PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

PENGARUH BERBAGAI MEDIA SIMPAN ALAMI TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KAKAO (Theobroma cacao L.) SELAMA PERIODE SIMPAN ARTIKEL ILMIAH IRMAWATI

PENGARUH JENIS DAN KADAR AIR MEDIA SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH LENGKENG (Dimocarpus longan Lour.)

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 ISSN KADAR AIR DAN KARBOHIDRAT BERPERAN PENTING DALAM MEMPERTAHANKAN KUALITAS BENIH KARET

VIABILITAS BENIH BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.)) SELAMA PENYIMPANAN 4 BULAN DENGAN TINGKAT KADAR AIR BERBEDA DALAM BEBERAPA JENIS KEMASAN TESIS

Nikko SeptianFazilla*, Charoq,Rosita Sipayung

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Efektifitas Kemasan dan Suhu Ruang Simpan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Meirril)

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI SECARA KIMIA TERHADAP VIABILITAS BENIH DELIMA (Punica granatum L.) SKRIPSI. Oleh :

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH BAWANG MERAH PADA BEBERAPA VARIETAS SETELAH PENYIMPANAN. Viability and Vigor of Red Onion Varieties After Storage

PENGARUH PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr)

VIABILITAS BENIH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT PENCEMARAN LINGKUNGAN. Seed Vibility As An Indicator of Environmental Pollution Level.

Nanda Fadila et al. (2016) J. Floratek 11 (1): 59-65

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH VOLUME AIR PERENDAMAN DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) SKRIPSI

MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI KALIUM NITRAT TERHADAP VIABILITAS BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) DAN ROBUSTA (Coffea robusta L) SKRIPSI OLEH :

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ASAM SULFAT TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI AREN ( Arenga pinnata Merr. ) SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

Cut Nur Ichsan (2006) J. Floratek 2 : 37 42

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGARUH LAMA DAN MEDIA PENYIMPANAN BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg) KLON PB 260

Vegetalika (4): 57-67

318. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

EFEKTIFITAS KEMASAN DAN SUHU RUANG SIMPAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L) Merill) Skripsi

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

DAYA SIMPAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) PADA BERBAGAI WADAH SIMPAN

Penggunaaan Zeolit untuk Mempertahankan Viabilitas Benih Pala (Myristica fragrans Houtt) Selama di Penyimpanan

PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2

PENGARUH KADAR AIR AWAL BENIH DAN SUHU RUANG SIMPAN TERHADAP VIABILITAS, VIGOR, DAN PERTUMBUHAN BENIH SIRSAK (ANNONA MURICATA)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

SKRIPSI. Oleh : INAENI SOLEHA / AGRONOMI

INVIGORASI UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS, VIGOR, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) SKRIPSI

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) ABSTRACT PENDAHULUAN

Charloq 1) Hot Setiado 2)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

PEMILIHAN TEKNIK PENGEMASAN YANG TEPAT UNTUK MEMPERTAHANKAN VIABILITAS BENIH GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk.)

UJI VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH KEDELAI (Glycene max (L.) Merr.) YANG DIBERI GIBERELIN (GA3) PADA MEDIA TUMBUH BERGARAM SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. kakao unggul dalam pembudidayaan tanaman kakao (Mertade et al., 2011).

Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Varietas Kedelai

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang

TINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGUJIAN VIABILITAS DAN VIGOR DARI TIGA JENIS KACANG- KACANGAN YANG BEREDAR DI PASARAN DAERAH SAMARANG, GARUT

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman penghasil beras yang menjadi sumber

PEMATAHAN DORMANSI UMBI BAWANG MERAH (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) DENGAN PERENDAMAN DALAM ETHEPON

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

PENGARUH PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH KEDELAI. Nana Danapriatna ABSTRACT. Keywords: soybean seed, seed deterioration, viability, seed storage

PENGARUH BAHAN MEDIA SIMPAN TERHADAP KUALITAS BIBIT TIGA KLON TEBU (Saccharum officinarum L.) MATA TUNAS TUNGGAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

Sri Wira Karina 1), Elis Kartika 2), dan Sosiawan Nusifera 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi

RESPON DAYA KECAMBAH BIJI SAGA (Adenanthera pavonina L.) AKIBAT LAMA WAKTU PERENDAMAN DENGAN AIR

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL SKRIPSI OLEH

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

PENGARUH TAKARAN KOMPOS BLOTONG DAN UMUR SIMPAN MATA TUNAS TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.)

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI

PENGARUH PERIODE KONSERVASI DAN PERLAKUAN KERUCUT TEKHADAP VIABILITAS BENIH DAMAR (Agatl~is lorarztl~lifolia Salisb.)

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

Influence of Ripeness, Seed Drying and Seed Skin Condtion on The Germination Of Papaya Seeds (Carica papaya L.) Variety Callina

Kata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth

KORELASI BOBOT BENIH DENGAN KEJAGURAN BIBIT BATANG BAWAH KARET (Hevea brasilliensis Muell.-Arg.)

PENGUJIAN KADAR AIR BENIH

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA Firdaus Sulaiman, M. Umar Harun, dan Agus Kurniawan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRACT The objective of this research is to know the germination of rubber seeds were storaged in different temperature and different periode. This research was conducted at Seed Technology Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Sriwijaya, during September to December 2009. Completely randomized design in factorial design was used in this experiment that consists of three treatments of temperature (factor 1) and four periods of seed storaging (factor 2). The first factor were temperature of 20 o C 22 o C (S 1 ), temperature of 23 o C 26 o C (S 2 ), and temperature of 27 o C 30 o C (S 3 ). The second factor of storaging were 0 day (P 1 ), 6 days (P 2 ), 12 days (P 3 ), and 18 days (P 4 ). The parameters observed were seed moisture content (%), seed germination (%), germination uniformity (%), and germination rate (% per day). The result of this research showed that the longer the priode of storage the lower seed germination, and the higher the temperature of storaging the lower seed germination. Keywords: seed storage germination of seeds rubber PENDAHULUAN Ekspor karet di Indonesia selama 20 tahun terakhir terus meningkat dari 1,0 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1,3 juta ton pada tahun 1995 dan 2,0 juta ton pada tahun 2005 (Anwar, 2006). Luas perkebunan karet tahun 2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Diantaranya 85 % merupakan perkebunan karet milik rakyat, 7 % perkebunan besar negara, dan 8 % perkebunan besar milik swasta (Anwar, 2006). Replanting tanaman karet di Sumatera Selatan relatif tinggi sehingga dibutuhkan sumber bibit tanaman karet yang baru untuk penanaman ulang. Diperkirakan sebanyak 20.000 ha lahan per tahun dengan kebutuhan bibit tanaman karet yang bermutu tinggi dan siap tanam dilahan. Belum lagi ditambah pembukaan lahan untuk tanam baru sebesar 10.000 ha. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan akan bibit tanaman karet tersebut perlu perhatian khusus mengenai bahan tanam Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1593

karet berupa batang atas dan batang bawah sebagai pembibitan awal untuk perbanyakan (Disbun Sumsel, 2006). Untuk menunjang replanting tanaman karet tersebut dibutuhkan ketersediaan batang bawah yang cukup. Setidaknya dibutuhkan 600 butir benih karet dalam satu hektar lahan, sehingga jumlah keseluruhan benih yang dibutuhkan untuk 20.000 ha lahan replanting dan tanam baru sebesar 10.000 ha yaitu sebanyak 18 juta butir benih per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan bahan tanam karet unggul guna menunjang keberhasilan pengembangan perkebunan karet diperlukan adanya penangkaran benih yang mampu menghasilkan bahan tanam karet yang bermutu tinggi sesuai dengan standar teknis yang berlaku (Balai Penelitian Sembawa, 2005). Ketersediaan benih untuk batang bawah harus terlebih dahulu dipersiapkan secara baik dengan memperhatikan viabilitas benih karet. Hal tersebut perlu diperhatikan, sebab viabilitas benih karet cepat menurun karena bersifat rekalsitran dan pengaruh suhu lingkungan yang relatif tinggiyang dapat mengakibatkan kerusakan pada benih karena akan mempercepat terjadinya penguapan cairan dari benih sehingga benih akan kehilangan daya berkecambah (Sutopo, 2002). Pengaruh suhu terhadap pengaturan/pengendalian perkecambahan benih rekalsitran diduga berpengaruh terhadap daya simpan benih dari beberapa minggu menjadi beberapa hari. Secara umum untuk mempertahankan mutu fisiologis maka benih rekalsitran harus disimpan dengan kadar air antara 20 30%, ruang simpan yang sejuk (15 20 o C), dan kelembapan tinggi (> 70%) dan aerasi (ventilasi) yang cukup (Sukarman dan Rusmin, 2000) Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan, juga dipengaruhi oleh kadar air benih, suhu dan kelembaban ruang simpan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama penyimpanan terbaik benih karet dari masing-masing suhu simpan, untuk mendapat suhu simpan dan lama penyimpanan benih karet yang tepat dengan kondisi viabilitas yang tinggi. Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1594

BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya (Ogan Ilir), dimulai dari bulan September hingga Desember 2009. Rancangan percobaan ini disusun dengan rancangan acak lengkap faktorial, dengan 12 kombinasi perlakuan. Faktor pertama yaitu suhu, 20 o C 22 o C (S1), 23 o C 26 o C (S2), dan 27 o C 30 o C (S3). dan faktor kedua lama penyimpanan, 0 hari, 6 hari, 12 hari, dan 18 hari. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 36 unit percobaan. Semua benih disimpan dalam kantong dengan media serbuk gergaji lembab. Setelah disimpan selama periode tertentu, benih diuji kadar air benih dengan oven pada suhu 105 C selama 24 jam, daya berkecambah benih (%), kecepatan berkecambah benih (% per hari), dan keseragaman tumbuh benih (%). Semua data yang didapat dilakukan analisis statistika sesuai rancangan percobaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan bahwa ada interaksi yang sangat nyata antara suhu dan lama penyimpanan terhadap kadar air, namun tidak berbeda nyata terhadap semua peubah lainnya. Suhu penyimpanan berbeda sangat nyata terhadap kadar air, lipid, daya kecambah, keseragaman tumbuh, kecepatan berkecambah, dan bobot kecambah, dan nyata terhadap kadar protein dan karbohidrat, serta tidak nyata terhadap kebocoran membran. Lama penyimpanan berbeda sangat nyata terhadap semua peubah. Hasil lengkap dari analisis pengaruh suhu penyimpanan, lama penyimpanan dan interaksi terhadap semua parameter pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil dari analisis keragaman suhu penyimpanan, lama penyimpanan dan interaksinya berbeda sangat nyata terhadap peubah kadar air benih. Rata-rata kadar air benih dari kombinasi perlakuan suhu penyimpanan dan lama penyimpanan disajikan pada Tabel 3. Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1595

Tabel 2. Analisis keragaman nilai F hitung faktor S, P dan interaksi S x P per parameter yang diamati No. Variabel Pengamatan F hitung S P S X P KK % 1. Kadar air 48,51** 358,31** 11,21** 2,90 2. Daya berkecambah 6,60** 360,57** 0,61 tn 4,57 3. Keseragaman tumbuh 7,72** 142,23** 1,82 tn 7,72 4. Kecepatan kecambah 3,67** 14,13** 0,18 tn 9,28 F Tabel (0,05) 3,40 3,01 2,51 F Tabel (0,01) 5,61 4,72 3,67 Keterangan : ** = sangat nyata tn = tidak nyata Tabel 3. Rata-rata kadar air (%) benih karet yang disimpan dengan berbagai suhu dan lama penyimpanan Suhu Penyimpanan (hari) 0 6 12 18 Rerata S 20 o C 22 o C 53,12b D 48,77b C 47,12b B 39,61c A 47,16n 23 o C 26 o C 51,94a D 49,29b C 40,79a B 29,9a A 42,98m 27 o C 30 o C 51,75ba D 46,60a C 40,2a B 31,27b A 42,45m Rerata P 52,27X 48,22U 42,70T 33,59S BNJ 0,05 PxS = 3,23 BNJ 0,05 P= 2,05 BNJ 0,05 S = 1,25 BNJ 0,01 PxS = 3,97 BNJ 0,01 P= 1,68 BNJ 0,01 S = 1,69 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbedanyata pada taraf uji 0,05. Angka dengan huruf besar diperbandingkan secara horizontal dan angka dengan huruf kecil diperbandingkan secara vertikal. Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1596

Kadar air benih sebelum penyimpanan rata-rata 52,27%. Lama penyimpanan benih menunjukkan perbedaan yang nyata. Suhu penyimpanan benih karet ternyata menyebabkan terjadinya perbedaan kadar air benih karet. Selama penyimpanan 12 hari dengan menggunakan suhu 20 o C 22 o C ternyata menghasilkan kadar air benih karet yang berbeda nyata antara suhu 20 o C 22 o C dengan suhu 23 o C 26 o C dan suhu 27 o C 30 o C (Tabel 3). Lama penyimpanan akan menurunkan kadar air benih sampai 29,9% (pada perlakuan suhu 23 o C 26 o C. Tetapi, kadar air benih karet yang disimpan dengan suhu 20 o C 22 o C rata-rata tetap dapat mempertahankan kadar air benih karet dibandingkan pada suhu 23 o C 26 o C dan suhu 27 o C 30 o C (Gambar 1). Penurunan kadar air benih dengan tingginya suhu diduga adanya peningkatan penguapan dari benih selama penyimpanan. Sejalan dengan hasil penelitian Samjaya et al. (2010), yang melaporkan adanya hubungan kadar air benih karet dengan lamanya periode simpan dan peningkatan suhu simpan, dalam penelitian ini didapatkan semakin lama benih disimpan semakin turun kadar air benih karet karena tingginya laju respirasi yang diduga diikuti oleh adanya penguapan yang tinggi dari dalam benih. Gambar 1. Hubungan lama penyimpanan dengan rata-rata kadar air benih pada masing-masingsuhu simpan. Hasil dari analisis keragaman suhu simpan dan lama penyimpanan berbeda sangat nyata terhadap peubah daya berkecambah. Interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah. Rata-rata daya berkecambah benih Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1597

dari kombinasi perlakuan suhu penyimpanan dan lama penyimpanan disajikan pada Tabel 4. Daya berkecambah benih awal penelitian rata-rata 82,22%, dan setelah disimpan menurun sampai 40,22%. Semakin lama disimpan daya berkecambah akan semakin menurun (Gambar 2). Lama penyimpanan benih karet antara 6 hari, 12 hari, dan 18 hari ternyata menunjukkan perbedaan yang nyata (Tabel 4). Sejalan dengan pendapat Roberts dan King (1980). Benih karet merupakan benih rekalsitran yang tidak tahan terhadap desikasi sehingga benih karet apabila disimpan dalam waktu yang cukup lama akan mengalami kemunduran viabilitas. Kemunduran benih ini berlaku terhadap hampir sebagian besar benih yang tergolong kedalam benih rekalsitran. Seperti yang dilaporkan oleh Roberts dan King (1980). Benih karet merupakan benih rekalsitran yang tidak tahan terhadap desikasi sehingga apabila benih ini disimpan dalam waktu yang cukup lama akan mengalami kemunduran viabilitas. Tabel 4. Rata-rata Daya Berkecambah (%) benih karet yang disimpan dengan berbagai suhu dan lama penyimpanan Suhu Penyimpanan (hari) 0 6 12 18 Rerata S 20 o C 22 o C 83,33 76,00 61,33 44,00 66,17 n 23 o C 26 o C 82 74,67 60,67 39,33 64,17 m 27 o C 30 o C 81,33 72,67 56 37,33 61,83 m Rerata P 82,22 X 74,44 U 59,33 T 40,22 S BNJ 0,05 PxS = 7,38 BNJ 0,05 P= 4,67 BNJ 0,05 S = 2,85 BNJ 0,01 PxS = 9,07 BNJ 0,01 P= 3,83 BNJ 0,01 S = 3,86 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbedanyata pada taraf uji 0,05. Angka dengan huruf besar diperbandingkan secara horizontal dan angka dengan huruf kecil diperbandingkan secara vertikal. Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1598

Gambar 2. Hubungan lama penyimpanan dengan rata-rata daya kecambah pada masing-masing suhu simpan. Hasil analisis keragaman suhu simpan dan lama penyimpanan berbeda sangat nyata terhadap peubah keseragaman tumbuh. Interaksi keduanya tidak berbeda nyata terhadap keseragaman tumbuh. Rata-rata keseragaman tumbuh dari kombinasi perlakuan suhu penyimpanan dan lama penyimpanan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Rata-rata keseragaman tumbuh (%) benih karet yang disimpan dengan berbagai suhu dan lama penyimpanan Suhu Penyimpanan (hari) 0 6 12 18 Rerata S 20 o C 22 o C 70,00 65,33 54,67 40,00 57,5 n 23 o C 26 o C 72,00 61,33 47,33 28,67 52,33 m 27 o C 30 o C 71,33 59,33 44,67 29,33 51,17m Rerata P 71,11 X 62 U 48,89 T 32,67 S BNJ 0,05 PxS = 10,6 BNJ 0,05 P= 6,71 BNJ 0,05 S = 4,09 BNJ 0,01 PxS = 13,03 BNJ 0,01 P= 5,51 BNJ 0,01 S = 5,55 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1599

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbedanyata pada taraf uji 0,05. Angka dengan huruf besar diperbandingkan secara horizontal dan angka dengan huruf kecil diperbandingkan secara vertikal. Sebelum dilakukan penyimpanan keseragaman tumbuh yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu 71,11%. Perbedaan suhu penyimpanan benih karet ternyata menyebabkan terjadinya perbedaan keseragaman tumbuh benih karet yang signifikan (Tabel 5). Terjadi penurunan keseragaman tumbuh dengan semakin lamanya benih disimpan sampai menurun sampai 29,33%. Keseragaman tumbuh yang disimpan dengan suhu 20 o C 22 o C tetap dapat mempertahankan keseragaman tumbuh benih, sebaliknya penyimpanan pada suhu 23 o C 26 o C dan suhu 27 o C 30 o C terjadi penurunan keseragaman tumbuh (Gambar 3). Gambar 3. Hubungan lama penyimpanan dengan rata-rata keseragaman tumbuh pada masing-masing suhu simpan. Hasil dari analisis keragaman pada kecepatan berkecambah benih disajikan pada Tabel 6. Pada tabel ini, Interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap kecepatan berkecambah. Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1600

Tabel 6. Rata-rata Kecepatan Berkecambah (etmal) benih karet yang disimpan dengan berbagai suhu dan lama penyimpanan Suhu Penyimpanan (hari) 0 6 12 18 Rerata S 20 o C 22 o C 6,46 5,81 5,29 4,87 5,61 n 23 o C 26 o C 5,94 5,42 5,03 4,67 5,26 mn 27 o C 30 o C 5,73 5,34 4,99 4,22 5,07 m Rerata P 6,04 T 5,52 T 5,1 ST 4,59 S BNJ 0,05 PxS = 1,24 BNJ 0,05 P= 0,79 BNJ 0,05 S = 0,48 BNJ 0,01 PxS = 1,53 BNJ 0,01 P= 0,65 BNJ 0,01 S = 0,65 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbedanyata pada taraf uji 0,05. Angka dengan huruf besar diperbandingkan secara horizontal dan angka dengan huruf kecil diperbandingkan secara vertikal. Sebelum dilakukan penyimpanan kecepatan berkecambah benih karet yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu 6,04 % per hari. (Tabel 6). Semakin lama benih disimpan, kecepatan berkecambah menjadi menurun, sejalan dengan menurunnya daya berkecambah benih (Gambar 4). Penurunan mutu fisiologis ini yang ditunjukkan dengan penurunan daya berkecambah, penurunan keseragaman tumbuh benih juga penurunan kecepatan berkecambah diduga adanya pengurangan cadangan makanan dalam benih selama benih ini disimpan. Dari hasil penelitian Samjaya et al. (2010) disebutkan bahwa penurunan mutu benih berkorelasi positif dengan lama nya benih karet disimpan karena adanya proses respirasi yang mengakibatkan hampir semua cadangan makanan termasuk protein, lemak, dan karbohidrat berkurang selama benih disimpan. Dari penelitian Sulaiman et al. (2010) juga menunjukkan data yang sama. Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1601

Gambar 4. Hubungan lama penyimpanan dengan rata-rata kecepatan berkecambah pada masing-masing suhu simpan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat simpulkan bahwa suhu simpan 20 o C 22 o C dan 23 o C 26 o C masih dapat mempertahankan viabilitas benih karet sampai dengan 6 hari penyimpanan. Viabilitas benih karet menurun dengan semakin lamanya penyimpanan Penyimpanan benih karet sampai 12 hari dengan menggunakan suhu penyimpanan 20 o C 22 o C dan suhu 23 o C 26 o C dapat mempertahankan viabilitas benih. Perlu penelitian lanjutan untuk melihat kemunduran viabilitas benih selama penyimpanan dengan berbagai bahan kemasan dan dengan pengamatan pada gejala biokimia benih. DAFTAR PUSTAKA Anwar, C. 2006. Perkembangan Pasar dan Prospek Agribisnis Karet di Indonesia. Lokakarya Nasional Budidaya Tanaman Karet. Balai Penelitian Sungei Putih. Deli Serdang.2006.(CDROM: Menyongsong Kebangkitan Agribisnis Karet Melalui Peningkatan Produktivitas Tanaman dan Efisiensi Hara. Balai Penelitian Sungei Putih, 2006). Aurellia, T. 2004. Kajian aspek fisiologis dan biokimia benih kedelai dalam penyimpanan. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 11 No. 2, 2004 : 76-87. Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1602

Balai Penelitian Perkebunan Sembawa. 2009. Penyediaan Benih Untuk Batang Bawah. http://ditjenbun.deptan.go.id/perbenpro/index.php?option-comcontent&view=article&id=43:penyediaan-benih-karet-untuk-batangbawah&cotid=6:iptek&itemid=47lost.update (Tuesday, 30 June 2009. 16: 52) Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Selatan. 2006. Kebijakan pembangunan perkebunan dan proteksi perkebunan di Sumatera Selatan. Palembang. Roberts, E.H. and M.W. King. 1980. The characteristics of recalcitrant seeds. In H.F. Chin and E.H. Roberts (Eds). Recalcitrant Crop Seeds p. 1-5. Tropical Press SDN BHD, Kuala Lumpur. Samjaya, Z.R., Z.R. Djafar, Z.P. Negara, M. Hasmeda, dan H. Suryaningtiyas. 2010. Respirasi dan penurunan mutu benih karet selama penyimpanan. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Bidang Pertanian Pertanian Terintegrasi untuk Mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Volume I Bidang Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Sriwiaya, Palembang. p. 421 434. Sukarman dan D. Rusmin. 2000. Penanganan Benih Rekalsitran. Buletin Plasma Nutfah 6(1): 7 15. Sulaiman, F., Z.R. Samjaya, dan S. Agustiana. 2010. Hubungan letak buah di pohon dan lama penyimpanan buah terhadap mutu fisiologis benih karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg). Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Bidang Pertanian Pertanian Terintegrasi untuk Mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Volume I Bidang Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Sriwiaya, Palembang. p. 120 137. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih (edisi revisi). Fakultas Pertanian Univ. Brawijaya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1603