SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

dokumen-dokumen yang mirip
SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

MODUL MERAKIT RAWAI TUNA

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

Fishing Technology: Longline. Ledhyane Ika Harlyan

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Penangkapan Ikan. Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha

PENGARUH PENGGUNAAN MATA PANCING GANDA PADA RAWAI TEGAK TERHADAP HASIL TANGKAPAN LAYUR

PENGARUH JARAK TALI CABANG PADA ALAT TANGKAP PANCING RAWAI DASAR TERHADAP HASIL TANGKAP IKAN DASAR DI PERAIRAN SELAT MADURA

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA

ABSTRAK. Kata kunci: Jumlah tangkapan; struktur ukuran; jenis umpan; ikan demersal dan rawai dasar

2 TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Gambar 1 Ikan tuna sirip kuning ( Thunnus albacares)

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

Alat Tangkap Longline

Jaring Angkat

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

KAPAL IKAN PURSE SEINE

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENANGKAPAN IKAN

2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.2 Musim

PENGARUH PERBEDAAN UMPAN DAN WAKTU SETTING RAWAI TUNA TERHADAP HASIL TANGKAPAN TUNA DI SAMUDERA HINDIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Kapal / Perahu

PURSE SEINE (PUKAT CINCIN)

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Analisis Komparasi

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada kedua orang tziaku sebagai ungkapan terima kasih yang tak terhingga atas segala pengorbanannya demi

METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 KONDISI SISTEM PERIKANAN TANGKAP

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap

PANCING RAWAI BANK INDONESIA

BEBERAPA JENIS IKAN BAWAL (Angel fish, BRAMIDAE) YANG TERTANGKAP DENGAN RAWAI TUNA (TUNA LONG LINE) DI SAMUDERA HINDIA DAN ASPEK PENANGKAPANNYA

Sistem Perikanan Tangkap Ramah Lingkungan sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Perikanan di Cilacap

4 HASIL. Gambar 8 Kapal saat meninggalkan fishing base.

KAJIAN FISHING GEAR SERTA METODE PENGOPERASIAN RAWAI (LONG LINE) DI PERAIRAN BAGIAN SELATAN PULAU TARAKAN. Muhammad Firdaus 1), Kamelia 2)

SEBARAN LAJU PANCING RAWAI TUNA DI SAMUDERA HINDIA DISTRIBUTION OF THE HOOK RATE OF TUNA LONGLINE IN THE INDIAN OCEAN

KLASIFIKASI ALAT / METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)

SELEKSI UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING TEGAK. (Selection on bait and hook number of vertical line) Oleh:

3 METODOLOGI PENELITIAN

Alat Lain. 75 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : LIMBAH IKAN SEBAGAI ALTERNATIF UMPAN BUATAN UNTUK ALAT TANGKAP PANCING TONDA

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

Lampiran 1 Peta PPN Palabuhanratu

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

Diterima : 2 Maret 2010 Disetujui : 19 Maret 2010 ABSTRAK

Muhammad Rifai Siregar 1), Irwandy Syofyan 2), and Isnaniah 2) Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT

Tingkah Laku Ikan Terhadap Alat Tangkap Statis. Oleh: Ririn Irnawati

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ALAT TANGKAP JARING KURAU YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS

3 METODOLOGI PENELITIAN

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

Muhamad Farhan 1), Nofrizal 2), Isnaniah 2) Abstract

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

Mancing : Jenis-Jenis Alat Tangkap Pancing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

3 METODOLOGI PENELITIAN

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN DI PESISIR BARAT SELATAN PULAU KEI KECIL KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA

KONSTRUKSI DAN PRODUKTIVITAS RUMPON PORTABLE DI PERAIRAN PALABUHANRATU, JAWA BARAT

TEKNIS PENGOPERASIAN BOTTOM TRAWL DENGAN MENGGUNAKAN KR BARUNA JAYA IV DI PERAIRAN ARAFURA

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

HASIL TANGKAPAN MINI TRAWL UDANG PADA BERBAGAI PANJANG WARP DAN LAMA TARIKAN

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

SPESIES TERKAIT EKOLOGI DALAM AKTIVITAS PENANGKAPAN HIU OLEH NELAYAN ARTISANAL TANJUNG LUAR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karakteristik dan Klasifikasi Usaha Perikanan Tangkap

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi para penyuluh dan pelaku utama maupun pelaku usaha. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada para penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga materi ini siap untuk digunakan. Materi Penyuluhan merupakan salah satu bagian yang penting dalam penyelenggaraan suatu penyuluhan agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai. Kami berharap materi ini akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian tujuan dari Penyelenggaraan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan materi penyuluhan ini masih banyak kekurangan. Kritik, usul, atau saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaannya di masa mendatang. Jakarta, Nopember 2011 Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan i

KATA PENGANTAR Buku materi pokok penyuluhan ini berjudul Penangkapan Ikan dengan Rawai Dasar merupakan informasi yang memuat tentang gambaran umum, klasifikasi, kontruksi, cara pembuatan, metode pengoperasian, daerah penangkapan serta hasil tangkapan. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku ini. Jakarta, Nopember 2011 Yaser Krisnafi ii

DAFTAR ISI SAMBUTAN... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. i ii iii v PENDAHULUAN 1 A Latar belakang. 1 B Deskripsi Singkat. 2 C Tujuan Pembelajaran.. 3 D Materi Pokok dan Sub Materi Pokok. 3 MATERI POKOK 1. 5 A Klasifikasi Rawai (longline) 5 B Indikator Keberhasilan 8 C Latihan.. 8 D Rangkuman.. 8 E Evaluasi Materi Pokok. 9 F Umpan Balik dan Tindak Lanjut 10 MATERI POKOK 2. 12 A Konstruksi Bagian-Bagian Rawai Dasar.. 12 B Indikator Keberhasilan 17 C Latihan 17 D Rangkuman.. 17 E Evaluasi Materi Pokok. 17 F Umpan Balik dan Tindak Lanjut. 19 MATERI POKOK 3. 20 A Operasi Penangkapan Ikan dengan Rawai Dasar (bottom long line).. 20 B Indikator Keberhasilan 27 C Latihan 27 D Rangkuman.. 28 iii

E Evaluasi Materi Pokok. 29 F Umpan Balik dan Tindak Lanjut. 30 PENUTUP. 32 KUNCI JAWABAN... 33 DAFTAR PUSTAKA 36 GLOSARIUM 37 iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Rawai permukaan... 5 Gambar 2. Rawai pertengahan... 5 Gambar 3. Rawai dasar... 5 Gambar 4. Rawai tegak... 7 Gambar 5. Rawai mendatar... 7 Gambar 6. Konstruksi rawai dasar... 12 Gambar 7. Branch line... 13 Gambar 8. Mata pancing... 13 Gambar 9. Pelampung dan bendera... 14 Gambar 10. Pemberat... 14 Gambar 11. Swivel... 15 Gambar 12. Cara pembuatan... 16 Gambar 13. Persiapan penangkapan... 20 Gambar 14 Setting... 22 Gambar 15. Hauling... 23 Gambar 16. Ikan kakap merah... 24 Gambar 17. Ikan manyung... 25 Gambar 18. Ikan cucut... 25 Gambar 19. Cumi-cumi... 26 Gambar 20. Ikan kembung... 27 v

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan penangkapan ikan adalah kegiatan yang sifatnya berburu, yang dilakukan di laut guna menangkap ikan yang layak konsumsi. Berbagai jenis alat tangkap telah dikembangkan untuk membantu mempermudah proses berburu di laut. Alat tangkap dikembangkan dengan mengacu pada tingkah laku jenis ikan dan habitat dimana ikan berada. Berdasarkan habitat dimana ikan berada, sumber daya ikan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu ikan pelagis (permukaan) dan ikan demersal (ikan dasar). Jenis-ienis ikan dasar, biasanya adalah ikan karnivora yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti; ikan-ikan karang, kerapu, cucut, dsb. Sesuai dengan karakteristik habitat dan tingkah laku ikan dasar, kemudian dikembangkan beberapa alat tangkap, seperti; pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup produktif. Disamping mudah dari sisi pengoperasiannya, alat tangkap ini juga relatif murah dari sisi pembiayaannya. Sebagai akibatnya, alat tangkap pancing rawai dasar cukup tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia. Pengguna terbesar pancing rawai dasar adalah nelayan yang mempunyai penghasilan menengah ke bawah, karena pancing rawai dasar memerlukan biaya yang relatif kecil sehingga terjangkau oleh nelayan kecil. Sebagian besar pengguna pancing rawai dasar adalah nelayan tradisional dan berpendidikan rendah. Hasil tangkapan pancing rawai dasar, umumnya adalah ikan karnivora yang mempunyai daging lezat. Disamping itu, mutu ikan yang tertangkap dengan pancing juga mempunyai mutu yang lebih baik jika dibandingkan dengan alat tangkap lain. 1

Sehingga ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar mempunyai harga yang relatif mahal dibandingkan dengan jenis hasil tangkapan lainnya. Hasil tangkapan pancing rawai dasar selain dijual ke restoran-restoran sea food, juga diperuntukkan untuk komoditas ekspor. B. Deskripsi Singkat Pancing rawai dasar atau dalam bahasa asingnya adalah long line, adalah alat tangkap yang terdiri dari rangkaian tali-temali yang disambung-sambung sehingga merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali cabang. Ayodhyoa (1981) menyatakan bahwa alat tangkap rawai dasar terdiri dari tali utama (main line), tali cabang (branch line), tali pelampung, bendera, pelampung tali pancing, pancing dan tali-temali lainnya. Prinsip kerja dari pancing rawai dasar adalah memikat ikan untuk memakan umpan pada mata pancing yang merupakan perangkap bagi target tangkapan. Penggunaan teknologi untuk mengoperasikan pancing rawai dasar relatif masih sederhana. Pengembangan teknologi dapat diterapkan dalam proses pemasangan pancing atau penggulungan pancing. Mengingat pancing ulur menggunakan tali pancing yang panjang, maka dalam proses pemasangannya (setting) sering terjadi kecelakaan ketika tali pancing utama kusut. Demikian juga dalam proses penarikannya, tidak jarang karena ikan terjerat di tali pancing, tali pancing juga kusut. Untuk mengatasinya, biasanya digunakan line hauler. 2

C. Tujuan Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar Peserta diharapkan mampu menjelaskan pengoperasikan alat tangkap rawai dasar, dan mengusai teknik penangkapannya. 2. Indikator Keberhasilan Peserta diharapkan dapat menerapkan metode penangkapan ikan dengan menggunakan rawai dasar D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Materi Pokok 1, Klasifikasi Rawai (long line) A. Klasifikasi Rawai B. Indikator Keberhasilan C. Latihan D. Rangkuman E. Evaluasi Materi Pokok 1 F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Materi Pokok 2, Konstruksi Bagian-Bagian Rawai Dasar A. Konstruksi B. Indikator Keberhasilan C. Latihan D. Rangkuman E. Evaluasi Materi Pokok 2 F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Materi Pokok 3, Operasi Penangkapan Ikan dengan Rawai Dasar ( bottom long line) 3

A. Operasi Penangkapan dengan Rawai Dasar (bottom long line) B. Indikator Keberhasilan C. Latihan D. Rangkuman E. Evaluasi Materi Pokok 3 F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 4

MATERI POKOK 1 KLASIFIKASI RAWAI (LONG LINE) A. Klasifikasi Rawai (long line) Rawai (long line) terdiri dari rangkaian tali utama dan tali pelampung, dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan berdiameter lebih kecil dan di ujung tali cabang ini diikatkan pancing yang berumpan. Rawai dapat diklasifikasikan berdasarkan letak pemasangan pada saat pengoperasian, berdasarkan susunan mata pancing dan berdasarkan ikan sebagai tujuan hasil tangkapan. Adapun klasifikasinya sebagai berikut; 1. Berdasarkan letak pemasangan pada saat pengoperasian yaitu: a. Rawai permukaan (surface long line) b. Rawai pertenggahan (sub surface long line) c. Rawai dasar (bottom long line) Gambar 1. Rawai permukaan 5

Gambar 2. Rawai pertengahan Gambar 3. Rawai Dasar 2. Berdasarkan susunan mata pancing pada tali utama yaitu : a. Rawai tegak (vertikal long line) b. Rawai mendatar (horizontal long line) 6

Gambar 4. Rawai tegak Gambar 5. Rawai mendatar 3. Berdasarkan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan yaitu : a. Rawai tuna (tuna long line) b. Rawai albakora (albacore long line) c. Rawai kakap dan lain sebagainya Materi ini hanya membahas secara lebih mendalam tentang rawai dasar (bottom long line). Dalam satu satuan alat tangkap rawai dasar disebut dengan satu 7

basket, pada setiap basketnya terdiri dari : Tali utama (main line), Tali cabang (branch line), pancing (hook), tali pelampung (buoy line) dan pelampung (buoy). B. Indikator Keberhasilan Peserta mampu memahami dengan benar tentang klasifikasi alat tangkap rawai (long line) C. Latihan 1. Sebutkan berapa macam rawai berdasarkan letak pemasangan pada saat pengoperasiannya? 2. Sebutkan berapa macam rawai berdasarkan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapannya? 3. Sebutkan berapa macam rawai berdasarkan susunan mata pancing pada tali utama? D. Rangkuman 1. Rawai atau biasa disebut dengan long line dapat diartikan sebagai tali yang panjang. 2. Rawai dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Berdasarkan letak pemasangan pada saat pengoperasian yaitu : 1) Rawai permukaan, 2) Rawai pertenggahan, dan 3) Rawai dasar. b. Berdasarkan susunan mata pancing pada tali utama yaitu : 1) Rawai tegak, 8

2) Rawai mendatar. c. Berdasarkan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan yaitu: 1) Rawai tuna, 2) Rawai albakora, 3) Rawai kakap dan lain sebagainya 3. Dalam satu satuan alat tangkap rawai disebut dengan satu basket, pada setiap basketnya terdiri dari : Tali utama (main line), Tali cabang (branch line), pancing (hook), tali pelampung (buoy line) dan pelampung (buoy). E. Evaluasi Materi Pokok Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang menurut anda paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d. 1. Rawai dasar biasa disebut dengan : a. Long line b. Bottom long line c. Vertikal long line d. Ordinary long line 2. Rawai pertenggahan biasa disebut dengan : a. Long line b. Bottom long lien c. Sub surface long line d. Vertikal long line 3. Rawai permukaan biasa disebut dengan : a. Surface long line b. Long line c. Ordinary long line 9

d. Bottom long line 4. Dalam satu satuan alat tangkap rawai dasar disebut dengan : a. Satu ikat b. Satu blong c. Satu keranjang d. Satu basket 5. Rawai dasar memiliki tali cabang dalam satu basket sebanyak : a. 4 6 buah b. 2 3 buah c. 1 4 buah d. 10 15 buah F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir Buku Materi Pokok ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk megetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar materi pokok 1. Rumus : Tingkat Penguasaan = x 100% Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % : Baik sekali 80 % - 89 % : Baik 10

70 % - 79 % : Cukup 69 % : Kurang Bila tingkat penguasaan anda mencpai 80 % ke atas, anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya, Bagus, tetapi apabila nilai yang anda capai di bawah 80 %, anda harus mengulangi kegiatan belajar materi pokok 1, terutama pada bagian yang belum anda kuasai. 11

MATERI POKOK 2 KONSTRUKSI BAGIAN-BAGIAN RAWAI DASAR A. Konstruksi Bagian Bagian Rawai Dasar 1. Bagian-Bagian Rawai Dasar (bottom long line) a. Tali Utama (main line) Main line terbuat dari bahan polyethylene (PE) Ø 4 mm dan berukuran panjang 100 m dalam 1 basket (keranjang tali). Gambar 6. Konstruksi Rawai Dasar b. Tali Cabang (branch line) Terbuat dari bahan Nylon monofilament yang pada tiap ujungnya ditambah wire 0,2 mm ( panjang 0,20 m ) sehingga total panjang tiap branch line 1,50 m dan dilengkapi dengan mata pancing serta diikat pada main line dengan jarak 5 m. 12

Gambar 7. Tali Cabang (branch line) c. Mata Pancing (hook) Bahan mata pancing terbuat dari baja. Ukuran mata pancing ini adalah nomor 6 (enam), 7 (tujuh) atau 8 (delapan). Gambar 8. Mata Pancing d. Pelampung dan Bendera Tanda Pelampung terbuat dari plastik dengan daya apung sebesar 4,8 kg dan tiang bendera tanda pada pelampung ini terbuat dari bambu dengan panjang 1,50 m. Beberapa pelampung pada main line terbuat dari potongan-potongan sandal. 13

Gambar 9. Pelampung dan Bendera e. Pemberat Pemberat dari batu seberat 10-15 kg dipasang pada tiap-tiap basket atau unit alat tangkap. Gambar 10. Pemberat 14

f. Kili kili (swivel) Swivel atau kili-kili berfungsi sebagai penyambung antar main line agar satu sama lain tidak kusut. Swivel ini terbuat dari besi/baja. Gambar 11. Kili kili (swivel) 2. Cara Pembuatan Setelah mempersiapkan main line, selanjutnya disiapkan juga tali pelampung yang panjangnya 1-1½ kali kedalaman perairan dan tali pemberat. Tali-tali ini nantinya diikatkan pada ujung main line pada setiap basket, branch line dipasang sepanjang main line dengan jarak antar branch line 5 m. Pada ujung-ujung branch line diikatkan mata pancing. 15

Setiap unit rawai dasar yang telah selesai dibuat, disusun/dimasukkan kedalam basket sehingga mudah untuk dioperasikan. Gambar 12. Cara pembuatan 16

B. Indikator Keberhasilan Peserta mampu memahami dengan benar tentang bagian-bagian dari rawai dasar dan cara pembuatan alat tangkap rawai dasar. C. Latihan 1. Sebutkan bagian-bagian dari rawai? 2. Terbuat dari bahan apakah tali utama (main line)? 3. Terbuat dari bahan apakah tali cabang (branch line)? 4. Berapa ukuran mata pancing yang digunakan? 5. Apakah fungsi dari kili-kili (swivel) D. Rangkuman 1. Pada dasarnya rawai terdiri dari gabungan beberapa bagian yaitu : tali utama, tali cabang utama, kili-kili, tali cabang tambahan, kawat baja, pancing, tali pelampung, dan pelampung. 2. Setiap unit rawai dasar yang telah selesai dibuat atau disusun dimasukkan kedalam basket sehingga mudah untuk dioperasikan. E. Evaluasi Materi Pokok Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang menurut anda paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d. 1. Rawai Dasar (bottom long line) dibuat dari : a. rangkaian tali temali dan pancing b. rangkaian benang jaring c. rangkaian kawat baja d. rangkaian webbing 17

2. Sebutkan bagian-bagian utama Rawai Dasar (bottom long line) a. Main line, tali utama, tali pembantu, skiyama, wire leader, pancing, pelampung dan pemberat b. Main line, branch line, swivel, skiyama, wire leader, hook, pelampung, tali pelampung dan pemberat c. Badan jaring, tali slambar, sayap, tali ris bawah, pelampung dan pemberat d. Badan jaring, tali ris atas, tali ris bawah, tali guci, pelampung dan pemberat 3. Tali utama (main line) dibuat dari : a. Polyethylene (PE) b. Manila c. Kapas d. Serat hewani 4. Swivel dibuat dari : a. Besi/baja b. Timah c. Kuningan d. Baja anti karat 5. Berapakah daya apung dari pelampung : a. 1,8 kg b. 2,8 kg c. 3,8 kg d. semuanya salah 18

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir Buku Materi Pokok ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk megetahui tingkat penguasaan anda terhadap kegiatan blajar materi pokok 2. Rumus : Tingkat Penguasaan = x 100% Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % : Baik sekali 80 % - 89 % : Baik 70 % - 79 % : Cukup 69 % : Kurang Bila tingkat penguasaan anda mencpai 80 % ke atas, anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya, Bagus, tetapi apabila nilai yang anda capai di bawah 80 %, anda harus mengulangi kegiatan belajar materi pokok 2, terutama pada bagian yang belum anda kuasai. 19

MATERI POKOK 3 OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAWAI DASAR A. Operasi Penangkapan Ikan Dengan Rawai Dasar (bottom long line) 1. Persiapan Penangkapan Persiapan yang dilakukan adalah menempatkan unit alat tangkap yang telah tersusun rapi dalam basket pada bagian buritan kapal. Disiapkan pula pelampung dan pemberat yang masing-masing ditempatkan pada posisi yang berdekatan dengan unit alat yang terdapat dalam basket, demikian pula ikan-ikan umpan dan personal yang akan menangani masing-masing bagian tersebut. Gambar 13. Persiapan penangkapan 20

2. Cara Operasi Penangkapan a. Setting Setting (penurunan alat tangkap) dilakukan pada bagian buritan kapal oleh 4 orang yang masing-masing menangani pekerjaan masingmasing. Orang pertama manangani pemasangan umpan pada mata pancing yang sekaligus melempar branch line, orang kedua bertugas mengulurkan/membuang main line, orang ketiga mempersiapkan tali-tali pelampung, bendera dan pemberat serta basket dan orang keempat mengemudikan kapal selama operasi berlangsung. Setting diawali dengan merangkai ujung-ujung main line dengan tali-tali pemberat dan tali-tali pelampung yang kemudian dilemparkan ke laut, setelah itu diteruskan dengan mengulur main line dan melempar branch line dan mata pancing yang telah dilengkapi umpan. Pada saat hampir menyelesaikan penurunan satu basket rawai dasar, maka pada ujung akhir dari main line basket pertama diikatkan lagi tali-tali yang telah dilengkapi pemberat dan pelampung. Demikian seterusnya sampai pada keseluruhan basket yang diperlukan (setting ini dilakukan dalam keadaan kapal berjalan pelan dan tetap pada haluannya). 21

Gambar 14. Setting b. Hauling Hauling (menarik alat tangkap) dilakukan 2 jam setelah setting dan dapat ditangani oleh 4-5 orang. Orang pertama dan kedua masing-masing melakukan penarikan main line dan branch line yang sekaligus melepas ikan hasil tangkapan dari mata pancing, orang ketiga menangani hasil tangkapan dan menyusun 22

serta merapikan alat tangkap pada masing-masing basket, orang keempat rnengemudikan kapal (hauling ini dilakukan dalam keadaan kapal melaju pelan). Pekerjaan hauling diawali dengan menaikkan pelampung dan pemberat yang diikuti dengan main line dan branch line serta melepas/memungut hasil-hasil tangkapan. Pekerjaan ini dilakukan di haluan kapal. Gambar 15. Hauling 23

3. Daerah penangkapan Daerah penangkapan (fishing ground) yakni pada perairan dengan kedalalaman antara 30-75 m dengan dasar perairan lumpur campur pasir (hal ini dapat diketahui dari peta laut atau dari nelayan yang berpengalaman) atau didekat daerah perairan berkarang. 4. Hasil Tangkapan Penangkapan dengan menggunakan rawai dasar dimaksudkan untuk menangkap ikan kakap merah, manyung, serta cucut. Hasil tangkapan pada pengoperasian rawai dasar sangat dipengaruhi oleh: a. Kepadapat gerombolan ikan di daerah penangkapan b. Keadaan cuaca dan curah hujan c. Jarak pancing yang satu dengan yang lain d. Keadan jenis umpan Gambar 16. Ikan Kakap Merah 24

Gambar 17. Ikan Manyung Gambar 18. Ikan Cucut 5. Umpan Umpan pada perikanan rawai dasar sangat diperlukan, umpan yang digunakan adalah ikan segar beku, tetapi pada saat ini dipergunakan pula umpan hidup yaitu dengan umpan bandeng. Penggunaan umpan ikan segar harus memenuhi persyaratan yaitu: 25

a. Memiliki warna yang cerah dan mengkilat di dalam air, sehingga dapat menarik perhatian ikan. b. Mempunyai bau yang khas yaitu bau air laut (anyir). c. Tahan terkait pad mata pancing selama di dalam air. d. Mudah didapat dan tersedia dalam jumlah banyak. e. Harga relatif murah. f. Sirip tidak terlalu tebal tetapi kuat, punggung harus kuat. Beberapa jenis ikan yang dapat dijadikan umpan yaitu : bandeng (chanos chanos), lemuru (sardinella longiceps), Cumi-cumi (Loligo spp), Kembung (Rastrelliger spp), Layang (Decapterus spp). Umpan dapat dipasang pada celah tutup insang, mata, mulut, sirip pungung pertama, badan, ekor ataupun bagian lainnya. Gambar 19. Cumi-Cumi 26

Gambar 20. Ikan Kembung B. Indikator Keberhasilan Peserta mampu memahami dengan benar operasi penangkapan ikan dengan menggunakan rawai dasar. C. Latihan 1. Sebelum operasi penangkapan apa saja yang harus dipersiapkan? 2. Sebutkan dan jelaskan bagaimana setting rawai dasar dilakukan? 3. Sebutkan syarat umpan segar yang dapat digunakan untuk penangkapan dengan rawai dasar? 4. Sebutkan jenis jenis ikan yang tertangkap alat tangkap rawai dasar? 5. Sebutkan jenis-jenis ikan umpan yang dipergunakan rawai dasar? 27

D. Rangkuman 1. Daerah penangkapan atau lazim disebut fishing ground adalah suatu daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian rawai dasar yaitu: a. bukan daerah yang dilarang menangkap ikan, b. terdapat ikan tuna c. alat tangkap dapat dengan mudah dioperasikan, d. lokasinya secara ekonomis mengguntungkan. 2. Hasil tangkapan pada pengoperasian rawai tuna sangat dipengaruhi oleh: a. Kepadapat gerombolan ikan di daerah penangkapan, b. Keadaan cuaca dan curah hujan, c. Jarak pancing yang satu dengan yang lain d. Keadan jenis umpan 3. Umpan pada perikanan rawai dasar sangat diperlukan, umpan yang digunakan adalah ikan segar beku, tetapi pada saat ini dipergunakan pula umpan hidup yaitu dengan umpan bandeng. 4. Penggunaan umpan ikan segar harus memenuhi persyaratan yaitu : a. Memiliki warna yang cerah dan mengkilat di dalam air, sehingga dapat menarik perhatian ikan tuna. b. Mempunyai bau yang khas yaitu bau air laut (anyir) c. Tahan terkait pad mata pancing selama di dalam air d. Mudah didapat dan tersedia dalam jumlah banyak e. Harga relatif murah f. Sirip tidak terlalu tebal tetapi kuat, punggung harus kuat. 28

5. Beberapa jenis ikan yang dapat dijadikan umpan yaitu : bandeng (chanos chanos), lemuru (sardinella longiceps), Cumi-cumi (Loligo spp), Kembung (Rastrelliger spp), Layang (Decapterus spp). 6. Umpan dapat dipasang pada celah tutup insang, mata, mulut, sirip pungung pertama, badan, ekor ataupun bagian lainnya. E. Evaluasi Materi Pokok Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang menurut anda paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d. 1. Operasi penangkapan dengan alat tangkap rawai tuna meliputi dua kegiatan yaitu : a. Setting dan towing b. Towing dan hauling c. Setting dan towing d. Setting dan hauling 2. Berikut ini jenis-jenis ikan umpan rawai dasar kecuali : a. ikan mas b. bandeng c. lemuru d. kembung 3. Berikut ini jenis-jenis ikan hasil tangkapan rawai dasar kecuali : a. Cucut b. Manyung c. Kakap d. Albakora 29

4. Berikut ini merupakan persyaratan ikan umpan rawai dasar kecuali : a. warna mengkilap di dalam air b. panjangnya lebih kurang 30 cm c. baunya anyir d. tahan di dalam air selama operasi penangkapan 5. Yang pertama kali di lepas ke laut pada saat setting adalah : a. Pelampung tanda b. radio buoy c. pemberat d. tali pelampung F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir Buku Materi Pokok ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk megetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar materi pokok 3. Rumus : Tingkat Penguasaan = x 100% Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % : Baik sekali 80 % - 89 % : Baik 70 % - 79 % : Cukup 69 % : Kurang 30

Bila tingkat penguasaan anda mencpai 80 % ke atas, anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya, Bagus, tetapi apabila nilai yang anda capai di bawah 80 %, anda harus mengulangi kegiatan belajar materi pokok 3, terutama pada bagian yang belum anda kuasai. 31

PENUTUP Dengan tersusunya buku ini semoga dapat menjadi acuan bagi para penyuluh dalam memberikan materi kepada peserta didik. Sehingga peserta didik diharapkan mampu memahami dan mengaplikasikan usaha penangkapan dengan menggunakan rawai dasar dengan baik. 32

KUNCI JAWABAN A. Materi Pokok 1 a. Latihan 1. Rawai permukaan (surface long line), Rawai pertenggahan (sub surface long line), Rawai dasar (bottom long line). 2. Rawai tuna (tuna long line), Rawai albakora (albacore long line), Rawai kakap dan lain sebagainya. 3. Rawai tegak (vertikal long line), Rawai mendatar (horizontal long line) b. Evaluasi 1. B 2. C 3. A 4. D 5. D B. Materi Pokok 2 a. Latihan 1. Tali Utama (main line), Tali Cabang (branch line), Mata Pancing (hook), Pelampung dan Bendera Tanda, Pemberat, Kili kili (swivel) 2. Polyethylene 3. Nylon monofilament 4. Pancing nomor 6 (enam), 7 (tujuh) atau 8 (delapan) 5. Berfungsi sebagai penyambung antar main line agar satu sama lain tidak kusut. b. Evaluasi 1. A 2. B 33

3. A 4. A 5. D C. Materi Pokok 3 a. Latihan 1. Persiapan yang dilakukan adalah menempatkan unit alat tangkap yang telah tersusun rapi dalam basket pada bagian buritan kapal. Disiapkan pula pelampung dan pemberat yang masing-masing ditempatkan pada posisi yang berdekatan dengan unit alat yang terdapat dalam basket, demikian pula ikan-ikan umpan dan personal yang akan menangani masing-masing bagian tersebut. 2. Setting (penurunan alat tangkap) dilakukan pada bagian buritan kapal oleh 4 orang yang masing-masing menangani pekerjaan masing-masing. Orang pertama manangani pemasangan umpan pada mata pancing yang sekaligus melempar branch line, orang kedua bertugas mengulurkan/membuang main line, orang ketiga mempersiapkan tali-tali pelampung, bendera dan pemberat serta basket dan orang keempat mengemudikan kapal selama operasi berlangsung. 3. Penggunaan umpan ikan segar harus memenuhi persyaratan yaitu: a) Memiliki warna yang cerah dan mengkilat di dalam air, sehingga dapat menarik perhatian ikan. b) Mempunyai bau yang khas yaitu bau air laut (anyir). c) Tahan terkait pad mata pancing selama di dalam air. d) Mudah didapat dan tersedia dalam jumlah banyak. e) Harga relatif murah. f) Sirip tidak terlalu tebal tetapi kuat, punggung harus kuat. 34

4. Ikan kakap merah, manyung, serta cucut, dll 5. Bandeng (chanos chanos), lemuru (sardinella longiceps), Cumi-cumi b. Evaluasi 1. D 2. A 3. D 4. B 5. A (Loligo spp), Kembung (Rastrelliger spp), Layang (Decapterus spp). 35

DAFTAR PUSTAKA 1. Ayodhyoa, A. U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan dewi sri, Bogor. 2. Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan, Departemen Kelautan Perikanan 1988. Petunjuk pembuatan dan pengoperasian Rawai (long line) Tuna serta penanganan tuna segar untuk ekspor. BBPPI Semarang 3. Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan, Departemen Kelautan Perikanan 1998. Petunjuk pembuatan dan pengoperasian mini bottom long line. BBPPI Semarang 36

GLOSARIUM Long line Setting Hauling : Rawai terdiri dari rangkaian tali utama dan tali pelampung, dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan berdiameter lebih kecil dan di ujung tali cabang ini diikatkan pancing yang berumpan. : Penurunan alat tangkap : Menarik alat tangkap Fishing Ground : Daerah/tempat nelayan melakukan operasi penangkapan 37