BAB I PENDAHULUAN. UU RI No.20 pasal 51 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian faktor kesuksesan kritikal ERP terhadap GUG

MODAL DASAR PD.BPR/PD.PK HASIL KONSOLIDISASI ATAU MERGER

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak saja untuk kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi yang efektif berlaku sejak tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji 7 faktor kesuksesan ERP menurut Nah & Delgado

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak otonomi daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggung jawaban pelaksanaan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi ton beras dari petani nasional khususnya petani di wilayah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

CAPAIAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA MANAJEMEN TRIWULAN I TAHUN 2016

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Draft 18/02/2014 GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya rezim orde baru pada tahun 1998 terjadi perubahan di

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasuki babak baru pengelolaan negara, pemerintah mulai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan

KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan pertanggungjawaban yang terdiri atas Laporan Perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah

2015 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

2015 PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan birokrat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 Tahun 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENGGUNAAN DAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat propinsi maupun tingkat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

NO SERI. D PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. NO SERI. D 6 Nopember 2008

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pembangunan dan pelayanan atas dasar keuangan sendiri (Anzar, tangan dari pemerintah pusat (Fitriyanti & Pratolo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)

Nomor : W10-A/2565/OT.01.2/XII/2012 Bandung, 4 Desember 2012 Lampiran : 1 (satu) bundel Perihal : Laporan Tahunan 2012

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. undang undang ini adalah besaran alokasi dana desa yang sebelumnya hanya. cukup besar mulai Tahun 2015 yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Laman: sisinfo

KATA PENGANTAR. keterampilan para petani dan petugas melalui sekolah lapangan serta pelatihan pemandu (PL I, PL II, PL III).

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Bidang Bina Pendidik Dan Kependidikan (BPTK) DINAS PENDIDIKAN BANDUNG BARAT

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tersebut diharapkan dapat memberikan trickle down effect yang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dilandasi oleh Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang-

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pendapatan nasional di era globalisasi seperti saat ini

2015 MANAJEMEN DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DI BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (dalam rupiah)

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dan Satu Data Pembangunan Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan negara diawali dengan bergulirnya Undang-undang

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. terus dilakukan, antara lain, melalui pengajaran secara formal di sekolahsekolah.

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia pendidikan semakin ketat khususnya bagi

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

1. COOPERATIVE FAIR KE-1

1 BAB I PENDAHULUAN. setiap sektor bisnis. Di dalam menghadapi persaingan tersebut maka, suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. dalam perekonomian Indonesia. Masalah kemiskinan, pengangguran, pendapatan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

Nomor : 638/SM.510/J.3.7/08/ Agustus 2014 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Permintaan Calon Peserta Diklat

PROFIL PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN STRATEGI PROMOSI RESTORAN WARALABA MIE JOGJA CABANG BOGOR

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun

TIPOLOGI DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI WILAYAH JAWA BAGIAN BARAT Oleh: Endang Setiasih 1)

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. daerah, karenanya pembangunan lebih diarahkan ke daerah-daerah, sehingga

KEBIJAKAN KERJASAMA PERGURUAN TINGGI KOPERTIS WILAYAH VII

BAB VII PEMBAHASAN. guna membiayai pembangunan pada suatu negara. Pajak merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan penyedia listrik milik pemerintah di tanah air, PT.

AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. NOMOR : 18/Kpts/KPU-Prov-011/VIII/2012 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian UU RI No.20 pasal 51 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan. Sementara Peraturan Pemerintah No.17/2010 tentang Penyelenggaraan pendidikan ditujukan untuk menjamin efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan. Prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi sebagaimana disebutkan dalam landasan hukum di atas merupakan indikator Good University Governance (GUG). Saat ini pendidikan tinggi di Indonesia berjumlah 3.103 perguruan tinggi (PT) berdasarkan status kepemilikannya terdiri dari perguruan tinggi milik negara (PTN) dan perguruan tinggi milik masyarakat yang disebut perguruan tinggi swasta (PTS) dengan komposisi berdasarkan berbagai bentuk pendidikan yang terdiri atas universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik (Sailah dalam Pikiran Rakyat, 23 April 2011). Tingginya pertumbuhan PT di Indonesia seharusnya diimbangi dengan peningkatan kualitas layanan dan mutu PT dengan menerapkan prinsip-prinsip GUG karena hanya PT yang memiliki keunggulan kompetitif saja yang mampu bertahan dalam persaingan. Persaingan tersebut dapat dilihat pada jumlah 1

mahasiswa PTN maupun PTS. Berikut disajikan perbandingan jumlah mahasiswa PTN dan PTS se-indonesia. Tabel 1.1 Perbandingan Jumlah Mahasiswa PTN dan PTS se-indonesia Tahun 2005-2009 2005 2006 2007 2009 PTN 2.243.761 2.567.879 2.373.223 2.323.924 PTS 805.479 824.693 978.739 907.154 Sumber: Kopertis dalam Ani Solihat, 2011:2 Tabel 1.1 menggambarkan bahwa jumlah mahasiswa dari tahun 2005 sampai tahun 2009 selalu didominasi oleh PTN, padahal jumlah PTS lebih banyak dibandingkan PTN. Dengan demikian PTS perlu meningkatkan market share dengan menciptakan kekuatan bisnis dan daya tarik sedangkan PTN harus mampu memiliki kekuatan untuk mempertahankan keunggulan yang telah dimiliki. Wilayah Jawa Barat dan Banten merupakan daerah yang mendominasi tingkat PT dengan status kepemilikan PTN dan PTS. Berikut disajikan perbandingan PTN dan PTS di wilayah propinsi Jawa Barat-Banten. Tabel 1.2 Perbandingan Jumlah PTS dan PTN Jabar-Banten Tahun 2007-2009 No Kabupaten/ Kota Jumlah PTS Jumlah PTN 1 Bandung 129 6 2 Banjar 3-3 Bekasi 49-4 Bogor 36 1 5 Ciamis 2-6 Cianjur 5-7 Cilegon 13-8 Cimahi 10-9 Cirebon 30-10 Depok 10-11 Garut 9-12 Indramayu 7 - Dilanjutkan ke halaman 3 2

Tabel 1.2 (Lanjutan) Perbandingan Jumlah PTS dan PTN Jabar-Banten Tahun 2007-2009 No Kabupaten/ Kota Jumlah PTS Jumlah PTN 13 Karawang 12-14 Kuningan 4-15 Lebak 3-16 Majalengka 6-17 Pandeglang 2-18 Purwakarta 11-19 Rangkasbitung 3-20 Serang 21 1 21 Subang 8-22 Sukabumi 18-23 Sumedang 12-24 Tangerang 54-25 Tasikmalaya 17 - Sumber: Kopertis dalam Ani Solihat, 2011:3 Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi Indonesia (ST.INTEN) merupakan salah satu PTS di kota Bandung yang sudah cukup lama bertahan dari persaingan PT di kota Bandung khususnya. ST.INTEN memiliki 4 jurusan yaitu teknik informatika, teknik elektro, teknik arsitektur, dan teknik sipil. Berikut akan disajikan Perbandingan antara jumlah pendaftar, yang diterima, dan yang mendaftar ulang pada ST.INTEN. Tabel 1.3 Perbandingan antara Jumlah Pendaftar, yang Diterima, dan yang Mendaftar Ulang Tahun Akademik Pendaftar Diterima 2005/2006 64 31 30 2006/2007 70 45 61 2007/2008 40 30 30 2008/2009 145 138 65 2009/2010 65 60 47 Total Rata-rata 77 61 46 Sumber: ST.INTEN Mendaftar Ulang 3

Tabel 1.3 menunjukkan perbandingan antara jumlah calon mahasiswa, jumlah yang diterima, dan jumlah mereka yang mendaftar ulang pada lima tahun akademik terakhir. Pada tahun terakhir (2009/2010), jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang ke ST-INTEN menurun jauh dibandingkan tahun 2008/2009. Hal ini disebabkan pada tahun 2008/2009, ST-INTEN memberikan program khusus berupa beasiswa bagi yatim/dhuafa dan melakukan kerjasama dengan lembaga lain. Dengan menurunnya jumlah mahasiswa baru tahun 2009/2010, menunjukkan bahwa perlu metode dan mekanisme promosi dan seleksi yang tepat agar ST.INTEN kembali diminati oleh calon mahasiswa. Lama penyelesaian studi lulusan ST.INTEN tahun 2009/2010 pada kurun waktu 2005/2006 2009/2010 juga mengalami penurunan, hal ini disebabkan banyaknya mahasiswa yang menunda untuk segera menyelesaikan studi. Berikut disajikan lama studi lulusan ST.INTEN tahun 2005/2006 2009/2010. Tahun Lulus 4.0-4.5 tahun Tabel 1.4 Lama Studi Lulusan Lama studi 4.5-5.0 Tahun > 5.0 Tahun Jumlah % Jumlah % Jumlah % Total Lulusan 2005/2006 15 38 15 38 10 25 40 2006/2007 16 33 15 31 18 37 49 2007/2008 16 15 26 24 68 62 110 2008/2009 15 25 25 42 20 33 60 2009/2010 20 36 30 55 5 9 55 Total Rata-rata Sumber: ST.INTEN 14 29 19 38 21 33 314 4

Tabel 1.4 menunjukan lama studi lulusan pada tahun tahun 2009/2010, nampak bahwa hanya 20 orang (36%) lulusan yang mampu menyelesaikan studi dalam waktu 4 4,5 tahun, sementara sebanyak 5 orang (9%) lulusan menyelesaikan studinya dalam waktu lebih dari lima tahun. Keterlambatan penyelesaian studi ini bisa jadi berkaitan dengan waktu penyelesaian tugas akhir yang juga lambat, meski keterlambatan lulus juga bisa disebabkan oleh mata kuliah lain. Permasalahan yang dihadapi oleh ST-INTEN selama ini yang terangkum dalam rencana strategis ST.INTEN (renstra) merupakan salah satu bentuk evaluasi diri yang perlu ditanggulangi secepatnya, berikut disajikan permasalahan yang dihadapi ST.INTEN. Tabel 1.5 Permasalahan yang Dihadapi ST.INTEN No Permasalahan Akar Permasalahan 1 Penilaian prestasi dosen perlu ditingkatkan 2 Kontrol proses pengajaran kurang baik 3 Kemampuan organisasi dan manajerial kurang baik 4 Manajemen pelayanan kepada mahasiswa kurang baik 5 Dokumentasi dan pengarsipan kurang baik 6 Mekanisme pembagian kerja belum baku Sistem pengawasan perlu diperbaiki Manajemen data dan informasi kurang baik 7 IPK mahasiswa rendah Proses belajar mengajar kurang baik Sumber: ST.INTEN Tabel 1.5 menunjukan bahwa permasalahan di ST.INTEN saat ini cukup banyak, hal ini berdasar kepada akar permasalahan yang terjadi di ST.INTEN. Penerapkan prinsip keterbukaan harus dilakukan di berbagai bidang, sistem penerimaan mahasiswa baru, sistem dan prosedur akutansi, pelaporan keuangan, serta informasi-informasi penting lainnya kepada pemangku kepentingan secara 5

memadai, akurat, dan tepat waktu, sehingga setiap permasalahan yang muncul akan dapat segera dicari solusinya secara cepat. Berdasarkan prinsip akuntabilitas menurut Serian Wijatno (2009: 132), PT harus dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar, untuk itu PT harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan PT dengan tetap memperhitungkan para pemangku kepentingan lainnya. Pada dasarnya ruang lingkup akuntabilitas mencakup segala aspek kegiatan dalam PT dalam rangka penilaian kinerja untuk tujuan mengevaluasi dan mengendalikan aktivitas PT, sehingga proses, tujuan, dan sasaran PT dapat dicapai dengan efisien dan efektif. Prinsip responsibilitas dalam PT menurut Serian Wijatno (2009: 133) mengemukakan setiap individu yang terlibat dalam pengelolaan PT harus bertanggung jawab atas segala tindakannya sesuai dengan job description yang telah ditetapkan. Termasuk para dosen harus mentaati etika dan norma kedosenan. Hal ini sesuai dengan akar permasalah yang terjadi di ST.INTEN yaitu dalam hal kurikulum yang kurang relevan, proses belajar mengajar kurang baik, hubungan industri kurang baik, sistem pengawasan, dan manajemen informasi yang kurang baik. Hal ini menyebabkan daya saing dan pencitraan ST.INTEN kurang optimal. Berbagai PT memiliki karakteristik yang berbeda dengan PT yang lain, namun demikian terdapat juga beberapa persamaan mendasar, diantara masalah pengelolaan dan pertanggung jawaban kepada para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, penerapan Good University governance (GUG) di ST.INTEN perlu dilakukan, ST.INTEN harus memenuhi prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, 6

responsibilitas, independensi, dan keadilan terhadap para pemangku kepentingan terkait. Kurangnya informasi yang cepat dalam setiap permasalahan yang terjadi di ST.INTEN menyebabkan penerapan prinsip-prinsip GUG tidak dapat berjalan dengan baik. Pelayanan akademik yang tepat waktu, akurat dan relevan dengan kebutuhan user, merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam mendukung kelancaran pelaksanaan aktifitas PT. Layanan yang berkualitas, secara fungsionalitas, kemudahan dalam penggunaan, berkurangnya waktu penyampaian layanan merupakan salah satu faktor pendukung untuk menciptakan loyalitas user, meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya. Hal tersebut secara tidak langsung akan menjadi nilai tambah dan memberikan keuntungan kompetitif bagi ST.INTEN. Kegiatan fundamental PT secara signifikan dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, ST.INTEN perlu merangsang inovasi dalam penelitian, pengajaran dan pembelajaran serta manajemen melalui aplikasi dan penggunaan teknologi informasi (TI). ST.INTEN harus terus meninjau dan memperbaiki manajemen serta sistem administrasinya. Oleh karena itu, alat-alat analisis standar kontemporer dan manajemen kelembagaan diadopsi dan diterapkan di sektor PT. Salah satu tren yang menonjol adalah adopsi dari aplikasi perangkat lunak Enterprise Resource Planning (ERP). ERP bukan merupakan teknologi baru bagi ST.INTEN, karena telah menerapkannya sejak akhir tahun 2010 dengan menggunakan enterprise software 7

(ES) yang belum lengkap pengoperasiannya (beberapa modul sudah ada) dan saat ini memprioritaskan ERP dibandingkan ES. Melalui penerapan ERP diharapkan kinerja ST.INTEN akan lebih baik dan segala macam permasalahan yang terjadi akan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat waktu. Penerapan ERP di ST.INTEN dapat diukur dari kesuksesan kritikal ERP dalam menjalankan proses bisnis di ST.INTEN. Penerapan ERP di ST.INTEN merupakan penerapan ES yang diperbaharui menjadi ERP, hal ini sesuai dengan temuan faktor-faktor kesuksesan kritikal penerapan dan peningkatan sistem ERP yang dilakukan oleh Fiona F.Nah dan Santiago Delgado (2006:99), yaitu (1) Rencana dan visi bisnis, (2) Manajemen perubahan, (3) Komunikasi, (4) Komposisi, keterampilan dan kompensasi tim ERP, (5) Manajemen proyek, (6) Dukungan top manajemen, (7) Analisis, seleksi dan teknik implementasi sistem. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor kesuksesan kritikal ERP di ST.INTEN dan pengaruhnya terhadap GUG, adapun judul yang diambil adalah Faktor Kesuksesan Kritikal Enterprise Resource Planning (ERP) Serta Pengaruhnya Terhadap Good University Governance (GUG). 8

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat di identifikasi masalahmasalah sebagai berikut: 1) Bagaimana gambaran faktor kesuksesan kritikal ERP di ST.INTEN. 2) Bagaimana gambaran GUG di ST.INTEN. 3) Bagaimana pengaruh rencana dan visi bisnis terhadap GUG di ST.INTEN. 4) Bagaimana pengaruh manajemen perubahan terhadap GUG di ST.INTEN. 5) Bagaimana pengaruh komunikasi bisnis terhadap GUG di ST.INTEN. 6) Bagaimana pengaruh komposisi, keterampilan dan kompensasi tim ERP terhadap GUG di ST.INTEN. 7) Bagaimana pengaruh manajemen proyek terhadap GUG di ST.INTEN. 8) Bagaimana pengaruh dukungan top manajemen terhadap GUG di ST.INTEN. 9) Bagaimana pengaruh analisis, seleksi dan teknik implementasi sistem terhadap GUG di ST.INTEN. 9

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan mengenai: 1) Faktor kesuksesan kritikal ERP di ST.INTEN. 2) GUG di ST.INTEN. 3) Pengaruh rencana dan visi bisnis terhadap GUG di ST.INTEN. 4) Pengaruh manajemen perubahan terhadap GUG di ST.INTEN. 5) Pengaruh komunikasi bisnis terhadap GUG di ST.INTEN. 6) Pengaruh komposisi, keterampilan dan kompensasi tim ERP terhadap GUG di ST.INTEN. 7) Pengaruh manajemen proyek terhadap GUG di ST.INTEN. 8) Pengaruh dukungan top manajemen terhadap GUG di ST.INTEN. 9) Pengaruh analisis, seleksi dan teknik implementasi sistem terhadap GUG di ST.INTEN. 10

1.3.2 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran jasa pendidikan di perguruan tinggi sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi peneliti sejenis dalam mengembangkan manajemen pemasaran jasa pendidikan dengan implementasi faktor kesuksesan kritikal ERP dalam kaitannya dengan GUG. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada ST.INTEN mengenai faktor kesuksesan kritikal ERP dalam kaitannya dengan prinsipprinsip GUG. 11