Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI REGIONALISME DALAM DESAIN ARSITEKTUR

Rumah Impian Mahasiswa

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

RUMOH ACEH. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Pengaruh Adaptasi Arsitektur Tropis pada Bangunan Kolonial di Koridor Jalan Blang Mee Samudera Pase

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

Pertimbangan Penentuan Ketinggian Panggung pada Rumah Melayu Kampar

BAB V KAJIAN TEORI. Kawasan Wisata Goa Kreo. Tanggap Lingkungan. Asitektur Tradisional Jawa. Asitektur Regionalisme

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Ruang Favorit dalam Rumah

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat

Tipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro, Yogyakarta

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

SENTRA MEBEL SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR REGIONALISME DI JUWIRING, KLATEN

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Lingkungan Rumah Ideal

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Karakteristik Sistem Struktur Ruang Utama Masjid Agung Demak

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

KAJIAN ARSITEKTUR REGIONALISME; SEBAGAI WA- CANA MENUJU ARSITEKTUR TANGGAP LINGKUN- GAN BERKELANJUTAN

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

Observasi Citra Visual Rumah Tinggal

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

Kuat Tekan Beton Daur Ulang sebagai Bahan Struktur pada Bangunan Sederhana

APLIKASI LANGGAM ARSITEKTUR MELAYU SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN MENUJU KOTA BERKELANJUTAN

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA STASIUN PASAR MINGGU

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh Saiful Anwar Mahasiswa Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Bangunan perkantoran di Provinsi Aceh khususnya Banda Aceh banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur yang terdapat pada rumah Aceh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengindentifikasi keberadaan langgam Aceh yang di aplikasikan pada bangunan perkantoran di Kota Banda Aceh. Penentuan lima bangunan terpilih dalam penelitian ini yaitu Bangunan Kantor Gubernur, Kantor DPRA, Kantor Walikota Banda Aceh, Kantor Bank Syariah Mandiri dan Kantor Bank Mandiri didasarkan pada pilihan 154 responden. Metode yang digunakan adalah metode mixed-method. Data diambil melalui survei online terhadap masyarakat Aceh dengan usia responden 20-60 tahun. Berdasarkan hasil temuan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapatnya pengabungan antara arsitektur modern dan arsitektur tradisional rumah Aceh pada bangunan perkantoran di Banda Aceh. Elemen-elemen yang digunakan meliputi penggunaan ornamen khas aceh, tulak angen, tameh, seuramoe rambat, Toi dan Rhoek dan bentuk atap. Kata-kunci : bangunan perkantoran, rumah aceh, langgam, pengabungan,elemen Pengantar Kota Banda Aceh merupakan ibukota Provinsi Aceh yang melayani hampir seluruh aktivitas administrasi pelayanan publik setingkat provinsi dan kota madya, dengan fasilitas bangunan perkantoran. Bentuk dan Fasad dari bangunan Perkantoran di pengaruhi oleh faktor lingkungan dan perkembangan budaya. Bangunan perkantoran di Provinsi Aceh khususnya Banda Aceh banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur yang terdapat pada rumah Aceh. Seperti penerapan elemen bangunan rumoh Aceh diantaranya tulak angen, bentuk atap, penggunaan ragam hias dan ornamentasi pada bangunan. Arsitektur tradisional rumah Aceh meliputi ben-- tuk bangunan, struktur bangunan, ragam hias, fungsi dan cara pembuatan bangunan rumah yang diwarisi secara turun temurun dan tidak terlepas dari faktor lingkungan tempatnya terbentuk. Rapoport (1969) menyatakan bahwa : Rumah merupakan suatu gejala struktural yang bentuk dan organisasinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya yang dimilikinya, serta erat hubungan dengan kehidupan penghuninya. Makna simbolisme dan fungsi akan mencerminkan status penghuninya. Manusia sebagai penghuni, rumah, budaya serta lingkungannya merupakan satu kesatuan yang erat, sehingga rumah sebagai lingkungan binaan menjadi refleksi dari kekuatan sosial budaya seperti kepercayaan, hubungan keluarga, organisasi sosial, serta interaksi sosial antar individu. Usaha pengabungan langgam Aceh pada bangunan Perkantoran dari hasil penelitian sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Curtis dan Suha Ozkan. Regionalisme merupakan usaha peleburan dan penyatuan antara yang lama dan yang baru (curtis,1985). Regionalisme diperkirakan berkembang sekitar tahun 1960 (Jencks,1977). Sebagai salah satu perkembangan arsitektur modern yang mempunyai perhatian besar pada ciri kedaerahan ( berkaitan erat dengan Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 I 089

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh budaya setempat, iklim, teknologi pada waktu itu) terutama tumbuh di negara berkembang (Ozkan, 1985). Suha Ozkan membaginya menjadi dua yaitu concrete regionalisme dan abstract regionalis. Concrete regionalisme meliputi semua pendekatan kepada ekspresi daerah dengan mencontoh kehebatannya, bagian-bagiannya atau keseluruhan bangunan di daerah tersebut dan mempertahankan kenyamanan pada bangunan baru ditunjang dengan kualitas bangunan lama. abstract regionalism adalah menggabungkan unsur-unsur kualitas abstrak bangunan misalnya massa, rongga, proporsi, rasa meruang, penggunaan pencahayaan dan prinsip-prinsip struktur yang diolah kembali. Curtis mengungkapkan bahwa regionalisme adalah dengan menyatukan antara yang lama dan yang baru, antara regional dan universal. maksudnya arsitektur tradisional/masa yang lampau yang mempunyai lingkup regional sedangkan baru berarti arsitektur masa kini /modern yang mempunyai lingkup universal. Jadi yang menjadi ciri utama regionalisme adalah menyatunya arsitektur tradisonal dengan arsitektur modern. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi keberadaan langgam Aceh yang di aplikasikan pada bangunan perkantoran di Kota Banda Aceh. Bangunan yang dijadikan objek penelitian Bangunan Kantor Gubernur, Kantor DPRA, Kantor Walikota Banda Aceh, Kantor Bank Syariah Mandiri dan Kantor Bank Mandiri Perempuan 45 responden(dapat gambar. ) Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki N Missing 0 2 Levels 28,5 dilihat pada Frequencies Gambar 1. Diagram Perbandingan jumlah presentase Level Count Prob antara responden laki-laki dan perempuan Laki-Laki 113 0,71519 Perempuan 45 0,28481 Metode Total Analisis 158 Data 1,00000 Penentuan lima bangunan terpilih dalam penelitian ini yaitu Bangunan Kantor Gubernur, Kan- Confidence Intervals Level Count Prob Lower CI Upper CI 1-Alpha tor Laki-Laki DPRA, Kantor 113 0,71519 Walikota 0,640362 Banda 0,779803 Aceh, 0,950 Kantor Bank Perempuan Syariah 45 Mandiri 0,28481 dan 0,220197 Kantor 0,359638 Bank Mandiri Total 158 didasarkan pada pilihan responden yang menyebutkan nama bangunan tersebut dalam perta- Note: Computed using score confidence intervals. nyaan yang diajukan. Setelah dianalisis muncul lima nama bangunan kantor yang persentasenya paling besar ( untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.2 ) 71,5 Metode Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode mixed-method (Creswell, 2008) dengan pengumpulan data secara random- purposive sampling. Data diambil melalui survei online terhadap masyarakat Aceh dengan usia responden 20-60 tahun. Setelah Bangunan terpilih maka dilakukan observasi lansung dilapangan. Metode Pengumpulan Data Data yang disebar secara online, terkumpul sebanyak 154 Responden. Terdiri dari jenis kelamin Laki-laki sebanyak 109 responden dan Gambar 2. Distribusi nama kantor pilihan responden I 090 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Persentase yang diperoleh berdasarkan analisis pada diagram diatas yaitu kantor Gubernur adalah 55,2%, Kantor Bank Syariah Mandiri 8,4%, Kantor Bank Mandiri 5,8%, Kantor DPRA 5,2% dan Kantor Walikota 1,9%. Saiful Anwar Analisis dan Interpretasi Rumah tempat tinggal bagi suku bangsa Aceh disebut rumoh dan Rumah tradisional ini dikenal dengan nama rumoh Aceh. Rumoh Aceh di dirikan di atas tiang-tiang yang disebut tameh. Terdiri akan tiga ruang yaitu seuramoe keue (serambi depan), Ruangan tengah yang disebut tungai, Ruang belakang (serambi belakang) yang disebut seuramoe likot. Bentuk rumoh Aceh dapat dilihat dari bagian bawah (terdiri atas tameh,toi, rhoek, bajoe, puteng, riyeuen, Kindang,), bagian atas (terdiri dari binteh, tingkap, pintoe, seuramoe) dan bagian atap (terdiri atas Bara, tulak angen, buboeng, tampoeng, taloe bawai). Gambar 4. Analisis bagian Rumoh Aceh Berdasarkan dari Unsur-unsur pembentuk rumoh Aceh tersebut maka akan dianalisis keberadaan unsur pembentuk rumah Aceh pada lima Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh yaitu Kantor Gubernur, Kantor DPRA, Kantor Walikota Banda Aceh, Kantor Bank Syariah Mandiri dan Kantor Bank Mandiri. Kantor Gubernur Bagian bawah berbentuk kolong yang dibiarkan dalam keadaan terbuka dan tidak diberi dinding. Tinggi lantai dari rumah lebih kurang 2,3 meter bagi lantai ruang depan dan ruang belakang, dan 2,8 meter bagi lantai ruang tengah. Pada Rumoh Aceh ragam hias banyak terdapat pada bagian atas, tengah dan bawah bangunan. Rumah Aceh Gambar 5. Tampak Kantor Gubernur Gambar 3. Tampak Rumoh Aceh Kantor Gubernur Aceh terletak di jalan Tgk. Daud Beureueh, pada fasad bangunannya terdapat banyak penerapan unsur dari Rumah Aceh seperti keberadaan tameh, toi/rhoek, atap khas rumah aceh, tulak angen, ornamen khas rumoh Aceh, kesan panggung serta keberadaan seuramoe keu,seuramoe likot dan rumoh inong /tungai sebagai tempat tertinggi. Material dari bangunan merupakan perpaduan antara beton, kayu dan kaca. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 I 091

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh Kantor DPRA Kantor Bank Syariah Mandiri merupakan Kantor Pusat Pelayanan bank Syariah Mandiri setingkat Provinsi Aceh. Fasad bangunan terdapat banyak penerapan unsur dari Rumah Aceh seperti keberadaan tameh, toi/rhoek, tulak angen, ornamen khas rumoh Aceh, bentuk panggung, atap pelana dan anjong (penanda pintu masuk bangunan yang menonjol keluar gedung). Material dari bangunan merupakan perpaduan antara beton, kayu, kaca. Kantor Bank Mandiri Gambar 6. Tampak Kantor DPRA Kantor DPRA adalah singkatan dari Kantor Dewan perwakilan Rakyat Aceh. Kantor ini merupakan kantor Pusat Perwakilan Rakyat untuk Provinsi Aceh terletak di jalan Tgk. Daud Beureueh. Fasad bangunan terdapat banyak penerapan unsur dari Rumah Aceh seperti keberadaan tameh, toi/rhoek, tulak angen, ornamen khas rumoh Aceh. Material dari bangunan merupakan perpaduan antara beton, kayu dan kaca. Kantor Bank Syariah Mandiri Gambar 8. Tampak Kantor Bank Mandiri Kantor Bank Mandiri yang terletak di jalan Tgk. Daud Beureueh ini menerapkan beberapa elemen rumoh Aceh seperti pada bagian atap tulak angen, pengunaan Rhoek pada kolom,bentuk kolom menyerupai tameh rumah Aceh. Menggunakan atap pelana, serta penambahan ornamen khas Aceh pada bangunan. Kantor Walikota Gambar 7. Tampak Kantor Bank Syariah Mandiri Gambar 9. Tampak Kantor Walikota Kantor Walikota Banda Aceh didesain dengan sangat modern yang merupakan perpaduan antara material beton, kaca. Penerapan unsur rumah Aceh tidak terlihat secara fisik pada fasad bangunan. Untuk penjabaran secara ringkas dapat dilihat pada Tabel. 1 terkait keberadaan unsur-unsur pembentuk rumah Aceh yang terdapat pada kelima bangunan perkantoran dikota Banda Aceh. I 092 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Tabel 1. Identifikasi Elemen Rumoh Aceh Saiful Anwar No Nama Kantor Bentuk Atap Rumoh Aceh Tulak Angen Tameh khas Rumoh Aceh Rhoek dan Toi Terkesan panggung Ornamen khas Aceh Seuram oe Rambat 1 Kantor Gubernur 2 Kantor DPRA 3 Kantor Bank Syariah Mandiri 4 Kantor Bank Mandiri 5 Kantor Walikota Banda Aceh Berdasarkan Tabel diatas maka dapat dilihat penyatuan antara arsitektur tradisional Rumoh aceh dengan arsitektur modern. Karakter fisik khas rumoh aceh seperti penggunaan ornamen khas aceh, tulak angen, tameh, seuramoe rambat, Toi dan Rhoek, bentuk atap diterapkan secara lansung di bangunan Kantor Gubernur, Kantor DPRA, Kantor Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri. Kantor Walikota Banda Aceh tidak menggunakan penerapan secara fisik. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapatnya pengabungan antara arsitektur modern dan arsitektur tradisional rumah Aceh pada bangunan perkantoran di Banda Aceh. Elemen-elemen yang digunakan meliputi penggunaan ornamen khas aceh, tulak angen, tameh, seuramoe rambat, Toi dan Rhoek dan bentuk atap. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah mengali lebih dalam tentang Kantor Walikota Banda Aceh terkait elemen Rumoh aceh dan jumlah responden yang seimbang antara responden laki-laki dan perempuan. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Hasjmy, Ali (1984) Arsitektur Tradisional Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Jakarta : Pusat Penelitian Sejarah Dan Budaya, Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Ibrahim, M dkk (1991) Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Jakarta: Departemen Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 I 093

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Curtis, William (1985) Regionalism in Architecture. dalam Regionalism in Architecture editor Robert Power. Singapore : Concept Media Ozkan, Suha (1985) Regionalism within Modernism. dalam Regionalism in Architecture editor Robert Power. Singapore : Concept Media Rapoport, Amos(1969) House Form and Culture. USA : Prentice-Hall, Inc. I 094 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016