HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MANADO Wiwin Wijaya*, Adisti A. Rumayar*, Ardiansa A.T Tucunan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Rumah sakit merupakan salah satu bagian dari fasilitas yang memberikan pelayanan kesehatan. Pemasaran merupakan salah satu masalah yang ada di rumah sakit, didalam bauran pemasaran memiliki empat variabel yang terkendali yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara bauran pemasaran dengan di Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif bentuk survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 59 responden dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dilakukan dengan cara menjalankan kuesioner kepada pasien rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Analisis data yang dig unakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-square= 95% dan nilai α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan niali untuk produk = 0,007 < p= 0,05, Harga = 0,938 > p = 0,05, Tempat = 0,002 < p= 0,05, Promosi = 0,000 < p= 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara produk, tempat, dan promosi dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Selain itu, tidak terdapat hubungan antara harga dengan di Rumah Sakit Bayangkara Manado. Saran agar pihak rumah sakit lebih meningkatkan strategi pemasaran yang ada di Rumah Sakit Bayangkara Manado. Kata kunci : Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Tempat, Promosi), Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap ABSTRACT The hospital is one part of the facility that provides health care. Marketing is one of the problems that exist at the hospital, in the marketing mix has four controllable variables, namely product, price, place and promotion. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between the marketing mix with the utilization of inpatient services at the Police Hopitals Manado. This type of research is quantitative research survey form analytic using cross sectional study. The number of samples in this study were 59 respondents were included in the inclusion and exclusion criteria. Data were collected using a questionnaire to inpatients at the Police Hospitals Manado. Analysis of the data in this study using univariate and bivariate analysis using Chi-square test = 95% and the value of α = 0.05. The results showed the p value for the product = 0.007 <p = 0.05, Price = 0.938> p = 0.05, Place = 0,002 <p = 0.05, Promotion = 0.000 <p = 0.05. The conclusion of this research that there is a relationship between the product, place, and promotion of the utilization of inpatient services at the Police Hospitals Manado. In addition, there is no relationship between price and utilization of inpatient services at the Police Hospitals Manado. Suggestions for hospitals to further improve the existing marketing strategy in Manado Bayangkara Hospital. Keywords : Marketing Mix (Product, Price, Place, Promotion), Utilization of Inpatient Services PENDAHULUAN Suatu tempat atau alat untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan (UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). Rumah sakit merupakan salah satu dari bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, reabilitasi medic dan pelayanan perawatan. Selain 1
itu, pelayanan kesehatanan di rumah sakit juga dilakukan melalui beberapa unit yaitu unit gawat darurat, unit rawat jalan, dan unit rawat inap (Murwani dan Herlambang, 2012). Pemasaran merupakan salah satu bagian dari masalah rumah sakit atau organisasi (Permatahati, 2015). Agar dapat menarik minat konsumen dalam pemasaran, pihak organisasi atau rumah sakit perlu memperhatikan strategi pemasaran yang dipakai. Dalam menjalankan pemasaran, rumah sakit membutuhkan strategi yang dapat membentuk jasa pelayanan rumah sakit berhasil yaitu, rumah sakit yang memiliki manajemen yang baik dan mampu mengelola strategi pemasaran yang baik (Pantungan, 2015). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ulfah, dkk (2013) tentang pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan menggunakan jasa rawat jalan di Rumah Sakit Bina Sehat Jemberdi, hasil penelitian menunjukan bahwa dari tujuh aspek dalam bauran pemasaran yang diteliti, secara parsial hanya dua faktor yang tidak berpengaruh terhadap keputusan menggunakan jasa rawat jalan yaitu tariff dan proses. Produk ditemukan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pasien. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Sembor dkk (2015) tentang hubungan antara persepsi pasien umum tentang bauran pemasaran jasa dengan loyalitas pasien di unit rawat jalan rumah sakit siloam manado, penelitian ini menyatakan bahwa adanya pengaruh 4 variabel bauran pemasaran yakni produk, harga, tempat dan proses dengan loyalitas pasien dan diantara 4 variabel tersebut, variabel yang paling berpengaruh besar yakni variabel proses. Permatahati (2015) juga melakukan penenlitian mengenai hubungan bauran pemasaran dengan loyalitas pasien di unit rawat inap RSUD Massenrempulu, hasil penenlitian menyatakan ada pengaruh antara produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan kualita pelayanan dengan loyalitas pasien. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dilihat bahwa bauran pemasaran mempunyai pengaruh dalam meningkatkan jumlah pengunjung di rumah sakit. Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan suatu konsep utama yang dipakai dalam pemasaran (Angipora, 1993). Menurut McCarthy di dalam bauran pemasaran memiliki 4 variabel yang terkendali yaitu produk, harga, tempat, dan promosi (Kotler dan Armstrong, 2002), Booms dan Bitner (1981) mengemukakan dalam pemasaran terdapat 3 variabel lain yaitu orang, proses, dan kualitas pelayanan yang digunakan untuk konsumen jasa, dengan 2
demikian bauran pemasaran 4 variabel diperluas menjadi 7 variabel. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ulfah, dkk (2013) tentang pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan menggunakan jasa rawat jalan di Rumah Sakit Bina Sehat Jemberdi, hasil penelitian menunjukan bahwa dari tujuh aspek dalam bauran pemasaran yang diteliti, secara parsial hanya dua faktor yang tidak berpengaruh terhadap keputusan menggunakan jasa rawat jalan yaitu tariff dan proses. Produk ditemukan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pasien. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Sembor dkk (2015) tentang hubungan antara persepsi pasien umum tentang bauran pemasaran jasa dengan loyalitas pasien di unit rawat jalan rumah sakit siloam manado, penelitian ini menyatakan bahwa adanya pengaruh 4 variabel bauran pemasaran yakni produk, harga, tempat dan proses dengan loyalitas pasien dan diantara 4 variabel tersebut, variabel yang paling berpengaruh besar yakni variabel proses. Permatahati (2015) juga melakukan penenlitian mengenai hubungan bauran pemasaran dengan loyalitas pasien di unit rawat inap RSUD Massenrempulu, hasil penenlitian menyatakan ada pengaruh antara produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan kualita pelayanan dengan loyalitas pasien. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dilihat bahwa bauran pemasaran mempunyai pengaruh dalam meningkatkan jumlah pengunjung di rumah sakit. Rumah Sakit Bayangkara Manado merupakan rumah sakit Tk. III yang dimiliki polri di Sulawesi utara. Rumah sakit bayangkara manado mempunyai kapasitasi tempat tidur sebanyak 100 tempat tidur dan dilengkapi dengan bangunan penunjang seperti gedung unit gawat darurat, ruang operasi, ruang VIP, ruang laboratorium, ruang radiologi, ruang klinik rawat jalan, ruang raat inap (umum, anak, kandungan dan kebidanan) dan ruang ICU dan ICCU. Dari pengambilan data awal di Rumah Sakit Bayangkara Manado, diperoleh gambaran mengenai kunjungan pasien rawat inap tiga tahun terakhir yaitu tahun 2014 berjumlah 2217 pasien, tahun 2015 berjumlah 3375 pasien, dan pada tahun 2016 berjumlah 2646 pasien. Dari hasil data tersebut dapat dilihat jumlah pasien ruang rawat inap di Rumah Sakit Bayangkara Manado setiap tahunnya mengalami peningkatan (data rekam medis RS Bayangkara Manado). Menurut Depkes (2005), nilai ideal ratarata LOS (Leght Of Stay) antara 6-9 hari, dengan demikian indicator ini dapat memberikan gambaran tentang mutu pelayanan, tingkat efisiensi, dan jika 3
terdapat diagnosis aka nada tingdakan lebih lanjut (Depkes, 2005). Dari uraian latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, untuk mengetahui apakah ada hubungan antara bauran pemasaran dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara bauran pemasaran dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Bayangkara Manado. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antar bauran pemasaran (produk, harga, tempat, dan promosi) dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Manado. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study atau studi potong lintang.. penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Bhayangkara Manado, pada bulan September sampai Oktober 2016. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang ada di unit rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Manado berjumlah 2646. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien atau keluarga pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik penentuan non probability sampling, yaitu dengan teknik accidental sampling. Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Lameshow yaitu: Z 2 P (1-P) n = d 2 Keterangan: n = Besar Sampel Z 2 =Derajat kemaknaan (biasanya 95%= 1,96) P = Estimator proporsi populasi D = Tingkat ketepatan yang diinginkan 10% (0,10) Berdasarkan perhitungan Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 58,58 dan digenapkan menjadi 59 sampel. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi) dan variabel terikat pemanfaatan pelayanan rawat inap. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-square= 95% dan nilai α = 0,05. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hubungan antara produk dengan Produk Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap Total p value OR Kurang N % N % N % 29 72,5 11 27,5 40 100 Kurang 6 31,6 13 68,4 19 100 0,007 5,712 Total 35 59,3 24 40,7 59 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukan hasil uji Chi-square antara variabel independen dan dependen diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara produk dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di rumah sakit bayangkara manado dengan nilai p = 0,007, maka H 0 diterima. Hasil nilai OR 5,712 menunjukan bahwa indikator pelayanan produk yang baik, yang terdiri dari kelengkapan peralatan, pelayanan petugas kesehatan, dan kelengkapan obat-obat yang diberikan bisa membuat pasien memanfaatkan kembali 5 kali dibandingkan dengan produk yang ditawarkan rumah sakit kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin baik produk yang ditawarkan rumah sakit, maka responden akan semakin rumah sakit bayangkara manado. Indikator produk yang terdiri dari pelayanan yang diberikan, alat-alat kesehatan yang tersedia, pelayanan dokter yang disediakan, dan obat-obatan yang tersedia memberikan pengaruh yang terhadap pasien rawat inap di rumah sakit bayangkara manado. Penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukanan oleh Ulfah (2013) mengenai Pengaruh Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Rawat Jalan di Rumah Sakit Bina Sehat Jember, yang menyatakan ada hubungan signifikan dengan nilai nilai p=0,000, antara bauran pemasaran dengan keputusan menggunakan jasa rawat jalan di Rumah Sakit Bina Sehat Jember. Produk dapat berupa paket yang lengkap yang terdiri dari makanan, minuman, servis, dan kenyamanan yang memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dan menciptakan kesan yang tidak terlupakan. Dimana produk merupakan suatu objek keseluruhan atau proses yang memberikan sejumlah manfaat unutk bisnis (Permatahati, 2015). 5
Tabel 2 Hubungan antara Harga dengan Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap Harga Pemanfaatan Pelayananan Rawat Inap Kurang Total n % n % n % p value 22 61,1 14 38,9 36 100 Kurang 13 56,5 10 43,5 23 100 0.938 Total 35 59,3 24 40,7 59 100 Tabel 2 menunjukan responden yang mengatakan bahwa harga yang diberikan rumah sakit baik dan pemanfaatan pelayanan rawat inap baik berjumlah 22 responden (61,1%) dan responden yang mengatakan pemanfaatan pelayanan rawat inap kurang baik berjumlah 14 responden (38,9%). Sedangkan responden yang mengatakan bahwa harga yang diberikan rumah sakit kurang baik tetapi memanfaatkan pelayanan rawat inap berjumlah 13 responden (56,5%) dan responden yang mengatakan kurang baik dan tidak rumah sakit berjumlah 10 responden (43,5%). Hasil uji Chi-square antara variabel independen dan dependen diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara harga dengan di rumah sakit bayangkara manado dengan nilai p = 0,938, maka H 1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tarif playananan yang ditawarkan rumah sakit tidak ada hubungan dengan responden rumah sakit bayangkara manado. Penelitian yang dilakukan oleh Rawung (2013) tentang hubungan antara persepsi pasien umum tentang bauran pemasaran jasa dengan loyalitas pasien di unit rawat jalan Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, menyatakan bahwa tidak ada hubugan signifikan antara harga dengan loyalitas pasien. Tabel 3. Hubungan antara Tempat dengan Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap Tempat Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap Total p value OR Kurang N % N % N % 28 75,7 9 24,3 37 62,7 Kurang 7 31,8 15 68,2 22 37,3 0,002 6.667 Total 35 59,3 24 40,7 59 100 6
Berdasarkan tabel 3 menunjukan hasil Chi-square antara variabel independen dan dependen diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara tempat dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di rumah sakit bayangkara manado dengan nilai p = 0,002, maka H 0 diterima. Nilai OR = 6,667 yang berarti indikator tempat yang baik pada Rumah Sakit Bhayangkara Manado berpeluang 6 kali pasien memanfaatkan pelayanan rawat inap dibandingkan dengan tempat Rumah Sakit Bhayangkara Manado kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin baik lokasi rumah sakit maka responden akan memanfaatkan pelayanan rawat inap di rumah sakit bayangkara manado. Hal ini berarti semakin baik tempa di rumah sakit maka semakin tinggi pasien yang dating untuk Rumah Sakit Bayangkara Manado. Rumah sakit yang memperhatikan masalah tentang kenyamanan dan tampilan yang ada pada rumah sakit maka masalah yang di hadapi rumah sakit tentang akses akan berkurang. Rumah Sakit Bayangkara Manado berupaya memberikan kenyamanan kepada pasien yang sedang memanfaatkan pelayanan di rumah sakit dengan menjaga kebersihan, tempat parkiran trasportasi pasien dan tempat yang strategis untuk mendapatkan transportasi, serta keamanan lingkungan rumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh Margaretha (2011) mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tempat terhadap minat untuk membeli. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tabel 4. Hubungan antara Promosi dengan Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap Promosi Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap Total p value OR Kurang N % N % N % 32 76,2 10 23,8 42 71,2 Kurang 3 17,6 14 82,4 17 28,8 0,000 14,993 Total 35 59,3 24 40,7 59 100 Tabel 4 menunjukan responden yang mengatakan bahwa promosi yang diberikan rumah sakit baik dan baik berjumlah 32 responden (76,2%) dan responden yang mengatakan kurang baik berjumlah 10 responden (23,8%). Sedangkan responden yang mengatakan bahwa promosi yang 7
diberikan rumah sakit kurang baik tetapi memanfaatkan pelayanan rawat inap berjumlah 3 responden (17,6%) dan responden yang mengatakan kurang baik dan tidak memanfaatkan pelayanan rawat inap di rumah sakit berjumlah 14 responden (82,4%). Hasil uji Chi-square antara variabel independen dan dependen diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara promosi dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di rumah sakit bayangkara manado dengan nilai p = 0,000, maka H 0 diterima. Pertanyaan mengenai Promosi merujuk pada promosi yang ditawarkan di rumah sakit berupa biaya, sarana prasarana, makanan, kenyamanan dan kebersihan. Berdasarkan respon mengenai promosi dapat dilihat bahwa promosi sangat penting untuk mempengaruhi responden untuk rumah sakit bayangkara manado. Dari hasil tabel 4 dapat dilihat nilai OR= 14,933 dari indikator promosi yang baik akan mendapat peluang 14 kali pasien Rumah Sakit Bhayangkara dibandingkan promosi yang di berikan rumah sakit kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin baik promosi yang ditawarkan rumah sakit maka responden akan memanfaatkan pelayanan rawat inap di rumah sakit bayangkara manado. Penelitian yang dilakukan oleh Tidajo (2003) tentang analisis faktorfaktor yang berhubungan dengan keputusan memilih rawat inap di Rumah Sakit Umum Hermana Lembean, menyatakan ada hubungan yang signifikan antara informasi dengan keputusan memilih rawat inap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka pihak rumah sakit sebaiknya memberikan promosi dalam bentuk informasi yang efektif atau iklan tentang rumah sakit kepada masyarakat agar masyarakat akan lebih mengetahui pelayanan rawat inap yang diberikan Rumah Sakit Bayangkara Manado, sehingga pasien akan semakin rumah sakit bhayanagkara manado. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai hubungan bauran pemasaran dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di rumah sakit bayangkara manado, maka dapat disimpulkan: 1. Terdapat hubungan antara bauran pemasaran (produk) dengan di rumah sakit bayangkara manado. 8
2. Tidak terdapat hubungan antara bauran pemasaran (harga) dengan di rumah sakit bayangkara manado. 3. Terdapat hubungan antara bauran pemasaran (tempat) dengan di rumah sakit bayangkara manado. 4. Terdapat hubungan antara bauran pemasaran (promosi) dengan di rumah sakit bayangkara manado. DAFTAR PUSTAKA Angipora MP. 1993. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Prasada. Herlambang S, Murwani A. 2012. Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit. Jakarta: Erlangga. Kotler P, Amstrong G. 2002. Prinsip- Prinsip Pemasaran. Jilid 1, Edisi 12, Alih Bahasa Bob Sabran, MM. Jakarta: Erlangga. Kabupaten Enrekang. Jurnal. Universita Hasanuddin. Makasar. Rawung EH, Umboh JML. Tewu H. dan Tilaar CHR. 2013. Hubungan Antara Persepsi Pasien Umum tentang Bauran Pemasaran Jasa dengan Loyalitas Pasien di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. Program Pascasarjana. Universitas Sam Ratulangi, Manado. Sembor PNP, Posangi J, Kaunang WPJ. J. 2015. Hubungan antara Persepsi Pasien Umum tentang Bauran Pemasaran Jasa dengan Loyalitas Pasien di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Siloam Manado. Program Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Manado. Pantungan V. 2015. Hubungan Bauran Pemasaran dan Sosial Budaya Dengan Keputusan Memilih Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang Tahun 2015.Jurnal. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Permatahati AP. 2015. Hubungan Bauran Pemasaran dengan Loyalitas Pasien di Unit Rawat Inap RSUD Massenrempulu 9