BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di Indonesia adalah 497, total populasi adalah sebanyak 50

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel penelitian yaitu kapabilitas APIP, opini BPK dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok dari semua individu, objek, atau pengukuran yang sifat-sifatnya sedang

BAB III METODE PENELITIAN. di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten di Jawa Tengah. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah seluruh pemerintah daerah (LKPD) yang laporan keuangannya tahun 2012-

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Pajak Daerah, Retribusi

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. diukur dengan handal dan merepresentasikan hasil dari penelitian.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data kuantitatif, yaitu Data Laporan Realisasi Anggaran APBD pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik masalah yang berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting

BAB III METODE PENELITIAN. Jadwal penelitian dilaksanakan mulai Maret 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai pengaruh free cash flow, leverage, payout, undervalue, dan size terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan terbaru saat ini. Sampel diperoleh dengan carapurposive sampling.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2012). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. Sampling Jenuh, yaitu teknik Sampling yang semua anggota populasi

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. sampel adalah mengunakan teknik purposive sampling. Adapun Kriteria yang

BAB III METODE PENELITIAN


BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. tahunan BUS dan UUS yang di publikasikan oleh masing-masing website

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Populasi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 118 pemerintah daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis metode penelitian diklasifikan berdasarkan tujuan dan tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

BAB III METODE PENELITIAN. hasil yang akurat dan lengkap mengenai pengaruh minyak dunia, inflasi dan kurs,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk dijadikan subjek penelitian dengan cara

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan melalui internet financial reporting.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif, yaitu jenis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah, dan LKPD Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2013 yang telah diaudit oleh BPK. Jumlah kabupaten/kota di Indonesia adalah 497, total populasi adalah sebanyak 50 kabupaten/kota di Indonesia, yang masuk daftar Index persepsi korupsi yang diperoleh dari hasil surve Transparency International Indonesia (TII). 3.2 Teknik Sampling Sampling akan dilakukan secara purposive sampling; yaitu teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2007) dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang ditentukan peneliti dalam mengambil sampel adalah: Kreteria yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Pemerintah daerah di Indonesia yang disurvei oleh Transparency International Indonesia (TII) tahun 2010. 2. Iktisar hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh badan pemeriksa laporan keuangan pada pemerintah daerah di Indonesia 3. Hasil tingakat/level tata kelola APIP daerah di Indonesia oleh BPKP 4. IHPS pemerintah daerah yang menerbitkan LKPD. 3.3 Jenis Penelitian

Penelitihan ini merupakan penelitian pengujihan hipotesis yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai pengaruh factor non keuangan dan keuangan terhadap tingkat korupsi pada pemerintah daerah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data cross section yang meneliti tingkat korupsi yang terjadi pada pemerintah daerah di Indonesia. 3.4 Varibel dan Pengukuran Variabel Penelitihan ini menggunakan data sekunder, dimana informasi dalam penelitian ini diperoleh dari pihak lain (sekaran, 2006). Variabel independen yang akan diteliti meliputi: (1) transparansi informasi laporan keuangan diperol eh dari website resmi masing-masing pemerintah daerah, (2) opini diperoleh dari ikhtisar hasil pemeriksaan laporan oleh BPK, (3) kapabilitas Internal Audit diperoleh dari hasil tingakt/level tata kelola APIP daerah oleh BPKP, (4) belanja modal, (5) pendapatan asli daerah perimbangan (kekayaan daerah) dan (6) dana transfer diperoleh dari LKPD masing-masing pemerintah daerah (ketergantungan dana pemerintah), sedangkan dependen variable tingkat korupsi diperoleh dari indeks persepsi korupsi yang diperoleh dari hasil surve TII. 3.4.1 Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti atau variabel utama yang menjadi faktor berlaku dalam investigasi melalui analisis variabel independen untuk menemukan jawaban atau solusi atas masalah (Sekaran 2009:54). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat korupsi pemerintah daerah di Indonesia yang diukur menggunakan hasil survey dan indeks persepsi korupsi (IPK) oleh transparansi internasional Indonesia. Data

IPK tersebut adalah data dengan rentang IPK Indonesia 0 10, di mana 0 dipersepsikan sangat korup, 10 dipersepsikan sangat bersih yang dikeluarkan IPK kabupatan/kota yang diperoleh dari Transparency Internasional (TI -Indonesia) melalui situs www.ti.or.id. 3.4.2 Variabel Independen Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun negatif (Sekaran, 2009:54). Terdapat empat variabel independen yang akan dibahas dalam penelitian ini. Variabelvariabel tersebut adalah sebagai berikut. 3.4.3 Transparansi Informasi laportan Keuangan (TRANS) Brunetti dan Weder (200 3), Treisman (2000), Montinola dan Jackman (2002) telah meneliti hubungan antara pengungkapan di media masa kaitannya dengan korupsi. Hasil penelitian tersebut adalah semakin tinggi tingkat pengungkapan di media masa, maka tingkat korupsi akan semakin rendah. Hal ini dapat terjadi karena semakin banyak pengungkapan (transparansi), berarti semakin banyak masyarakat yang dapat mengontrol kinerja pemerintahan. Transparasi Informasi laporan keuangan merupakan variabel independen dimana setiap laporan keuangan pemerintah daerah provinsi harus melaporkan secara akurat informasi yang diungkapkan dalam LKPD. Sesuai Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 dan PP No. 71 Tahun 2010 Tingkat pengungkapan yang harus diungkapkan adalah: 1. Pendahuluan (Penyajian informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi)

2. Penyajian informasi tetap kebijakan fiskal atau kebijakan keuangan dan ekonomi mikro 3. Penyajian ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target 4. Dasar penyajian laporan keuangan dan pengungkapan kebijakan akuntansi keuangan 5. Penyajian rinci dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan 6. Pengungkapan lainnya 7. Penutup Tingkat pengungkapan pada LKPD disesuaikan dengan tingkat pengungkapan pada PSAP. Indikator dalam variabel ini menggunakan data dari website resmi pemerintah daerah yang terkait, 1 untuk pemerintah daerah yang mengungkapkan informasi keuangannya di Internet dengan lengkap dan 0 untuk pemerintah daerah yang tidak mengungkapkan informasi keuangannya di internet tidak lengkap. Pelaporan keuangan pemerintah daerah di internet (Internet Financial Local Government Reporting/IFLGR). Pelaporan keuangan di internet dinilai dari ada tidaknya APBD, laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD), atau LAKIP pada situs resmi pemerintahan daerah. LKPD sendiri terdiri dari empat komponen, yaitu laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Internet Financial Loca Government Reporting (IFLGR) dikelompokkan menjadi dua, yaitu pemerintah daerah yang melaporkan informasi keuangannya di internet atau Internet Financial

Reporting (IFR) dan pemerintah daerah yang tidak melaporkan informasi keuangan di internet atau Non Internet Financial Reporting (N-IFR) variabel ini mengacu pada peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Sutaryo(2013). 3.4.4 Opini Audit Laporan Keuangan Pemerintah. Sesuai dengan undang-undang (UU) nomer 15 tahun 204 tentang pemeriksaan, pengolahan dan tanggung jawab Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) antara lain melakukan pemeriksaan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan bertujuan untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan yang disajikan telah memadai dan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Opini Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (BPK RI) merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, opini auditor yang merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material sesuai dengan kriteria Standar akuntansi Pemerintah. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel kategori yang terdiri dari Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) diberi nilai 5, kategori wajar tanpa pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (WTP DPP) diberi nilai 4, kategori Wajar dengan Pengecualian (WDP) diberi nilai 3, Tidak Wajar diberi nilai 2 dan Tidak MemberikanPendapat diberi nilai 1. Seluruh data mengenai opini diperoleh dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I BPK tahun 2011, 2012, dan 2013. Adapun variabel ini mengacu pada peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Saktiawati (2015). 3.4.5 Kapabilitas Internal Audit (KIA)

Audit internal harus objektif dan bebas dari pengaruh pihak manapun. Tugiman (2006), audit internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaan secara bebas dan objektif, dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka sehingga melakukan pemeriksaan sebagaimana mestinya. Proksi dari variabel KIA dengan menggunakan rentang nilai 0-2, jika tidak patuh pada perundang-undangan dinilai 0 dan jika patuh dinilai 1 dan sangat patuh dinilai 2. 3.4.6 Belanja Modal (BM) Belaja modal merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk pembentukan modal atau aset tetap untuk operasional sehari-hari dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Menurut Abdullah dan Halim (2006), alokasi belanja modal didasarkan kepada kebutuhan memiliki arti bahwa tidak semua satuan kerja atau unit organisasi di pemerintah daerah melaksanakan kegiatan atau proyek pengadaan aset tetap. Pada penelitian ini variabel belanja modal diproksi menggunakan rasio belanja modal yaitu belanja modal dibagi dengan total belanja. 3.4.7 Kekayaan Daerah Pemerintah daerah memiliki sumber pendapatan daerah sendiri yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut UU No. 33 Tahun 2004, PAD adalah pendapatan yang diperoleh dengan mengelola dan memanfaatkan potensi daerahnya, seperti pemungutan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolahan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain. Pada penelitian ini kekayaan daerah dihitung dengan Pendapatan Asli Daerah dibagi Total Pendapatan.

3.4.8 Ketergantungan Dana Pemerintah. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang dana tarnsfer keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah, bahwa yang dimaksud dengan dana transfer keuangan antara pemerintah pusat dan daerah suatu system pembiayaan pemerintah dalam rangka Negara kesatuan yang mencakup pembagian keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta pemerataan antar daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan trasparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewenangan serta tata cara penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan pengawasan keuangannya. Pada penelitian ini Ketergantungan Dana Pemerintah dihitung dengan Dana Transfer dibagi dengan Total Pendapatan. 3.5 Metode Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17.0. SPSS adalah suatu software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik yang berupa parametic maupun non-parametic (Gozhali, 2006). Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu digambarkan statistik deskriptif data dan dilakukan uji asumsi klasik. Penghitungan regresi dalam penelitian ini menggunakan metode backward. 3.5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menurut Gozhali (2006) adalah angka statistik yang dilihat dari mean, median, standar deviasi, maksimum, dan minimum yang

dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut. 3.5.2 Uji Asumsi Klasik 3.5.2.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali (2006 ), uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria sebaran atau distribusi normal. Salah satu cara agar data dapat berdistribusi normal adalah dengan menggunakan pengamatan nilai residual. Cara lain dengan melihat distribusi dan variabel-variabel yang akan diteliti. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan uji ini dapat diketahui apakah distribusi nilai-nilai sampel yang teramati terdistribusi normal. Kriteria dalam pengujian normalitas dalam pengujian ini adalah jika Asymp. Sig (2-tailed) lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 5%, maka data variabel terdistribusi secara normal. Jika Asymp. Sig (2 -tailed) lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%, maka data variabel terdistribusi secara tidak normal. 3.5.2.2 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan periode t-1 (Ghozali, 200 6). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi. Pendeteksian gejala ini dilakukan dengan menggunakan metode Runs Test. Run test digunakan apakah data residual terjadi kesalahan secara random atau tidak. Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 5% maka resisual tidak random atau telah terjadi autokorelasi antar nilai residual. Namun, jika Asymp. Sig (2-tailed) > 5% maka data terbebas dari autokorelasi. 3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi ( varians) variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak random (acak), tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Gejala heteroskedastisitas terjadi pada model yang menggunakan data sample secara cross section. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Apabila nilai signifikansi > 5%, maka model tersebut bebas dari heteroskedastisitas. Namun, jika nilai signifikansi < 5%, maka terdapat heteroskedasitas. 3.5.2.4 Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lainnya. Gejala multikolinieritas dapat diuji dengan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan tolerance value dan varian inflating factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih

yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF= 1/tolerance). Apabila nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. 3.5.3 Pengujian Hipotesis Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi model regresi berganda. Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan dinyatakan sebagai berikut: IPK= α+β1trans+β2opini+β3kia+β4bm+β5kd+β6kp +e Keterangan : IPK : Indek Persepsi Korupsi (Hasil Survei Integritas yang dikeluarkan KPK atau hasil survey dan IPK oleh TII) α : Konstanta β 1, β 2,β 3,β 4,β 5,β 6,β 7 : Koefisien Regresi Trans Opini KIA : Transparasi informasi laporan keuangan pemerintah daerah : Ikhtisar Pemeriksaan laporan keuangan oleh BPK : Kapabilitas Internal Audit inspektorat Daerah Transfer sesuai dengan laporan Realisasi Anggaran BM : Ln jumlah belanja Pemerintah Daerah sesuai dengan laporan Realisasi Anggaran pada LKPD Belanja Modal KD : Kekayaan daerah (Ln jumlah PAD sesuai dengan laporan Realisasi Anggaran pada LKPD Pendapatan Asli Daerah Perimbangan)

KP : Ketergantungan dana Pemerintah (Ln jumlah Dana Transfer sesuai dengan laporan Realisasi Anggaran pada LKPD) Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh Opini, Kapabilitas Internal Audit, Belanja modal, Kekayaan Daerah, Ketergantungan Dana Pemerintah dan transparansi pelaporan informasi keuangan pemerintah daerah dengan tingkat korupsi yang masih bisa ditoleransi ditetapkan sebesar 0,05 (α = 5%). Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 3.5.3.1 Pengujian Regresi Secara Simultan (Uji Signifikansi-F) Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji signifikansi-f dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%. Kriteria pengambilan kesimpulan adalah bahwa hipotesis penelitian diterima jika probability value (pvalue) < 0.05, yang dapat diartikan bahwa variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, hipotesis penelitian ditolak jika probability value (p-value) > 0.05, yang dapat diartikan bahwa variabel inependen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 3.5.3.2 Pengujian Regresi Parsial (Uji Signifikansi-t) Pengujian regresi parsial merupakan pengujian terhadap masing-masing variabel independen yang dilakukan untuk melihat apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Uji signifikansi-t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%.

Kriteria pengambilan kesimpulan adalah hipotesis penelitian diterima jika p-value < 0.05, yang dapat diartikan bahwa masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, hipotesis penelitian ditolak jika probability value (p-value) > 0.05, yang dapat diartikan bahwa masingmasing variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 3.5.3.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) dilihat pada hasil pengujian regresi berganda untuk variabel independen dan variabel dependen dengan bantuan program SPSS versi 17.0. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, sehingga dalam penelitian ini digunakan nilai adjusted R 2 untuk menilai model regresi, karena nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.