TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN TINGKAT KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI ACEH BESAR KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN IN READINESS TO FACE MENARCHE STATE OF ACEH BESAR

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NUSA BHAKTI KOTA SEMARANG

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

Eka Puspa Janurviningsih 1, Rina Suparyanti 2, Syaifuddin 3

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS V DAN VI DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI MENARCHE TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN SISWI SMP KELAS VII MENJELANG MENARCHE DI SMP NEGERI 1 SEMARAPURA.

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

: Knowledge, Sources of information by peers, Attitude, Readiness, Menarche

JST Kesehatan, Oktober 2017, Vol. 7 No. 4 : ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI TAHUN 2014

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

: THERESYA GATRA STERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

SIKAP IBU TERHADAP KECEMASAN REMAJA PUTRI (KELAS VI) DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI GEBANGSARI 04 SEMARANG

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PERILAKU SADARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU PERAWATANDIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 3 BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SD TENTANG MENSTRUASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN DI SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN TINGKAT KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE Tita Restu Yuliasri & Dyah Ayu Tri Puspita Ning Tyas Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan, Bantul e-mail : tita_dheta@yahoo.com Abstract: The Knowledge Level of Reproductive Health with The Readiness Level to Face Menarche. Information on reproductive health is essential to be disseminated including reproductive tract infections because women are more susceptible to reproductive tract infection than men, and for women, reproductive tract has negative consequences for the future, such as infertility, cervical cancer, ectopic pregnancy and disorders in the fetus/ infant. To find out the correlation between knowledge level about reproductive health with the readiness level to face menarche for girls at Juru Gentong State Elementary School class IV and V. This study was conducted by the method of analytic survey with cross sectional design. The population is the entire female students at Juru Gentong State Elementary School with the total of 381 students. Sampling techniques was purposive sampling. Samples were 55 girls. The data was collected using a questionnaire. The data analysis used univariate and bivariate-analysis. Bivariate analysis was performed by chi-square test. There is a relationship between the knowledge level about reproductive health with the readiness to face menarche for girls at Juru Gentong State Elementary School, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Keywords: knowledge, readiness to face menarche Abstrak: Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Tingkat Kesiapan Menghadapi Menarche. Informasi tentang kesehatan reproduksi penting untuk disebarluaskan termasuk infeksi saluran reproduksi karena perempuan lebih mudah terkena infeksi saluran reproduksi dibandingkan dengan pria, dan pada perempuan saluran reproduksi mempunyai dampak buruk ke masa depan seperti kemandulan, kanker leher rahim, kehamilan di luar kandungan dan kelainan pada janin/ bayi. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan tingkat kesiapan menghadapi menarche pada siswi SD Negeri Juru Gentong kelas IV dan V. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi yaitu seluruh siswi putri SD Negeri Juru Gentong berjumlah 381 siswi. Teknik sampling adalah purposive sampling. Sampel adalah 55 remaja putri. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD Juru Gentong, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Kata Kunci : pengetahuan, kesiapan menghadapi menarche

Informasi tentang kesehatan reproduksi penting untuk disebarluaskan termasuk infeksi saluran reproduksi karena perempuan lebih mudah terkena infeksi saluran reproduksi dibandingkan dengan pria, dan pada perempuan saluran reproduksi mempunyai dampak buruk ke masa depan seperti kemandulan, kanker leher rahim, kehamilan di luar kandungan dan kelainan pada janin/ bayi (Depkes, 2008). Pada wanita yang mengalami menarche, banyak hal yang harus diketahui yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Pada saat menarche diperlukan persiapan yang matang agar proses reproduksi dapat terlaksana secara sehat. Salah satu hal yang harus dipersiapkan terhadap proses reproduksi adalah tentang personal hygine sehingga tidak berrisiko terjadinya infeksi saluran kemih (ISK). Salah satu faktor penyebabnya adalah karena uretra wanita lebih pendek dari pada laki-laki. Selain itu kesulitan yang timbul dalam proses perawatan diri yaitu pemenuhan personal diri saat menarche atau perawatan genetalia ketika menstruasi. Sekitar 50% dari perempun yang pernah mengalami ISK akan mengalami kelainan struktur saluran kemih. ISK akan mengganggu sirkulasi dengan terbentuknya jaringan perut yang merupakan faktor terjadinya gagal ginjal kronik dan hipertensi (Manuaba, 2003). Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda akan mengalami perubahan yang ditandai dengan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial (Soetjiningsih, 2004). Transisi dari masa kanak-kanak menjadi remaja diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahanperubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh, penampilan fisik dan karakteristik fisiologis tubuh yang besar sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Perubahan ini ditimbulkan oleh kematangan fisik individu yang komplek, saling berkaitan dan memuncak serta kemampuan reproduksi. Transformasi ini dikenal sebagai pubertas dan disertai perubahan besar dalam status psikologis dan tanggung jawab di masa remaja. Perubahan- perubahan fisik yang terjadi sebagai hasil pertumbuhan tulang dan otot serta adanya perkembangan organ reproduksi eksternal dan internal ditandai dengan adanya menarche (Henderson, 2003). Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja dan sebelum memasuki masa reproduksi. Pengertian menstruasi adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus disertai dengan pengelupasan (deskuamasi) endometrium (Proverawati dan Misaroh, 2009). Datangnya menstruasi menimbulkan reaksi positif maupun negatif. Reaksi positif seperti mengalami sesuatu yang membuat mereka menjadi wanita yang lebih dewasa sedangkan reaksi negatif seperti: merasa kurang percaya diri, malu, menjauhkan diri dari pergaulan serta menganggap hal ini sebagai penyakit. Masalah yang sering muncul adalah kecemasan dan

ketakutan serta diperkuat oleh keinginan remaja putri untuk menolak proses fisiologi tersebut (Zakaria, 2002). Permulaan menstruasi akan menjadi peristiwa yang menakutkan bagi beberapa remaja putri yang kurang mempersiapkan dirinya terlebih dahulu. Banyak remaja putri yang mengalami rasa sakit saat menstruasi walaupun tidak semua remaja putri mengalaminya. Selain rasa sakit yang mereka alami, banyak diantara mereka yang direpotkan karena harus memakai pembalut dan menggantinya disaat-saat tertentu (Prawirohardjo, 2005). Berdasarkan hasil penelitian Indriyani, (2008) didapatkan kesimpulan bahwa pengetahuan dan sikap yang baik akan mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi menarche. Hasil penelitian lain bahwa komunikasi ibu dengan anak memiliki hubungan positif dengan kesiapan menghadapi menarche. Hal ini berarti apabila komunikasi ibu dengan anak berlangsung efektif maka remaja akan siap dalam menghadapi menarche (Fajri, dkk, 2011). Perawatan organ genetalia itu juga dipengaruhi oleh adanya informasi tentang kesehatan reproduksi dari rumah dan sekolah. Adanya keterbatasan orang tua dalam membicarakan tentang perawatan organ genetalia eksternal mempengaruhi kurangnya kesiapan mental dalam menghadapi menarche dini, sehingga kadang anak tertutup baik dengan orang tua/ keluarga atau teman sebayanya (Indriyani, 2008). Hasil studi pendahuluan terhadap 10 siswi kelas IV dan V di SD Negeri Juru Gentong Kecamatan Banguntapan ditemukan ada enam anak yang masih belum paham tentang kesehatan reproduksi dan menarche. Siswi di SD ini dianggap memiliki kriteria remaja awal yang akan menghadapi menarche. Usia siswi SD yang digunakan sebagai responden dalam studi pendahuluan adalah usia 10 dan 11 tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan tingkat kesiapan menghadapi menarche pada siswi SD Negeri Juru Gentong kelas IV dan V. METODE Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Juru Gentong Kecamatan Banguntapan Bantul. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi yang digunakan yaitu seluruh siswi putri SD Negeri Juru Gentong yang berjumlah 381 siswi. Teknik sampling adalah purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner untuk memperoleh data tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan kesiapan menghadapi menarche. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi- square. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dengan jumlah responden sebanyak 55 responden. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik umur responden diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur

No Umur Responden F % 1 9-10 tahun 35 63,6 2 11-12 tahun 20 36,4 Total 55 100 Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar berusia 9-10 tahun sebanyak 35 responden (63,6%) dan sebagian kecil berusia 11-12 tahun sebanyak 20 responden (36,4%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur siswi kelas IV-V di SD Juru Gentong, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta kebanyakan usianya sudah memasuki remaja yang siap menghadapi menarche. Frekuensi berdasarkan pengetahuan kesehatan reproduksi hasil analisis data adalah sebagai berikut: Tabel 2. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi No Tingkat Pengetahuan F % 1 Baik 38 69,0 2 Cukup 14 25,5 3 Kurang 3 5,5 Total 55 100 Berdasarkan tabel 2. di atas, dapat diperolah informasi bahwa sebagian besar siswi SD di Juru Gentong, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi yaitu sebesar 69,0% dari total responden. Untuk kategori pengetahuan cukup terdapat sebanyak 25,5% dari total responden, sedangkan untuk kategori kurang terdapat sebanyak 5,5% dari total responden. Frekuensi berdasarkan kesiapan menghadapi menarche adalah sebagai berikut: Tabel 3. Kesiapan Menghadapi Menarche No Kesiapan F % 1 Siap 41 74,5 2 Tidak siap 14 25,5 Total 55 100 Berdasarkan tabel 3. di atas, dapat diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswi SD di Juru Gentong, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta yang memiliki kesiapan menghadapi menarche yaitu sebesar 74,5% dari total responden. Sedangkan yang belum memiliki kesiapan menghadapi menarche sebesar 25,5% dari total responden. Hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kesiapan menghadapi menarche: Tabel 4. Tabel silang pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kesiapan menghadapi menarche Pengetahuan Kesiapan Jumlah % x 2 P Value

Siap Tidak Siap F % F % Baik 37 67,3 1 1,8 38 69,1 Sedang 4 7,2 10 18,2 14 25,4 Rendah 0 0 3 5,5 3 5,5 Total 41 74,5 14 25,5 55 100 34,811 0,000 Hasil uji statistik dengan uji chi- square didapatkan hasil bahwa x 2 hitung (34,811) > x 2 tabel (5,991) dengan p-value (Asymp.sig) yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p-value < 0,05), maka Ho ditolak dan Hα diterima, sehingga ini berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi SD Juru Gentong, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Berdasarkan tabel 2. di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan yaitu sebesar 69,0% dari total responden. Untuk kategori pengetahuan cukup terdapat sebanyak 25,5% dari total responden, sedangkan untuk kategori kurang terdapat sebanyak 5,5% dari total responden. Berdasarkan analisis yang dilakukan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik (69,0%) yang terdiri dari pengetahuan tentang pengertian menstruasi sebanyak 88,2% dapat menjawab dengan benar pertanyaan tentang menstruasi (butir soal no 1, 3, 9, 10, 17) tentang personal hygiene (butir soal no 5, 6, 13, 15, 16) sebanyak 90,8% dapat menjawab dengan benar pertanyaan tentang kebersihan selama menstruasi. Sedangkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang diketahui oleh sebagian responden adalah tentang organ reproduksi yang berperan dalam menstruasi (butir soal no 2, 18) dan apa yang bisa terjadi bila seseorang sudah mentruasi (butir soal no 8, 11, 14). Dari persentase di atas, sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang baik. Hal ini kemungkinan disebabkan perolehan informasi yang baik. Informasi dapat diperoleh remaja putri dari orang tua, teman, media massa atau buku, serta petugas kesehatan. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat penting diperoleh oleh seorang remaja putri yang akan menghadapi masa-masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa rasa ingin tahu yang sangat besar menjadikan remaja mencari sumber-sumber informasi tentang perubahan fisik dan emosi yang terjadi pada dirinya. Hal ini sejalan dengan penelitian Herlina, dkk (2009) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan remaja tentang menstruasi dengan personal hygiene saat menstruasi. Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku pola hidup

terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi pengetahuan seseorang, makin mudah menerima informasi, sebaliknya pengetahuan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2. Kesiapan Menghadapi Menarche Berdasarkan tabel 3. di atas dapat diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswi yang memiliki kesiapan menghadapi menarche yaitu sebesar 74,5 % dari total responden. Hal ini terlihat dari jawaban kuisioner yang menunjukkan sebagian besar responden (98,1%) merasa menstruasi adalah hal yang wajar dan pasti akan dialami oleh setiap perempuan (butir soal no 8, 18). Sedangkan yang belum memiliki kesiapan menghadapi menarche sebesar 25,5 % dari total responden. Hal ini terlihat dari jawaban kuisioner yang menunjukkan sebagian besar responden (50%) merasa bingung apa yang harus dilakukan jika pertama kali mendapat menstruasi (butir soal no 4, 9, 11). Hasil ini sejalan dengan penelitian Indriyani, dkk (2008) yang menunjukkan hasil bahwa 78% responden siap menghadapi menarche dan 22% tidak siap menghadapi menarche. Hasil uji korelasi Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dan kesiapan menghadapi menarche. Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam hal ini menarche adalah objek, sehingga setelah tahu benar tentang objek tersebut individu akan memberikan respon yang baik terhadap objek tersebut. Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa pada masa remaja terjadi perubahan hormon dalam tubuh yang berpengaruh pada labilnya emosi. Pertumbuhan kemampuan intelektual remaja cenderung membuat mereka bersikap kritis. Sikap ini jika dibimbing dan diarahkan dengan baik akan berakibat konstruktif dan berguna. Kesiapan biasanya terjadi bilamana remaja mendapat informasi yang menyeluruh mengenai menarche terlebih dahulu sebelum mengalaminya. 3. Hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kesiapan menghadapi menarche Dari hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik dan siap menghadapi menarche adalah sejumlah 37 (67,3%). Hasil uji korelasi Chi Square didapatkan hasil bahwa x 2 hitung (34,811) > x 2 tabel (5,991) dengan p-value (Asymp.sig) yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p-value < 0,05), maka Ho ditolak dan Hα diterima, sehingga ini berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan kesiapan menghadapi menarche. Hasil penelitian didukung oleh penelitian Yenni (2003) terhadap remaja putri SLTPN 1 Tembalangan Sampang-Madura yang melibatkan 30 responden menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang menarche didapatkan rata-rata persentase 89,3% termasuk dalam kategori

positif. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa makin baik pengetahuan responden maka akan semakin siap pula responden mengalami menarche, sebaliknya semakin kurang pengetahuan responden maka akan semakin tidak siap responden tersebut untuk mengalami menarche. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fifi (2007) terhadap 30 siswa yang belum menstruasi di SLTP Kebumen Jawa Tengah, dengan pengetahuan yang cukup akan membantu remaja dalam memahami dan mempersiapkan diri untuk menghadapi menarche. Pengetahuan tentang haid pertama sangat penting diperlukan oleh remaja putri untuk menghadapi menarche. Wilopo (2005) berpendapat bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Seiring bertambahnya usia terjadi proses perubahan yang meliputi perubahan fisik, psikis, sosial dan perilaku. Terjadi proses perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, kepribadian dan kesadaran beragama. Kematangan emosi dan kesiapan mental perlu disiapkan dalam menghadapi menarche, karena semakin muda usia siswi maka semakin belum siap untuk menerima peristiwa haid, sehingga menarche dianggap sebagai gangguan yang mengejutkan selain itu menarche yang terjadi sangat awal dalam artian masih sangat muda usianya dan kedisiplinan diri dalam hal kebersihan badan masih kurang. Selain itu, sebagian besar remaja putri pertama kali mengalami menarche saat berumur 12 tahun atau kadang ada yang di bawah 12 tahun. Kemungkinan untuk mendapatkan pengetahuan atau informasi mengenai menstruasi sangat kurang kalau tidak ada peran dari pihak keluarga maupun dari pihak sekolah dimana tempat bagi para remaja putri mendapatkan ilmu. Terdapat 25,5% responden yang belum siap dalam menghadapi menarche. Hal ini disebabkan karena ada bagi sebagian remaja putri merasa tabu saat membicarakan masalah menstruasi pada keluarganya yakni: ibu, kakak perempuan sehingga remaja putri memiliki pengetahuan kurang tentang perubahan fisik dan psikologis terkait dengan menstruasi yang jarang diperhatikan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan responden maka semakin siap dalam menghadapi menarche, sebaliknya semakin kurang pengetahuan responden maka semakin tidak siap responden tersebut menghadapi menarche. Pada usia remaja banyak pengetahuan yang harus dimiliki oleh para remaja putri mengenai kesehatan dirinya. Karena pada usia remaja terjadi perkembangan kepribadian yang penting yaitu pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup. Bila sejak dini remaja putri telah dibekali pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi maka akan berdampak baik pada pelaksanaan saat mengalami menstruasi. SIMPULAN

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD Juru Gentong, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta dengan hasil analisis x 2 hitung (34,811) > x 2 tabel (5,991). DAFTAR RUJUKAN Ali. M, Asrori M. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Aryani, dkk. 2010. Kesehatan Remaja Problem Dan Permasalahannya. Jakarta: Salemba Medika. Aziz, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Mustika. Azwar, A. 2003. Metodelogi Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Binarupa Aksara. Azwar, S. 2010. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya (Edisi Revisi II Cetakan Keempat). Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset. Badriyah 2004. Petunjuk Islami Kesehtan Reproduksi Bagi Remaja. Jakarta. Gema Insani. Depkes RI. 2008. Standar Pelayanan Kesehatan Reproduksi, SUB DINKESGA Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Depkes RI. 2011. Materi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : DepKes RI. Fajri, dkk. 2011. Hubungan Antara Komunikasi Ibu - Anak Dengan Kesiapan Menghadapi Menarche. Jurnal Psikologi Undip. Volume 10. No. 2. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala. Fifi, P. 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Menstruasi dengan Kecemasan di SMP Muhammadiyah Gombong. http://www.digilib.stikesmuhgombong.ac.id/gdl.php?mod=browse&cp=read&id=jstikesmuhg o-gdl-fifipancaw- Diakses 10 Juni 2013. Henderson, Jones. 2003. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC. Zakaria, Ibrahim. 2002. Psikologi Wanita. Bandung. Pustaka Hidayah. Indriyani, Theresia L. dan Puspita S.R. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Murid SD Kelas VI dengan Kesiapan Menghadapi Menarche di Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2008. http://www.diligib.poltekkesmakasar.ac.id/gdl.php?mod=browse&cp=read&id=jpoltekkesgdl-indriyani-10 diakses Juni 2013. Kartono, Kartini. 2006. Psikologi Wanita. Bandung. Mandor maju. Manuaba. 2003. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta. Arcan. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahayu, dkk. 2011. Efektifitas Penyuluhan Peer Group Dengan Penyuluhan Oleh Petugas Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Menarche. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Volume 7. No. 3. Kebumen: STIKes Muhamadyah Gombong Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Proverawati, A dan Misaroh. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto. Sugiyono, 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Yenni, V. 2003. Ciri Seks Sekunder, http://diligib.it.itb.ac.ad/go.php?id=jiptumm-gdl-s1-2003 syennividia799)hgweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/sslappage2.html. Diakses Juni 2013.