Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan

Jaringan Komputer. Konfigurasi Dynamic Routing RIP

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

BAB I PENDAHULUAN. pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection)

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

Static Routing & Dynamic Routing

Statik Routing. School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 6 DYNAMIC ROUTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2

Routing. Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

BAB 3. Analisis Routing Protokol BGP & OSPF

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan

OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi. link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang

Dasar-dasar Routing. seth :80:ad:17:96: :20:4c:30:29:29. khensu :80:48:ea:35:10

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING INTERDOMAIN TRAFFIC ENGINEERING DENGAN BGP PADA STUB-MULTIHOMED AUTONOMOUS SYSTEM

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

ANALISIS KINERJA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGGUNAKAN APLIKASI CISCO PACKET TRACER

Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

ANALISA UNJUK KERJA INTER DOMAIN ROUTING PADA JARINGAN IPV6

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh

MANAGEMENT SYSTEM FAILOVER DENGAN ROUTING DINAMIS OPEN SHORTEST PATH FIRST DAN BORDER GATEWAY PROTOCOL

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Muhamad Irawan Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak

Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern.

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk

ANALISIS PACKET LOAD BALANCING dengan EMPAT INTERFACE pada ROUTER MIKROTIK RB1100 dan RB1000 MENGGUNAKAN PROTOKOL ROUND ROBIN.

ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

PROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

4. PE-D2-JT-SS. Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT. Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT

Analisis Kelebihan dan Kekurangan Routing Protokol BGP dan OSPF untuk Failover Network PT.Orion Cyber Internet

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt

BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol

Pembimbing : Rudi Haryadi Kelas : XII TKJ A. Dynamic Routing. Tanggal : 12 Januari 2013 Nilai dan Paraf :

NETWORK LAYER : Routing

PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF)

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

IGRP OPERASI IGRP. Tujuan dari IGRP yaitu:

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

WAN Wide Area Network. Oleh: Ariya Kusuma, A. Md. Universitas Negeri Surabaya

Analisis Perbandingan Penggunaan Metric Cost dan Bandwidth Pada Routing Protocol OSPF

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Praktikum Minggu ke-11 Konfigurasi Routing OSPF menggunakan Mikrotik

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Switching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University

Dynamic Routing Topologi 1

Networking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Resmana Lim Program Studi Teknik Elektro ABSTRAK

Konfigurasi dan Analisis Performansi Routing OSPF pada Jaringan LAN dengan Simulator Cisco Packet Tracer versi 6.2

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

IMPLEMENTASI ROUTING PROTOCOL OPEN SHORTEST PATH FIRST(OSPF) PADA MODEL TOPOLOGY RING

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang

PERBANDINGAN IMPLEMENTASI ROUTING

Routing Dinamik. Divisi Training PT UFOAKSES SUKSES LUARBIASA Jakarta

SIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV LINK STATE 4.1 Pendahuluan 4.2 Algoritma Dijkstra

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

PEMANFAATAN VIRTUAL BOX DALAM PRAKTIKUM EXTERIOR ROUTING MENGGUNAKAN BGP4

RANCANG BANGUN TESTBED

Transkripsi:

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang, nanda.udinus@gmail.com Routing merupakan faktor penting lancarnya komunikasi data. Proses ini harus dirancang sebaik mungkin agar kegiatan komunikasi berjalan lancar. Dibutuhkan pengetahuan tentang karakteristik kerja routing yang digunakan. BGP merupakan salah satu dinamis routing yang digunakan untuk menghubungkan jaringan dalam skala besar yang mana menggunakan autonomous system sebagai identitasnya. Dalam penelitian ini penulis menganalisa seberapa besar pengaruh pengelompokkan autonomous system pada routing BGP terhadap performansi kerjanya. Digunakan suatu pengujian dari 4 jenis model jaringan yang akan di ukur tingkat quality of service delay time dan throughput dari tiap model dengan jenis data yang diuji berupa data TCP. Didapatkan hasil dengan pengujian menggunakan aplikasi Tamosoft bahwa penentuan autonomous system number berpengaruh terhadap performansi routing BGP dan didapatkan hasil bahwa perbedaan pengelompokkan autonomous system mampu meningkatkan hasil quality of service dari jaringan. Model jaringan dengan 5 ASN mampu menunjukkan performansi lebih baik jika dibandingkan dengan model jaringan yang lain. Penelitian ini nantinya dapat dikembangkan dengan pengujian karakteristik routing BGP lainnya serta pengujian dengan jenis data dan jenis router yang berbeda. Keywords : Routing, Model Jaringan, BGP, Autonomous System, Quality of Service 1. PENDAHULUAN Kebutuhan komunikasi data saat ini sangat diperlukan untuk dapat terhubung dengan rekan kerja, kantor cabang, para pegawai, kegiatan operasional perusahaan dan kepentingan lainnya. Tanpa adanya jalur komunikasi yang memadai pekerjaan bisa tertunda bahkan bisa mengalami kegagalan dalam prosesnya. Dengan adanya masalah semacam ini perlu adanya suatu manajemen jaringan komunikasi yang baik sehingga pihak perusahaan tidak salah dalam mengambil keputusan. Data dari Gartner Group, CNET News.com menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan lumpuhnya komunikasi data, antara lain : Operational errors, Network (Platform Problems, OS or Hardware), Application bugs. Dari beberapa faktor diatas ternyata 40% yang berpotensi menyebabkan down suatu jaringan berasal dari operational errors (Stiawan, 2009). Perancangan jaringan tidak bisa sembarangan, perlu adanya dasar yang benar agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu cara meningkatkan quality of service dari suatu jaringan data yaitu dengan mengoptimalkan proses routing yang tepat untuk menentukan

jalur tercepat dalam mengirimkan paket-paket data sampai ketujuannya (Suhardi, 2011). Proses ini harus dirancang sebaik mungkin agar kegiatan komunikasi berjalan lancar. Dibutuhkan pengetahuan tentang karakteristik kerja routing yang digunakan. Semakin besar suatu jaringan semakin rumit manajemen jaringan tersebut. Border Gateway Protocol merupakan salah satu dinamis routing yang digunakan untuk menghubungkan jaringan dalam skala besar yang mana menggunakan autonomous system sebagai identitasnya. Dalam penelitian ini penulis menganalisa seberapa besar pengaruh pengelompokkan autonomous system pada routing BGP terhadap performansi kerjanya. Dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh pengelompokkan autonomous system dalam jaringan terhadap performansi routing BGP dan menguji coba skema diagram jaringan dengan menggunakan protokol routing Border Gateway Protocol yang mana melalui simulasi ini mampu memberikan perbandingan hasil performansi routing BGP paling optimal. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dasar penelitian yang penulis angkat kali ini merupakan suatu bentuk pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Suhardi dan Lady Silk M. mengenai Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Routing Open Shortest Path First yang mana pada penelitian tersebut mendapatkan hasil semakin banyak area pada jaringan OSPF dan pengelompokkan area yang tepat, maka semakin optimal model routing OSPF (Suhardi, 2011). Penulis mencoba mengembangkan penelitian tersebut ke dalam objek penelitian yang berbeda yaitu pengaruh model jaringan terhadap optimasi routing Border Gateway Protokol. Penulis ingin mengetahui seberapa jauh pengaruh pemilihan skema jaringan terhadap optimasi performansi komunikasi data apabila diimplementasikan kedalam routing BGP. 2.2 Routing Routing merupakan suatu proses menentukan rute dari host asal ke host tujuan (Lin Y.D., 2012). Routing dapat juga diartikan sebagai proses memindahkan data dari satu network ke network lain dengan cara meneruskan paket data melalui gateway (Suhardi, 2011). Informasi yang dibutuhkan router dalam melakukan routing yaitu: a. Alamat tujuan/ destination address b. Mengenal sumber informasi c. Menemukan rute d. Pemilihan rute e. Menjaga informasi routing Adapun Jenis jenis routing meliputi : routing statis, routing default, dan routing dinamis (Sutikno, 2012). Protokol routing disini merupakan suatu aturan yang menentukan kerja device pada sebuah network dalam tugasnya bertukar informasi. Protokol routing ini digunakan untuk merawat routing table pada router router. Contoh contoh dari protokol routing ini, antara lain : RIP, OSPF, EIGRP, dan BGP (Putrayana, 2011).

2.3 Border Gateway Protocol Border Gateway Protokol merupakan protokol routing standar yang bertujuan untuk memilih jalur interdomain yang berdasarkan pada path vector protokol. Fungsi utama BGP ini adalah mempertukarkan network reachability information antar BGP router dengan Router BGP lain. Autonomous system merupakan suatu set routing dalam domain yang dikelola oleh satu otoritas sehingga pengaruhnya dapat langsung diketahui oleh router maupun peer router. Dengan adanya informasi ini, dapat dibentuk grafik dari AS path yang saling terkoneksi sehingga dapat menghindari terjadinya routing loop (Paresmana, 2009). Adapun jenis - jenis BGP yaitu : Internal BGP yang merupakan sebuah sesi BGP yang terjalin antara dua router yang menjalankan BGP yang masih berada dalam satu hak administrasi dan eksternal BGP yang merupakan sesi BGP yang terjadi antar router yang tidak sama hak administratif (Putrayana, 2011). Fungsi utama BGP disini adalah untuk mempertukarkan network reachability information antar router BGP dengan BGP router lain. Informasi routing ditukarkan dengan membangun sebuah sesi berdasarkan koneksi TCP antar router. Setelah sesi terbangun, semua route terbaik akan diumumkan ke BGP router tetangga. Setelah semua route yang terbaik diumumkan ke BGP router tetangga, BGP router kemudian menangani kestabilan tabel routing yang dimilkinya. Apabila ada perubahan tabel routing, hanya informasi update yang diumumkan ke BGP peer nya. BGP disini tidak mensyaratkan refresh tabel routing secara periodik oleh karena itu agar perubahan policy lokal dapat langsung diterapkan dengan benar tanpa perlu mereset sesi BGP, diperlukan kemampuan route refresh dari router BGP tersebut (Paresmana, 2009). Karakteristik kerja dari BGP antara lain : 1. BGP menggunakan algoritma routing distance vector yang mana algoritma ini menyalin tabel routing dari router ke router secara periodik. 2. Digunakan untuk merutekan trafik pada setiap router. 3. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar peer dengan menggunakan protocol TCP port nomor 179. 4. BGP adalah Path Vector Routing Protokol yang mana dalam menentukan rute-rutenya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih dari router BGP lainnya. 5. BGP memiliki routing tabel sendiri dan biasanya memuat prefik-prefik routing yang diterimanya dari router BGP lain. 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian atau basic research yang digunakan penulis adalah kajian ilmiah jenis studi kasus, yaitu penelitian yang memberikan batasan bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Metode penelitian ini digunakan dalam pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis data untuk kemudian bisa didapatkan hasil yang akurat sehingga mampu dijamin nilai kebenarannya. Tahapan metode penelitian yang digunakan yaitu

perencanaan, identifikasi kebutuhan, perancangan model jaringan, proses implementasi simulasi dan pengujian kasus kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Pada tahap perencanaan, dilakukan pengumpulan data data yang diperlukan sebagai pendukung penelitian Optimalisasi dalam Penggunaan Routing BGP. Kemudian pada tahap identifikasi kebutuhan dilakukan analisis kebutuhan seperti apa saja yang perlu disediakan dalam penelitian tugas akhir nantinya meliputi pengumpulan data, analisis data, spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang musti disediakan. Pada tahap perancangan ini dilakukan pembuatan beberapa alternatif skema diagram jaringan yang ada, konfigurasi tiap-tiap router, alokasi IP dan perancangan test case lainnya agar dapat mencapai tujuan sesuai topik penelitian. Dalam tahapan implementasi dan simulasi rancangan jaringan yang telah dimodelkan diterapkan pada perangkat yang telah disiapkan. Pada tahap pengujian dilakukan pengujian sebanyak 30 kali dengan interval waktu selama lima menit dalam membuat traffic load dengan tes ping dan menjalankan aplikasi TamoSoft dengan skema klien server di tiap model jaringan yang telah dibangun dengan kondisi uji yang disamakan sehingga mampu terlihat perbedaan hasil yang nantinya bisa menjadi acuan dalam penarikan kesimpulan. Dilakukan pengumpulan seluruh sampel uji di tiap tiap model kemudian diambil nilai rata-rata di setiap parameter uji untuk kemudian bisa dibandingkan hasil uji tersebut dan ditarik kesimpulan dari hasil pengujian. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kasus 1 ASN Model jaringan 1 ASN ini nantinya hanya memiliki 1 autonomous system number pada konfigurasi routingnya. Digunakan 10 buah router OS Mikrotik dengan ASN 65001 pada model jaringan ini sehingga tiap router speaker memiliki ASN yang sama. Setiap router dihubungkan dengan sebuah PC yang kemudian dilakukan testing pertukaran traffic TCP antar PC untuk mendapatkan hasil pengukuran QoS. Gambar 1 Model Jaringan 1 ASN Dilakukan setting IP address sesuai rancangan yang telah dibuat, contoh sebagai berikut Gambar 2 Contoh Setting IP Address Langkah selanjutnya setting konfigurasi routing meliputi : a. Setting AS Number

Berikan AS number dengan 65001 untuk router pada jaringan 1 ASN. Gambar 5 Model Jaringan 2 ASN Gambar 3 Setting AS Number b. Setting BGP Peer BGP peers ini merupakan interface router lain yang terkoneksi langsung dengan router tersebut. Gambar 4 Setting BGP Peer 4.2 Studi Kasus 2 ASN Model jaringan 2 ASN berarti akan dibuat 2 buah pengelompokkan area yang mana tiap area memiliki ASN yang berbeda. Digunakan ASN 65001 dan 65002 pada uji coba kali ini. Router 1, 2, 3 dan 4 berada dalam ASN 65001 sedangkan router 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 berada dalam ASN 65002. Kemudian dilakukan testing dengan pengiriman traffic TCP antar PC yang telah ditentukan dan dilakukan pecatatan hasil pengukuran. Konfigurasi kurang lebih sama dengan langkah pada model 1 ASN namun disesuaikan pembagian AS sesuai model jaringan. 4.3 Studi Kasus 3 ASN Percobaan dengan alternatif skema lainnya yaitu pengelompokkan area routing dengan 3 ASN. Digunakan ASN 65001, 65002, dan 65003 pada percobaan kali ini. Router 1 dan 2 dengan ASN 65001, router 3 dan 4 dengan ASN 65002, dan router 5, 6, 7, 8, 9, 10 menggunakan ASN 65003. Kemudian dilakukan testing dengan pengiriman traffic TCP antar PC yang telah ditentukan dan dilakukan pecatatan hasil pengukuran. Gambar 6 Model Jaringan 3 ASN Konfigurasi kurang lebih sama dengan langkah pada model 1 ASN namun disesuaikan pembagian AS sesuai model jaringan.

4.4 Studi Kasus 5 ASN Penulis juga menggunakan pengelompokkan area routing BGP kedalam 5 ASN yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti. Digunakan ASN 65001, 65002, 65003, dan 65004, dan 65005. Router 1 dan 2 dengan ASN 65001, router 3 dan 4 dengan ASN 65002, router 5 dan 6 dengan ASN 65003, router 7 dan 8 dengan ASN 65004 dan router 9 dan 10 menggunakan ASN 65005. parameter yang mampu dicapai oleh link yang sedang diukur. Gambar 8 Aplikasi Tamosoft Pengujian dilakukan sebanyak 30 kali pada model jaringan 1 ASN ini kemudian diambil nilai rata - rata dari setiap sampel. Berikut skema trafik untuk pengujian : Tabel 1 Skema Pengujian Trafik Server Klien Number Number Number Number Destination PC PC Address ke Server Server Klien Klien Server Gambar 7 Model Jaringan 5 ASN 4.5 Pengujian Setelah konfigurasi jaringan selesai, langkah selanjutnya penulis melakukan test koneksi dengan cara test ping antar host dalam jaringan pada tiap tiap model tersebut. Jika sudah terdapat informasi reply from destinasi ip yang dimaksud, maka pengujian traffic sudah bisa dilakukan. Pengukuran QoS pada penelitian kali ini penulis menggunakan aplikasi Tamosoft Throughput Test yang mana aplikasi ini akan membangun traffic TCP dengan skema klien server antar host yang akan diukur dan kemudian menampilkan nilai serta grafik dari PC 1 PC 6 PC 8 PC 10 PC 4 27111 27111 27100 27000 27000 PC 8 PC 10 PC 4 PC 1 PC 6 27111 27111 27100 27000 27000 Maka didapatkan hasil perbandingan performansi sebagai berikut : 192.168.10.2 192.168.60.2 192.168.80.2 192.168.100.2 192.168.40.2

Throu ghput Up (Mbp s) Throu ghput Down (Mbp s) Roun d Trip Time (ms) Tabel 2 Hasil Perbandingan QoS Sedangkan apabila di uji coba dengan menambah jumlah trafik dengan menambah jumlah klien menjadi dua yang mengukur hasilnya sebagai berikut : Tabel 3 Hasil Perbandingan QoS 2 Trafik Throu ghput Up (Mbps ) 1ASN 2ASN 3ASN 5ASN 78,15 81,65 83,42 90,22 40,75 44,06 45,19 47,69 1,99 1,78 1,7 1,62 1ASN 2ASN 3ASN 5ASN 76,4 80,15 82,52 88,78 Throu ghput Down (Mbps ) Roun d Trip Time (ms) 39,63 43,08 43,95 46,58 1,99 1,71 1,75 1,7 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pada penelitian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengelompokkan autonomous system number relatif berpengaruh terhadap performansi routing Border Gateway Protokol dan dari hasil tes throughput dan round trip time yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan routing Border Gateway Protocol dengan pengelompokkan 5 AS number dapat menghasilkan QoS yang lebih baik ketika dibandingkan dengan model jaringan dengan model jaringan 1ASN, 2ASN, dan 3 ASN. Kedepannya penelitian ini masi dapat dikembangkan dengan menguji karakteristik lain dari routing BGP, dengan jenis data yang berbeda seperti UDP, jenis router yang berbeda, serta menggunakan media link yang lain seperti wireless. DAFTAR PUSTAKA [1] Suhardi dan Lady Silk M. 2011. Pengaruh Model Jaringan

Terhadap Optimasi Routing Open Shortest Path First (OSPF). Teknologi. Volume 1 [2] Stiawan, Deris. 2009. Isu Isu Utama Pada Pengaturan Jaringan. http://www.deris.unsri.ac.id (diakses tanggal 18 Februari 2013) [3] Sutikno, Stevanus D. 2012. Analisis Perbandingan Efektifitas Routing OSPF Dan RIP. Skripsi Sarjana Komputer. Universitas Dian Nuswantoro [4] Lin, Y.D. et al. 2012. Computer Network An Open Source Approuch. McGraw - Hill International Edition [5] Putrayana, Chandra dkk. 2011. Perancangan Dan Simulasi BGP Routing Di Mikrotik Dengan Menggunakan Jaringan IPV6. http://www.courseware.politeknikte lkom.ac.id (diakses tanggal 21 Januari 2013) [6] Paresmana, Rizal. 2009. Implementasi Route Dengan Border Gateway Protokol Menggunakan Algoritma Multihoming Route Control Pada Stub-Multihomed Autonomous System. Skripsi Sarjana Komputer. Institut Teknologi Sepuluh Nopember