BAB 3 METODOLOGI. Analisis terhadap pemahaman kegiatan penerimaan Pajak Pusat baik yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam proses identifikasi ini yang paling utama adalah mengidentifikasi apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sektor penerimaan pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

TATA CARA PENGAWASAN DATABASE MONITORING PELAPORAN DAN PEMBAYARAN PAJAK (MP3)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KANTOR PELAYANAN PAJAK

LAPORAN TUGAS AKHIR TINJAUAN ATAS PENYELESAIAN PEMINDAHBUKUAN DI KPP PRATAMA KEPANJEN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. 1. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR :... 2) TENTANG PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK... 3) KEPADA... 4) DIREKTUR JENDERAL PAJAK

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Mekanisme Pemotongan Pajak PPH 22 Pada Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sejarah Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode yaitu :

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan

tempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 40/PJ/2013 TENTANG

Lampiran 1 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-8/PJ/2011 Tanggal : 13 Januari 2011

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

SE - 88/PJ/2010 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMBAYARAN MASA

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menyusun APBN. Penerimaan Negara meliputi penerimaan perpajakan, penerimaan Negara bukan pajak (PNBP), serta hibah.

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan

BAB I PENDAHULUAN. Belanja negara(apbn) berasal dari sektor pajak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENGAWASAN PENGUSAHA KENA PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. kepada Wajib Pajak menjadi lebih optimal.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ -

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIKARANG SELATAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Cikarang Selatan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-80/PJ/2011 TENTANG


BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

2015, No MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NO MOR 16/PMK.03/2011 TENTANG T

BAB V PENUTUP. tahun 2013, menguji seberapa untuk mengetahui pertumbuhan jumlah wajib. pajak, pertumbuhan penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2), perbedaan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya mobilitas fasilitas elektronik dan on-line menyebabkan setiap

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki anggaran. pendapatan bertumpu pada sektor perpajakan. Kementerian Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini status Indonesia masih menjadi negara berkembang, yang dalam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA BANGKINANG. 2.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkinang di

TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang melanda Indonesia berdampak buruk terhadap pembangunan nasional.

LAMPIRAN I TATA CARA PELAYANAN PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI MELALUI POJOK PAJAK DAN MOBIL PAJAK

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

MASA LAPORAN Laporan Penerimaan Pajak (LPP) I NO JENIS FORMULIR KODE UKURAN DIKIRIM KE KPL.KPP

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK...

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT. A. Sejarah Umum Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama

NOTA PEMINDAHAN SPT MASA PPN DARI KELOMPOK A KE KELOMPOK B NOMOR : Nomor : Lampiran : Kepada Yth. Sek. Kas Penagihan dan Verifikasi Ka. UPP *) di-...

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tugas dari divisi tersebut adalah untuk mendistribusikan dokumen Alat

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan Negara dan pembangunan nasional. memenuhi kewajiban dalam bentuk fasilitas telah diberikan untuk mempermudah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 40 /PJ/ 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

BAB II GAMBARAN UMUM. 1.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkinang di

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

2 Mengingat Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga; : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 226/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Penghitungan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SE - 96/PJ/2010 PERUBAHAN TARGET RASIO KEPATUHANPENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PADA TAHU

BAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Jumlah Pajak yang telah dibayar (Rp) Jumlah Pajak yang masih harus dibayar (Rp)

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

TATA CARA PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Analisis terhadap pemahaman kegiatan penerimaan Pajak Pusat baik yang dilakukan oleh KPKN Jakarta, dan KPP terkait serta Bank Persepsi, Pelayanan terhadap wajib pajak, pengendalian penerimaan negara dan sistem informasi yang digunakan merupakan dasar dari pembuatan kerangka pikir ini. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut : KERANGKA KERJA REKAYASA ULANG BISNIS Identifikasi Masalah Identifiasi Proses Kritis Evaluasi Potensi Rekayasa Ulang Evaluasi Proses Sekarang Merancang Proses Baru Simulasi dan Implementasi Proses Penerimaan Pajak & Pelaporan yang Berjalan Saat Ini Kegiatan - Penerimaan di bank - Penerimaan di KPKN - penerimaan di kanwil - Penerimaan di KPP Sistem Informasi Proses Yang Diusulkan Pelaporan Pengukuran Sistem Sekarang Pengukuran Sistem Yang Diusulkan Evaluasi 3.2 Metodologi analisis Gambar 3.1. : Kerangka pikir 31

32 Metodologi yang digunakan dalam melakukan Business Process Reengineering atau rekayasa ulang proses adalah mengacu dari Chase and Aquilano (1995). Ini karena pendekatan teori yang digunakan mudah dilaksanakan dengan kegiatan pemerintahan yang bersifat layanan jasa bukan berorientasi profit. a. Tetapkan masalah b. Identifikasi Proses Kritis c. Evaluasi Rekayasa Ulang d. Evaluasi Proses Sekarang e. Merancang proses baru f. Simulasi dan Implementasi Masing-masing tahapan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tetapkan masalah Menentukan masalah yang ada untuk diselesaikan harus jelas. Kebutuhan untuk perubahan kegiatan penerimaan pajak haruslah secara efektif dikomunikasikan kepada para pegawai atau pejabat yang akan terlibat dalam kegiatan penerimaan pajak. Ada dua pernyataan yang harus dilaksanakan yaitu keputusan untuk menyelesaikan suatu masalah dan bagaimana jalan yang terbaik untuk kegiatan penerimaan pajak di masing-masing kantor yang terkait. Peran Pimpinan kantor haruslah mengkomunikasikan kedua pernyataan tersebut kepada para pegawainya supaya Pegawai yang terkait dapat membantu pelaksanaan perubahannya.

33 2. Identifikasi Proses Kritis Mengidentifikasikan proses untuk direkayasa ulang, berikut ini adalah pertanyaan yang timbul untuk memformulasikan kriteria dalam menyeleksi proses rekayasa ulang yaitu : Proses mana yang sangat bermasalah dalam penerimaan pajak.? Proses mana yang sangat kritis dalam penerimaan pajak dan mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada wajib pajak agar memperoleh layanan prima.? Tanggapan dari pertanyaan tersebut di atas dapat dipertimbangkan atas kegiatan penerimaan pajak untuk mengalami perubahan. 3. Evaluasi Potensi Rekayasa Ulang Mengevaluasi hal-hal yang dapat direkayasa ulang.teknologi informasi dan para pegawai sangat berpengaruh dalam proses rekayasa ulang. KPKN, KPP harus mengembangkan kemampuan untuk mengevaluasi teknologi informasi dan mengidentifikasikan aplikasi untuk dirubah designnya atas proses penerimaan pajak yang berjalan. 4. Evaluasi Proses Sekarang Memahami proses yang sekarang terjadi.

34 Proses penerimaan pajak yang akan diagnosa agar dapat dimengerti termasuk juga asumsi-asumsinya. Parameter-parameter dari proses yang berjalan ditentukan observasi dan partisipasi dalam proses nyata dalam pengumpulan data untuk memahami proses penerimaan pajak yang terjadi sekarang. 5. Merancang Proses Baru Rekayasa ulang harus merubah peraturan, sistem dan prosedur yang berlaku untuk merancang proses penerimaan pajak yang baru. Pejabat dan pegawai juga harus melihat prinsip-prinsip daripada rekayasa ulang. 6. Simulasi dan Implementasi Mensimulasikan antara proses penerimaan pajak yang sekarang dengan proses yang diusulkan dan hasil rekayasa ulang. Implementasi belum bisadilaksakan pada penyusunan tesis ini karena terdesaknya waktu dan baru merupakan konsep awal. 3.3 Metode Pengukuran Untuk dapat membuktikan adanya manfaat rekayasa ulang penerimaan pajak perlu dijelaskan metode pengukurannya dari proses sekarang dan proses yang diusulkan. Penulis mengamati untuk mengukur proses sekarang, berapa lama waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu kegiatan dalam proses penerimaan pajak misal pada saat verifikasi SSP dengan daftar nominatif berapa menit atau jam diperlukan setiap memverifikasi dengan LHP Bank Persepsi secara global. Untuk

35 pengukuran kerugian berdasarkan penjelasan dari Direktorat Jenderal Pajak dan pengalaman penulis sebagai auditor pada Kantor Pelayanan Pajak dan KPKN. 3.4 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data terhadap proses penerimaan pajak yang berjalan dilakukan dengan wawancara dan penelitian terhadap dokumen SSP dan laporan-laporan yang dihasilkan serta mengobservasi pelaksanaan kegiatan penerimaan pajak. Wawancara dilakukan langsung terhadap 6 orang pegawai dan 3 orang pejabat yang terkait, baik di KPKN Jakarta V yaitu mulai dari pelaksana pada Seksi Bank Persepsi, Kepala Seksi Bendaharawan Umum dan Kepala Kantor. Sedangkan di KPP yaitu 4 orang pelaksana pada Seksi Penerimaan dan Keberatan Pajak Pajak dan Kepala Seksi Penerimaan dan Keberatan serta Kepala KPP. Waktu pelaksanaan wawancara diambil dari tanggal 2 Mei sampai dengan 5 Juni 2002. Pengambilan data dari transaksi pembayaran pajak di KPKN Jakarta V dipilih pada sore hari karena waktu yang sibuk melakukan penerimaan pajak dari Bank Persepsi dan di KPP dipilih menjelang tanggal penyelesaian laporan SPT masa (dari tanggal 15 sampai dengan 20). 3.5 Latar Belakang Kantor Instansi yang terkait dengan penerimaan pajak di Wilayah DKI Jakarta

36 3.5.1 Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara KPKN adalah Kantor Vertikal Direktorat Jenderal Anggaran yang tugasnya sebagai ordonatur yaitu mengeluarkan dana dari pemerintah dan mengesahkan pengeluaran negara. Berkaitan dengan penerimaan negara, KPKN berperan mencatat seluruh penerimaan negara dan membukukan ke Kas Negara. 3.5.2 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah Kantor Vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang tugasnya sebagai fiskus yaitu mengadministrasikan pajak dan mengawasi kewajiban perpajakan serta melaporkan penerimaan pajak. Berkaitan dengan penerimaan pajak, KPP akan dapat memonitor kebenaran penyetoran dengan cara mempertemukan lembar ke 2 SSP dari KPKN dengan lembar ke 3 SSP sebagai lampiran laporan wajib pajak. Seksi yang bertugas memonitor penerimaan pajak adalah Seksi Penerimaan dan Keberatan dengan dibantu oleh beberapa Koordinator Pelaksana. 3.5.3 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, Kantor Wilayah DJP ikut berperan aktif dalam kaitan penerimaan pajak, hal ini terjadi karena jumlah KPP di DKI Jakarta ada 24 Kantor dan jumlah KPKN sebanyak 6 Kantor. Oleh karena itu Kanwil DJP berperan menerima seluruh surat setoran Pajak dari ke 6 KPKN tersebut dan mengeluarkan Surat Setoran Pajak kepada 24 Kantor Pajak di Wilayah DKI Jakarta.

37 Struktur Organisasi KPKN, KPP dan Kanwil 4 DJP Untuk lebih jelas menjelaskan terhadap mekanisme penerimaan Pajak di wilayah DKI Jakarta perlu menurut penulis mengetahui struktur organisasi dari masing-masing kantor yang terkait dengan penerimaan Pajak yaitu terdiri dari struktur organisasi KPKN, KPP dan Kanwil 4 DJP. Struktur Organisasi KPKN. Kepala Kantor Kepala Seksi Bendum Kepala Seksi Perbendaharaan I Kepala Seksi Perbendaharaan I Kepala Sub Bagian Umum Korpel A Korpel B Korpel C Struktur Organisasi KPP. Gambar 3.2. : Struktur Organisasi KPKN Kepala Kantor Kasi PPH Badan Kasi PPH Perorangan Kasi PPN Kasi Penerimaan dan Keberatan Kasub Bag TU Struktur Organisasi Kanwil IV DJP. Korlak Keberatan PPN Gambar 3.3. : Struktur Organisasi KPP Korlak Keberatan PPH Korlak TURT dan Rekonsiliasi k R k Kepala Kantor

38 Ka. Bid Rik Pan Ka Bid AKP Ka Bid PPH Ka. Bid PPN Ka. Bagian Umum Kasi DT ABD Kasi KP2 Kasi KP3 Korlak Pemantauan Penerimaan Pajak Korlak Tata Usaha Penerimaan Pajak Keterangan : AKP = Administrasi dan Kerjasama Perpajakan DT ABD = Dukungan Teknik Administrasi Basic Data KP2 = Kerjasama dan Potensi Perpajakan KP3 = Pemantauan Penerimaan Pajak Gambar 3.4. : Struktur Organisasi Kanwil IV DJP