hal ini hubungan antra logam Cd, Cr dan As yang terdapat dalam air dan sedimen mempunyai korelasi signifikan positif sangat tinggi, kecuali logam Al dan Mn yang mempunyai hubungan keeratan sedang dan Mg, V dan Al mempunyai hubungan keeratan rendah atau mempunyai korelasi signifikan positif cukup. DAFTAR PUSTAKA 1. WARDANA, W.A., Dampak pencemaran lingkungan, Andi offset Yogyakarta, (1995) 2. FADIAZ SRIKANDI., Polusi air dan udara., Penerbit Kanisius. Yogyakarta (1992) 3. PALAR. H., Pencemaran dan Toksikologi logam berat. Rineka Cipta. Jakarta (1994) 4. TOJO. T., Instrumental Neutron Activation Analysis. BATAN JAERI, Training Course on Radiation Measurement and Nuclear Spectroscopy. Jakarta (1998) 5. SUKIRNO., SUDARMADJI., Aplikasi APN Untuk Menentukan Multiunsur dalam sediment., Prosiding PPI, P3TM BATAN., Yogyakarta (1999) 6. ROSALINA., Analisis statistik menggunakan aplikasi excel. Alfabeta. Bandung (25) 7. ERDTMANN, G., Neutron activation tables., New York (1976) 8. IAEA., Measurement of Radionuclides in Food and The Environment., A Guide Book., Tech Rep Ser No 295, IAEA, Vienna (1989) 9. ANONIM. PP No 28 Tahun 21, Jakarta (21) LAMPIRAN Konse ntra si (ppm ) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Gambar 2. Konsentrasi (ppb) 14 12 1 8 6 4 2 Gambar 2. LS 1 LS 2 LS 3 LS 4 LS 5 LS 6 LS 7 LS 8 LS 9 LS 1 LS 11 Mn-5 Mn-6 Al-5 Al-6 sampling Ti-5 Ti-6 V-5 V-6 As-5 As-6 Cd-5 Cd-6 Cr-5 Cr-6 Kurva perbandingan konsentrasi Ti, V, As, Cd dan Cr pada tahun 25 terhadap konsentrasi logam pada tahun 26. LS 1 LS 2 LS 3 LS 4 LS 5 LS 6 LS 7 LS 8 LS 9 LS 1 LS 11 Sampling TANYA JAWAB Kurva perbandingan konsentrasi Mn dan Alk pada tahun 25 terhadap konsentrasi logam pada tahun 26. Isyuniarto Pada Tabel 6 untuk unsur Mg, r yang tertulis = 3,46, padahal r yang saya ketahui adalah paling besar 1 (satu) dan kenapa korelasi tidak erat?. Sukirno Terima kasih atas koreksinya, sebenarnya,346 bukan seperti tertulis dalam Tabel 6, nanti dalam prosiding sudah diganti,346. Dan r lebih kecil dari pada,6 untuk logam Mg menunjukkan hubungan Mg dalam air dan sedimen tidak erat. Saefurrochman Apa yang diamati terhadap air? Kenapa pakai AAN? Prosiding PPI - PDIPTN 27 Yogyakarta, 1 Juli 27
Sukirno, dkk. ISSN 216-3128 189 Kenapa di hilir lebih banyak kandungan logam? Sukirno Dapat dilihat pada Tabel 1, 2, 3 dan 4 unsurunsur atau logam yang diperhatikan terutama logam-logam berat dan berbahaya misalnya saja : Cd, Cr, As dan lain sebagainya. Praktis dan analisinya multi unsur, sehingga satu kali analisis bisa diketahui logam yang kita inginkan. Di hilir logam lebih besar dari pada di hulu, sebab buangan yang ada akan tertampung di bagian hilir. Semakin ke hilir biasanya semakin besar karena ada masukan-masukan dari sungai kecil yang membawa logamlogam. Prosiding PPI - PDIPTN 27 Yogyakarta, 1 Juli 27