ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

dokumen-dokumen yang mirip
INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat


HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pembelajaran dari beberapa buku-buku literatur yang membahas. merupakan formula baku bersumber dari pustaka.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Prosiding Farmasi ISSN:

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi dan merupakan tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi menjadi masalah terbesar di dunia khususnya Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

PREVALENSI PENYAKIT HIPERTENSI PENDUDUK DIINDONESIA DAN FAKTOR YANG BERISIKO

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

Pola Tekanan Darah Pada Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Padang Pasir Padang Januari 2014

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN, Ana Ulfah Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email: perdana_182@yahoo.co.id ABSTRAK Menurut WHO (World Health Organization) 2011, sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di Negara-negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya, dimana hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat di kawasan Asia tenggara. Hipertensi terjadi saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan diastoliknya diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko yang dimiliki seseorang. Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi diklasifikasikan menjadi faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko terjadinya hipertensi di Puskesmas Kelayan Timur kota Banjarmasin. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mengetahui faktor risiko hipertensi di Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin selama periode 2 Mei 2016 2 Juni 2016. Dengan kriteria inklusi, yaitu: Laki-laki dan wanita usia 26 65 tahun, Pasien tanpa komplikasi dan Bersedia untuk menjadi responden penelitian. Metode sampling yang digunakan yaitu Consecutive Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko hipertensi yang ada di Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin adalah jenis kelamin (berisiko 0.928 kali), kebiasaan merokok (berisiko 1,368 kali), kebiasaan makan-makanan asin (berisiko 2,898 kali), obesitas (berisiko 1,147 kali), konsumsi makanan lemak jenuh (berisiko 1,505 kali). Kata kunci : Hipertensi, Faktor Risiko Hipertensi ABSTRACT According to WHO (World Health Organization) in 2011, about 1 billion people worldwide suffer from hypertension which two thirds are in developing countries. Hypertension causes 8 million people worldwide die each year, of which nearly 1.5 million of them are in South East Asia. Hypertension occurs when a person experiences an increase in blood pressure above normal where the systolic pressure above 140 mmhg and diastolic above 90 mmhg. Hypertension is a disease that arises due to the interaction of various risk factors a person has. The risk Artikel diterima: 30 Agustus 2016 256 Diterima untuk diterbitkan: 26 September 2016 Diterbitkan: 5 Oktober 2016

factors that affect the incidence of hypertension is classified into factors that can not be modified and can be modified. The purpose of this study was to determine the risk factors for hypertension in the Health Center East kelayan city of Banjarmasin. This type of research is descriptive with data collection using a questionnaire to determine the risk factors of hypertension in the Health Center East kelayan Banjarmasin during the period 2 May 2016-2 June 2016. With the inclusion criteria, namely: men and women aged 26-65 years, patients without complications and willing to become respondent. The sampling method used is Consecutive Sampling. The results of this study showed that risk factors of hypertension in Puskesmas kelayan Eastern Banjarmasin city is sex (risky 0,928 times), smoking (risk 1,368 times), the habit of eating food salty (risky 2.898 times), obesity (risk 1,147 times), consumption of saturated fat foods (risk 1,505 times). Keywords : Hypertension, Hypertension Risk Factors PENDAHULUAN Hipertensi Menurut American Society of Hypertension (ASH) adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan (Sigalingging, 2011). Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran menurut usia 18 tahun sebesar 25,8% (Kemenkes RI, 2013). Prevalensi hipertensi di Kalimantan Selatan pada penduduk 18 tahun keatas berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 39,6% (rentang: 34,9-48,2%). Kasus hipertensi lebih banyak terdeteksi dengan pengukuran dan minum obat dibandingkan yang terdeteksi oleh tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2012). Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi diklasifikasikan menjadi faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah riwayat keluarga dengan hipertensi, umur, jenis kelamin, dan etnis. Di sisi lain, faktor yang dapat dimodifikasi adalah nutrisi, stres, obesitas, dan zat berbahaya misalnya rokok dan konsumsi alkohol berlebih, serta aktivitas fisik (Black & Hawks,2005). Berdasarkan data yang ada dan meningkatnya penyakit hipertensi tersebut, maka akan dilakukan penelitian tentang analisis faktor 257

risiko hipertensi di Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin mengingat pentingnya faktor-faktor risiko hipertensi untuk diketahui dalam rangka pencegahan penyakit hipertensi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mengetahui faktor risiko hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada periode 2 Mei 2016 2 Juni 2016. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin. Populasi dari penelitian ini adalah pasien yang berobat di Puskesmas Kelayan Timur kota Banjarmasin. Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yang masuk dalam kriteria inklusi pada periode 2 Mei 2016 2 Juni 2016. Metode sampling yang digunakan yaitu Consecutive Sampling, semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Variabel yang diteliti pada penelitian ini yaitu umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok, anggota keluarga yang merokok, paparan asap rokok, kebiasaan makan-makanan asin, kebiasaan olahraga, obesitas, kebiasaan mengkonsumsi makanan lemak jenuh, stres. Analisis statistik yang dilakukan, yaitu : uji McNemar, uji ini dilakukan pada 2 sampel yang berhubungan di mana tiap objek digunakan pengontrol dirinya sendiri bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan kejadian hipertensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Analisis Faktor Risiko Hipertensi dilakukan di Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin selama periode 2 Mei 2016 2 Juni 2016. Populasi penelitian adalah pasien yang berobat di Puskesmas Kelayan Timur kota Banjarmasin periode 2 Mei 2016 2 Juni 2016. Subyek yang mengikuti penelitian ini adalah sebanyak 216 pasien dengan menggunakan kuesioner. Adapun 216 pasien yang tidak memenuhi kriteria inklusi diantaranya 1 pasien yang mengisi kuesioner dengan jawaban yang 258

konstan dan 3 pasien yang tidak menjawab semua pertanyaan kuesioner. Tabel I. Karakteristik pasien Puskesmas Kelayan Timur kota Banjarmasin Variabel Frekuensi Presentase Pendidikan Tidak tamat SD/sederajat Tamat SD/sederajat Tamat SMP/sederajat Tamat SMA/sederajat 41 84 34 41 19,34 % 39,62 % 16,04 % 19,34 % Tamat Sarjana/diploma 12 5,66 % Total 212 100% Pekerjaan PNS Pegawai swasta Wiraswasta Pensiun Tidak bekerja 4 11 51 0 96 1,89 % 5,19 % 24,06 % 0 % 45,28 % Lainnya 50 23,58 % Berdasarkan tabel I pendidikan dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu tidak tamat SD/sederajat, tamat SD/sederajat, tamat SMP/sederajat, tamat SMA/sederajat, dan tamat sarjana/diploma. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa pendidikan subjek penelitian terbesar adalah tamat sd/sederajat sebanyak 84 responden atau 39,62 %. Pendidikan subjek penelitian terkecil adalah tamat Sarjana/diploma yaitu 12 responden atau 5,66 %. Data tersebut menunjukkan bahwa pendidikan pada pasien puskesmas kelayan timur kota banjarmasin cukup rendah sehingga memungkinkan pasien kurang memahami tentang faktor apa saja yang mengakibatkan terjadinya hipertensi. Tabel II. Persentase Jumlah pasien berdasarkan faktor risiko hipertensi di Puskesmas Kelayan Timur kota Banjarmasin Variabel Frekuensi Presentase Jenis Kelamin Laki laki 50 23,58 % Perempuan 162 76,42 % 259

Lanjutan Tabel II Variabel Frekuensi Presentase Umur Dewasa 102 48,11 % Lansia 110 51,89 % Riwayat Keluarga Iya 98 46,23 % Tidak 114 53,77 % Kebiasaan Merokok Iya 32 15,09 % Tidak 180 84,91 % Kebiasaan Merokok Lebih 2 Bungkus Perhari Iya 14 6,60 % Tidak 198 93,40 % Anggota Keluarga Yang Merokok Ada 145 68,40 % Tidak ada 67 31,60 % Terpapar asap rokok Iya 128 60,38 % Tidak 84 39,62 % Kebiasaan makan makanan asin Iya 113 53,30 % Tidak 99 46,70 % Kebiasaan Olahraga Iya 76 35,85 % Tidak 136 64,15 % Waktu Olahraga Iya 61 28,77 % Tidak 151 71,23 % Obesitas Iya 39 18,40 % Tidak 173 81,60 % Kebiasaan mengkonsumsi makanan lemak jenuh Iya 118 55,66 % Tidak 94 44,34 % Stres Iya 111 52,36 % Tidak 101 47,64 % Hipertensi Iya 93 43,87 % Tidak 119 56,13 % 260

Tabel III. Hubungan Faktor Risiko Hipertensi Dengan Kejadian Hipertensi No Variabel Uji Hasil analisis Keterangan 1 Jenis kelamin Mc Nemar 0,000 Ada hubungan Odd Ratio 0,928 2 Umur Mc Nemar 0,478 Tidak ada hubungan Odd Ratio - - 3 Riwayat keluarga Mc Nemar 0,668 Tidak ada hubungan Odd Ratio - - 4 Kebiasaan merokok Mc Nemar 0,000 Ada hubungan Odd Ratio 1,368 Kebiasaan merokok lebih dari 2 bungkus perhari Mc Nemar 0,000 Ada hubungan Odd Ratio 1,329 Anggota keluarga Mc Nemar 0,000 Ada hubungan yang merokok Odd Ratio 0,727 Terpapar asap rokok Mc Nemar 0,001 Ada hubungan Odd Ratio 1,037 5 Kebiasaan makan Mc Nemar 0,033 Ada hubungan makanan asin Odd Ratio 2,898 6 Kebiasaan olahraga Mc Nemar 0,107 Tidak ada hubungan Odd Ratio - - Waktu olahraga Mc Nemar 0,002 Ada hubungan Odd Ratio 0,848 7 Obesitas Mc Nemar 0,000 Ada hubungan Odd Ratio 1,147 8 Konsumsi makanan Mc Nemar 0,014 Ada hubungan lemak jenuh Odd Ratio 1,505 9 Sres Mc Nemar 0,087 Tidak ada hubungan Odd Ratio - - 1. Jenis kelamin didapatkan nilai p = 0,000 terlihat adanya hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi. Berdasarkan hasil odd ratio dikatakan jenis kelamin laki-laki berisiko terkena hipertensi 0,928 kali lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan yang terkena hipertensi. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Black & Hawks (2005), tingkat kejadian hipertensi lebih tinggi pada pria dari pada wanita pada usia di bawah 55 tahun. Tingkat kejadian ini akan menjadi sebanding pada usia 55-74 tahun. Akan tetapi, pada usia di atas 74 tahun, wanita lebih rentan mengalami hipertensi daripada pria 2. Kebiasaan merokok didapatkan nilai p = 0,000 menunjukkan bahwa ada hubungan 261

antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden penelitian yang merokok adalah sebesar 15,09 %. Berdasarkan hasil odd ratio diketahui kebiasaan merokok berisiko terkena hipertensi 1,368 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak merokok untuk terkena hipertensi. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan Sigalingging (2011) kebiasaan merokok bisa meningkatkan risiko hipertensi karena kandungan nikotin yang terdapat dalam rokok bisa mengakibatkan pengapuran pada dinding pembuluh darah. 3. Kebiasaan makan makanan asin didapatkan nilai p = 0,033 menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan makan-makanan asin dengan kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil odd ratio diketahui kebiasaan makan makanan asin berisiko terkena hipertensi 2,898 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak terbiasa makan makanan asin untuk terkena hipertensi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiharto (2007) yang menyatakan bahwa konsumsi makanan asin mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian hipertensi dimana seseorang yang terbiasa mengkonsumsi makanan asin berisiko menderita hipertensi 3,95 kali dibandingkan orang yang tidak terbiasa mengkonsumsi makanan asin. 4. Obesitas didapatkan nilai p = 0,000 terlihat adanya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil odd ratio diketahui obesitas mempunyai risiko terkena hipertensi 1,147 kali lebih besar dibandingkan tidak mengalami obesitas untuk terkena hipertensi. Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya Sihombing (2009) menyatakan bahwa peningkatan IMT berkaitan erat dengan peningkatan tekanan darah baik pada laki-laki maupun perempuan. 262

5. Mengkonsumsi makanan lemak jenuh didapatkan nilai p = 0,014 terlihat adanya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil odd ratio diketahui terbiasa mengkonsumsi makanan lemak jenuh mempunyai risiko terkena hipertensi 1,505 kali lebih besar dibandingkan dengan tidak terbiasa mengkonsumsi makanan lemak jenuh untuk terkena hipertensi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Sugiharto (2007) yaitu menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi lemak dengan peningkatan tekanan darah atau hipertensi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian faktor risiko hipertensi yang ada di Puskesmas Kelayan Timur Kota Banjarmasin adalah jenis kelamin (berisiko 0.928 kali), kebiasaan merokok (berisiko 1,368 kali), kebiasaan makan-makanan asin (berisiko 2,898 kali), obesitas (berisiko 1,147 kali), konsumsi makanan lemak jenuh (berisiko 1,505 kali) DAFTAR PUSTAKA Black J.M., and Hawks J.H., 2005, Penyakit Jantung, Hipertensi, dan Nutrisi. Jakarta: Bumi Aksara. Kementerian Kesehatan RI, 2012. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar, Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Sigalingging, G. 2011. Karakteristik Penderita Hipertensi di Rumah Sakit Umum Herna Medan 2010-2011. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Sihombing, M. 2010. Hubungan perilaku merokok, Konsumsi Makanan/Minuman, dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi pada Responden Obes Usia Dewasa di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, pp 406-412. 263

Sugiharto, A. 2007. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. 264