BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beberapa kementerian dan lembaga yang membawahi bidang

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi,

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi akan berjalan lancar apabila disertai dengan administrasi yang baik

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republi

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

BAB II PROFIL INSTANSI. piutang Negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1960 tentang Panitia

PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM PEMULIHAN ASET TINDAK PIDANA KORUPSI

sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan lebih rinci lagi dituangkan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Manajemen perusahaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah VIII Direktorat Jenderal

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 42 Undang - Undang nomor 1 tahun 2004 tentang. pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), Menteri/Pimpinan Lembaga

PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA K/L 2016

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BAB II GAMBARAN UMUM KPKNL BANDUNG. Keuangan Nomor : 135/PMK.01/2006 yang diubah terakhir dengan PMK Nomor:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Lembaga Manajemen Aset Negara. Tata Kerja. Organisasi.

SURAT EDARAN NOMOR co TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

Dr. W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum. Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan berupa penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan

UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hingga mewujudkan suatu negara. Negara tersebut memiliki kekayaan alam

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG JEMBER

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian Internal..., Eka, Fakultas Ekonomi 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya reformasi birokrasi pemerintahan maka seluruh hal-hal

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah pemerintahan akan saling terkait fungsinya guna memperjuangkan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN

BAB I PENDAHULUAN. Negara/Daerah sebagai kelanjutan dari 3 (tiga) paket Undang-undang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik

50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN

BAB I PENDAHULUAN. Aset merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, organisasi, atau institusi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik

BERITA NEGARA. No.1842, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Pengelolaan BMN. Wewenang dan Tanggung Jawab. Pelimpahan.

21 Universitas Indonesia

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman


2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN KEMBALI BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Keuangan Tugas Pokok, Fungsi, Struktur Organisasi Kementerian Keuangan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UPKP V TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. minyak Belanda ini mendorong diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.45/Menhut-II/2008 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk. menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

BAB II KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA (DJKN)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

Barang Milik Negara. Aspek Dalam Mengelola. Drs. Herri Waloejo, Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM TAHUN ANGGARAN 2014

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.06/2010 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui

1 of 5 18/12/ :47

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanakan pemerintahan di Indonesia menggunakan sistem pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh Presiden. Presiden membawahi menteri-menteri yang membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas dalam Pasal 17 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap Kementerian memiliki bidang urusan tertentu di Pemeritahan. Salah satu institusi pemerintahan yang penting untuk membantu pembangunan perekonomian yang terdapat di Republik Indonesia adalah Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara dan bertanggung jawab untuk mengelola pendapatan negara, pengeluaran negara, dan aset negara melalui pegelolaan APBN. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2015 tentang Kementerian Keuangan Bab I Pasal 5, Kementerian Keuangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang peganggaran, pajak, kepabeanan, dan cukai, perbendaharaan, kekayaan negara, perimbangan keuangan, dan pengelolaan pembiayaan dan risiko. 1

2. Perumusan, penetapan, dan pemberian rekomendasi kebijakan fiskal dan sektor keuangan. 3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan. 4. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Keuangan. 5. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Keuangan. 6. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan memiliki visi untuk menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di Abad 21. Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Keuangan mempunyai 5 (lima) misi yaitu Mencapai tingkat kepatuhan pajak, Bea dan cukai yang tinggi, Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent, Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum, Memastikan dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif. Kementerian Keuangan juga memiliki nilai-nilai dalam proses melaksanakan tugasnya, yaitu integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan dan kesempurnaan. Negara Republik Indonesia memiliki kekayaan yang berlimpah. Dalam proses pengelolaan aset negara tersebut, Kementerian Keuangan membentuk sebuah institusi yang dibawahinya yaitu Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Visi dari 2

DJKN adalah menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Adapun misi dari DJKN yaitu untuk mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan efektivitas pengelolaan kekayaan negara; mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi dan hukum; meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi pemerintah; mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan keperluan; melaksanakan pengurusan puitang negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel; mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai instrument jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat. Tugas dari DJKN yaitu merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang. Adapun fungsi yang dilaksanakan oleh DJKN yaitu perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara dan lelang; pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; pelaksanaan administrasi DJKN. (PMK 184 Tahun 2010). Untuk meningkatkan kinerja Instansi DJKN, dibentuk adanya unit kerja vertikal yang dibawahinya Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) agar dapat menyempurnakan organisasi dan tata kerja serta agar dapat membantu DJKN dalam mengelola kekayaan negara khususnya Barang Milik Negara (BMN). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Akuntansi Aset Tetap 3

dijelaskan bahwa aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. BMN meliputi barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah. Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah. Pengelolaan BMN meliputi perencanaan Kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian. KPKNL memiliki Kantor Wilayah diberbagai daerah khususnya di Yogyakarta. Ada berbagai macam struktur organisasi yang ada di KPKNL Yogyakarta salah satunya adalah Seksi Pelayanan Penilaian. Menurut Standar Penilai Indonesi (SPI) 2013, penilaian adalah proses pekerjaan untuk memberikan estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu objek penilaian pada saat tertentu sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) dan peraturan-peraturan yang berlaku. Secara teknis penilaian adalah gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni dalam mengestimasi nilai dari sebuah kepentingan yang terdapat dalam suatu properti bagi tujuan tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan serta dengan mempertimbangkan segala karakteristik yang ada pada properti tersebut termasuk jenis-jenis investasi yang ada di pasaran. Penilaian Barang Milik Negara (BMN) dilakukan dalam rangka untuk penyusunan 4

neraca Pemerintah Pusat, pemanfaatan, pemindahtanganan, pelaksanaan kegiatan lain sesuai Peraturan Perundang-undangan. Penilaian dilakukan oleh Penilai yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki ijin praktik penilaian. Menurut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Republik Indonesia Nomor 166/PMK.06/2015 tentang Barang Milik Negara (BMN) Pasal 1, Penilai Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, selanjutnya disebut Penilai Direktorat Jenderal, adalah Penilai Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Jenderal yang diangkat oleh kuasa Menteri yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan Penilaian, termasuk atas hasil Penilaiannya secara independen. Sebagai pihak yang melakukan Penilaian secara independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya Penilai dituntut untuk bertanggung jawab penuh terhadap nilai wajar yang dikeluarkannya. Salah satu BMN yang dinilai nilai wajarnya oleh Seksi Pelayanan Penilaian adalah Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan, khususnya buku. Dalam kenyataannya banyak Instansi pemerintah yang kurang tepat dalam menilai nilai wajar buku yang mereka miliki. Hampir semua buku yang mereka miliki dicatat dengan nilai wajar sebesar Rp1,00. Hal itu menyebabkan adanya opini tidak wajar dalam pelaporan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK). Karena adanya hal itu, maka banyak Instansi Pemerintah meminta KPKNL Yogyakarta khususnya bagian Seksi Pelayanan Penilaian untuk menilai berapa sesungguhnya nilai wajar buku yang mereka miliki. Dalam proses Penilaian nilai wajar buku, KPKNL Yogyakarta menggunakan berbagai macam metode dalam 5

menentukan berapa nilai wajar sesungguhnya. Namun karena adanya batasan waktu dalam menilai nilai wajar aset tersebut, KPKNL Yogyakarta harus bekerja giat agar proses Penilaian dapat selesai dilakukan sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan menurut Standard Operating Procedures (SOP). Mengingat adanya kasus tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian tentang Analisis Penilaian Barang Milik Negara (BMN) Berupa Buku dengan Pendekatan Biaya oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta. Mengingat penulis pada saat yang bersamaan sedang magang/kerja praktik di KPKNL Yogyakarta maka cocok untuk mengusung tema tersebut dan dituangkan dalam bentuk tugas akhir. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut: 1. Apakah proses Penilaian nilai wajar buku oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta sudah sesuai dengan Standard Operating Procedures (SOP)? 2. Bagaimana cara menilai nilai wajar Barang Milik Negara (BMN) berupa buku dengan Pendekatan Biaya oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta? 6

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis dalam penyusunan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui proses Penilaian nilai wajar buku oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta sudah sesuai dengan Standard Operating Procedures (SOP) atau belum. 2. Untuk mengetahui cara penilaian nilai wajar Barang Milik Negara (BMN) berupa buku dengan Pendekatan Biaya oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta. 1.4 Manfaat Penulisan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Penulis: Sebagai sumber untuk menambah dan meningkatkan ilmu akuntansi pemerintah yang sebelumnya telah dipelajari selama menempuh perkuliahan di Diploma III Universitas Gadjah Mada sehingga penulis dapat mengaplikasikan ilmu akuntansi pemerintah pada unit pemerintah dimasa yang akan datang. 2. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL): Sebagai bahan kajian untuk mengevaluasi ketaatan dan kepatuhan terhadap Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan Standard Operating Procedures (SOP) dalam proses Penilaian nilai wajar aset BMN. 7

3. Masyarakat: Sebagai bahan pengetahuan dan referensi dalam proses penilaian nilai wajar aset BMN yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). 1.5 Kerangka Penulisan Data Penilaian Laporan Penilaian Analisis Proses Penilaian PMK Nomor 166 dan SOP Sesuai Tidak Sesuai Saran dan Kesimpulan Hasil Analisis Gambar 1. Kerangka Penulisan 8

1.6 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah kerangka penulisan yang terdiri dari 4 (empat) bab, masing-masing akan dipaparkan dibawah ini: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengapa penelitian ini menarik untuk diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kerangka penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM PENULISAN Bab ini menjelaskan tentang deskripsi topik penulisan, tinjauan pustaka/kajian sebelumnya, metodologi penulisan, dan jenis/sumber data. BAB III : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang analisis terhadap penelitian yang telah dilakukan dan intepretasi maupun pembahasannya untuk penelitian tersebut. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil data dan saran-saran yang relevan dengan hasil penelitian. Dalam bab ini juga disampaikan keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini. 9