BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih bebas. Oleh karena itu, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan bersaing. negara ASEAN (Purwaningsih dan Kusuma, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses perubahan struktural di Indonesia dapat ditandai dengan: (1) menurunnya pangsa

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Disamping itu, kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia. kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian saat itu mengalami keterpurukan. Kemunculan sektor Usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

BAB I PENDAHULUAN. Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, peternakan, perumahan, kaeuangan dan usaha-usaha lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesejahteraan ekonomi dari masyarakat juga berkembang.pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak yang membutuhkan aliran informasi yang cepat dan murah.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. berbagai cara seperti melakukan inovasi produk dengan meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. merubah perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Hal yang berimbas kepada

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. sajikan data-data yang terkait dengan sektor - sektor yang akan di teliti,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat bantu dalam pengolahan data. Seiring semakin pesatnya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam berbisnis. Menyebabkan lingkungan bisnis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kunci bangsa indonesia keluar dari krisis. UKM banyak yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2016, sektor industri makanan dan minuman mengalami. dan minuman menjadi andalan dalam mendongkrak pertumbuhan industri

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat. Kesulitan pendanaan pun menimpa usaha-usaha kecil sampai usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. bahkan luar negeri. Hal ini dikarenakan produk souvenir merupakan produk

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian

BAB I PENDAHULUAN. koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan, salah satu fungsinya yang terpenting

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Dalam masa krisis ekonomi yang melanda Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini karena usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antarpelaku usaha, tapi juga untuk pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. Lebih dari itu, pengembangan UKM mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan struktural, yaitu meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional. Dikutip dari harian Republika edisi 12 September 2012, Pertumbuhan jumlah wirausahawan saat ini berkembang pesat seiring dengan dukungan pemerintah. Berdasarkan data BPS tahun 2012, jumlah wirausahawan di Indonesia mencapai 3.707.205 orang, sedangkan Berdasarkan Kadin (Kantor Dagang dan Industri ) di Bandung sendiri saat ini terdapat 3000 unit UMK. Saat ini pertumbuhan wirausahawan yang semakin meningkat tidak diiringi dengan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil, yang mana berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistik tahun 2012 pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil pada triwulan II turun sebesar -6,38 % pada triwulan I bagi semua sektor Industri kecuali tekstil, elektronik dan optik, dan pengolahan tembakau. Sentra sepatu Cibaduyut juga ikut berkontribusi pada penurunan pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil tahun 2012. Berdasarkan data yang diperoleh dari Instalasi Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut terdapat beberapa unsur atau potensi yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dalam Grafik 1.1 berikut

870 860 850 840 830 820 810 800 Unit Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 Unit Usaha Gambar 1.1 Grafik Jumlah Unit Usaha di Sentra Persepatuan Cibaduyut tahun 2005-2009 Sumber : Instalasi Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut Dinas Industri & Perdagangan kota Bandung (2013) Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa jumlah unit kerja atau UKM di Cibaduyut mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Tahun 2005 jumlah unit kerja sebanyak 845 unit, kemudian menurun ditahun 2006 menjadi 828 unit kerja. Pada tahun 2007, unit kerja persepatuan di Cibaduyut mengalami peningkatan menjadi 847 dan terus meningkat ditahun 2008 menjadi 867 unit kerja. Namun sayangnya penurunan jumlah unit kerja terjadi kembali ditahun 2009 menjadi 844 unit kerja saja. Tidak hanya dari segi jumlah UKM/Unit kerja yang mengalami fluktuasi jumlah dari tahun ke tahun, begitu pula terjadi pada penyerapan jumlah tenaga kerja di Sentra IKM Persepatuan Cibaduyut.

3650 Tenaga Kerja 3600 3550 3500 Tenaga Kerja 3450 3400 2005 2006 2007 2008 2009 Gambar 1.2 Grafik Jumlah Tenaga Kerja di Sentra Persepatuan Cibaduyut tahun 2005-2009 Sumber : Instalasi Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut Dinas Industri & Perdagangan kota Bandung (2013) Terlihat dari Grafik 1.2 jumlah tenaga kerja di atas, tahun 2005 jumlah tenaga kerja di Sentra Persepatuan Cibaduyut sebanyak 3556 orang, kemudian mengalami penurunan ditahun 2006 menjadi 3496 orang, ditahun 2007 dan 2008 jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan, namun seiring dengan penurunan jumlah unit kerja maka penyerapan tenaga kerjapun ikut menurun. Ditahun 2009 jumlah tenaga kerja di Sentra Persepatuan Cibaduyut menjadi sebanyak 3590 orang. Dari segi volume produksi per tahun ternyata data dilapangan membuktikan bahwa lagi-lagi mengalami grafik yang fluktuatif dan diakhiri oleh penurunan jumlah produksi ditahun 2009. Ditahun 2005 jumlah produksi sepatu mencapai angka 4.046.700 pasang sepatu, kemudian mengalami penurunan kembali ditahun berikutnya menjadi 3.310.800 pasang sepatu, di tahun 2007 peningkatan jumlah produksi terjadi menjadi 4.546.300 pasang dan meningkat kembali ditahun 2008 menjadi 4.952.780 pasang sepatu. Karena unit kerja dan tenaga kerja yang menurun di tahun 2009 maka berimbas pula pada penurunan volume produksi

ditahun yang sama menjadi hanya 4.091.200 pasang sepatu saja. Berikut Grafik 1.3 jumlah produksi sepatu di sentra persepatuan Cibaduyut: 6000000 Produksi/Thn 5000000 4000000 3000000 2000000 Produksi/Thn 1000000 0 2005 2006 2007 2008 2009 Gambar 1.3 Grafik Jumlah Produksi Sepatu per tahun di Sentra Persepatuan Cibaduyut tahun 2005-2009 Sumber : Instalasi Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut Dinas Industri & Perdagangan kota Bandung (2013) Menurut Tommy pengurus Ikatan Pengrajin Sepatu Cibaduyut, ketika diwawancarai oleh redaksi Tribun News Januari 2012 Penurunan segi unit kerja, tenaga kerja, dan volume produksi disebabkan oleh kendala permodalan dan tenaga ahli.(www.tribunnews.com). Berdasarkan laporan akhir Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, aspek permodalan yang dimiliki oleh para pedagang di kawasan sentra perdagangan Cibaduyut adalah modal sendiri, modal pinjaman, dan uang muka dari buyer (PO). Pada umumnya pengusaha yang kuat mempunyai modal sendiri yang besar dan kebutuhan akan modal berusaha meminjam dari lembaga perbankan. Sedangkan untuk usaha kecil lebih cenderung mengandalkan dari uang muka (PO) dan modal sendiri. Karena proses dan sistem jual beli yang rata rata mengandalkan uang muka dari konsumen sebagai modal, maka posisi tawar pedagang kecil di kawasan Cibaduyut relatif tidak kuat. Saluran distribusi dapat

mendikte atau memonopoli para pedagang, baik mengenai harga, diskon, pembayaran, sampai penyerahan barang. Kebanyakan pengusaha sepatu khususnya pengusaha kecil terperangkap dengan dikte yang dilancarkan saluran distribusi sebagai suatu ketergantungan. Karena peningkatan modal usaha melalui penyisihan keuntungan dirasakan relatif lambat dan keuntungan yang relatif rendah, maka hal diatas yang menyebabkan penurunan jumlah UKM (unit kerja) yang secara efek domino berimbas pula pada penurunan jumlah tenaga kerja dan volume produksi sepatu di sentra persepatuan Cibaduyut. Salah satu unsur modal adalah modal kerja. Modal kerja adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (Riyanto;2009). Untuk mempertahankan kelangsungan usaha maka modal kerja harus dikelola dengan efektif dan efisien, karena sebagian besar sumber daya yang dimiliki perusahaan tertanam di modal kerja yang mana modal kerjalah yang membiayai semua kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja yang berlebihan menunjukan adanya dana yang tidak produktif, sebaliknya kekurangan modal kerja akan menimbulkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan profit. Heizer & Render (2009) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja sektor usaha mikro dan kecil (UMK) dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal. Faktor internal meliputi (1) area fungsional pemasaran (pelayanan, distribusi, promosi, harga, jalur distribusi, dan penempatan produk); (2) area keuangan (pinjaman, biaya modal, modal kerja, piutang, utang, pengendalian keuangan, dan jalur kredit); (3) area operasi Sedangkan faktor eksternal meliputi aspek sosial budaya dan ekonomi, serta peranan lembaga terkait seperti pemerintah Berdasarkan beberapa data dan literatur yang telah disarikan mengenai masalah diatas dan maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA SENTRA PENGRAJIN SEPATU CIBADUYUT

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah untuk diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi modal kerja pada pengrajin sepatu di Cibaduyut Bandung? 2. Bagaimana kondisi keberhasilan usaha yang telah dicapai pengrajin sepatu di Cibaduyut Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha pengrajin sepatu di Cibaduyut Bandung? 4. Seberapa besar hubungan modal kerja dengan keberhasilan usaha pengrajin sepatu Cibaduyut Bandung? 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap data dan informasi yang berhubungan dengan faktor keberhasilan usaha khusunya modal kerja, pengaruhnya terhadap keberhasilan usaha sepatu di Cibaduyut dengan tujuan memperoleh temuan mengenai: 1. Kondisi modal kerja pada pengrajin sepatu Cibaduyut Bandung. 2. Kondisi keberhasilan usaha yang telah dicapai pengrajin sepatu Cibaduyut Bandung. 3. Besarnya pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha pengrajin sepatu Cibaduyut Bandung 4. Besarnya hubungan antara modal kerja dengan keberhasilan usaha pengrajin sepatu Cibaduyut Bandung

1.3.2 Manfaat Dengan diperolehnya informasi tentang pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha dari penelitian ini diharapkan akan memperoleh manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan sebagai berikut : 1) Bagi penulis a. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian pendidikan Diploma IV, Program Studi Administrasi Bisnis, Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung. b. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penelitian di bidang bisnis, terutama mengenai pengaruh modal kerja dan keberhasilan usaha c. Dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapat selama kuliah di Politeknik Negeri Bandung, terutama mata kuliah yang berkaitan erat dengan bisnis. 2) Bagi perusahaan/instansi Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dari aspek praktis bagi pengusaha sepatu Cibaduyut mengenai pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha. 3) Bagi Institusi Polban dan Jurusan Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan perbandingan khususnya mengenai pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha. 4) Pembaca a. Menambah wawasan bagi pembaca mengenai pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha perusahaan. b. Sebagai informasi bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian yang sama atau penelitian lanjutan mengenai pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha perusahaan.

1.4 Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan laporan dalam penyelesaian tugas akhir ini berisi babbab yang setiap bab memiliki sub bab yang mencakup pembahasan-pembahasan dalam penelitian. Sistematika penyusunan laporan secara keseluruhan adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN, meliputi : 1. Latar belakang masalah, isi dari bagian ini adalah mengenai informasi dan melatarbelakangi masalah yang ada pada penelitian ini 2. Identifikasi masalah, isi dari bagian ini adalah rumusan masalah penelitian yang dibatasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dalam sebuah penelitian. 3. Tujuan penelitian, isi dari bagian ini disebutkan untuk apa penelitian ini dilakukan dan apa yang akan dihasilkan dari penelitian ini. 4. Manfaat penelitian, isi dari bagian ini disebutkan manfaat dalam melakukan penelitian, baik bagi penulis, pembaca, dan perusahaan. 5. Sistematika laporan, meliputi gambaran urutan isi dari laporan penelitian ini. 6. Lokasi dan waktu penelitian, meliputi kapan dan dimana penelitian ini dilakukan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, meliputi : 1. Tinjauan pustaka, dalam tinjauan pustaka dibahas mengenai teori-teori yang mendasari penelitian ini. baik dari buku, jurnal hingga internet yang dapat ditanggungjawabkan. Adapun teori yang digunakan antara lain mengenai modal kerja dan keberhasilan usaha. 2. Kerangka pikir, kerangka pikir merupakan gambaran pemetaan konsep dari penelitian yang akan dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN, meliputi : 1. Prosedur penelitian, terdiri dari langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian mulai dari pemilihan topik hingga penyusunan laporan penelitian.

2. Metode dan teknik penelitian, dalam bagian ini dijelaskan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan. 3. Populasi dan sampling, bagian ini menjelaskan populasi yang akan dijadikan objek penelitian, teknik sampling yang digunakan untuk mendapatkan jumlah sampel yang akan diambil. 4. Teknik pengumpulan data, berisi tentang teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam melakukan penelitian dan menulis laporan penelitian. 5. Metode analisis data, berisi metode-metode yang digunakan dalam menganalisis data yaitu aplikasi SPSS 6. Variabel operasional, yang menggambarkan variabel independen dan dependen secara spesifik dan terstruktur untuk dijadikan kerangka pembuatan kuisioner penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, meliputi: 1. Hasil penelitian, pada bagian ini berisi hasil dari pengolahan data melalui metode yang disebutkan diatas. 2. Pembahasan, dari hasilnya tersebut dibahas oleh penulis dengan landasan teori-teori yang ada membentuk sebuah narasi yang mudah dipahami. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian terakhir dari penelitian ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan penelitian ini dan saran-saran untuk perbaikan yang berkaitan dengan pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada Sentra Industri Sepatu Cibaduyut Bandung yang berada di sepanjang Jalan Raya Cibaduyut Bandung. Penelitian ini akan dilakukan mulai 1 Maret sampai 31 Mei 2013