BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO (2013) mencatat terdapat 7,6 juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ribosome Inactivating Protein (RIP) merupakan kelompok enzim tanaman

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang (WHO, 2008 dalam Jemal et al., 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanker diseluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI

I. PENDAHULUAN. tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat

kanker). Tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Perubahan pola makan di negara-negara berkembang seperti Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk. dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kanker paru memiliki prevalensi tertinggi di dunia. mencapai 18 % dari total kanker (World Health

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah

I. PENDAHULUAN. (medicinal mushroom) adalah Ganoderma lucidum. Jamur ini telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN I.1

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

infeksi parasit, serta paparan karsinogen (Endrini dkk, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertiga bagian wilayahnya berupa lautan sehingga memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Berdasarkan data dari Globocan

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kafein adalah kristal putih, alkaloid pahit, dengan rumus kimia C 8 H 10 N 4 O 2

6 AKTIVITAS NANOPROPOLIS SEBAGAI ANTIKANKER PAYUDARA PADA TIKUS BETINA STRAIN SPRAGUE-DAWLEY YANG DIINDUKSI DMBA. 6.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disembuhkan, bahkan tidak jarang menyebabkan kematian (Saputra, dkk.,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan, banyak. orang yang merasa putus asa dengan kelanjutan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

Efek Antikanker Protein Jarak Pagar

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia, termasuk di Indonesia (Dinas Kesehatan Propinsi. Nanggroe Aceh Darussalam, 2012). Berdasarkan Riskesdas 2007,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. obat-obatan kimia. Khasiat obat tradisional pada umumnya dipercaya

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 56 juta. orang yang meninggal dunia dan sebanyak 68% kematian

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri. Dalam keadaan normal, sel hanya membelah diri untuk mengganti sel sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker mengalami pertumbuhan sel tidak terkendali dan berproliferasi. Jika proliferasi ini dibiarkan berlanjut dan menyebar, bisa berakibat fatal. Pada kenyataannya, hampir 90% dari kematian terkait kanker adalah karena tumor menyebar dalam jaringan tubuh lainnya. Sebuah proses yang disebut metastasis (Hejmadi, 2010). Penyakit kanker merupakan penyebab kematian kelima di Indonesia dan terus menerus mengalami peningkatan (Depkes RI, 2010). Sekitar 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh asupan buah dan sayur yang rendah, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan tembakau, serta penggunaan alkohol. Penggunaan tembakau merupakan faktor resiko penting yang menyebabkan lebih dari 20% dari kematian akibat kanker global dan sekitar 70% dari kematian akibat kanker paru paru global. Terdapat sekitar 8,2 juta kematian di dunia akibat kanker pada tahun 2012 (WHO, 2014). Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, namun tidak termasuk kulit payudara (Depkes, 2009). Kanker ini sering terjadi pada wanita, meskipun pria juga dapat menderita kanker payudara, namun kasusnya sangat jarang. Kanker ini sering terjadi pada wanita berusia 40 tahun keatas, lebih banyak menyerang payudara yang sebelah kiri, dan lebih sering menyerang pada bagian atas payudara ( dekat lengan ) (Wijayakusuma, 2008). Kanker payudara masih menjadi masalah kesehatan utama bagi perempuan diseluruh dunia dan merupakan penyebab signifikan kematian perempuan, berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker 1

2 payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%) (Depkes RI, 2014). Selain itu menurut data GLOBOCAN, IARC (2012), insidens kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan, kanker leher rahim 17 per 100.000 perempuan, kanker paru 26 per 100.000 laki-laki, kanker kolorektal 16 per 100.000 laki-laki. Kanker payudara merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi.. Melihat tingginya angka penderita kanker/tumor payudara, maka perlu upaya pendeteksian dini tumor/kanker payudara dalam hal ini pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) efektif untuk dilakukan pada tahap remaja, karena pada batasan usia tersebut merupakan saat yang tepat untuk memulai melakukan usaha preventif deteksi dini terjadinya penyakit Cancer Mammae. Hasil penelitian para ahli yang dikutip oleh Dalimartha (2006) menyebutkan sekitar 75-82% keganasan payudara ditemukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (Sulastri, 2012) Penatalaksanaan kanker dilakukan dengan serangkaian metode pengobatan kanker yang banyak digunakan saat ini antara lain kemoterapi, radiasi, dan operasi. Pengobatan tersebut bertujuan untuk mengangkat jaringan kanker atau mematikan sel kanker. Akan tetapi metode metode tersebut belum maksimal, bahkan dapat memberikan efek samping pada sel normal yang berada di sekitar sel kanker atau organ lain. Operasi akan berhasil pada beberapa tumor yang telah berkembang, tetapi sulit mengobati pada stadium awal metastasis. Pengobatan dengan radiasi mampu untuk membunuh tumor lokal namun radiasinya juga akan membunuh sel normal di sekitarnya. Sedangkan kemoterapi juga dapat menimbulkan resistensi sel kanker, sehingga senyawa anti kanker tersebut tidak sensitif. (Lockshin et al., 2007). Oleh karena itu, metode pengobatan kanker yang lebih aman sangat perlu untuk dikembangkan. Salah satu pengobatan anti kanker yang telah dan masih terus dikembangkan adalah penggunaan agen anti kanker dari bahan alam (Multiawati, 2013). Baru-baru ini, di Eropa dan Amerika Serikat, obat-obatan herbal diterima secara luas sebagai bentuk komplementer dan pengobatan alternatif (Xia et al, 2013). Di Indonesia sendiri, penggunaan obat herbal yang berasal dari tumbuhan

3 sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu digunakan sebagai intervensi untuk menyembuhkan penyakit dan pengobatan, sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan (Pringgoutomo, 2007). Pengobatan menggunakan tumbuhan obat sangat ekonomis, relatif aman, dan kemungkinan efek samping yang lebih kecil jika dikonsumsi dengan dosis yang tepat. Namun, memerlukan kesabaran dalam pengobatan karena membutuhkan waktu yang berbeda - beda, tergantung dari jenis dan stadium penyakitnya (Wijayakusuma, 2008). Pada penelitian yang dilakukan oleh (Arun et al, 2014 ) menunjukkan bahwa senyawa flavonoid ekstrak metanol daun Jatropha tanjorensis (Family, Euphorbiaceae) memiliki aktivitas antikanker terhadap sel EAC dan sel Caco-2 dengan metode MTT assay di dapatkan nilai IC 50 14.57 μg/ml dan IC 50 21.0 μg/ml. Penelitian lain melaporkan bahwa identifikasi bioaktivitas akar tanaman jatropha curcas L. yang mengandung senyawa alkaloid berpotensi menghambat sel kanker leukimia (Jurkat J6) didapatkan nilai IC 50 < 10μg/ml (Demissie dan Lele, 2013). Salah satu kandidat antikanker dari tanaman yang sekarang banyak dieksplorasi berdasarkan kemampuan untuk mempengaruhi apoptosis adalah protein yang termasuk dalam famili Ribosome-inactivating protein (RIP). RIP adalah protein yang terdistribusi luas pada tanaman. Aktivitas dari RNA N- glikosidase dalam RIP yang mampu menghambat sintesis protein dengan memotong ikatan glikosidik adenin tertentu pada 28s rrna (26S rrna khamir). Pemotongan ini mencegah pengikatan faktor perpanjangan 2 (EF-2) pada ribosom, sehingga sintesis protein berhenti. Selain aktivitas N-glikosidase, RIP juga mempunyai aktivitas memotong DNA plasmid superkoil dan sirkuler secara in vitro (Rahmawatie et al., 2010). Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) termasuk famili Euphorbiaceae, mengandung racun yang disebut curcin dengan kandungan seperti RIP dimana senyawa tersebut memiliki kemampuan untuk menghambat sintesis protein dengan aktivitas N-glikosidasenya (Jaramillo et al, 2011). Jarak pagar menghasilkan benih yang relatif besar (berat 0,64 ± 0,10 g). Daging biji berisi hingga 53% minyak (berkisar 43 59 %), 26% protein (berkisar 19 31 %), 5% netral serat deterjen (berkisar 3,5-6,1 %), dan 4,2% abu (berkisar 4,3-5 %) (Wink

4 et al., 1997). Tanaman yang mengandung RIPs (Ribosome Inactivating Proteins) dapat dikembangkan menjadi antikanker. Ekstrak biji jarak pagar diketahui mempunyai aktivitas memotong DNA superkoil untai ganda yang merupakan parameter awal keberadaan RIPs pada kadar 9,67 µg/µl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua fraksi protein biji mampu memotong DNA. Aktivitas tertinggi ditunjukkan oleh fraksi protein biji jarak pagar FP 60 dengan kadar 13,71 µg/µl. Fraksi protein FP 60 juga terbukti lebih toksik terhadap sel Myeloma dibandingkan dengan fraksi protein yang lain dengan nilai IC50 sebesar 11,99 µg/ml (Indrayudha et al., 2008). Penelitian yang dilakukan oleh (Sumit et al., 2013) menunjukkan bahwa aktivitas antitumor pada fraksi curcin yang terdapat pada biji jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang diuji menggunakan MTT assay, dengan aktivitas N- glikosidase fraksi curcin ditentukan oleh karakterisasi R-fragmen dalam gel. Sebuah sistem sel-bebas, kelinci lisat retikulosit, diperkenalkan untuk mengukur aktivitas penghambatan fraksi curcin pada sintesis protein. Curcin memiliki aksi penghambatan yang kuat terhadap sintesis protein di lisat retikulosit dengan IC 50 (95% batas kepercayaan) nilai 0,19 (0,11-0,27) nmol / L. IC 50 (95% batas kepercayaan) fraksi curcin di SGC-7901, SP2 / 0, dan hepatoma manusia adalah 0,23 (0,15-0,32) mg / L, 0,66 (0,35-0,97) mg / L, 3.16 (2,74-3,58) mg / L masingmasing. Curcin ditemukan tidak beracun untuk sel Hela dan sel normal (MRC). Penelitian yang dilakukan (Jaramillo et al, 2011). untuk menentukan sitotoksisitas fraksi curcin biji jarak pagar (Jatropha curcas L.) pada sel normal dan cancer cell line. Didapatkan Nilai IC 50 fraksi curcin antara lain 18.6 ± 2.4 μg/ml (MDA-MB-231), 15.5 ± 8.3 μg/ml (SK-BR-3), 42.12 8.0 μg/ml (sel MCF-10) dan 353.4 ± 41.9 μg/ml (Fibroblast).Curcin memiliki efek sitotoksik yang lebih tinggi pada sel kanker payudara MDA-MB-231 dan SK-BR-3 dari pada MCF-10 dan fibroblas. sehingga protein ini dapat menjadi alternatif untuk menghapus beberapa jenis kanker sel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji karakterisasi, kulit buah mengandung kadar air 7,49 (%b/b), kadar abu 20,38 (%b/b), kadar karbohidrat 18,62 (%b/b), dan kadar lemak 1,53 (%b/b). Berdasarkan hasil analisis statistik dengan ANNOVA pada tingkat kepercayaan 95% (a=0.05) menunjukkan bahwa

5 sampel ekstrak yang dihasilkan berpengaruh nyata terhadap nilai aktivitas antioksidan dan hasil uji lanjut Duncan terhadap aktivitas antioksidan sampel menunjukkan bahwa sampel ekstrak biji jarak dengan metanol memiliki nilai persen peredaman (inhibisi) DPPH terbesar dan berbeda nyata dengan sampel lainnya dan persen peredaman (inhibisi) DPPH sampel ekstrak kulit buah dengan pelarut heksan memiliki nilai terkecil dan berbeda nyata dengan sampel lainnya (Nurmillah, 2009). Sampel ekstrak biji jarak dengan metanol memiliki nilai peredaman DPPH terbesar (93,40%) dan berbeda nyata dengan sampel lainnya. Hal ini diduga dikarenakan sampel tersebut mengandung senyawa polar yaitu flavonoid yang sangat berperan sebagai antioksidan. Sampel ekstrak kulit buah dengan pelarut heksan memiliki nilai terkecil (13,97%) dan berbeda nyata dengan sampel lainnya dikarenakan ekstrak non polar pada sampel tersebut tidak banyak mengandung senyawa antioksidan sehingga aktivitas antioksidannya sangat kecil (Nurmillah, 2009). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan pengujian aktivitas sitotoksik ekstrak etanol buah jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) terhadap sel kanker payudara MCF-7 dan sel Vero dengan metode MTT assay. Uji yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan uji MTT (Microculture Tetrazolium Salt) Assay. MTT ini merupakan salah satu metode yang digunakan dalam uji aktivitas antikanker secara in vitro. Pada metode ini, sel hidup akan mereduksi MTT menjadi garam formazan yang akan berwarna biru gelap dan dapat diukur panjang gelombangnya pada λ 595 nm. Selanjutnya absorban dikonversikan menjadi % sel hidup. Dari % sel hidup lalu dilakukan perhitungan IC 50. IC 50 merupakan gambaran sitotoksis yang diberikan, kadar yang dapat menghambat poliferasi sel sebesar 50%. ( Fitria et al., 2011 ) Sel MCF-7 merupakan salah satu model sel kanker payudara yang banyak digunakan dalam penelitian. Sel ini pertama kali diisolasi pada tahun 1970, diperoleh dari jaringan epitel payudara dengan titik metastasis pleural effusion breast adenocarcinoma seorang wanita Kaukasian berumur 69 tahun bergolongan

6 darah O dengan RH positif. Akronim dari MCF-7 yaitu Michigan Cancer Foundation-7. (CCRC, 2014) Sel vero merupakan sel normal atau sel epitel non kanker yang diisolasi dari ginjal kera hijau. Sel vero pertama kali diinisiasi oleh Yasamura dan Kawakita pada 27 Maret 1962 di Universitas Chiba, Jepang. Sel vero merupakan sel monolayer berbentuk polygonal, pipih dan merupakan sel kontinyu yang mempunyai morfologi fibroblastik, tergolong aneuploidy dan pertumbuhannya secara terus-menerus dalam kultur sel. Sel ini rentan terhadap berbagai virus, sehingga digunakan untuk mengembangkan penyakit yang berhubungan dengan virus. Sel ini biasanya digunakan sebagai sel pembanding dengan sel yang akan di teliti. Sel ini juga direkomendasikan untuk dijadikan sebagai sel model dalam mempelajari karsinogenesis secara in vitro, dan dengan adanya sel vero dapat mempermudah dalam mempelajari perubahan sel akibat induksi berbagai senyawa kimia (Astuti, 2004; Biotech/Biomedical; Haryadi, 2012). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian 1. Bagaimana sitotoksisitas ekstrak etanol buah jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap sel kanker payudara MCF 7 secara in vitro dengan metode MTT assay? 2. Bagaimana sitotoksisitas ekstrak etanol buah jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap sel vero secara in vitro dengan metode MTT assay? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui sitotoksisitas ekstrak etanol buah jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap sel kanker payudara MCF 7 secara in vitro dengan metode MTT assay. 2. Mengetahui sitotoksisitas ekstrak etanol buah jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap sel vero secara in vitro dengan metode MTT assay

7 1.4 Manfaat Penelitian 1. Dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang farmasi dalam penggunaan bahan alam sebagai obat. 2. Dapat memberikan informasi ilmiah mengenai sitoksisitas pada sel kanker payudara dari ekstrak etanol buah jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) yang dapat ditindak lanjuti dengan penelitian secara in vitro. 3. Dapat mengetahui manfaat tanaman ini sebagai alternatif penggunaan penyakit kanker payudara 4. Dari data data yang diperoleh dapat digunakan untuk menunjang penggunaan ekstrak etanol buah jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) untuk pengobatan kanker payudara, dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya dan praktisi pada khususnya. 5. Dapat dikembangkan untuk produksi sediaan obat bahan alam secara masal.