1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

TAKARIR. : diagram aktifitas yang memodelkan alur kerja. suatu proses. dipakai. berurutan. : perangkat untuk simulasi hasil aplikasi pada IDE

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Visualisasi Konsep Umum Sistem Pakar Berbasis Multimedia

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN UNTUK MENENTUKAN MATA KULIAH YANG AKAN DIAMBIL ULANG (REMEDIAL) DENGAN METODE FORWARD CHAINING

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM PAKAR

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini. Internet atau yang sering disebut sebagai dunia maya bukanlah

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR NON MATIC

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN APLIKASI WEB UNTUK PENGAJUAN CUTI PEGAWAI SECARA ONLINE. Gandana Akhmad Syaripudin 1, Rinda Cahyana 2

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sama dengan kemampuan seorang pakar dibidang keilmuan tertentu.

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

By: Sulindawaty, M.Kom

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan

PERANCANGAN SISTEM PAKAR KERUSAKAN GIGI DENGAN METODE FORWARD CHAINING

PERANCANGAN APLIKASI INFORMASI UNTUK DETEKSI PENYAKIT VERTIGO

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

REPRESENTASI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) BERBASIS RULE (RULE-BASED) DALAM MENGANALISA KEKURANGAN VITAMIN PADA TUBUH MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI GIGI DAN MULUT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial intelligence atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK KEBUTUHAN GIZI IBU MENYUSUI

PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN TELEVISI BERWARNA

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK

SISTEM PAKAR ONLINE MENGGUNAKAN RULE BASE METHOD UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM SKRIPSI KIKI HENDRA SITEPU

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI PAPRIKA BERBASIS ANDROID

Akhmad Sholikin, Sri Eniyati.

Sistem Pakar Diagnosa Menentukan Kerusakan Pada Mesin Cuci Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Agung Wicaksono Sistem Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Mulut dan Gigi dengan Metode Fuzzy Logic

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAN BARANG DI TB. INDAH JAYA BERBASIS DESKTOP

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

TAKARIR. : kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan. secara logika. : penalaran yang dimulai dari fakta menuju konklusi

TAKARIR. Aedes aegypti : nyamuk yang menularkan penyakit demam. Database : kumpulan file atau tabel yang saling

JURNAL APLIKASI SISTEM PAKAR PENYAKIT GIGI DAN MULUT PADA MANUSIA BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi

Transkripsi:

1. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, peran komputer semakin mendominasi kehidupan umat manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat hitung, namun komputer diharapkan agar dapat mengerjakan segala sesuatu yang biasa dikerjakan oleh manusia. Manusia bisa menyelesaikan masalah karena manusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh dengan belajar, semakin banyak belajar tentu saja pengetahuan seseorang akan meningkat sehingga memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Tanpa memiliki kemampuan untuk menalar dengan baik manusia dengan segudang pengalaman dan pengetahuan tidak akan dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Untuk itu agar komputer dapat melakukan tindakan seperti dan sebaik manusia, maka komputer juga harus diberi bekal pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar. Sistem pakar adalah merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana meniru cara berpikir seorang pakar dalam menyelesaikan suatu permasalahan, membuat keputusan maupun mengambil kesimpulan sejumlah fakta[1]. Sistem pakar dewasa ini telah banyak digunakan dalam sistem berbasis pengetahuan yang diterapkan diberbagai bidang. Dari sekian banyaknya sistem pakar yang dikembangkan kebanyakan dibuat hanya untuk menyelesaikan masalah tertentu dan dengan tujuan tertentu. Pembangunan sistem pakar juga membutuhkan pengkodean pada bahasa pemograman. Selain itu, mengetahui terbatasnya pembelajaran untuk sistem pakar, yang selama ini masih banyak menggunakan buku-buku, jurnal, artikel dimana pengguna hanya dapat mempelajari teori-teori tentang sistem pakar tanpa bisa mencoba dan mengembangkannya. Sehingga dibuat aplikasi shell sistem pakar untuk pembelajaran kecerdasan buatan. Dalam penelitian ini dibuat aplikasi Shell sistem pakar yang digunakan untuk pembelajaran kecerdasan buatan khususnya sistem pakar sehingga dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencoba dan mengembangkan sistem pakar dengan memasukkan basis pengetahuan tanpa harus melalui proses pengkodean pada bahasa pemograman. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat Shell Sistem Pakar untuk Pembelajaran Kecerdasan Buatan. 2. Kajian Pustaka Handayani [2] membuat sistem pakar untuk membantu (bukan menggantikan) tugas-tugas para dokter serta melengkapi kemampuan para dokter tersebut dalam membuat keputusan yang optimal melalui pengolahan komputer. Sistem pakar berbasis web dengan e2glite yang telah dikembangkan mempunyai keunggulan dalam kemudahan akses dan kemudahan pemakaian. Pada penelitiannya menuliskan bahwa pengguna dapat membuat sistem pakar berbasis web dengan shell e2glite yang membutuhkan 2 buah file. File pertama adalah file 2

halaman web yang berisi applet e2glite, dan file kedua adalah file basis pengetahuan. Kedua file tersebut harus ditulis dengan format yang telah ditentukan oleh pembuat e2glite. File basis pengetahuan berupa file teks dapat dibuat menggunakan program editor teks biasa seperti notepad. File ini berisi definisi aturan-aturan yang digunakan untuk menentukan jenis penyakit hati yang dapat dibaca oleh siapapun karena bersifat publik atau dapat diakses oleh siapapun sehingga tidak dapat dijaga kerahasiannya. Mesin inferensi yang digunakan adalah kombinasi antara Forward Chaining dan Backward Chaining. Aplikasi ini hanya dapat dijalankan dengan menggunakan browser yang memiliki fitur Java [2]. Nurhuda [3] membuat shell sistem pakar untuk mempermudah seorang knowledge engineer atau seorang pakar dalam mengembangkan sistem pakar dengan waktu dan biaya yang sangat murah. Pada penelitiannya menuliskan bahwa pengguna dari sistem ini dibedakan dalam 2 kelompok pengguna, masingmasing adalah pengguna dalam kelompok pengembang sistem pakar dan pengguna dalam kelompok pemakai sistem pakar. Fasilitas yang digunakan untuk kelompok pengembang sistem pakar dalam membangun basis pengetahuan terdiri atas fasilitas untuk mendokumentasikan fakta/kondisi, fasilitas untuk mendokumentasikan kesimpulan, dan fasilitas untuk mendokumenasikan aturan yang masing-masing diinputkan melalui user interface. Sedangkan fasilitas yang digunakan untuk kelompok pemakai sistem pakar terdiri atas fasilitas konsultasi dan kesimpulan hasil konsultasi. Mesin inferensi yang digunakan adalah Forward Chaining. Aplikasi yang dibangun berbasis desktop [3]. Penelitian ini mengadopsi dari penelitian Handayani [2] mengenai basis pengetahuan yang digunakan berupa file editor teks sehingga muncul ide bahwa basis pengetahuan yang digunakan adalah berupa file teks sehingga dapat dengan mudah dikembangkan untuk pengetahuan yang berbeda-beda sebagai pembelajaran kecerdasan buatan. Penelitian ini juga mengadopsi dari penelitian Nurhuda [3] mengenai mesin inferensi yang digunakan yaitu Forward Chaining, sehingga dalam mencari kesimpulan dilakukan pencocokan fakta yang diperoleh dengan aturan yang ada pada basis pengetahuan. Pada penelitian yang dikerjakan ini dibuatlah suatu sistem pembelajaran kecerdasan buatan berupa Shell sistem pakar yang dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mempelajari maupun mengembangkan sistem pakar dengan menggunakan mesin inferensi Forward Chaining dan pendekatan berbasis aturan (rule based reasoning). Diasosiasikan sebagai shell karena pada dasarnya shell sistem pakar merupakan sistem pakar tanpa dilengkapi dengan basis pengetahuan tertentu sehingga dapat diisi dengan pengetahuan yang berbeda-beda. Dengan menggunakan file teks dan pola if-then maka pengguna dapat dengan mudah melakukan modifikasi terhadap data yang terdapat pada basis pengetahuan. Web adalah kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman[4]. 3

Pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.[5]. Sistem Pakar adalah suatu sistem yang menggunakan pengetahuan yang dimiliki manusia kemudian diimplementasikan ke dalam suatu komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya ditangani oleh seorang pakar [6]. Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama: (1) Lingkungan pengembang (Development Environment) digunakan untuk memasukan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar; (2) Lingkungan konsultasi (Consultation Environment) digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar[7]. Shell adalah bagian dari perangkat lunak yang berisi user interface, format untuk representasi dari basis pengetahuan dalam domain sempit dan spesifik, dan mesin inferensi[8]. Gambar 1 menjelaskan tentang arsitektur shell sistem pakar. Editing Facilities for create and update the knowledge base User Interface Inference Engine Knowledge Base Gambar 1 Arsitektur Shell Sistem Pakar[8] Dalam membangun shell sistem pakar terdapat beberapa komponen komponen dasar penyusunnya yang dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Komponen Dasar Shell Sistem Pakar[9] Basis pengetahuan menyimpan fakta dan aturan. Sebuah expert system tool memiliki satu atau lebih skema representasi pengetahuan untuk mengekspresikan pengetahuan tentang domain aplikasi. Mesin inferensi menyediakan mekanisme inferensi untuk memanipulasi pengetahuan dalam basis pengetahuan untuk melakukan penelusuran dalam menyelesaikan masalah. Subsistem akuisisi pengetahuan merupakan subsistem untuk membantu pakar dalam membangun basis pengetahuan. Pengumpulan pengetahuan diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan membangun basis pengetahuan lebih jauh untuk meningkatkan kemampuan sistem pakar. Subsistem penjelasan merupakan 4

penjelas yang menjelaskan tentang aksi sistem. Penjelasan dapat berupa bagaimana kesimpulan akhir diperoleh dan dari mana solusi yang diberikan didapatkan. Antar muka pengguna (user interface) merupakan sarana komunikasi antara sistem dengan pengguna[9]. Rule based reasoning merupakan teknik representasi pengetahuan dengan menggunakan aturan berbentuk: IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan seorang pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu, juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkah langkah) pencapaian solusi[10]. Forward chaining merupakan suatu strategi pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian sebelah kiri (IF terlebih dahulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis[10]. 3. Metode dan Perancangan Sistem Aplikasi shell sistem pakar untuk pembelajaran kecerdasan buatan dirancang dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language) yaitu metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau membuat software berorientasi objek[11]. Aplikasi dirancang dengan menggunakan use case diagram dan activity diagram. Use case diagram adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan aktor[12]. Pada use case diagram, pengguna dapat dapat membuka halaman konsultasi pada menu konsultasi yang akan menampilkan pertanyaan dan hasil konsultasi. Selain itu pengguna juga dapat melihat petunjuk penggunaan aplikasi pada menu petunjuk. Sedangkan pakar diharuskan membuka halaman pengaturan pada menu pengaturan untuk menginputkan basis pengetahuan yang berupa file aturan dan file pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya dengan format yang telah ditentukan. Use case pada perancangan aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Use Case Diagram 5

Activity diagram adalah salah satu cara untuk memodelkan event-event yang terjadi dalam suatu use case[13]. Activity diagram menjelaskan langkah atau urutan aktifitas dalam sebuah proses. Activity diagram dalam perancangan aplikasi ini dibuat berdasarkan aktifitas yang dilakukan oleh aktor pada use case diagram. Activity diagram untuk pakar dimulai dengan memilih menu pengaturan lalu sistem akan menampilkan form input pertanyaan dan aturan. Kemudian pakar menginputkan file pertanyaan dan aturan yang akan digunakan pada sistem sebagai basis pengetahuan. Setelah itu akan dilakukan pengecekan pada file, jika file tidak sesuai ketentuan maka sistem akan menampilkan pesan file tidak sesuai ketentuan, jika file yang dicek sesuai ketentuan maka sistem akan menampilkan pesan file berhasil disimpan. Activity diagram untuk pakar dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Activity Diagram Pakar Activity diagram untuk pengguna dimulai dengan memilih menu konsultasi maka sistem akan membaca file pertanyaan untuk kemudian ditampilkan pada user interface. Pengguna yang ingin berkonsultasi diharuskan memilih pertanyaan yang sesuai dengan gejala yang dialami untuk kemudian dilakukan pencarian gejala yang sesuai pada aturan yang ada di database. Jika pencarian gejala tidak ditemukan atau dapat diartikan pengguna tidak memilih satu pun gejala, maka sistem akan menampilkan pesan tidak ditemukan gejala. Sedangkan jika pencarian gejala ditemukan, maka sistem akan menampilkan hasil konsultasi yang berupa kesimpulan dari gejala yang ditemukan. Activity diagram untuk pengguna dapat dilihat pada Gambar 5. 6

Gambar 5 Activity Diagram Pengguna Aplikasi shell sistem pakar untuk pembelajaran kecerdasan buatan dirancang berdasarkan modifikasi komponen-komponen dasar penyusun shell sistem pakar. Komponen-komponen penyusun shell sistem pakar yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini meliputi basis pengetahuan, mesin inferensi dan antarmuka pengguna (user interface). Komponen-komponen shell sistem pakar yang digunakan pada aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 6. Expert System Shell Pertanyaan Pakar Aturan Basis Pengetahuan Mesin Inferensi Antarmuka Pengguna (User Interface) Pengguna Knowledge Enginner Gambar 6 Komponen shell sistem pakar Basis pengetahuan pada aplikasi ini memerlukan dua file, yaitu file pertanyaan dan file aturan. Kedua file tersebut dibuat dengan menggunakan program editor teks biasa seperti notepad yang disimpan dengan format yang 7

telah ditentukan, yaitu *.x2s. Tujuannya adalah untuk memudah pakar dalam membangun maupun memodifikasi basis pengetahuan. Untuk file pertanyaan, berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada pengguna dalam proses konsultasi. File pertanyaan tersebut dibuat dengan format penulisan yang telah ditentukan sebelumnya agar dapat ditampilkan kepada pengguna melalui user interface. Bentuk format penulisan file pada pertanyaan dapat dilihat pada Gambar 7. Apakah kondisi_1? Apakah kondisi_2? Apakah kondisi_3? Apakah kondisi_4? Apakah kondisi_5? Gambar 7 Bentuk Format Penulisan File Pertanyaan Gambar 7 merupakan bentuk format penulisan pada file pertanyaan yang diawali dengan pola Apakah yang diikuti dengan kondisi-kondisi yang akan ditanyakan pada pengguna dan diakhiri dengan simbol tanya (?). Setiap pertanyaan dipisah menggunakan baris baru. Gambar 8 Flowchart Proses Menampilkan Pertanyaan Pada flowchart Gambar 8 dijelaskan proses menampilkan pertanyaan setelah dilakukan pengecekan untuk format file maupun format penulisan file pada pertanyaan. Tahap pertama, file pertanyaan yang menjadi input awal dibaca oleh sistem untuk kemudian dilakukan pemisahan berdasarkan baris. Setelah dilakukan pemisahan, maka setiap baris pertanyaan akan tersimpan ke dalam array. 8

Selanjutnya akan dihitung jumlah data pada array yang nantinya akan digunakan pada proses tahap terakhir. Proses tahap terakhir akan dilakukan perulangan sebanyak jumlah data pada array untuk menampilkan pertanyaan-pertanyaan pada proses konsultasi. Sedangkan untuk file aturan, berisi aturan-aturan yang akan digunakan pada sistem dalam mencapai suatu kesimpulan. Aturan-aturan direpresentasikan menggunakan teknik representasi pengetahuan rule based reasoning dengan bentuk pola IF-THEN. Bentuk format penulisan file aturan dapat dilihat pada Gambar 9. IF kondisi_1 AND kondisi_2 AND kondisi_3 AND kondisi_4 AND kondisi_5 THEN Kesimpulan_1 # IF kondisi_1 AND kondisi_2 AND kondisi_3 THEN Kesimpulan_2 Gambar 9 Bentuk Format Penulisan File Aturan Pada Gambar 9 menjelaskan bagaimana format penulisan file aturan sehingga sistem dapat membacanya. Tahap pertama penulisan file aturan dimulai dengan bentuk pola IF yang akan diikuti dengan kondisi-kondisi. Untuk setiap kondisi yang ada dipisah menggunakan pola AND. Kemudian untuk menuliskan kesimpulan dari berbagai kondisi yang ada digunakan pola THEN dengan diikuti pernyataan kesimpulan. Aturan satu dengan aturan lainnya dipisah menggunakan simbol pagar (#). Aturan-aturan yang telah dibuat dengan mengikuti pola IF-THEN akan dibaca oleh sistem untuk selanjutnya direpresentasikan ke dalam bentuk tabel database. Bentuk representasi aturan ke dalam tabel database dapat dilihat pada Gambar 10. kol_1 kol_2 kol_3 kol_4 kol_5 kol_6 Kesimpulan kondisi_1 kondisi_2 kondisi_3 kondisi_4 kondisi_5 Gambar 10 Bentuk Representasi Aturan Pada Tabel Database (Kondisi <= 5) Pada Gambar 10 dijelaskan bentuk representasi aturan ke dalam tabel database dengan aturan yang memiliki jumlah kondisi <= 5. Tabel hanya terdiri atas 6 kolom dimana kol_1 merupakan isi dari kesimpulan sedangkan kol_2 sampai dengan kol_6 merupakan isi dari kondisi. Jadi kondisi-kondisi yang ada 9

pada aturan akan disimpan pada kol_2 sampai dengan kol_6, sedangkan untuk kesimpulan dari suatu aturan akan disimpan pada kol_1. Bentuk representasi aturan ke dalam tabel database dengan aturan yang memiliki jumlah kondisi > 5 ditunjukkan pada Gambar 11. kol_1 kol_2 kol_3 kol_4 kol_5 kol_6 Kesimpulan kondisi_1 kondisi_2 kondisi_3 kondisi_4 Kesimpulan_ 1 Kesimpulan_ 1 kondisi_5 kondisi_6 kondisi_7 null null Gambar 11 Bentuk Representasi Aturan Pada Tabel Database (Kondisi > 5) Pada Gambar 11 dilihat bahwa jumlah kondisi yang ada pada aturan berjumlah lebih dari 5 yaitu terdapat 7 kondisi. Sedangkan kolom kondisi hanya berjumlah 5 kolom yaitu kol_2, kol_3, kol_4, kol_5 dan kol_6. Untuk itu, maka dibuatlah baris baru pada tabel dengan sub aksi sebagai kondisi penghubung. Jadi, tahap pertama dimulai dengan mengisi kesimpulan pada kol_1. Kemudian tahap kedua dilakukan dengan mengisi kondisi pada kol_2 sampai dengan kol_5. Tahap ketiga dilakukan dengan mengisi kondisi sebagai sub aksi pada kol_6. Selanjutnya tahap keempat dibuatlah baris baru dengan kol_1 yang diisi dengan nama yang sama pada kol_6 baris sebelumnya sebagai penghubung. Tahap kelima yaitu dengan mengisikan sisa kondisi pada kol_2 sampai dengan kol_6 pada baris baru. Ulangi tahap ketiga jika diperlukan dengan menyesuaikan sisa kondisi. Perancangan proses merepresentasikan aturan ke dalam tabel database diterapkan dalam bentuk flowchart yang dapat dilihat pada Gambar 12. 10

Gambar 12 Flowchart Proses Representasi Aturan ke dalam Tabel Database Flowchart pada Gambar 12 menjelaskan bagaimana proses yang dilakukan ketika aturan yang semula berbentuk file dapat dipresentasikan ke dalam tabel database. Tahap pertama, file aturan yang menjadi input awal dibaca oleh sistem untuk kemudian dilakukan pemisahaan berdasarkan aturan. Setelah dilakukan pemisahan berdasarkan aturan, selanjutnya sistem akan melakukan pemisahan berdasarkan kesimpulan. Setelah kedua proses pemisahan dilakukan, maka akan dilanjutkan untuk pemisahan berdasarkan kondisi. Setelah dilakukan pemisahan berdasarkan kondisi maka sistem akan menyimpan kondisi dan kesimpulan pada array. Selanjutnya sistem akan mengecek ketersediaan aturan pada tabel database. Jika aturan telah ada sebelumnya maka akan dilakukan pengosongan pada tabel terlebih dahulu sebelum dilakukan insert kondisi dan kesimpulan. Sedangkan jika aturan belum ada maka akan langsung dilakukan insert kondisi dan kesimpulan ke dalam tabel database. Perancangan proses pengecekan format file dan format penulisan file pada file pertanyaan dan file aturan diterapkan dalam bentuk flowchart yang dapat dilihat pada Gambar 13. 11

Gambar 13 Flowchart Proses Pengecekan Format File dan Format Penulisan File Flowchart pada Gambar 13 menjelaskan bagaimana proses yang dilakukan sistem dalam mengecek format file dan format penulisan file. Input file aturan dan file pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian akan dicek untuk format file aturan dan file pertanyaan, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak. Jika tidak sesuai dengan ketentuan maka akan menampilkan pesan kesalahan pada file. Sedangkan jika sesuai dengan ketentuan maka akan dilanjutkan dengan mengecek format penulisan file. Proses pengecekan format penulisan file dilakukan sesuai dengan format masing-masing file untuk file aturan dan file pertanyaan. Jika salah satu atau kedua format penulisan file tidak sesuai ketentuan maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan pada file. Sebaliknya, jika kedua format file sesuai dengan ketentuan maka file aturan dan file pertanyaan akan disimpan ke dalam directory pada aplikasi dan menampilkan output pesan file berhasil disimpan. Perancangan proses mesin inferensi dalam mencari kesimpulan diterapkan dalam bentuk flowchart yang dapat dilihat pada Gambar 14. 12

Gambar 14 Flowchart Proses Mesin Inferensi Flowchart Gambar 14 menjelaskan bagaimana proses mesin inferensi dalam mencari kesimpulan. Awalnya akan dicek input gejala dari pengguna. Jika tidak ditemukan gejala dari pengguna maka akan menampilkan pesan gejala tidak ditemukan. Sedangkan jika ditemukan gejala dari pengguna maka akan dicari gejala pertama yang sama pada rule pertama di database. Jika terdapat gejala yang sama pada rule pertama di database maka akan disimpan gejala dari pengguna dan kesimpulan dari rule pertama ke dalam array. Selanjutnya akan dilakukan pengecekan apakah rule merupakan rule terakhir, jika bukan merupakan rule terakhir maka akan dilanjutkan kembali untuk mencari gejala yang sama pada rule berikutnya. Namun jika rule merupakan rule terakhir maka akan dilanjutkan dengan mengecek apakah gejala dari pengguna merupakan gejala terakhir, jika bukan gejala terakhir maka akan dilanjutkan untuk mencari gejala selanjutnya dari pengguna yang dimulai kembali pada rule pertama. Jika gejala merupakan gejala terakhir maka sistem akan mengambil kesimpulan dari aturan yang memiliki banyak gejala yang sama dan akan ditampilkan hasilnya. Proses pencarian bobot kesimpulan dapat dilihat pada Gambar 15. 13

Gambar 15 Proses Pencarian Bobot Kesimpulan Gambar 15 menunjukkan proses pencarian bobot kesimpulan dalam bentuk persen (%). Awalnya akan diambil jumlah gejala yang sama yang ada pada aturan kemudian dibagi dengan jumlah gejala yang ada pada Rule-N dan dikalikan dengan 100 % maka akan ditemukan bobot dalam bentuk persen pada suatu aturan. Aturan-aturan yang memiliki gejala yang sama dengan gejala pengguna akan dihitung bobotnya menggunakan proses tersebut untuk kemudian diseleksi. Aturan dengan persentase bobot tertinggi akan diambil sebagai kesimpulan. 4. Hasil dan Pembahasan Proses menginputkan basis pengetahuan ke dalam sistem pertama kali dilakukan dengan pengecekan pada format file dan format penulisan file terlebih dahulu sebelum dapat tersimpan kedalam sistem agar tidak terjadi kesalahan dalam membaca ataupun error. Kode program proses pengecekan format file dan format penulisan file dapat dilihat pada Kode Program 1. Kode Program 1 Proses Pengecekan Format File dan Format Penulisan File 1. $filename = array(); 2. $error = 0; 3. $index = 0; 4. if(isset($_post['simpan'])) { 5. if(get_ext($_files['f_quesrule']['name'][0])!= 'x2s' 6. get_ext($_files['f_quesrule']['name'][1])!= 'x2s') { 7. echo "<div class='warning'>format file tidak sesuai ketentuan. Mohon ganti 8. format file anda dengan format *.x2s</div>"; 9. } 10. else { 11. foreach($_files['f_quesrule']['name'] as $keys => $val){ 12. $name = $_FILES['f_quesrule']['name'][$keys]; 13. $tmp = $_FILES['f_quesrule']['tmp_name'][$keys]; 14. if(trim($name)!=''){ 15. if(move_uploaded_file($tmp, 'question_rules/'.$name)) { 16. if($keys == 0){ 17. $cekfile = file_get_contents("question_rules/".$name); 18. $cekkata = explode("\n",$cekfile); 19. $cekjml = count($cekkata); 20. if($cekjml > 1) { 21. } 22. else { 23. $error += 1; 24. } 25. } 26. else { 27. $cekfile = file_get_contents("question_rules/".$name); 28. $cekkata = explode("#",$cekfile); 29. $cekjml = count($cekkata); 30. if($cekjml > 1) { 31. } 32. else { 33. $error += 1; 34. } 14

Pada Kode Program 1 proses pengecekan dilakukan pertama kali dengan mengambil masing-masing nama file untuk file pertanyaan dan file aturan yang kemudian akan diambil formatnya menggunakan fungsi get_ext. Jika format file tidak sesuai dengan yang ditentukan maka akan ditampilkan pesan format file tidak sesuai dengan ketentuan. Namun jika format file sesuai dengan ketentuan, akan dilanjutkan proses pengecekan pada format penulisan file dengan menggunakan fungsi explode untuk melihat apakah format yang telah ditentukan terdapat pada file aturan maupun file pertanyaan. Kode Program 2 Proses Merepresentasikan Aturan ke Dalam Tabel Database 1. if(!empty($_session['aturan'])) { 2. $file = file_get_contents("question_rules/".$_session['aturan']); 3. $kata = explode("#",$file); 4. $jml = count($kata); 5.. 6. for($i=0;$i<$jml;$i++) { 7. $nonif = strstr($kata[$i],' '); 8. $pecah1 = explode("then",$nonif); 9. $pecah2 = explode("and",$pecah1[0]); 10. $jum = count($pecah2); 11.. 12. if($jum > 0) { 13. if($jum <= 5) { 14. for($w=0;$w<5;$w++) { 15. if(isset($pecah2[$w])) { 16.. 17. } 18. else { 19. $pecah2[$w] = "null"; 20. } 21. } 22. $query = mysql_query("insert into rule values(null, 23. '".ucwords(trim($pecah1[1]))."', '".strtolower(trim($pecah2[0]))."', 24. '".strtolower(trim($pecah2[1]))."', '".strtolower(trim($pecah2[2]))."', 25. '".strtolower(trim($pecah2[3]))."', '".strtolower(trim($pecah2[4]))."')") 26. or die(mysql_error()); 27. } Kode Program 2 merupakan kode program yang digunakan untuk proses merepresentasikan aturan ke dalam tabel database. Awalnya file aturan yang telah disimpan pada directory aplikasi, dibaca oleh sistem dan disimpan ke dalam sebuah variabel untuk dilakukan proses split. Proses split dilakukan berdasarkan banyaknya aturan, kondisi dari suatu aturan dan kesimpulan dari suatu aturan menggunakan fungsi explode. Setelah dilakukan proses split, maka akan didapat kondisi-kondisi dari aturan berserta kesimpulannya yang kemudian diinsertkan ke dalam tabel database. Hasil dari proses merepresentasikan aturan ke dalam tabel database dapat dilihat pada Gambar 16. 15

Gambar 16 Aturan Dalam Tabel Database Gambar 16 merupakan hasil proses representasi aturan ke dalam tabel database yang dilakukan secara otomatis oleh sistem sesuai dengan bentuk representasi aturan yang telah ditentukan. Kode Program 3 Proses Menampilkan Pertanyaan 1. $file = file_get_contents("question_rules/".$_session['pertanyaan']); 2. $pertanyaan = explode("\n",$file); 3. $jml = count($pertanyaan); 4. echo "<form method='post' action='hasilanalisis'><table border='0' 5. cellspacing='0' cellpadding='3'>"; 6. for($i=0;$i<$jml;$i++) { 7. $kalimat = strstr($pertanyaan[$i],' '); 8. $jmlkarakter = strlen($kalimat); 9. $kondisi = substr($kalimat,0,$jmlkarakter-2); 10. $urut = $i+1; 11. echo "<tr bgcolor='$warna'> 12. <td align=right><span style='font-size: 15px;'>$urut.</span></td> 13. <td width='460'><span style='font-size: 14. 15px;'> ".ucfirst(strtolower($pertanyaan[$i]))."</span></td> 15. <td align='right'><input type='radio' name='jawab_$i' value='$kondisi' 16. id='y_$i' style='margin-right: 5px;'><label for='y_$i' style='margin 17. right: 15px;'>Ya</label> 18. <input type='radio' name='jawab_$i' value='not' id='t_$i' style='margin 19. right: 5px;' checked><label for='t_$i' style='margin-right: 20. 15px;'>Tidak</label></td></tr>"; 21. } Kode Program 3 merupakan kode program proses menampilkan pertanyaan. File pertanyaan yang disimpan pada directory aplikasi, dibaca oleh sistem dan disimpan ke dalam sebuah variabel untuk dilakukan proses split. Proses split dilakukan berdasarkan baris menggunakan fungsi explode. Setelah dilakukan proses split, maka pertanyaan-pertanyaan akan diinputkan ke dalam sebuah tag form yang kemudian ditampilkan. 16

Kode Program 4 Potongan Kode Program Proses Mesin Inferensi 1. include "config/koneksi.php"; 2. error_reporting(0); 3. $hasil[] = null; 4. $star[] = null; 5. $sql = mysql_query("select * FROM rule"); 6. while ($r = mysql_fetch_array($sql)) { 7. $id = $r['id']; 8. $kol_1 = $r['kol_1']; 9. $star[$kol_1] = 0; 10. foreach($hasil as $key=>$value){ 11. if($id == 1) { 12. for($i=2;$i<=6;$i++) { 13. if($r['kol_'.$i] == strtolower(trim($value))) { 14. $star[$kol_1] += 1; 15. } 16. } 17. } 18. else { 19. for($i=2;$i<=6;$i++) { 20. if($r['kol_'.$i] == strtolower(trim($value))) { 21. $sql2 = mysql_query("select kol_1 FROM rule WHERE kol_6='$kol_1'"); 22. $r2 = mysql_num_rows($sql2); 23. $d = mysql_fetch_array($sql2); 24. if($r2 > 0){ 25. $kol_temp = explode("_", $kol_1); 26. $star[$kol_temp[0]] += 1; 27. } 28. else { 29. $star[$kol_1] += 1 ; 30. } 31. } 32. } Kode Program 4 merupakan potongan kode program proses mesin inferensi dalam mencari kesimpulan. Dalam proses mencari kesimpulan dibutuhkan sebuah variabel bertipe data array untuk menampung kondisi-kondisi dari pengguna. Setelah itu akan dilakukan pencocokan kondisi-kondisi dari pengguna dengan aturan yang ada pada database. Hasil akhir dari proses mesin inferensi adalah menyimpan kesimpulan dan menampilkan hasil yang didapat berdasarkan banyaknya kondisi yang cocok dengan aturan yang ada pada database. Contoh kasus yang digunakan pada aplikasi ini yaitu tentang penyakit gigi dan mulut dengan 15 daftar penyakit beserta gejalanya yang diterapkan pada basis pengetahuan untuk dilakukan pengujian. Contoh kasus penyakit gigi dan mulut dapat dilihat pada Tabel 1. 17

NO PENYAKIT GEJALA 1 Abses Periodontal Bau mulut tak sedap, demam, gusi bengkak, gusi licin dan mengkilap, gusi merah muda, gusi mudah berdarah, terdapat nanah pada pangkal gusi, nyeri saat menyunyah, terdapat pembekakan kelenjar getah bening, terdapat endapan plak, terdapat karang gigi. 2 Kalkulus Bau mulut tak sedap, gusi mudah berdarah, terdapat endapan plak, terdapat karang gigi. 3 Kandidiasis Bau mulut tak sedap, bercak putih pada lidah, bercak putih pada rongga mulut, terasa perih saat makan dan minum, terdapat luka pada mulut 4 Kelainan Sendi Temporomandibuler Sakit kepala, nyeri pada TMJ, nyeri pada otot pengunyah. 5 Karies Profunda Dentin terlihat, gigi berlubang, gigi nyeri saat terkena rangsangan (panas/dingin), pulpa terinfeksi, sakit berdenyut tanpa rangsangan. 6 Cheilitis Bibir kemerahan, bibir pecah-pecah, bibir terasa kering dan keras, kemerahan pada sudut-sudut mulut, sudut mulut terasa nyeri, sudut-sudut mulut bersisik, luka pada sudut mulut. 7 Eritema Multiformis Bercak kecoklatan mendatar pada bibir, bibir kemerahan, bibir pecah-pecah, bibir terasa kering dan keras, bibir terasa panas seperti terbakar, demam. 8 Gingivitis Gusi bengkak, gusi licin dan mengkilap, gusi merah muda, gusi mudah berdarah, terdapat endapan plak, terdapat karang gigi. 9 Herpes Simplek Demam, gusi bengkak, gusi mudah berdarah, terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, terasa perih saat makan dan minum, terdapat luka pada mukosa mulut, terjadi daerah kemerahan pada mulut, terdapat gelembung pada mukosa mulut. 10 Kanker Terdapat benjolan putih pada bagian dalam bibir, terdapat bercak kecoklatan mendatar pada bibir, terdapat bercak putih berlendir pada mulut, bibir pecah-pecah, luka terbuka pada lidah, terjadi daerah kemerahan pada mulut, luka mudah berdarah, perkembangan penyakit cepat (bulanan), luka atau benjolan sering muncul berulang. 11 Karies Superfisial Terdapat bintik putih pada gigi, gigi berlubang. 12 Liken Planus Bintik-bintik merah bersisik pada mulut, disertai rasa gatal, luka terbuka berwarna biru keputihan, terdapat benjolan ungu pada mulut, luka atau benjolan sering muncul berulang. 13 Nekrosis Pulpa Gigi berlubang, terdapat lubang sangat besar pada gigi, terjadi pembusukan gigi, pulpa mati rasa, ruang pulpa terbuka. 14 Pulpitis Akut Gigi berlubang, gigi keluar darah, gigi nyeri saat terkena rangsangan (panas/dingin), terdapat lubang sangat besar pada gigi, nyeri saat berbaring, pulpa terinfeksi, sakit berdenyut tanpa ransangan. 15 Sariawan Bibir kemerahan, demam, disertai rasa gatal, luka mudah berdarah, luka terbuka pada lidah, terasa perih saat makan dan minum, terdapat luka pada mukosa mulut. Tabel 1 Contoh Kasus Penyakit Gigi dan Mulut Pengujian aplikasi dilakukan untuk melihat sudah sejauh mana aplikasi dapat berjalan dan sejauh mana kesalahan yang mungkin terjadi pada aplikasi. Pengujian aplikasi ini menggunakan blackbox testing, yaitu pengujian fungsional tanpa melihat alur eksekusi program, namun cukup dengan memperhatikan apakah setiap fungsi sudah berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Hal-hal yang diuji dan hasil pengujian blackbox testing dapat dilihat pada Tabel 2. 18

Fungsi yang diuji Pengecekan format file dan format penulisan file Membaca file pertanyaan Membaca file aturan Representasi aturan ke dalam database Tabel 2 Hasil Pengujian Blackbox Testing Kondisi Format sesuai ketentuan Format tidak sesuai ketentuan Tidak mengubah jumlah pertanyaan Mengubah jumlah pertanyaan Tidak mengubah jumlah aturan dan kondisi Mengubah jumlah aturan dan kondisi Tidak mengubah jumlah aturan dan kondisi Output yang diharapkan menyimpan file Tidak dapat menyimpan file membaca file pertanyaan membaca file pertanyaan membaca file aturan membaca file aturan Sesuai dengan bentuk reprensentasi aturan Output yang muncul menyimpan file Tidak dapat menyimpan file membaca file pertanyaan membaca file pertanyaan membaca file aturan membaca file aturan Sesuai dengan bentuk reprensentasi aturan Hasil Menampilkan kesimpulan Mengubah jumlah aturan dan kondisi Memilih gejala Sesuai dengan bentuk reprensentasi aturan menampilkan kesimpulan Sesuai dengan bentuk reprensentasi aturan menampilkan kesimpulan Perhitungan bobot dalam mencari kesimpulan Tidak memilih gejala Memilih gejala Memilih gejala yang lain menampilkan pesan peringatan Sesuai perhitungan manual Sesuai perhitungan manual menampilkan pesan peringatan Sesuai perhitungan manual Sesuai perhitungan manual 19

5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu aplikasi shell sistem pakar untuk pembelajaran kecerdasan buatan ini mampu untuk membangun sistem pakar dengan memasukkan basis pengetahuan tanpa melalui proses pengkodean bahasa pemograman. Basis pengetahuan yang digunakan dalam aplikasi shell sistem pakar untuk pembelajaran kecerdasan buatan yaitu berupa file teks sehingga dapat dengan mudah untuk dibuat maupun dikembangkan tanpa mempengaruhi mesin inferensi. Aplikasi shell sistem pakar untuk pembelajaran kecerdasan buatan yang telah dibangun dapat digunakan sebagai pembelajaran untuk sistem pakar yang dapat diakses menggunakan browser sehingga memudahkan untuk proses pembelajaran. Pengembangan yang dapat dilakukan selanjutnya pada penelitian ini adalah dengan mengembangkan mesin inferensi dalam mencari kesimpulan dan memperbaiki program jika ditemukan bug. 6. Daftar Pustaka [1] Latumakulita, Luther, 2011, Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Ginjal, Manado : Universitas Sam Ratulangi. [2] Handayani, Lina, 2004, Sistem Pakar Berbasis Web dengan Shell E2gLite untuk Diagnosis Penyakit Hati, Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan Kampus III. [3] Nurhuda, Yeni A., 2011, Aplikasi Shell Sistem Pakar, Bandar Lampung : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Teknorat Lampung. [4] Hidayat Rahmat, 2010, Cara Praktis Membangun Website Gratis: Memanfaatkan Layanan Domain Dan Hosting Gratis, Jakarta : Media Komputindo. [5] Hamalik, O., 1994, Media Pendidikan, Bandung : Citra Aditya Bhakti. [6] Turban, E., 1995, Decision Support and Expert System, New York : Mc Millan Publishing Company. [7] Arhami, Muhammad., 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Jakarta : Andi. [8] MD Salim, Alvaro Villavicencio, 2003, A Method for Evaluating Expert System Shells for Classroom Instruction, Timmerman, Volume 19, Journal of Industrial Technology. [9] Nii, H.P., 1993, Tools and Infrastructure for Knowledge-Based Systems, WTEC Hyper Lybrarian, http://www.wtec.org/loyola/kb/c3_s1.htm, Diakses tanggal 20 Maret 2014. [10] Kusumadewi, S. 2003. Artificial Intelligence: Teknik dan Aplikasinya, Yogyakarta : Graha Ilmu. [11] Rumambi, Tavipia, 2005, Unified Model Language (UML). [12] Munawar, 2005, Pemodelan Visual dengan UML, Yogyakarta : Graha Ilmu. [13] Hayani, Tuti, 2013, Aplikasi Media Pembelajaran huruf Iqro Berbasis Multimedia, Bandung : Universitas Widyatama. 20