BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,


BAB I PENDAHULUAN. selesaikan oleh individu untuk kemudian di lanjutkan ketahapan berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan hidup manusia selalu dimulai dari berbagai

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa, vagina dan mengalami proses menstruasi, hamil, melahirkan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

Studi Deskriptif Mengenai Gambaran Post Traumatic Growth (Ptg) pada Wanita Penderita Kanker Payudara Pasca Mastektomi di Bandung Cancer Society (Bcs)

Post-traumatic Growth pada Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi Usia Dewasa Madya

BAB V PENUTUP. Penelitian yang bejudul Konsep Diri Pada Penderita Tumor Jinak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam prosesnya terjadi penyaringan dan penyerapan zat zat yang berfungsi bagi

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Holmes dan Rahe tahun 1967 dengan menggunakan Live Event Scale atau biasa

Penerimaan Diri Pada Wanita Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disabilitas fisik. Individu yang memiliki disabilitas fisik sudah sewajarnya memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal yang tidak pasti dari kematian adalah waktu datang dan proses menjelangnya.

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. serta dapat menjalar ke ke tempat yang jauh dari asalanya yang disebut metastasis.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Andini, D. I Self Acceptance penderita Kanker Payudara pasca Mastektomi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berarti. Anak datang menawarkan hari-hari baru yang lebih indah, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyatakan adanya benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. system saluran kemih. Selain itu fungsi ginjal adalah untuk menyaring

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, krisis politik yang berkelanjutan,

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. menderita penyakit kronik. Menurut National Center for Health Statistic

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang memiliki dorongan untuk

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut Hawari (dalam Mahledi & Hartini, 2012), kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Ada berbagai macam jenis kanker yang telah teridentifikasi, salah satunya adalah kanker payudara. Kanker payudara adalah momok menakutkan yang mengintai para wanita. Payudara merupakan salah satu organ yang menjadi identitas kesempurnaan seorang wanita. Jika organ tersebut terserang kanker maka kesempurnaan seorang wanita menjadi berkurang. Sehingga, seseorang yang terserang kanker payudara akan berusaha mencari pengobatan yang bisa menyembuhkan penyakitnya. Manurut penelitian Manuaba, (dalam Aini & Satiningsih, 2015) angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat pada tahun 2013 diperkirakan mencapai 232.340 kasus kanker payudara invasive, serta sekitar 64.640 kasus dari kanker payudara in situ. Pada tahun tersebut, sekitar 39.620 perempuan Amerika Serikat meninggal akibat kanker payudara (American Cancer Society). Di Indonesia, angka kejadian kanker dibuat berdasarkan registrasi berbasis patologi karena tidak tersedianya registrasi berbasis populasi dengan 1

2 insiden relative 11,5 % yang berarti terdapat 11-12 kasus baru per 100 ribu penduduk beresiko. Seiring dengan berkembangnya teknologi di dunia medis, maka ditemukan beberapa cara pengobatan kanker payudara. Setiap jenis pengobatan terhadap penyakit ini dapat menimbulkan masalah fisiologis, psikologis dan sosial bagi pasien. Salah satu jenis pengobatan tersebut adalah dengan cara mastektomi. Mastektomi adalah pengobatan kanker payudara dengan cara mengangkat seluruh jaringan payudara. Efek jangka panjang dari mastektomi berpengaruh sangat besar terhadap kualitas hidup karena rasa sakit dan ketidaknyamanan berikutnya. Pembedahan untuk kanker payudara adalah pengalaman yang sangat traumatis dan menakutkan menurut Galgut (dalam Mahledi & Hartini, 2012). Menurut Sutjipto, pakar rumah sakit Dharmis Jakarta, mengatakan mastektomi mulai dikenalkan pada masyarakat antara tahun 1875-1882 oleh Charles H. Moore. Berawal dari abad pertengahan 19, dimana pengobatan kanker hanya dapat dilakukan dengan pengangkatan tumor saja, tetapi hasil yang ditunjukkan tidak efektif. Akhirnya, pada tahun 1863 ilmuan Inggris Sir James Paget menyarankan tindakan pembedahan yang lebih luas tetapi cara ini juga tidak berhasil. Kemudian, antara tahun 1875-1882 Charles H. Moore melakukan terapi dengan mengangkat seluruh jaringan payudara, yang lebih popular dengan istilah mastektomi, namun mastektomi ini belum juga menunjuukan hasil yang maksimal menurut Sutjipto (dalam Nisa, 2013 ).

3 Pengangkatan payudara berpengaruh terhadap body image dan self image yang secara potensial mengurangi fungsi seksual dan daya tarik seksual. Dalam keadaan dan penanganan penyakit kanker ini dapat menimbulkan stress yang terus menerus, sehingga tidak hanya mempengaruhi penyesuaian fisik tetapi juga penyesuaian psikologi individu menurut Lehmann, dkk (dalam Nisa, 2013). Fisik yang sempurna, tentu merupakan dambaan setiap orang khususnya para wanita.ketika seorang wanita harus merasakan kehilangan organ berharganya yakni payudara akibat penyakit yang dideritanya, hal tersebut berpotensi menimbulkan rasa tidak percaya diri padanya. Dari rasa tidak percaya diri tersebut, membuat wanita yang kehilangan payudaranya menjadi mudah dan sering memikirkan kekurangannya. Maka tidak menutup kemungkinan hal tersebut bisa menyebabkan stres yang berkepanjangan, sehingga dapat mempengaruhi penyesuaiannya baik dari segi fisik maupun psikologis individu tersebut. Pengangkatan payudara akan membuat wanita merasa tidak sempurna. Wanita yang menjalani mastektomi akan menilai diri negatif terhadap penampilannya. Pasien yang telah menjalani mastektomi akan merasa cemas terhadap penyakit kanker payudara yang mungkin belum hilang sepenuhnya dari tubuhnya sebagaimana yang dijelskan oleh Maguire & Parkes (dalam Mahledi & Hartini, 2012). Selain rasa sakit dan kematian, perempuan khawatir kehilangan payudara karena konstruksi sosial masyarakat yang mengagungkan payudara

4 sebagai sex appeal perempuan. Secara biologis, payudara adalah suatu organ yang menghasilkan susu bagi sang bayi. Menyusui bukanlah semata-mata merupakan pemberian makanan kepada bayi dalam bentuk kontak biologic, melainkan ditinjau dari segi psikologik, baik bagi ibu maupun bagi bayi (Sukardja, 1984 ). Bagi setiap ibu, dapat menyusui anaknya merupakan salah satu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri. Dalam pandangan masyarakat khususnya para ibu, menyusui bukanlah hanya semata-mata memberikan makanan kepada anaknya akan tetapi juga merupakan sarana untuk membangun kelekatan antara dirinya dan anaknya. Sebagaimana yang kita ketahui, payudara adalah salah satu organ vital bagi setiap wanita. Ketika wanita harus kehilangan salah satu dari organ vital tersebut, tentu akan muncul berbagai respon yang berbeda pada setiap individunya. Ada yang mengalami kecemasan, penolakan, hingga menimbulkan efek traumatis tersendiri bagi penderitanya. Bagi mayoritas orang, vonis kanker bisa berarti akhir dari segalanya, seolah jalan kematian terbuka di depan mata. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handjam ( dalam Novi, 2010) terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker memperlihatkan adanya stress dan depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya. Kemajuan teknologi medis, padahal memungkinkan kanker bisa dideteksi lebih awal dan penyebaran sel kanker bisa dihambat

5 lebih cepat sehingga usia harapan hidup pun lebih panjang.selain itu, kemauan untuk hidup merupkan terapi utama dari pengobatan kanker (Sukardja,1984 ). Kejadian stressfull atau juga dapat diartikan sebagai kejadian traumatic dapat menyebabkan tekanan psikologis dan biasanya juga akan memunculkan respon negative pada seseorang. Kesedihan, rasa bersalah, kemarahan dan rasa sensitive juga merupakan respon lain yang biasanya terjadi pada orang yang mengalami masalah dalam kehidupannya sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Tedeschi & Calhoun (dalam Shafira, 2011). Namun keadaan stressfull tidak selalu memberikan efek negative pada seseorang. Saat ini, focus utama penelitian mulai bergeser dari melihat aspek negative pada sebuah kejadian traumatic menjadi lebih melihat pada aspek positif dari kejadian traumatik tersebut. Menurut Kaplan dan Frankl (dalam Shafira, 2011), perubahan psikologis yang positif dapat terjadi dalam keadaan yang stressfull. Perubahan positif ini dikenal dengan istilah Post traumatic Growth. Seseorang yang melakukan perjuangan dalam menghadapi kejadian traumatic yang dengan jelas memberikan efek negative pada kondisi psikologisnya ternyata juga dapat memberikan kebermaknaan pada dirinya. Dan menyebutkan bahwa orang yang mengalami kejadian trumatik melaporkan setidaknya ada beberapa perubahan positif setelah mereka menghadapi kejadian traumatic tersebut meskipun mengalami penderitaan yang berat (Calhoun & Tedeschi, 2004)

6 Post traumatic growth terjadi pada orang-orang yang mengalami kejadian traumatic, misalnya pada orang yang mengalami kebakaran dan kehilangan tempat tinggal, perceraian, keterbatasan fisik, kekerasan seksual, bencana alam, perang, kehilangan orang yang dicintai, atau didiagnosis penyakit kronis (Linley & Joseph, 2004). Penelitian yang dilakukan Calhoun dkk (2000) pada orang tua yang ditinggalkan anaknya ditemukan bahwa seteah sang anak meninggal, sang ibu merasa bahwa hubungan dengan orang lain merupakan hal yang penting dan ia lebih menghargai ayah dari anak tersebut (dalam Tedeschi & Calhoun, 2004), Fleck dkk (dalam Hanson, 2010) melaporkan bahwa ibu dengan anak yang sakit memiliki pertumbuhan emosional (emotional growth), hubungan dengan anggota keluarga yang lebih dekat dan memiliki perspektif hidup yang lebih baik. Selanjutnya masih di dalam Hanson (2010) Affleck dkk menemukan bahwa perubahan positif juga terjadi pada penderita serangan jantung antara lain memiliki self insight yang lebih baik dan juga perubahan positif pada nilai serta prioritas dalam hidupnya. Selain itu dalam penelitian Mahleda & Hartini (2012), post traumatic growth juga terjadi pada pasien kanker payudara pasca mastektomi usia dewasa madya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada awalnya pasien mengalami emosi negative setelah menjalani mastektomi.setelah melakukan perenungan dan pengungkapan diri, mereka merubah pandangan hidupnya.subyek bisa mengembangkan diri menuju pertumbuhan psikologis, yaitu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Proses ini

7 dipengaruhi juga oleh adanya dukungan sosial dan keyakinan terhadap Tuhan. Post traumatic growth dapat membuat seseorang lebih merasa memiiki kehidupan yang berarti. Namun post traumatic growth tidak sama dengan sekedar merasa bebas, bahagia atau memiliki perasaan yang baik. Post traumatic growth juga membuat seseorang merasakan kehidupan dengan level kedekatan secara personal, interpersonal dan spiritual yang lebih dalam sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Linley & Joseph (dalam Shafira, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan peneliti bahwasanya telah melakukan wawancara kepada subjek Id, adapun hasil yang didapat dari wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek Id tidak pernah menyangka bahwa dirinya bisa sampai terdiagnosa kanker payudara, sehingga menuntut dirinya untuk melakukan mastektomi. Setelah melakukan operasi pengangkatan payudara, subjek Id merasa begitu terkejut melihat bahwa dia sudah kehilangan salah satu organ vitalnya sebagai wanita. Bukan hanya perubahan fisik yang ia rasakan akan tetapi perubahan psikis juga. Akan tetapi berkat dukungan keluarganya khususnya suaminya dan para rekan kerjanya dia bisa kembali dari keterpurukannya. Selain itu subjek Id juga menuturkan perubahan positif yang terjadi pada dirinya setelah krisis yang dia hadapi tersebut, diantaranya dia menjadi lebih taat beribadah, jika dia awalnya tak pernah sholat malam, sekarang hampir tiap malam dia melakukan tahajjud.tidak hanya itu dia juga istiqomah dalam duhanya. Subjek Id juga

8 tetap bersyukur dengan kondisinya karena dia tahu ada banyak orang yang jauh lebih menderita dengan penyakit yang dideritanya (wawancara tanggal 25 Mei 2015). Berdasarkan fenomena yang diuraikan di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti masalah mengenai post traumatic growth ini, karena masih sedikitnya penelitian mengenai fenomena ini di Indonesia. Selain itu kebanyakan peneliti sebelumnya lebih melihat efek negative dari sebuah kejadian traumatic. Padahal kejadian traumatic tidak selalu memberikan efek negative pada orang yang mengalaminya. Hanya penelitian yang dilakukan baru-baru ini yang mulai mengevaluasi aspek positif dari trauma sebagaimana yang telah dilakukan oleh Calhoun & Tedeschi (dalam Shafira, 2011). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian mengenai, post traumatic growth pada penderita kanker payudara pasca mastektomi. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disusun fokus penelitian sebagai berikut : Bagaimana post traumatic growth pada penderita kanker payudara pasca mastektomi serta faktor apa saja yang mempengaruhinya?. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui post traumatic growth pada penderita kanker payudara pasca mastektomi serta faktor yang mempengaruhinya.

9 D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat secara teoritis a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi, khususnya psikologi klinis. 2. Manfaat Secara Praktis a. Sebagai referensi dan informasi bagi masyarakat untuk mengetahui faktor yang mendorong post traumatic growth serta pentingnya post traumatic growth itu sendiri. b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai inspirasi bagi masyarakat yang menderita kanker payudara. c. Memberikan wacana dan informasi mengenai kanker payudara pada masyarakat agar dapat memberikan dukungan penuh pada penderita kanker payudara sehingga membantu proses post traumatic growth pada penderita kanker payudara. d. Sebagai masukan bagi peneliti berikutnya dalam mengembangkan penelitian tentang pengetahuan mengenai post traumatic growth. E. Keaslian Penelitian Terdapat penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini untuk dikaji diantaranya adalah: Dalam penelitian Mahleda & Hartini (2012) jurnal penelitian yang berjudul post traumatic pada pasien kanker payudara pasca mastektomi usia

10 dewasa madya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada awalnya pasien mengalami emosi negative setelah menjalani mastektomi. Setelah melakukan perenungan dan pengungkapan diri, mereka merubah pandangan hidupnya. Subyek bisa mengembangkan diri menuju pertumbuhan psikologis, yaitu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Proses ini dipengaruhi juga oleh adanya dukungan sosial dan keyakinan terhadap Tuhan. Menurut Rahmah & Widuri (2011) dalam penelitian yang berjudul post traumatic growth pada penderita kanker payudara. Hasil analisis menunjukkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi aspek post traumatic growth pada penderita kanker payudara. Faktor eksternal adalah anak dan cucu sebagai life expectation serta dorongan atau motivasi dari kedua orang tua secara terus menerus untuk melakukan pengobatan sehingga akhirnya memicu penguatan faktor internal. Faktor internal yang meliputi faktor keimanan (spiritualitas), faktor keinginan kuat untuk sembuh (optimisme), faktor resiliensi, dan faktor reframing. Terdapat empat post traumatic growth yang timbul dari perjuangan penderita kanker payudara dalam menghadapi penyakitnya : peningkatan spiritualitas, positive improvement in life, prososial semakin tinggi dan relasi sosial semakin baik. Shafira (2011) dalam penelitian yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi post traumatic growth pada recovering addict di unit pelaksanaan teknis (UPT) terapi & rehabilitas BNN lido. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa hanya variable willpower dan informational support yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap post traumatic growth.

11 Sedangkan berdasarkan besarnya sumbangan yang diberikan, terdapat tiga variable memberikan sumbangan yang signifikan yaitu willpower memberikan sumbangan sebesar 10,3 %, waypower sebesar 28,8 % dan informational support sebesar 6,9 %. Hasil penelitian tambahan yang dilihat berdasarkan pengaruh dari variable besar, didapatkan harapan dan social support berpengaruh secara signifikan terhadap post traumatic growthdengan sumbangan sebesar 37,3 % dan 4,7 % sedangkan coping religious tidak berpengaruh secara signifikan dengan sumbangan sebesar 0,4 %. Hasil penelitian tambahan selanjutnya menunjukkan bahwa kelompok dengan tingkat post traumatic growth yang tinggi didapatkan faktor yang berpengaruh adalah informational support, sedangkan untuk kelompok dengan tingkat post traumatic growthrendah faktor yang berpengaruh adalah willpower. Ningsih (2014) dalam jurnal penelitian yang berjudul studi mengenai post traumatic growth pada wanita yang baru terdiagnosis kanker payudara di RSUD Dr. Mochtar Bukit Tinggi, menunjukkan hasil analisis berupa gambaran mengenai pertumbuhan pasca trauma yang dialami oleh wanita penderita kanker payudara yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Dari hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa terdapat empat pertumbuham pasca trauma yang signifikan timbul dari perjuangan responden dalam menghadapi penyakit kanker payudara tersebut, antara lain : perkembangan spiritual, relasi sosial yang semakin baik, penghargaan terhadap hidup, dan kemungkinan-kemungkinan baru.

12 Nida (2009) dalam jurnal penelitian yang berjudul dukungan sosial pada penderita kanker payudara di masa dewasa tengah, diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diterima subjek berupa perhatian dari orang disekitarnya.gambaran dukungan penghargaan dari orang sekitar dirasakan kedua subjek seperti mereka mengikuti saran yang diberikan subjek mengenai kesehatan, memberikan semangat dan tidak mengucilkan subjek. Dukungan instrumental yang diterima berupa bantuan untuk mengingatkan larangan dari dokter, khususnya untuk subjek pertama, dukungan instrumental yang diterimanya berupa kesediaan orang disekitarnya untuk mengantarkan subjek. Untuk dukungan informasi subjek menerimanya dari suami serta teman berupa informasi mengenai kanker ayudara dari buku dan internet. Dukungan sosial yang diterima subjek memberikan dampak positif, sehingga subjek bisa mengatasi tekanan psikologis seperti sedih, putus asa, kecemasan dan depresi. Aini & Satiningsih (2015) dalam jurnal penelitian yang berjudul ketahanan psikologis pada perempuan penderita kanker payudara, menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil mengidentifikasi empat tema besar yaitu pengalaman awal ketika mengetahui penyakit dan menjalani proses pengobatan, dampak dari penyakit dan proses pengobatan, gambaran ketahanan psikologis serta faktor faktor yang mempengaruhi ketahanan psikologis. Partisipan dalam penelitian ini memiliki ketahanan psikologis dengan melakukan ketrampilan tranformasional coping dan self care dalam menjalani peristiwa penuh stress yang dialami dengan secara aktif melakukan

13 adaptasi dengan kondisinya dan lebih bersyukur dan memasrahkan permasalahan hidupnya pada Tuhan serta dukungan sosial dari keluarga, tetangga dan para medis. Penelitian di atas dapat menjadi rujukan atau tambahan referensi bagi peneliti dalam melengkapi data-data yang peneliti perlukan.kesamaan yang dimiliki dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama mengungkap post traumatic growth. Adapun perbedaan skripsi ini dengan jurnal penelitian yang ada di atas adalah pada lokasi penelitian dan subjek penelitian. Sedangkan perbedaan dengan skripsi yang ada terletak pada focus yang diteliti, jika skripsi sebelumnya meneliti post traumatic growth pada recovering addict, skripsi kali ini akan membahas post traumatic growth pada penderita kanker payudara pasca mastektomi. Dengan demikian penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, oleh karena itu perlu kiranya peneliti melakukan penelitian ini.