Maharani Isabella_

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia saat ini banyak sekali mendatangkan komoditi yang sangat

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang berpenduduk

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

dimana permasalahan perkotaan semakin mencuat ke permukaan. bertemu, melakukan transaksi perdangangan dan jasa. Tempat

PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

Tabel 1.1 Data Jenis Kawasan di Bantul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI

BAB VI KESIMPULAN. berikut : Investasi industri pariwisata dengan didukung keputusan politik ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh. ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

PUSAT REKREASI DAN PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR DI MUNCUL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa where once. usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id).

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah.

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

Transkripsi:

1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang baik, yaitu berupa keanekaragaman budaya dan keindahan alam yang cukup besar dan tersebar diberbagai wilayah Nusantara. Yogyakarta sebagai Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sentra dari pulau Jawa Tengah berkembang amat pesat meliputi empat peranan antara lain peranan internasional, peranan lokal, peranan regional, dan nasional. Yogyakarta merupakan kota pelajar, pariwisata, budaya sehingga menimbulkan daya tarik bagi penduduk sekitar maupun penduduk diluar propinsi untuk datang berkunjung. Salah satu daerah tujuan wisata yang memiliki potensi besar dalam peningkatan kepariwisataan di Indonesia adalah DIY mempunyai urutan kelima setelah Bali. Selain warisan budaya, Jogjakarta memiliki panorama alam yang indah. Hamparan sawah hijau menyelimuti daerah pinggiran, dengan Gunung Merapi tampak sebagai latar belakangnya. Atmosfir seni begitu terasa di Yogyakarta, Malioboro yang merupakan urat nadi Yogyakarta, dibanjiri barang kerajinan dari segenap penjuru. Musisi jalanan pun selalu siap menghibur pengunjung warung-warung lesehan. Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata memiliki kekuatan potensi yang cukup penting untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta, potensi yang dimiliki antaralain sebagai berikut: Sifat khas daerah Yogyakarta sebagai kota budaya, kota sejarah, kota perjuangan, pusat pelajar, kota seniman. Letak kota Yogyakarta yang dikelilingi oleh adanya objekobjek wisata dan peninggalan sejarah berupa candi prambanan, Keraton, dan peninggalan lainnya. 17

Kota Yogyakarta sebagai pintu gerbang wisata asing untuk wilayah Yogyakarta dan jawa tengah hal tersebut sangat mendukung dan semakin menambah kuatnya D.I.Y sebagai kota tujuan wisata. Perkembangan pariwisata Yogyakarta memang belum bisa sampai pada titik puncaknya meski kota ini telah menyandang predikat kota pariwisata. Hal ini tampak pada rata-rata durasi kunjung wisatawan di Yogyakarta yang hanya berkisar 1,6 hari dan tertinggal dari Bali yang mencapai 3,67 hari. Dibandingkan dengan potensi pariwisata di Bali yang lebih berkembang dan maju dengan dukungan masyarakat Bali sendiri masyarakat Yogyakarta cenderung kurang sadar akan potensi pariwisata yang ada. Bahkan keunikan dan suasana pariwisata Yogyakarta hampir berubah dengan kondisi pariwisata tempo dulu. Masyarakat Kota Yogyakarta yang memiliki peranan penting justru menjadi tokoh utama dalam perubahan pariwisata diyogyakarta. Masyarakat yang belum bisa mengemas potensi pariwisata Yogyakarta atau tanggap terhadap perkembangan pariwisata yang ada membuat kondisi potensi berwisata semakin menurun. Melihat potensi pariwisata di Yogyakarta yang menurun dan cenderung meninggalkan suasana berwisata di Yogyakarta tempo dulu, maka dapat dijadikan modal utama untuk pariwisata daerah, yaitu dengan mengangkat kembali keunikan yang terdapat di Kota Yogyakarta dan tetap mempertahankan kondisi yang ada. Salah satu potensi yang mengangkat keunikan Kota Yogyakarta tempo dulu adalah Permukiman code sebagai area yang berada dekat dengan area malioboro (pusat kota) berpotensi pula untuk dikembangkan menjadi salah satu tujuan wisata di Yogyakarta. Selain kedekatannya dengan malioboro juga suasana kampung khas Yogyakarta dengan segala keunikannya dan dengan didukung suasana perkampungan masyarakat Ledok Macanan dapat ditata agar 18

memenuhi tuntutan para wisatawan. Pemukiman code ( Rw 01/02 Ledok Macanan Yogyakarta) memiliki daya tarik tersendiri dengan potensi sebagai berikut : Potensi alam seperti sungai, vegetasi berupa pohon. Rumah penduduk bantaran sungai code yang memilki gaya arsitektur yang unik dengan kondisi rumah yang menggunakan material sederhana ( kayu, bambu ). Penataan tata ruang dalam dan luar bangunan yang menarik dengan gang-gang sempit menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Masyarakat Ledok Macanan yang sudah terstruktur dalam pengelolaan lingkungan, Ini tebukti dengan pengelolaan sampah organik dan dengan adanya IPAL sebagai pengolah limbah. Kebanyakan penduduk memilki mata pencaharian sebagai pegawai,tukang parkir, pedagang gudeg, pengrajin kerajinan kulit, dan sebagian penduduk tidak memilki pekerjaan. Memiliki infrastruktur yang cukup memadai seperti kotak sampah organik. Oleh karena itu pengembangan sebagai Kawasan Wisata dapat dikembangkan dengan potensi Kampung Ledok Macanan code yang terletak di pusat kota dengan suasana kehidupan masyarakat kampung serta kondisi perkampungan yang dipinggiran sungai code sebagai tujuan wisata yang dapat berimbas pada kawasan wisata Kampung Ledok Macanan ini Dan Kota Yogyakarta. 1.1.2 Latar Belakang Permasalahan Sudah menjadi suatu komitmen bersama bahwa pariwisata jika dikelola secara profesional maka akan memiliki peran yang sangat 19

strategis dalam pembangunan ekonomi hampir di semua daerah di Indonesia. Salah satu kontribusi penting yang dapat disumbangkan dari pengembangan sektor pariwisata itu sendiri adalah pemberdayaan masyarakat atau komunitas lokal. Effek pariwisata dalam keseharian dan sadar bahwa pariwisata bukan hanya milik segelintir orang. Bercermin kepada pola konsumsi wisatawaan terutama mancanegara, maka dewasa ini banyak bermunculan wisatawan minat khusus yang orientasinya tidak lagi terbelenggu oleh keindahan alam semata tetapi lebih kepada suatu interaksi baik terhadap budaya, masyarakat maupun alam setempat. Effektifitas dan wujud dari interaksi yang maksimal dapat direalisasikan melalui keunikan suatu kawasan. Terutama jika dikawasan tersebut ditemui hal hal yang berbeda dari keseharian wisatawan. Keunikan tersebut dapat tertuang dalam suatu bentuk kebiasaan, aktivitas sehari hari, ritual serta pola hidup yang harmonis dengan alam. Berlandaskan semangat untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat serta menyikapi keinginan wisatawan untuk mencari sesuatu hal yang baru maka konsep kampung wisata merupakan salah satu sarana untuk terpeliharanya nilai- nilai tradisional atau nuansa perkampungan di suatu kampung merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk tidak hanya berkunjung namun juga tinggal dalam jangka waktu yang cukup lama di kampung wisata. Melihat Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sukses dengan pengembangan konsep kampung wisata. Pengemasan sedemikian rupa sehingga dampak dari kunjungan wisatawan terhadap masyarakat kampung wisata cukup signifikan. Selain itu, konsep kampung wisata yang ditawarkan sangat variatif. Kampung wisata muncul karena desa itu memiliki potensi atau kekayaan 20

yang dapat atau layak untuk dijual oleh masyarakat sendiri atau lokal. Objek kampung wisata adalah kampung dengan potensinya. Kampung wisata identik dengan pemberdayaan rakyat dan pemberdayaan sdm. Kampung Wisata adalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang menyuguhkan tujuan wisata perkampungan. Dalam perwujudannya, kampung wisata hendaknya dapat memenuhi tuntutan-tuntutan yang ada baik yang menyangkut fasilitas wisata, sirkulasi, dan pengolahan ruang luar yang memiliki banyak keanekaragaman. Selain potensi dan fasilitas objek wisata yang mendukung perlu adanya unsur-unsur yang mendukung terciptanya satu wadah wisata yang bernuansa perkampungan. Tujuan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata yaitu untuk menikmati keindahan dan melepaskan rasa penat yang ada selain itu yang ingin didapatkan yaitu rasa gembira dan bersenang senang. Rekreasi yang rekreatif merupakan kunci dari tujuan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Rekreasi menurut asal katanya, rekreasi berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu recreation apabila ditinjau dari segi terminologinya : Re= kembali Create= mencipta. Jadi Rekreasi adalah mencipta kembali ( penyegaran kembali badan atau pikiran sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti liburan atau piknik. Fungsi rekreasi sebagai berikut : Kesehatan jasmani Aktivitas yang menggerakan otot selama melakukan kegiatan rekreasi dapat menambah kesegaran dan kesehatan jasmani. Kesehatan rohani. Sebagai relaksasi dan penyegaran yang merupakan penyeimbang rutinitas kegiatan manusia. Permukiman sungai code khususnya Ledok Macanan memiliki keistimewaan tersendiri, suasana kampung yang padat penduduk dan memiliki kegiatan penduduk yang saling bergotong royong serta 21

memiliki keramahan dalam bermasyarakat. Permukiman yang memilki gang-gang sempit dan tata ruang luar yang teratur cenderung memberi nuansa perkampungan yang asli dan ramah lingkungan. Walaupun keadaan sungai code yang masih dalam keadaan yang kurang bersih. Keadaan lingkungan sekitar dan sirkulasi pada gang-gang rumah sangat kental dengan nuansa permukiman kampung. Kali code yang terkenal dengan kekumuhan kini menjadi area perkampungan yang tertata rapi. Sedangkan untuk dapat menciptakan suasana keunikan perkampungan secara maksimal perlu diciptakan dengan beberapa elemen yang mendukung seperti elemen inderawi. Sehingga diharapkan menjadi salah satu factor penentu terciptanya suasana Kampung Wisata. Elemen-elemen tersebut sebagai berikut : Elemen penglihatan Elemen penglihatan atau visual dapat dicapai dengan banyaknya atraksi wisata yang ada di bantaran sungai code dan dengan potensi yang mendukung. Seperti sungai code yang masih kumuh dapat dijadikan potensi warung jajanan tradisional karena menjadi daya tarik pertama bagi para pengunjung kampung wisata Ledok Macanan menjadi magnet bagi wisatawan dan rumah penduduk yang dijadikan Homestay. Gambar 1.1. Pedestrian Hotel di Bali Sumber:www.flick.com Elemen Penciuman 22

Pengalaman meruang yang melibatkan indera penciuman atau perasa dapat diciptakan dengan adanya warung jajanan tradisional yang dapat memberi aroma masakan khas (ketika proses memasak masakan sehingga tercium aroma khas tersebut) serta adanya taman kampung. Elemen pendengaran Pengalaman meruang yang melibatkan indera pendengaran dapat dihadirkan dengan memasukan unsur kesenian yaitu beragam pertunjukan rakyat Yogyakarta dengan unsure tradisional. Gambar 1.2 Ketoprak Betawi Sumber : www.flick.com Elemen Peraba Dapat diciptakan pada tektur dan detail elemen arsitektural, tetapi pada potensi pada kawasan sungai code tidak terdapat potensi yang menonjol yang dapata dijadikan potensi indera peraba. Selain kelima variasi pengalaman inderawi terdapat beberapa elemen yang mendukung perkembangan kampung wisata Ledok Macanan code yaitu elemen yang terkandung dalam elemen pembentuk kawasan menurut shirvani. Elemen-elemen ini berpengaruh terhadap terbentuknya desain kampung wisata yang memiliki konsep mewujudkan kawasan kampung 23

wisata Ledok Macanan code di Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata yang mengangkat keunikan perkampungan ditengah kota melalui penciptaan variasi pengalaman inderawi melalui penataan ruang luar dan dalam. Untuk mewujudkan diterapkannya suasana rekreatif pada kawasan kampung wisata Ledok Macanan ini maka perlu adanya penataan ruang luar dan dalam. Kelima elemen tersebut diterapkan dengan mengembangkan potensi alam setempat untuk acuan mendapatkan wujud kampung wisata Ledok Macanan code. Dan dengan didukung beberapa elemen-elemen yang dapat dijadikan untuk dikembangkan menjadi potensi wisata kampung Ledok Macanan code tanpa merubah beberapa kondisi rumah warga sehingga suasana perkampungan tetap terjaga dan dilestarikan. 1.2 RUMUSAN PERMASALAHAN Bagaimana wujud rancangan Kawasan Kampung Wisata Ledok Macanan code di Yogyakarta yang mengembangkan keunikan kampung sebagai objek wisata melalui penataan ruang luar dan dalam dengan pendekatan variasi pengalaman inderawi. 1.3 TUJUAN DAN SASARAN 1.3.1 Tujuan Merencanakan kawasan Ledok Macanan manjadi kampung wisata dengan keanekaragaman potensi wisata yang khas dan bernuansa perkampungan melalui variasi pengalaman inderawi sehingga dapat dinikmati secara rekreatif. 1.3.2 Sasaran 24

Pengembangan kawasan wisata kampung Ledok Macanan diharapkan dapat: Menata permukiman bantaran kali code yang kumuh menjadi daerah wisata yang memilki nilai keunikan dan banyak dikunjungi para wisatawan. Tetap mempertahankan program aktivitas yang mendukung keanekaragaman potensi kepadatan dan keanekaragaman jenis wisata dan Terciptanya lingkungan pinggiran kali yang asri dan bersih tanpa merubah bangunan sebelumnya. 1.4 LINGKUP PEMBAHASAN Pembahasan mengenai pariwisata yang meliputi kampung wisata Ledok Macanan yang diterapkan kedalam elemen arsitektural yang meliputi keanekaragaman tata ruang luar dan kawasan wisata serta tatanan sirkulasi alur wisata yang kemudian diterapkan dalam wujud arsitektural. 1.5 METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan meliputi : 1. Metode pencarian data Melalui media online yaitu mempelajari tentang berbagai hal yang menyangkut pariwisata dan kampung wisata dan Survey dikawasan bantaran sungai code untuk mengetahui potensi serta keadaan lingkungan sekitar dan kondisi aktivitas masyarakat setempat. 1.6 PENDEKATAAN STUDI 25

Kampung wisata Ledok Macanan adalah kampung wisata yang memiliki keanekaragaman fasilitas wisata dengan tetap mempertahankan kondisi lingkungan dan pemukiman penduduk di bantaran sungai code. Dengan melihat latar belakang keadaan dan konsep kampung wisata code menggunakan pendekatan Konsep Responsive Environment (Bentley Alcock Murrain Mcglynn Smith). Yaitu melaui pendekatan Richness. Pada desain dicapai melalui richness yaitu kekayaan desain supaya lebih tanggap dengan kebutuhan pemakainnya. Pengembangan desain melalui pengalaman ruang dan pengalaman inderawi yang dapat dikembangkan potensinya di kampung code. Richness pada desain di capai melalui 5 indera yaitu: Indera penglihatan Indera penciuman Indera pendengaran Indera perasa Indera peraba Gambar 1.3 Pengalaman Inderawi Sumbe r: www.flick.com 26

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I Pendahuluan Berisi pendahuluan yang memaparkan latar belakang eksistensi proyek, permasalahan, maksud proyek, permasalahan, rumusan permasalahan tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode, pendekatan studi, sistematika dan diagram pola pikir. BAB II Tinjauan Umum Kampung Wisata Berisi pembahasan tentang pengertian pariwisata, pengertian wisatawan,dan jenis pariwisata serta wisatawan, macam-macam pariwisata, motivasi wisatawan, kegiatan wisatawan, pengertian kampung wisata, perkembangan kampung wisata di Indonesia, karakter kampung wisata. BAB III Tinjauan Kawasan Code dan Potensi Wisatanya Berisi pembahasan tentang tinjauan umum Yogyakarta dan tinjauan khusus bantaran sungai serta potensi yang ada di kawasan sungai code. BAB IV Tinjauan Pustaka BAB V Berisi tentang pengertian variasi pengalaman inderawi dan penerapan kedalam konsep kampung wisata serta elemen pembentuk kawasan menurut Shirvani dan Teori Waterfront. Analisis Perancangan Kampung Wisata code Membahas kebutuhan ruang dan besaran yang dibutuhkan, analisis kegiatan, analisis kegiatan pelaku masyarakat setempat, memaparkan alur kegiatan dan zona ruang kawasan kampung wisata. BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan kampung wisata code Berisi sketsa peletakan fasilitas wisata kampung wisata serta penerapan dalam pendekatan desain. 27

1.8 DIAGRAM ALUR PEMIKIRAN Mendesain Kampung wisata code Bagan 1.1. Bagan Alur Pemikiran Atraksi wisata yang beranekaragam Kampung Wisata di Kawasan sungai code Potensi sungai code sebagai kampung wisata ANALISIS Sosial masyarakat dan keadaan masyarakat Permasalahan : wujud rancangan Kawasan Kampung Wisata Ledok Macanan code di Yogyakarta yang mengembangkan keunikan kampung sebagai objek wisata melalui penataan ruang luar dan dalam dengan pendekatan variasi pengalaman inderawi. Aktivitas wisata yang rekreatif variasi Pengalaman inderawi ANALISIS Site berdasarkan responsive dan elemen shirvani ANALISIS Potensi wisata dan pendekatan metode desain ANALISIS KAMPUNG WISATA Penataan ruang luar dan ruang dalam kawasan sungai code dan tata ruang serta sirkulasi sesuai dengan kebudayaan, kebiasaan dan pola hidup masyarakat sekitar Perancangan kampung wisata Konsep wisata kampung Transformasi ( Sumber : Analisis Penulis, 2009 ) 28

1.9 GAGASAN AWAL Gagasan awal disini mencoba mengungkapkan ketertarikan pada suatu obyek yang dapat dijadikan ide untuk menciptakan suasana, fasilitas, tata letak, dan furniture komposisi masa pada proses pemikiran ide, penentuan konsep dan pendekatan perancangan 1. Adanya warung kuliner diatas jembatan memberikan kesan dan suasana yang unik bagi pengunjung. Bentuk struktur dan konstruksi dalam penghitungan bahan dan beban memberikan rasa aman bagi pegunjung yang datang di warung kuliner. Gambar 1.4 Gagasan warung kuliner Sumber:www.google.com 2. Variasi dan pilihan yang ada di open space ini menarik karena menawarkan tempat dengan sudut pandang yang berbeda-beda, sehingga membuat pengunjung tertarik untuk duduk dengan nyaman. Gambar 1.5 Gagasan Open Space Sumber: www.google.com 29

3. Street furniture didesain untuk memberikan kesan karakter yang berbeda sehingga pejalan kaki menikmati suasana perkampungan ditengah kota. 4. berbeda dengan kondisi pedestrian menuju Kampung Wisata Ledok Macanan dan penempatannya memberikan rasa aman bagi pejalan kaki karena terdapat batasan secara visik dan visual bagi pejalan kaki yang berada di pedestrian. Gambar 1.6 Street furniture Sumber: www.google.com 5. Gapura adalah suatu penanda bagi pengunjung untuk mengetahui letak kawasan tertentu dengan desain yang berbeda dan unik menjadi Ikon dari kawasan tersebut dan menjadikan karakter kawasan berbeda dengan karakter kawasan disekitarnya. Gambar 1.7 Gagasan Gapura Sumber: www.google.com 30