BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Like Monisa (2012) Menurut Tri & Ferry (2012)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I. investasi. Investasi dilakukan oleh banyak pihak seperti individu dan perusahaan. 3. Salah satu bentuk strategi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan harga saham yang terjadi seorang investor bisa memperoleh return.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Mayangsari 2009 dalam Indahningrum dan Ratih 2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Fahmi, 2012:52)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tercatat di pasar modal. Bila seorang investor ingin mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang tumbuh dan berkembang secara cepat dan dinamis mengharuskan perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang (Sunariyah, 2010:4).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan investasi di bidang properti dan atau real estate semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Veronica, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pentingnya informasi laba membuat setiap perusahaan berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam setiap usahanya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya perkembangan bisnis di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan perusahaan tersebut dimasa depan. Tujuan utama perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hedi Sasrawan, 2015) Kurniawan & Indriantoro (2000) Dini Nuraeni (2010)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

percaturan bisnis telekomunikasi berkembang menjadi lebih baik, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Susanti, 2008) Fahmi (2012:116)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

Bab 1 Pendahuluan. Peristiwa yang terjadi pada dunia global membawa perubahan-perubahan baik

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Sawidji, 2004)

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya dunia usaha didominasi oleh kelompok perusahaan milik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk tetap going concern. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan sustainability. Perusahaan yang telah go public akan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (industri.bisnis.com/2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga perusahaan dapat menjalankan aktivitas perusahaan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi investor terhadap perusahaan. permintaan dan penawaran investor. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan yang sudah go public atau terbuka akan mempublikasikannya laporan keuangan perusahaan tersebut ke mata publik. Suatu perusahaan yang sehat dari segi majunya perusahaan tersebut dapat masyarakat lihat pada segi keuangan yang mereka publikasikan dalam bentuk laporan keuangan. Pada hakekatnya operasional manajemen sebuah perusahaan mempunyai satu kesamaan tujuan yaitu memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan. Hal tersebut berkaitan erat dengan kemampuan pemberdayaan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. Untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan, digunakan pendekatan-pendekatan tertentu serta adanya tolak ukur penelitian untuk menentukan nilai kinerja keuangan secara keseluruhan. Tolak ukur utama untuk kinerja keuangan adalah peningkatan angka laba melalui peningkatan penjualan dengan pemanfaatan modal investasi yang telah dilakukan. Sedangkan kinerja keuangan menurut Marinda (2014) mengatakan bahwa kinerja keuangan itu sendiri adalah suatu ukuran di mana tingkatan hasil kerja yang sudah dicapai oleh suatu perusahaan dari segi tata kelola keuangan perusahaan tersebut. Penilaian kinerja keuangan dilakukan untuk beberapa tujuan yang berpengaruh dengan kegiatan seperti pengambil alihan perusahaan oleh pihak lain, penggabungan perusahaan, kepemilikan dalam perusahaan, pemberian kredit dan sebagainya. Penilaian kinerja keuangan sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan dapat terus meningkat. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam upaya memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan yaitu faktor kebijakan atau keputusan investasi yang 1

2 dilakukan. Hal tersebut merupakan gambaran bagaimana perusahaan menggunakan keuntungan yang dimiliki untuk dikembangkan guna meningkatkan pendapatan secara maksimal. Selain itu, perusahaan juga harus mampu memanfaatkan investment opporunity set yang berkaitan dengan potensi pengembangan pasar. Selain dari kinerja laporan keuangan pun, suatu perusahaan yang baik dapat dilihat dari nilai investasi yang didapat oleh perusahaan tersebut. Nilai investasi ini sendiri dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah mereka buat. Menurut Gaver, Jennifer dalam Buniarto (2008) mengemukakan bahwa peluang pertumbuhan yang diukur dengan kesempatan investasi mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki beberapa indeks sektoral. Kesemua indeks saham sektoral yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI dan diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Classifacation). Salah satu sektor tersebut adalah sektor Infrastructure, Utilities, & Transportation. Dalam permasalahan yang terjadi di sini yaitu terbatasnya investasi pada pemeliharaan dan infrastruktur yang dapat dilihat dari rendahnya peringkat kualitas infrastruktur. Dalam kecenderungan investasi infrastruktur keseluruhan yang menurun, terdapat sejumlah perubahan komposisi baik dalam sumber investasi dan sektor-sektor ke mana investasi ditujukan. Kontribusi sektor swasta terhadap jumlah investasi infrastruktur di Indonesia menurun menjadi 10 persen pada tahun 2010-2011 dari hampir sepertiga pada tahun 1995 1997. Dalam permasalahan mengenai investasi, di mana biasanya perusahaan mengharapkan bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan peluang atau kesempatan investasi sebaik mungkin akan mendapatkan return atau keuntungan yang lebih besar dari biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan. Berbanding terbalik dengan teori di atas penulis menemukan bahwa nilai MVE/BVE (Market to Book Value of Equity) dan EVA (Economic Value Added) pada perusahaan PT

3 Indosat Tbk tidak sesuai dengan teori yang ada. Berikut adalah gambaran dari grafik yang bertentangan dengan teori yang telah disebutkan di atas: 1.85 1.8 1.75 1.7 1.65 1.6 1.55 PT Indosat Tbk Periode 2010-2012 Rp1,200,000,000,000 Rp1,000,000,000,000 Rp800,000,000,000 Rp600,000,000,000 Rp400,000,000,000 Rp200,000,000,000 IOS Kinerja Keuangan 1.5 2010 2011 2012 Sumber : Data Diolah Oleh Penulis Rp- Grafik 1.1 Nilai Investment Opporunitu Set (MVE/BVE) dan Kinerja Keuangan (EVA) PT Indosat Tbk (ISAT) periode 2010-2012 Berdasarkan grafik 1.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai MVE/BVE yang ditunjukan oleh garis berwarna biru dengan nilai 1,6 kali pada tahun 2010, 1,6 kali pada tahun 2011 dan 1,8 kali pada tahun 2012. Dan nilai EVA yang ditunjukan oleh garis berwarna merah dengan nilai Rp 341.050.031.659 pada tahun 2010, Rp 997.486.501.593 pada tahun 2011 dan Rp 228.244.285.656 pada tahun 2012. Hal ini bertentangan dengan teori yang ada di mana pada tahun 2010 nilai MVE/BVE PT Indosat Tbk sebesar 1,6 hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2010 EVA yang dihasilkan sebesar Rp 341.050.031.659. Namun di tahun 2011 nilai MVE/BVE tidak mengalami peningkatan dari tahun 2010 tetap sebesar 1,6 namun pada nilai EVA tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi Rp 997.486.501.593. Sedangkan di tahun 2012 nilai MVE/BVE meningkat menjadi 1,8 namun hal tersebut tidak berpengaruh terhadap nilai EVA melainkan di tahun ini nilai EVA mengalami penurunan kembali

4 menjadi sebesar Rp 228.244.285.656 nilai tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2010. Analisis pada grafik 1.1 pun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saifi (2015) diperoleh hasil bahwa adanya pengaruh investment opportunity set signifikan dengan arah positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini konsisten dengan agency theory yang menyatakan bahwa dalam perusahaan harus ada pemisah antara pemilik sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Tujuan manajemen adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham yang dapat dipenuhi oleh realisasi investment opportunity set dalam pertumbuhan rill. Lalu dalam signaling theory menyatakan bahwa investment opportunity set yang tinggi akan memberikan sinyal positif ke pasar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan tantangan dari buruknya infrastruktur bagi kegiatan perusahaan tampaknya akan terlihat dari tingkat investasi, produktivitas, pertumbuhan secara agregat dan tidak berfungsinya kinerja keuangan perusahaan dengan baik. Sebagai contoh, sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini oleh IMF (Regional Economic Outlook: Asia and Pacific, October 2010) menunjukkan bahwa perbaikan infrastruktur berhubungan sangat erat dengan investasi swasta di wilayah Asia Pacific. Masterplan Ekonomi Pemerintah yang baru (MP3EI) 2011-2025 kembali menekankan pentingnya investasi dalam infrastruktur untuk meningkatkan pertumbuhan. (www.worldbank.org). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marinda (2014) hasil penelitiannya menunjukan bahwa investment opportunity set berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan menurut Saifi (2015) hasil penelitiannya menunjukan investment opportunity set berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Menurut Akbar (2013) ukuran perusahaan merupakan seberapa besar perusahaan tersebut dilihat dari keseluruhan aktiva yang dimiliki. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur

5 dengan melihat seberapa besar asset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aset yang dimiliki oleh perusahaan menggambarkan hak dan kewajiban serta permodalan perusahaan. Perusahaan dengan asset besar biasanya akan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat, hal ini akan menyebabkan perusahaan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangannya. Perusahaan diharapkan akan selalu berusaha menjaga stabilitas kinerja keuangan. Pelaporan kondisi keuangan yang baik tidak serta merta dapat dilakukan tanpa melalui kinerja yang baik dari semua lini perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan, total aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar perusahaan dan luasan usahanya, mengakibatkan pemilik tidak bisa mengelola sendiri perusahaanya secara langsung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaria (2015) hasil penelitiannya menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan Sembiring (2008) hasil penelitiannya menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dari permasalahan di atas memperlihatkan bahwa sebuah peluang berinvestasi terkadang tidak menjamin akan meningkatkan kinerja keuangan untuk mengasilkan keuntungan dari segi keuangan. Dan dari segi ukuran perusahaan pun menunjukan bahwa ukuran perusahaan bukan jaminan bahwa perusahaan akan memiliki kinerja yang baik. Perusahaan yang memiliki aset yang besar diimbangan dengan biaya yang besar, sehingga ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara optimal terhadap kinerja keuangan. Maka dengan ini indikator yang digunakan dalam masing-masing variabel yaitu varibel Investment Opportunity Set (X1) menggunakan indikator MVE/BVE, sedangkan Ukuran Perusahaan (X2) menggunakan indikator Ln Total Aset, dan variabel (Y) Kinerja Keuangan Perusahaan menggunakan indikator EVA.

6 Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Infrastruktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, dapat ditarik identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan investment opportunity set (IOS), ukuran perusahaan dan kinerja keuangan pada perusahaan infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014. 2. Apakah investment opportunity set (IOS) dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara simultan pada perusahaan infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014. 3. Apakah investment opportunity set (IOS) dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara parsial pada perusahaan infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dalam penelitian ini adalah untuk mencari data sebagai salah satu syarat dalam penyusunan skripsi untuk menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung.

7 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diangkat dari topik di atas yaitu: 1. Mengetahui perkembangan investment opportunity set (IOS), ukuran perusahaan dan kinerja keuangan pada perusahaan infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014. 2. Mengetahui pengaruh investment opportunity set (IOS) dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan secara simultan. 3. Mengetahui pengaruh investment opportunity set (IOS) dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan secara parsial. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian di atas, maka diharapkan penelitian di atas bermanfaat bagi: 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan juga wawasan mengenai pengaruh investment opportunity set (IOS) dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi masyarakat Diharapkan dapat memberikan manfaat dan juga menambah wawasan dalam perguruan tinggi sebagai bahan bacaan. Dan juga memberikan pengetahuan lebih terhadap hal hal yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. 3. Bagi Perusahaan Untuk dapat mengetahui bagaimana kondisi kinerja keuangan perusahaan setelah pemegang saham melakukan investment opportunity set (IOS) dan dampaknya bagi ukuran perusahaan, juga dapat menarik minat investor dalam berinvestasi di perusahaan. 4. Bagi Investor

8 Untuk membantu investor dalam mengambil keputusan investasi dengan melihat pengaruh investment opportunity set (IOS) dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan, serta dampak yang dihasilkan oleh pemegang saham setelah melakukan investasi. 1.5 Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan komparatif. Pengertian Metode deskriptif menurut Nazir (2013:43) adalah sebagai berikut: Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti kasus sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidik. Sedangkan pengertian metode komparatif menurut Zainuddin (2011:51) adalah sebagai berikut: Masyhuri dan Metode verifikatif adalah memeriksa benar tidaknya, apabila dilaksanakan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan, yang telah pernah dilaksanakan di tempat lain, dalam mengatasi masalah yang serupa dalam kehidupan. yaitu: Pengumpulan data dalam penelitian kali ini menggunakan beberapa teknik 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian ini teknik penelitian lapangan hal ini dilakukan untuk memperoleh data dari perusahaan infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk kemudian dipelajari dan dilakukan analisis, serta sebagai sumber untuk menghitung variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. 2. Metode Kepustakaan (Library Reaserch)

9 Dengan cara mempelajari buku-buku, literatur-literatur, serta jurnaljurnal yang berkaitan dengan objek penelitian yang dituju. Perolehan penelitian kepustakaan juga dapat diperoleh dengan cara pencarian melalui internet, data yang telah didapat selanjutnya akan digunakan menjadi landasan teori. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian kepada perusahaan perusahaan infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 yang berada di Kota Bandung tepatnya di Jl Veteran, data yang diambil berupa laporan keuangan perusahaan tersebut. Adapun waktu dan pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 hingga penelitian ini selesai.