(PSLK) 2016, ANALISIS EKTOPARASIT IKAN LELE DUMBO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. Ikan bawal air tawar (Colossoma macopomum) merupakan ikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALIS PARASIT IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KOLAM BUDIDAYA IKAN DESA GONDOSULI KABUPATEN TULUNGAGUNG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN KERAPU (Epinephelus sp.) PASCA TERJADINYA HARMFULL ALGAL BLOOMS (HABs) DI PANTAI RINGGUNG KABUPATEN PESAWARAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. benih dan untuk membina usaha budidaya ikan rakyat dalam rangka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor

Prevalensi dan Intensitas Trichodina sp. Pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linn) Di KOLAM BUDIDAYA PALEMBANG,SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Afrika dengan lele lokal yang berasal dari Taiwan (Clarias. beradaptasi terhadap lingkungan (Pamunjtak, 2010).

I. PENDAHULUAN. pada tahun Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar yang diminati oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

PENGENDALIAN INFESTASI EKTOPARASIT Dactylogyrus sp. PADA BENIH IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN GARAM DAPUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PARASITES IDENTIFICATION ON CORAL GROUPER (Plectropomus reolatus) IN FLOATING NET CAGE IN PAGIMANA SUB-DISTRICT OF BANGGAI REGENCY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

Inventarisasi, Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Pada Ikan Kerapu (Epinephelus sp.) di Keramba Jaring Apung Perairan Teluk Hurun Lampung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN KERAPU CANTANG

JIMVET. 01(3): (2017) ISSN :

Gambar 2.1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1. Morfologi ikan bawal air tawar (C. macropomum)

PENDAHULUAN. perikanan laut yang sangat besar. Sebagai negara maritim, usaha budidaya laut

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda

Mahmudin Arbie 1), Dr. Ir. Syamsuddin MP 2), Mulis S.Pi, M.Sc 3).

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelimpahan dan Intensitas Ektoparasit Pada Ikan Hasil Tangkapan Di Muara Sungai Serayu Di Adipala Kabupaten Cilacap

Pengendalian Monogenea pada benih ikan Nila gift 31

Patogenisitas Ektoparasit Pada Benih Ikan Hias Komet (Carassius auratus) Yang Dijual Di Pasar Ikan Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas

PREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR YANG DIBUDIDAYA DI KOTA/KABUPATEN KUPANG. Yudiana Jasmanindar

HAMA DAN PENYAKIT IKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan ikan yang

Budidaya Perairan Mei 2016 Vol. 4 No. 2: 26-30

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Unnes Journal of Life Science

Unnes Journal of Life Science

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

PENDAHULUAN. Perkembangan usaha budidaya ikan air tawar di Indonesia. merupakan salah satu sektor usaha yang sangat potensial, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan

PEMERIKSAAN EKTOPARASIT PADA KOMODITAS UDANG DI BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KELAS II SEMARANG,JAWA TENGAH

Marina F.O. Singkoh 1) * Diterima 15 Mei 2012, diterima untuk dipublikasikan 1 Agustus Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

Unnes Journal of Life Science

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga

PENDAHULUAN. semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan dilakukan pengembangan

Di dalam pelaksanaannya, petugas karantina ikan hams mengetahui jenisjenis

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. di Jawa Tengah (Purwanti et al., 2014). Lele dumbo merupakan jenis persilangan lele

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis penting yang banyak dibudidayakan oleh petani. Beternak lele

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

Tingkat Kelangsungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Garam (NaCl) terhadap Pengendalian Infeksi Argulus sp. pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG DI KOLAM TANAH PADA KEGIATAN BINA DESA UPT 38 KELURAHAN SEI GOHONG ABSTRAK ABSTRACT

B I O D I V E R S I T A S ISSN: X Volume 8, Nomor 1 Januari 2007 Halaman: 34-38

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1

HUBUNGAN KUALITAS AIR TERHADAP PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia internasional kerapu dikenal dengan nama grouper yang

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PENGARUH PERBEDAAN PENGOLAHAN LIMBAH IKAN SEBAGAI BAHAN PAKAN LARVA IKAN LELE (Clarias gariepinus) Hatta.

TINJAUAN PUSTAKA. keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Jenis parasit yang ditemukan pada masing-masing sampel berbeda-beda

Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

III. BAHAN DAN METODE

PERBANDINGANN PREVALENSI PARASIT PADA INSANG DAN USUS IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) DI RAWA DAN PALUH MERBAU PERCUT SEI TUAN SKRIPSI OLEH

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Transkripsi:

ANALISIS EKTOPARASIT IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KOLAM BUDIDAYA IKAN DESA GONDOSULI KABUPATEN TULUNGAGUNG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI Analysis Ectoparasites of Dumbo Catfish (Clarias gariepinus) in fish breeding pool Gondosuli district Tulungagung as a Learning Source of Biology Ari Kusuma Dewi*, Samsun Hadi, Sri Wahyuni Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang, 0813577834469, Ogie.be10@gmail.com Abstrak Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi sumber daya perikanan laut, payau, perairan umum dan budidaya ikan air tawar. Salah.Ikan lele dumbo merupakan hasil dari persilangan antar lele asli dari Taiwan dan lele yang berasal dari Afrika. Ikan lele dumbo tergolong dalam ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kendala yang dihadapi pemeliharaan ikan lele dumbo adalah masalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit. Ektoparasit merupakan organisme parasit yang menyerang bagian luar tubuh ikan, seperti: insang, sirip dan kulit. Ektoparasit yang menyerang ikan lele dumbo biasanya yaituchilodonella sp, Trichodina sp, Dactylogyrus sp, Gyrodactylus sp, dan Ichtyopthirius multifis. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui berbagai jenis ektoparasit yang menyerang ikan lele dumbo, menganalisis ciri atau karakteristik dari Ektoparasit dan untuk mengetahui hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk leaflet. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan mengamati bentuk, ukuran dan jenis parasit dengan pengamatan preparat menggunakan mikroskop. Sampel dalam penelitian ini adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis parasit pada ikan Lele Dumbo di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli Kabupaten Tulungagung adalah Oodinium sp,diplectanum sp, dan Gyrodactylus sp. Diameter Oodiniumsp berkisar 12-96 µm dan memiliki flagel. Diplectanum sp memiliki struktur tubuh pipihdorsoventral berukuran 0,5-1,0 mm. Gyrodactylus sp memiliki panjang berkisar 0,5-0,8 mm berbentuk pipih dan terdapat pengait atau jangkar. Hasil penelitian ini diterapkan dalam bentuk leaflet sebagai sumber belajar biologi pada materi Invertebrata. Kata kunci: Ikan Lele Dumbo, Ektoparasit Abstract Tulungagung has the potential fishery resources marine, brackish, public waters and freshwater fish farming. Gondosuli village Gondang constitute one of the development of fish farming intensive Dumbo catfish. Dumbo Catfish is crosses between original catfish from Taiwan and catfish from Africa. Dumbo Catfish belongs to fish who the most easily accepted by society. The obstacle of Dumbo catfish cultivation is problem of disease caused by ectoparasites. Ectoparasites is organisms that life on other organism and taking food from other organism to breed. Ectoparasites who attack Dumbo Catfish such as Chilodonella sp, Trichodina sp, Dactylogyrus sp, Gyrodactylus sp, and Ichtyopthirius multifis. 897

The aim of this research is to know the various types of ectoparasites who attack Dumbo catfish, analyze feature or characteristic of ectoparasites and to know the results of research that can be used as a learning source of biology in leaflet form. Descriptive research was employed in this study. This study was conducted by observing the shape, size, and type of ectoparasites with preparat observation by using a microscope. The sample of this research was Dumbo catfish (Clarias gariepinus). The results of this research showed that the types of parasites in fish breeding pool Gondosuli district Tulungagung is Oodinium sp, Diplectanum sp, and Gyrodactylus sp. The Diameter of Oodinium sp is about 12-96 µm and has a flagel. Diplectanumsp has dorsoventral flattened structure with 0,5-1,0 mm. Gyrodactylus sp has a length about 0.5-0.8 mm shaped flattened and there is a hook or anchor. The result of this study applied in leaflet form as a learning source of biology on Invertebrate material. Key words: Dumbo Catfish, ectoparasites PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta km2, sehingga memiliki potensi perikanan baik laut maupun tawar. Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi sumber daya perikanan laut, payau, perairan umum dan budidaya ikan air tawar Perkembangan budidaya ikan air tawar di kabupaten Tulungagung dikelompokkan pada dua usaha yakni budidaya ikan hias dan ikan konsumsi. Desa Gondosuli Kecamatan Gondang merupakan salah satu daerah pengembangan budidaya ikan lele dumbo secara intensif. Permintaan ikan lele baik konsumsi maupun benih, terus meningkat. Berdasarkan data dinas Dinas Perikanan Tulungagung, produksi lele pada tahun 2009 mencapai 6.419 ton, tahun 2010 mencapai 13.274 ton (DKP Tulungagung, 2015). Ikan lele dumbo merupakan hasil dari persilangan antar lele asli dari Taiwan dan lele yang berasal dari Afrika. Dalam Teknik budidaya ikan tidak bisa terlepas dari masalah umum dalam kegiatan budidaya ikan, salah satunya adalah masalah penyakit yang menyerang ikan dalam proses budidaya. Penyakit tersebut diartikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal (Afrianto dan Liviawati, 1992). Umumnya penyakit ikan biasanya timbul dikarenakan adanya interaksi antara tiga faktor, yakni: lingkungan, inang (ikan) dan adanya jasad penyebab penyakit apabila ketiga faktor tersebut berada dalam keseimbangan maka tidak akan terjadi masalah penyakit ikan, begitupun sebaliknya apabila terjadi perubahan dari salah satu faktor tersebut maka akan terjadi ketidakseimbangan (Ghufran. 2004). Salah satu penyebab infeksi penyakit tersebut adalah parasit. Parasit merupakan organisme yang hidup pada atau dalam organisme lain dan mengambil makanan dari organisme yang ditumpanginya untuk berkembang biak (Subekti dan Mahasari, 2010). Berdasarkan habitatnya, parasit dalam tubuh ikan dibagi menjadi dua, yakni endoparasit dan ektoparasit. Ektoparasit merupakan parasit yang menyerang bagian luar tubuh ikan, seperti: insang, sirip dan kulit. Menurut Sinderman (1990) keberadaan parasit pada ikan akan berdampak pada pengurangan konsumsi, penurunan kualitas pada usaha budidaya, 898

penurunan bobot badan ikan konsumsi dan penolakan oleh konsumen akibat adanya morfologi atau bentuk tubuh ikan yang abnormal. Parasit pada ikan merupakan salah satu materi dalam pembelajaran di SMA yakni pada mata pelajaran Biologi kelas X pada semseter II. Sesuai dengan kompetensi dasar 3.8 yaitu Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Berdasarkan kompetensi tersebut maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Menurut Mudhoffir (1992) dalam Faizah (2012) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan alat, tehnik, dan lingkungan, yang mana hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala-segala macam sumber belajar yang ada diluar diri seseorang (siswa) dan dapat memudahkan terjadinya proses belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015. Sampel ikan lele dumbo yang digunakan sebanyak 15 ekor. Pengambilan sampel ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dilaksanakan di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli yakni kolam milik Bapak Puryanta, Heri, Jupri, Ari adriansyah dan Bapak Dendi. Pemeriksaan sampel ikan lele dan analisis parasit dilakukan di Laboratorium Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ini deskriptif. Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tahap pengamatan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Parameter pengamatan awal yang dilakukan yakni meliputi adanya kelainan bentuk tubuh dan tulang, adanya luka, bercak pada tubuh nya, sirip dan insang, perubahan tingkah laku ikan di dalam kolam, dan selanjutnya melihat adanya organisme lain yang melekat pada tubuh ikan (ektoparasit) (Lukistyowati, 2005). Selanjutnya parameter penunjang meliputi kualitas air, antara lain, ph, suhu, dan oksigen). Penelitian Tahap Persiapan Tahapan yang perlu dilakukan adalah persiapan alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut: DO meter, ph meter, Mikroskop, Kaca benda, Kaca penutup, Pipet tetes, Gelas arloji, Alat bedah, Bak plastik, Tissue, Aquades, NaCl, dan Ikan lele dumbo. Penelitian Tahap Pelaksanaan Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan Kualitas Air Menekan tombol power pada alat DO meter, kemudian memasukkan alat tersebut ke dalam perairan selama 3 menit hingga terlihat angka pada layar, selanjutnya menggeser alat ph meter hingga terdapat angka 0 pada layar.setelah itu, memasukkan alat tersebut kedalam kolam dan menunggu selama 3 menit hingga terdapat angka pada layar. 2. Pemeriksaan Ektoparasit Ikan 899

Organ tubuh ikan yang diperiksa meliputi kulit, sirip dan insang. Pemeriksaan parasit ikan dilakukan dengan menggunakan metode Fernando dkk (1973), yakni sebagai berikut: seluruh permukaan tubuh diamati secara kasat mata atau menggunakan mikroskop. selanjutnya, mengerok lendir pada bagian kulit, sirip, dan insang. Hasil kerokan diletakkan diatas kaca benda dan diberi larutan NaCl fisiologis dan ditutup dengan kaca penutup. 3. Tahap Pengamatan Adapun langkah-langkah dalam tahap pengamatan penelitian ini ialah: Mengamati objek menggunakan mikroskop dengan berbagai perbesaran, lalu Menyimpan gambar hasil pengamatan menggunakan kamera Selanjutnya mendiskripsikan hasil gambar dengan menggunakan beberapa literarur. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Jenis-jenis parasit yang ditemukan di kolam budidaya ikan desa Gondosuli kabupaten Tulungagung yakni terdapat 3 jenis ektoparasit. Jenis yang ditemukan adalah Oodinium sp, Diplectanum sp, dan Gyrodactylus sp. a. Analisis Ektoparasit yang Ditemukan pada Ikan Lele Dumbo Berikut ini analisis klasifikasi dan ciri-ciri morfologi jenis parasit pada ikan lele dumbo yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan beberapa referensi, dan Analisis ektoparasit ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dilakukan di Laboratorium Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. 1. Oodinium sp Oodinium sp Klasifkasi Oodinium sp: Filum : Dinoflagellata Kelas : Blastodiniphyceae Ordo : Blastodiniales Famili : Oodiniceae Genus : Oodinium Spesies : Oodinium sp (Kabata Z, 1985) 900

2. Diplectanum sp Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Jangkar Klasifikasi Diplectanum sp: Filum : Plathyhelmintes Kelas : Monogenea Subkelas : Polyonchoinea Ordo : Dactylogyridea Famili : Diplectanidae Genus : Diplectanum Spesies : Diplectanum sp (Stasiun KIPM kelas 1 Batam, 2013) 3. Gyrodactylus sp Jangkar Klasifikasi Gyrodactylus sp: Filum : Plathyhelmintes Kelas : Monogenea Ordo : Monopisthocotylea Famili : Gyrodactylidae Genus : Gyrodactylus Spesies : Gyrodactylus sp (Stasiun KIPM kelas 1 Batam, 2013) Tabel 1.1 Jumlah Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus) yang terinfeksi ektoparasit 901

Tabel 1.2 Jenis-jenis parasit yang ditemukan pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dibudidayakan di Desa Gondosuli Tabel 1.3 Hasil pengukuran kualitas air di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli Kabupaten Tulungagung b. Hasil Penelitian Pengembangan Leaflet Sebagai Sumber Belajar Biologi Gambar 1.1 Desain Pengembangan Leaflet PEMBAHASAN a. Pembahasan Analisis Ektoparasit yang Ditemukan pada Ikan Lele Dumbo 1. Oodinium sp Parasit Oodinium sp merupakan jenis flagellate yang masuk dalam kategori protozoa, akan tetapi berbagai sumber juga mengatakan bahwa Oodinium sp masuk dalam kategori alga karena memiliki klorofil. Diameter Oodinium berkisar 12-96 µm. Parasit ini sering menginfeksi ikan dalam kondisi stres. Oodinium sp dapat menyerang atau menginfeksi pada ikan air tawar maupun laut. Parasit ini akan mati dalam 24 jam jika tidak segera menemukan inangnya. Oodinium sp menggunakan flagel untuk menempel pada inangnya, yang kemudian membentuk batang (kaki) penghisap yang masuk kedalam kulit.batang penghisap tersebut akan merusak sel dalam kulit dan menghisap nutrisi dalam daging ikan sebagai makanannya (Kabata Z, 1985). 902

2. Diplectanum sp Diplectanum sp merupakan ektoparasit Monogenea yang memiliki struktur tubuh umum pipih dorsoventral yang berukuran 0,5-1,0 mm dan simetris bilateral, parasit ini dikenal sebagai monogenetik trematoda insang. Struktur tubuh Diplectanum secara umum mempunyai bentuk memanjang, atau tanpa lobus kepala. Opistohaptor berbentuk oval dengan 14 kait tepi, dua pasang anchor/jangkar dan 3 conecting bar/batang penghubung. cacing ini mempunyai siklus hidup langsung, artinya tidak memerlukan inang perantara, sehingga apabila kondisi bagi perkembanganya baik, maka parasit ini akan berlipat atau bertambah cepat (Zafran, 1997). 3. Gyrodactylus sp Gyrodactylus sp merupakan parasit yang berbentuk pipih dan pada ujung badanya dilengkapi dengan alat yang berfungsi sebagai pengait/jangkar pada ujung posterior dan tidak memiliki mata. Gyrodactylus sp merupakan parasit yang menempel pada tubuh inang. Parasit ini biasanya menyerang ikan air tawar, payau, dan laut pada bagian kulit luar dan sirip. Parasit ini memiliki panjang tubuh berkisar 0,5 0,8 mm, dan hidup pada permukaan tubuh ikan dan biasanya menginfeksi organ-organ respirasi. Gyrodactylus sp bersifat vivipar dimana telur berkembang dan menetas di dalam uterusnya. Larva berkembang di dalam uterus parasit tersebut dan berisi beberapa sel embrionik. Gyrodactylus sp memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 buah di sepanjang tepi dan sepanjang kait besar di tengah (Stasiun KIPM kelas 1 Batam, 2013). Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 1.1 diketahui bahwa ikan yang diteliti sebanyak 15 ekor ikan lele dumbo dan diambil dari 5 kolam budidaya ikan desa Gondosuli. Yakni kolam 1, 2, 3, 4, dan 5. Dari masing-masing kolam tersebut diambil sebanyak 3 ekor. Setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh hasil bahwa ada 3 ikan lele yang terinfeksi, kolam tersebut yakni kolam nomor (1,4, dan 5). Pada kolam nomor 1 ikan tersebut terinfeksi parasit Oodinium sp, kolam 4 yakni Diplectanum sp, dan kolam nomor 5 yakni Gyrodactylus sp. Pada setiap ikan yang diteliti dilakukan pemeriksaan mulai dari 3 bagian, yakni lendir pada kulit, sirip, insang. Ditemukanya parasit pada sirip, insang dan kulit tersebut disebabkan karena sirip, insang dan kulit merupakan salah satu organ tubuh yang langsung berhubungan dengan air, maka dari itu parasit akan lebih mudah menempel pada bagian sirip, insang dan kulit dibandingkan dengan organ tubuh lainya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kabata (1985) menyatakan bahwa kulit, sirip dan insang ikan mengandung banyak lendir yang merupakan makanan yang baik untuk parasit sehingga pada organ tubuh ini dapat dijadikan sebagai tempat hidup ektoparasit. Berdasarkan data pengukuran kualitas air pada tabel 4.3 menunjukkan suhu pada setiap kolam yakni kolam nomor 1 (29,8 C ), kolam nomor 2 (29,4 C ), kolam nomor 3 (28,8 C ), kolam nomor (28,7 C ), dan kolam nomor 5 (28 C ). Hal ini merupakan nilai yang normal untuk pemeliharaan ikan lele dumbo, karena nilai optimum berkisar 25-30 C. Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan 903

organisme. Suhu perairan dapat mempengaruhi kehidupan ikan, karena semakin tinggi suhu maka kelarutan oksigen semakin rendah. Bersamaan dengan ini peningkatan suhu juga mengakibatkan peningkatan aktifitas metabolisme organisme aquatik sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat (Mahasri dkk, 2009). Oksigen terlarut merupakan parameter kualitas air yang paling menentukan pada budidaya ikan. ketersediaan oksigen menentukan lingkaran aktifitas ikan. Batas toleransi kadar oksigen terlarut secara umum untuk budidaya ikan adalah 3-10 mg/l. Dari hasil pengamatan pada setiap kolam normal atau sesuai dengan nilai optimum, yakni pada kolam 1 (3 mg/l), kolam 2 (7,4 mg/l), kolam 3 ( 5mg/l), kolam 4 (9,4 mg/l) dan kolam 5 (3,7 mg/l). Kandungan oksigen terlarut dalam suatu perairan merupakan parameter kualitas air yang paling kritis dalam budidaya ikan, karena dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan yang dipelihara. Oksigen yang terlarut dalam perairan sangat dibutuhkan untuk proses respirasi, baik oleh tanaman air, ikan maupun organisme lain yang hidup di dalam air (Supratno dan Kusnadi, 2003). Derajat keasaman (ph) dari setiap kolam ikan yang diukur hanya 1 kolam yang sesuai atau bernilai optimum. Yakni pada kolam nomor 2 yang bernilai 6,8. Sedangkan kolam yang lainya yakni kolam nomor 1 (5,6), kolam nomor 3 (5,3), kolam nomor 4 (4,3), kolam nomor 5 (5,9). Menurut Sastrawijaya (2009) ph yang tidak memadahi, akan memaksa ikan memepertahankan keseimbangan metabolismenya, dan juga akan memeperlemah ikan yang akhirnya ikan akan mudah terserang penyakit. Menurut Ghufran (2004) pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses hubungan antara tiga faktor yakni: kondisi lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi inang (ikan), dan adanya jasad patogen (jasad penyakit). Dengan demikian, timbulnya serangan penyakit itu, merupakan hasil interaksi yang tidak serasi dengan lingkungan, ikan, jasad/organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stres pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah, dan akhirnya mudah diserang penyakit. Ghufran (2004) mengemukakan bahwa ikan bersifat poikilotermis, terdapat variasi metabolisme yang luas di antara spesies dan variasi di dalam sistem budi daya-nya yang semuanya menghasilkan nilai parameter kesehatan sendiri-sendiri nya sehingga kesehatan ikan sulit diduga. Karena salah satu penyebab penyerangan parasit pada ikan adalah daya tahan tubuh ikan itu sendiri, jika daya tahan tubuh ikan menurun, maka akan mudah terserang parasit, begitu sebaliknya. b. Hasil Penelitian Pengembangan Leaflet Sebagai Sumber Belajar Biologi Hasil penilitian yang telah dilakukan selanjutnya akan dikembangkan sebagai sumber belajar Biologi SMA Kelas X Semester II pada materi Invertebrata berdasarkan kurikulum yang terbaru saat ini yaitu 2013. Hasil penelitian yang akan dimanfaatkan sebagai sumber belajar menurut Djohar (1987) dalam Husein (2014) harus memperhatikan syarat pemanfaatan sumber belajar yaitu kejelasan potensi, kesesuaian dengan tujuan belajar, ketapatan sasaran, kejelasan informasi yang diungkapkan, kejelasan pedoman eksplorasi, dan kejelasan perolehan yang diharapkan. Pada penelitian ini akan diuraikan syarat pemanfaatan sebagai sumber belajar yaitu sebagai berikut: 904

1. Kejelasan Potensi Mempelajari hal ini berarti siswa mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang bagaimana cara menganalisis dan mengidentifikasi parasit pada ikan lele dumbo di kolam budidaya ikan. menganalisis dan mengidentifikasi dilakukan dengan cara pengamatan di laboratorium dengan menggunakan mikroskop electron maupun cahaya sesuai dengan kompetensi dasar 3.8 yaitu Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Berdasarkan kompetensi tersebut maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar berupa leaflet. 2. Kesesuaian Dengan Tujuan Belajar Pemilihan sumber belajar tentunya tidak terlepas dari tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut yakni dari materi Invertebrata adalah siswa dapat mendiskripsikan ciri-ciri/karakteristik invertebrata pada parasit ikan lele dumbo. Hasil penelitian yang nantinya dijadikan sebagai sumber belajar berupa leaflet diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. 3. Ketepatan Sasaran Sasaran pada penelitian ini adalah objek dan subjek penelitian. Sasaran objek atau sasaran pengamatan pada penelitian ini adalah menganalisis dan mengidentifikasi parasit pada ikan lele dumbo di kolam budidaya ikan desa Gondosuli. Sedangkan sasaran subjek pada penelitian ini diperuntukkan untuk siswa SMA kelas X. 4. Kejelasan Informasi yang Diungkapkan Hasil penelitian tentang analisis parasit ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di kolam budidaya ikan desa Gondosuli menunjukkan hasil yang diperoleh terdapat 3 spesies. Yakni Oodinium sp, Diplectanum sp, dan Gyrodactylus sp. Konsep metode dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber belajar dalam materi pembelajaran Invertebrata. 5. Kejelasan Pedoman Eksplorasi Hasil penelitian ini dapat digunakan siswa SMA sebagai petunjuk untuk melakukan pengamatan mikroskopis invertebrata yaitu parasit pada ikan secara berkelompok mengenai analisis parasit pada ikan lele dumbo di kolam Budidaya Ikan. 6. Kejelasan Perolehan yang Diharapkan Hasil penelitian ini diterapkan sebagai sumber belajar dalam bentuk leaflet untuk membantu siswa memahami materi tentang struktur dari hean invertebrata khususnya pada parasit ikan lele dumbo. Pemilihan sumber belajar dalam bentuk leaflet bertujuan untuk marik minat siswa untuk lebih suka membaca, karena kebanyakan siswa kurang tertarik dalam membaca buku paket dari sekolah. Dalam buku paket siswa hanya membahas invertebrata secara umum contohnya pada plathyhelmintes (cacing pipih) hanya pada kelas Turbellaria yakni Planaria, kelas trematoda yakni Fasciola hepatica, kelas cestoda yakni cacing pita (Taenia saginata) jadi, masih jarang membahas parasit yang ada pada ikan lele dumbo seperti Oodinium sp, Diplectanum sp, dan Gyrodactylus sp. 905

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Jenis parasit pada ikan Lele Dumbo di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli Kabupaten Tulungagung adalah Oodinium sp, Diplectanum sp, dan Gyrodactylus sp. 2. Ciri-ciri morfologi dari masing-masing parasit yakni: a. Oodinium sp memiliki flagel yang digunakan untuk menempel pada inang yang kemudian membentuk batang (kaki) penghisap ke dalam kulit. Diameter Oodinium berkisar 12-96 µm. b. Diplectanum sp memiliki struktur tubuh pipihdorsoventral berukuran 0,5-1,0 mm, ditemukan pada bagian insang dan terdapat jangkar untuk menempel pada lapisan epitel dari insang ikan. c. Gyrodactylus sp memiliki panjang berkisar 0,5-0,8 mm berbentuk pipih dan terdapat pengait atau jangkar untuk menempel tubuh inang terutama pada sirip ikan. 3. Hasil penelitian ini diterapkan dalam bentuk leaflet sebagai sumber belajar Biologi SMA Kelas X Semester II dalam Invertebrata 3.8 yaitu Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Saran 1. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai keberadaan parasit di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli. 2. Parasit yang terdapat di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli yang terlihat pada penelitian ini perlu dikaji secara intensif dan spesifik untuk mengetahui pengaruh lain yang tidak terlihat pada penelitian ini. 3. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai upaya menjaga kebersihan lingkungan perairan di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli DAFTAR PUSTAKA Afrianto, E dan Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius: Yogyakarta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). 2015. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Lele Dumbo. http://dkp.tulunggung.go.id/index.php/statistik/2-uncategoriesed/16-datadan-statistik. Diakses 20 april 2015 Faizah M. Nur. 2012. Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran Sains Kelas V SD Pada Pokok Bahasan Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan. Vol. 13 No. 1. Jurnal Penelitian Pendidikan Fernando, C.H., J.I. Furtado, A. V. Gussev, G. Hanek and S.A. Kakonge. 1973. Methods For The Study of Freshwater Fish Prasites. 3 nd Ed. University of Waterloo Biology Series. No. 12.79 hlm H. Kordi K, M. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka cipta: Jakarta 906

Husein, Darwis. 2014. Pengaruh Jumlah Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) Dan Waktu Pengomposan Terhadap Kandungan Npk Limbah Media Tanam Jamur Tiram (Pleurotus Sp.) Sebagai Bahan Ajar Biologi. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadyah Malang Kabata, Z., 1985. Parasites and Diseases of Fish Cultured in the Tropics. Taylor & Francis, London and Philadelphia Lukistyowaty I. 2005. Teknik Pemeriksaan Penyakit Ikan. UNRI-Press: Pekan baru. 120 halaman Mahasri, G, A.S. Mubarak dan M.A Almansyah. 2009. Manajemen Kualitas Air: Sur;abaya. Fakultas Perikanan Universitas Airlangga 121 hal Sastrawijaya, T. A. 2009. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 105, 117 Sindermann, C.H. 1990. Principle Diseaes of Marine Fish and Shelfish. 2nd ed. Academic Pr. San Diego, USA. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Batam. 2013: Laporan Pemantauan HPI/HPIK Tahun 2013: Batam. Kementrian Perikanan Subekti, S. dan G. Mahasri. 2010. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan (Trematodiasis dan Cestodiasis). Global Persada Press: Surabaya Supratno, K.P.T dan Kasnadi. 2003. Peluang Usaha Budidaya Alternatif dengan Perbesaran Kerapu di Tambak Melalui Sistem Modular Pelatihan Budidaya Udang Windu Sistem Tertutup Bagi Petani Kabupaten Tegal: Jepara. Jawa tengah 19 Mei 2003 di BBPBAP Zafran, I, Koesharyani dan K. Yuasa. 1997. Parasit pada Ikan Kerapu di Panti Benih dan Upaya Penanggulanganya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Vol.III(4): 16-23 907