BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik d h krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis ekononli

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. ekonomi dan politik berdampak negatif atas kinerja perbankan. Bank menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan deposito) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank di dalam menjalankan fungsi menawarkan jasa-jasa keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah penting yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran manajemen sumber daya manusia adalah menjaga dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya (Kasmir, 2008).

I. PENDAHULUAN. jumlah yang tems menyusut. Rekor jumlah bank terbanyak yang pernah tejadi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. ekuiti (saham), reksadana, instrument derivative, maupun instrumen

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas ekonomi. Bank untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat, maka harus

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

. disamping bisnis lainnya, dengan target kredit retail sebesar 32,50% dgi total kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia sejak tahun 1990-an tumbuh pesat. Industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan kredit perbankan sebelum krisis ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. menandai awal terjadinya krisis ekonomi dan moneter di Indonesia. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. atas dana yang diterima dari nasabah. Sesuai dengan Undang undang RI nomor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 1997 Iildonesia dilanda krisis inoneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi, politik d h krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis ekononli tersebut telah melanda hampir seluruh sektor industri. Dunia perbankan sebagai tulang punggung perekonomian termasuk sektor industri yang paling merasakan danlpak tersebut. Adanya kebijakan peinerintah (Bank Indonesia) yang menetapkan kategori bank berdasarkan Capital Adequacy Ratio (CAR) menyebabkan seluruh Bank BUMN dan sejumlah bank swasta nasional harus menjalani progranl penyehatan oleh pemerintah karena mengalami modal negatif akibat kemgian yang dialaminya. Beberapa bank swasta yang kondisinya sudah sangat parah bahkan terpaksa dilikuidasi oleh pemerintah karena biaya penyehatannya yang diperkirakan jauh lebih besar dari asset yang dimiliki bank tersebut. Sejumlah bank lain termasuk empat bank pemerintah (BBD, BDN, Bank EKSIM dan BAPINDO) telah dimerger sebagai salah satu langkah penyehatannya. PT. Bank "A" (Persero) Tbk., sebagai Bank BUMN terbesar (sebelum muncul Bank Mandiri) juga hams mengalami kondisi CAR yang negatif. Penyebab utamanya karena adanya Non Perfo~nzing Loan (NPL) yang tinggi, lebih dikenal dengan kredit bermasalah dan nlacet sehingga sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI), Bank

"A" harus melakukan pembentukan biaya penyisihan dan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Disamping itu disebabkan karena adanya Negative spread, yaitu kerugian yang diderita akibat bunga simpanan yang lebih tinggi dari bunga pinjaman. Menurut data pada Divisi Perencanaan Bank "A", bank tersebut hams mencapai CAR minimal 4% (sesuai dengan syarat Bank Indonesia sebagai bank dengan kategori sehat) agar Bank "A" dapat segera melakukan kegiatan operasionalnya seperti kembali meluncurkan kredit. Upaya yang dilakukan oleh Bank "A" agar CAR-nya kembali positif adalah dengan mengikuti program rekapitalisasi. Selama lebih kurang 2 tahun Bank "A" tidak dapat mengoperasikan dananya kecuali menempatkan ke Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yang tidak memberikan cukup keuntungan untuk menutupi biaya operasional. Program rekapitalisasi diikuti dengan program restrukturisasi melalui suatu rencana bisnis (business plan) dan terlebih dahulu harus disetujui oleh otoritas moneter termasuk di dalamnya lembaga IMF. Secara garis besar ruang lingkup modul-modul dalam program restrukturisasi yang disusun dan harus dilaksanakan oleh Bank "A" adalah sebagai berikut : 1. Program Restrukturisasi Bisnis dan Keuangan a) Rekapitalisasi Rekapitalisasi dilakukan Bank "A" dalam rangka menata ulang kualitas struktur permodalan Bank "A" melalui penyusunan beberapa altematif strategi penambahan modal usaha yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas struktur permodalan Bank "A" dan CAR. b) Penjualan Saham Tambahan (Right Issue)

Right Issue merupakan strategi altematif program rekapitalisasi yang ditujukan untuk menambah modal Bank "A" melalui penjualan saham tambahan. Namun dengan kondisi pasar modal di Indonesia yang masih belurn membaik khususnya untuk saham-saham di sektor keuangan. c) Pendefinisian Kembali Strategi Bisnis (Redzfzning Business Strategy) Dilakukan penyusunan kembali fokus dan strategi bisnis, sesuai dengan kondisi perkembangan lingkungan usaha internal dan ekstemal, dengan cara melakukan redefinisi arah, sasaran dan rencana strategis pengembangan bisnis Bank "A". Langkah yang dilakukan antara lain melalui revisi terhadap corporate plan 111 (1996-2900) sesuai dengan hasil pemantauan dan evaluasi perkembangan lingkungan usaha; penyusunan Long Range Planning (2001-2010) dan penyusunan Corporate Plan IV (2001-2005). 2. Program Restrukturisasi Operasional a) Upaya Perbaikan Kualitas Pinjaman (Loan Recovery ESfort) Modul ini bertujuan untuk memperbaiki kebijakan, sistem manajemen dan strategi perbaikan kualitas portfolio perkreditan Bank "A", melalui penyempumaan kualitas fungsi dan kapabilitss Divisi Kredit Khusus dalam mengelola NPL (Non Performing Loan) secara lebih efisien, efektif dan produktif, serta menetapkan serangkaian langkah yang diperlukan untuk mendesain suatu strategi peningkatan kualitas pengelolaan kredit. b) Perbaikan Manajemen Risiko (Risk Management Improvement)

Modul ini ditujukan untuk mengembangkan kualitas kebijakan, sistem manajemen dan strategi pengelolaan dan pengendalian risiko usahatbisnis jangka panjang Bank "A" yang terarah, efektif dan terintegrasi. c) Retruktrisasi Biaya dan Efisiensi Operasional (Operational Efficiency and Cost Restructuring) Modul ini bertujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitf Bank "A" melalui pengelolaan dan pengendalian operasional usaha secara efisien dan efektif. Hal ini dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang telah ada yang meliputi tanah dan bangunan, alat-alat otomasi dan komunikasi, serta penyediaan perlengkapan alat-alat kantor. Sedangkan penciptaan efisiensi dilakukan melalui implementasi penataan sistem jaringan pelayanan dan pengembangan sistem pelayanan unggul kepada nasabah, baik melalui teller, ATM, Phone banking dan jaringan lainnya. d) Efisiensi dan Efektivitas Organisasi (Organization Effectiveness and Efficiency) Modul ini dit~gukan untuk menciptakan keunggulan kompetitif Bank "A" melalui kepemilikan suatu sistem penataan organisasi yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan lingkungan usaha. Penataan organisasi ini meliputi penyempurnaan struktur organisasi kantor besar (head office) dan wilayah (region ojflce) yang lebih ramping, implementasi struktur organisasi

cabang yang baru (hub - spoke), beserta pusat-pusat back office (Consumer loan Center, Small Business Center, reporting center). e) Sistem Akuntansi dan Manajemen (Management and Accounting System) Modul Management and Accounting System ini ditujukan untuk menciptakan suatu sistem informasi bagi top management, lower manager, dan staf teknis secara berjenjang sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai upaya untuk memenuhi target dalam rencana kerja (business plan) tersebut perlu dilakukan langkah-langkah strategis, salah satu langkah strategis yang diambil Bank "A" adalah dengan melakukan rasionalisasi dan restrukturisasi operasional cabang dalam negeri. Hal ini terkait erat dengan modul Restrukturisasi Biaya dan Efisiensi Operasional serta modul Efisiensi dan Efektivitas Organisasi. Langkah ini bertujuan untuk menghemat biaya dan meningkatkan jangkauan. Restrukturisasi jaringan juga dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kepada nasabah secara lebih cepat, lebih baik dan lebih terfokus, serta memperbaiki pengawasan kredit dan manajemen risiko (melalui sentralisasi back office). Dilakukan perubahan struktur cabang yang selama ini digunakan menjadi jaringan hub - kios (hub - spoke) atau saat ini lebih dikenal dengan Kantor Cabang Utama (KCU) dan Kantor Layanan (KL), khususnya untuk 9 kota besar di Indonesia. Hub atau Kantor Cabang Utama merupakan gabungan dari sejumlah cabang yang terletak pada area yang berdekatan dan target pasar yang relatif sama. Cabang-cabang yang tidak berfungsi sebagai hub ukurannya diperkecil menjadi

cabang-cabang kecil yang di sebut kios dan menginduk pada hub terdekat. Kios atau Kantor Layanan berfungsi sebagai perpanjangan tangan hub dan hanya berperan sebagai pelayanan nasabah pant ofice). Perubahan struktur cabang menjadi Kantor Cabang Utama - Kantor Layanan telah dilaksanakan di wilayah Jakarta. Menmt data pada Divisi Prencanaan Bank "A" dari 41 cabang dan 80 cabang pembantu akan direstrukturisasi menjadi hanya 14 Kantor Cabang Utama dan 107 Kantor Layanan. Direncanakan untuk 9 kota besar termasuk Jakarta jumlah Kantor Cabang Utama seluruhnya adalah 3 1 buah Sebagai contoh untuk kota Jakarta, dari 41 cabang dan 80 cabang pembantu akan direstrukturisasi menjadi hanya 15 Kantor Cabang Utama dan 107 Kantor Layanan. Direncanakan untuk 9 kota besar di Indonesia termasuk Jakarta, jumlah hub seluruhnya adalah 3 1 buah. Jaringan operasional yang dibentuk akan menjadi lebih sederhana dan lebih murah. Selain itu unit operasional dapat lebih terfokus pada kegiatan pemasaran dan pelayanan sehingga dapat melayani nasabah secara lebih baik. Peningkatan jangkauan dengan cara penambahan kios baru juga menjadi lebih mudah karena tidak memerlukan perangkat dan perijinan yang kompleks seperti halnya pendirian sebuah cabang. Jaringan Kantor Cabang Utama - Kantor Layanan ini lebih difokuskan untuk menghimpun dana dan memberikan jasalservice serta pemasaran kredit kepada nasabah. Sedangkan pekerjaan back office masing-masing akan disentralisasi yakni Small Business Center (SBC), Consumer Loan Center (CLC), Clearing Center (CC)

dan International Center (IC). Dengan adanya centre-centre tersebut maka untuk pengelolaan fasilitas kredit rite1 dan kredit konsumtif yang selama ini dikelola cabang telah dialihkan ke credit center (Small Business Center dan Consumer Loan Center). Untuk itu perlu dilakukan analisis yang mendalam terutama dalam pemasaran produk dana sehingga bisa ditentukan model dari jaringan Kantor Cabang Utama - Kantor Layanan yang dapat memberikan pelayanan paling optimal dan dapat beroperasi secara efektif memenangkan persaingan dalam menghimpun dana masyarakat. Perub?han struktur cabang ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan struktur cabang sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Divisi Perencanaan Bank "A" ada beberapa kelemahan yang dinilai mengurangi kualitasl tingkat pelayanan yang diberikan kepada nasabah yaitu : 1. Petugas kurang ramah dalam memberikan pelayanan kepada Bank. 2. Petugas Bank dinilai lambat dalam memberi~an pelayanan kepada nasabah. 3. Product Knowledge dari petugas di bagian pelayanan kurang. 4. Kondisi fisik Kantor Cabang kurang memadai dan kurang nyaman. 5. Tidak ada Unit khusus yang menangani pemasaran di Cabang yang dapat menunjang pelayanan proaktif, karena Unit pemasaran melakukan juga fungsi penganalisaan kredit sehingga tidak fokus dalam melakukan pemasaran dan pelayanan kepada nasabah.

B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang dihadaphi jaringan hub - kios Bank "A" di wilayah 10 dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Sejauh mana tingkat pelayanan yang diberikan Bank "A" kepada nasabah dana (giro, deposit dan tabungan) sesudah dilakukan restrukturisasi operasional cabang dalam negeri berdasarkan persepsi nasabah dan manajemen. 2. Sejauh mana kesenjangan antara tingkat kepentingan dengan penilaian pelaksanaan atas pelayanan yang diberikan Bank "A" menurut nasabah. 3. Bagaimana formulasi program-program yang seharusnya dilakukan dalam upaya penyempumaan pelayanan sehingga mempunyai daya saing yang semakin meningkat. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui tingkat pelayanan Kantor Cabang Utama & Kantor Layanan Bank "A" berdasarkan persepsi nasabah dan manajemen setelah dilakukan restrukturisasi operasional cabang dalam negeri. 2. Mengetahui kesenjangan antara tingkat kepentingan dengan penilaian pelaksanaan atas pelayanan yang diberikan Bank "A" kepada nasabahnya. 3. Mengembangkan altematif program untuk peningkatan pelayanan dalam rangka penyempumaan pelaksanaan pelayanan Bank "A".

D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk : 1. Keperluan bidang akademis, sebagai wahana untuk pengembangan wawasan bagi penulis dalam menghadapi persaingan khususnya industri perbankan. 2. Untuk kepentingan praktis, yaitu agar hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi Bank "A" dalam rangka kelanjutan implementasi rencana kerjanya khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan dalam tangka merumuskan strategi penerapan jaringan hub - kios sebagai ganti jaringan cabang, serta bagi masyarakat luas yang menaruh minat akan ha1 ini. E. Ruang lingkup Ruang lingkup penulisan ini dibatasi pada masalah sebagai berikut : 1. Mengkaji kegiatan pelayanan pada jaringan Kantor Cabang Utama - Kantor Layanan Bank "A" khsusnya di wilayah 10 dan persepsi konsumen terhadap produk dan pelayanan ymg diberikan serta mengetahui tingkat persepsi pelayanan di Bank pesaing. 2. Kajian ini hanya memberikan altematif untuk penyempumaan kualitas pelayanan di jaringan Kantor Cabang Utama - kantor Layanan guna meningkatkan daya saing sedangkan implementasinya diserahkan pada manajemen Bank "A".