BABl PENDAHULUAN. (khususnya pasar saham dan obligasi). PT. (Persero) Danareksa (1987:1) menurut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pasar modal memiliki peranan penting dalam menunjang perekonomian, sehingga sering kali pasar modal dapat dijumpai di banyak negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2006, secara bertahap akan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BABI PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh satu fenomena tentang begitu kuatnya

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL...

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa resiko berinvestasi dalam obligasi relatif kecil. Apabila investor

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga jaga dengan mencadangkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian suatu negara termasuk di Indonesia. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

Model-model Keseimbangan

DEWI WULAN HANDAYANTI B

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perusahaan tentu terdapat bagian manajemen keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor).

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan penyimpangan yang sering disebut ketidakpastian (uncertainty).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan masing-masing sebesar 3,2 persen dan 3,0 persen.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilakukan dalam bentuk investasi riil (real investment) dan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

(Studi Kasus Penggunaan M odel Indeks Tunggal Pada Saham - Saham Indeks LQ -45 Periode Febuari Januari 2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal juga tempat investasi yang sangat penting bagi investor. Investor

BAB I PENDAHULUAN. pasar ini, investasi memiliki risiko dan return yang berbeda. Risiko dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menllnjllkkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

BAB I PENDAHULUAN. dana yang sesuai dengan usaha yang dijalankan, agar tujuannya tercapai. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Dua model keseimbangan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

Dari investasi tersebut, investor mengharapkan adanya suatu tingkat

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. konsumsi saat ini dan di masa datang. Sumber dana yang dibutuhkan tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke

Transkripsi:

BABl PENDAHULUAN

BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pasar Modal dalam arti yang luas, terdiri dari non security type market (lebih dikenal sebagai medium dan long term market) serta security type market (khususnya pasar saham dan obligasi). PT. (Persero) Danareksa (1987:1) menurut Yayasan dana mitrn (1991:33) bahwa capital tnllrket (pasar modal) adalah' suatu pasar di mana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Pasar modal dapat dilihat dari segi supply dan detnllnd. Orang yang melakukan investasi biasanya disebut investor, sedangkan tindakan wtuk menanam sejumlah uang pada sekuritas disebut kegiatan investasi. Investasi menyangkut manfaat di masa depan dan biasanya berjangka panjang. Untuk melakukan kebijakan investasi, investor bersikap rasionai artinya bersikap tidak suka resiko, jadi semakin tinggi resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula return atau pengembalian yang diharapkan. Untuk itu tujuan dari seorang investor yang rasional adalah bagaimana cam menciptakan return yang semaksimal mungkin dengan resiko tertentu atau dengan return tertentu dengan resiko yang seminimal mungkin. Sikap yang demikian akan membuat resiko dan return memiliki hubungan yang linier dan positif. Konsep resiko dalam manajemen investasi khususnya dalam investasi sekuritas ada 2 yaitu systetnlltic risk dan unsystetnlltic risk. Resiko tidak sisternatis (unsystematic risk) adalah resiko yang melekat pada setiap perusahaan secara individu. Sedangkan resiko 1

2 sistematis merupakan resiko yang diakibatkan oleh pasar, yang mempengaruhi seluruh perusahaan. Dilihat dati segi total resiko, maka resiko adalah penjumlahan antara resiko sistematis dan tidak sistematis. Perkembangan teoti portofolio yang ada sekarang ini berdasatkan pada diversifikasi. Pada kondisi ini, investor tidak akan menanggung resiko tidak sistematis. Diversifikasi yang sempurna adalah gabungan saham-saham yang memiliki korelasi -1,0, yang secara teotitis akan menghasilkan tingkat resiko tidak sistematis menjadi tidak relevan karena dapat diminimalkan sehingga dapat diabaikan. Menurut teori portofolio hanya resiko sistematis yang layak diperhitungkan oleh investor, biasanya disebut dengan beta. Ada 2 model equilibrium untuk melihat resiko (beta) dengan return yaitu CAPM (Capital Asset Pricing Model) dan APT (Arbitrage Pricing Theory), secara umum perbedaan kedua model ini adalah dalam CAPM beta hanya satu, sedangkan dala APT, beta lebih dati satu. Ini akan tergantung banyaknya faktor yang dimasukkan dalam model. Model CAPM didasarkan pada asumsi bahwa pasar itu efisien. CAPM mengukur resiko suatu saham dalam artian resiko yang terhubungan dengan kondisi pasar (semakin peka suatu saham terhadap perusahaan pasar, semakin besar resiko saham tersebut) karena model tersebut berpendapat bahwa hanya ada satu faktor yang mempengaruhi tingkat keuntungan saham, yaitu faktor pasar. Dengan kata lain, model tersebut menyatakan bahwa tingkat keuntungan suatu saham dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar. Pembentukan model-model keseimbangan umum memungkinkan penulis untuk menentukan pengukur resiko yang relevan dan bagaimana hubungan resiko

3 untuk setiap asset apabila pasar modal berada dalam keadaan seimbang, maka dari itu penulis tertarik untuk penelitian lebih lanjut tentang model-model yang berlaku di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan data salnpelnya adalah LQ-45 karena sampel tersebutlah yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Pengujian stabilitas beta sangat berhubungan dengan model CAPM. Menurut Weston dan Copeland menyatakan bahwa "apabila beta terns tidak berubah sepanjang vv'aktu maka cara pengukuran basil pengembalian yang diharapkan juga tidak akan berbelit-belit". Sehingga dapat dikatakan tanpa mengetahui kemampuan beta sebagai estimator resiko, maka konsep hubungan beta dengan pengembalian akan sulit diterapkan. Pemyataan diatas dapat diartikan sebagai berikut "pikirkan kemungkinan yang teijadi bila investor tidak dapat melakukan diversifikasi secara penuh dan tidak dapat menghilangkan seluruh resiko tidak sistematis. Hal ini berarti bahwa beta tidak cukup kuat sebagai suatu ukuran resiko dan SML tidak akan sanggup menerangkan berapa pendapatan yang diisyaratkan. CAPM merupakan topik yang menarik untuk dikaji karena merupakan salah satu metode yang sering dibahas dan sangat berguna baik dari kalangan akademis, manajer keuangan dan para investor. Untuk para akademis pengujian terhadap CAPM merupakan juga pengujian tingkat efisiensi suatu pasar modal, brena dasar model ini adalah pasar yang efisien. Di samping itu dapat memberikan sumbangan pengembangan teori terutama yang menyangkut teori portofolio atau pasar modal.

4 1.2. Perumusan Masalah 1. Apakah CAPM dapat menjelaskan pengaruh resiko terhadap pendapatan saham LQ-45 yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta? 2. Apakah nilai beta saham dari periode ke periode berikutnya memiliki standart error yang semakin mengecil? 3. Apakah nilai beta saharn stabil (memiliki standart error yang semakin kecil atau sarna) dengan bertambahnya waktu uji? 1.3. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : I. Untuk mengetahui dan menganalisis kemarnpuan CAPM dalarn menjelaskan pengaruh resiko terhadap pendapatan saham LQ-45 yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah nilai beta dari periode ke periode berikutnya memiliki standart error yang semakin mengecil. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah nilai beta saham stabil dengan bertambahnya waktu uji. 1.4. Manfaat Penelitian Melalui penelitian lid diharapkan untuk dapat memberikan manfaatmanfaat kepada :. ~.-

5»- Infonnasi kepada calon investor Tentang resiko yang terdapat pada saham pemsabaan LQ-45 sebagai pertimbangan keputusan investasi.»- Kepentingan Ilmiah Menambah perbendaharaan dan sebagai bahan pembanding bagi rekanrekan mahasiswa yang mengadakan penelitian terhadap permasalahan yang sempa di masa yang akan datang. 1.5. Batasan Penelitian Batasan peneiitian ini adalah: 1. Saham yang dipakai dalam pengujian CAPM ini adalah mengunakan Indeks LQ-45 pada tabun Februari 2004- Juli 2005 (per semesteran). 2. Sedangkan Rft yang digunakan adalah tingkat suku bunga SBI (Suku Bunga Bank Indonesia) deposito 6 (enam) bulanan sebagai proxy tingkat suku bunga bebas resiko.