Sekar Laras Amerli Andriani *) Rahardjo Apriyatmoko, SKM., M. Kes **), Puji Lestari, S.Kep., Ns., M. Kes (Epid)***)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KOTA PEKALONGAN

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KECUKUPAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE MEMPERLANCAR PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI)

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP TANDA KECUKUPAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PENGELUARAN COLOSTRUM PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

Abstrak. Pengetahuan, Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin, Kelancaran Pengeluaran ASI.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

PENGARUH MASSAGE PAYUDARA TERHADAP KELANCARAN EKSKRESI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS JATINOM

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : / EFEKTIFITAS BREAST CARE POST PARTUM TERHADAP PRODUKSI ASI

PERBEDAAN PRODUKSI ASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN KOMBINASI METODE MASSASE DEPAN (BREAST CARE)

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

SIKAP POSITIF IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA MENDUKUNG KELANCARAN PRODUKSI ASI

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

Watik Ariyanti*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLUERAGE DI PUNGGUNG DENGAN ABDOMEN TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI IBU NIFAS DI RUANG TERATAI RSUD BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PERTAMA PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sugiarti dan Vera Talumepa

PENGARUH PEMBERIAN PAKET EDUKASI TENTANG MANAJEMEN LAKTASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA. Karya Tulis Ilmiah

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

MENGATASI MASALAH PENGELUARAN ASI IBU POST PARTUM DENGAN PEMIJATAN OKSITOSIN. Novia Tri Tresnani Putri, Sumiyati

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

ARTIKEL AMENOREA LAKTASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMO KABUPATEN TEMANGGUNGG. OLEH : FERY ROFIATUN a019

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DAN NUTRISI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUAMANG KUNING X TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS HARI KE 0-3 DENGAN PIJAT OKSITOSIN DI BPM SRI HARDI RAHAYU DESA CARANGREJO JOMBANG

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

ABSTRAK. Kata kunci : Berat Badan Bayi, ASI Eksklusif, MP-ASI

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIJAT OKSITOSIN DENGAN SIKAP IBU MELAKUKAN PIJAT OKSITOSIN DI BPM ISNA JUNAEDI AM

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI DESA MRANGGEN KECAMATAN JATINOM KLATEN MEILANI YUDI ARINI INTISARI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SEKARAN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang. Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

KORELASI LAMA INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP PENGELUARAN ASI DI PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM FISIOLOGIS HARI KE

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016 KAITAN POLA MAKAN SEIMBANG DENGAN PRODUKSI ASI IBU MENYUSUI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

EFEKTIVITAS MASSAGE ENDORPHINE DAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP KECUKUPAN ASI BAYI PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS NGARINGAN PURWODADI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

PENGARUH TEKNIK MARMET DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM NORMAL DI RUMAH BERSALIN MARDI RAHAYU SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

ABSTRAK PENGARUH MENYUSUI TERHADAP TEKANAN DARAH IBU

EFEKTIFITAS KOMBINASI STIMULASI OKSITOSIN DAN ENDORFIN MASSAGE TERHADAP KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM PRIMIPARA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN DAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RSAD WIRA BHAKTI MATARAM TAHUN

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK MARMET DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI SURABAYA TESIS

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU MAWAR KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG ABSTRAK

Erlina Hadi Nur Pratiwi*), Auly Tarmaly**), Rosalina***)

Transkripsi:

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MASASE PAYUDARA DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI AIR SUSU PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRANGSONG 02 KABUPATEN KENDAL Sekar Laras Amerli Andriani *) Rahardjo Apriyatmoko, SKM., M. Kes **), Puji Lestari, S.Kep., Ns., M. Kes (Epid)***) *) Mahasiswa Program studi D IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo **) Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo ***) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar, dapat dilakukan dengan cara masase payudara dan pijat oksitosin. Bidan menyatakan dalam upaya memperlancar produksi ASI hanya melakukan masase payudara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja. Penelitian ini menggunakan desain static group comparison. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu nifas 2 jam post partum. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dengan jumlah sampel 10 ibu post partum dengan perlakuan masase payudara dan 10 ibu dengan perlakuan pijat oksitosin. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi tanda bayi cukup ASI. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariate dan analisis bivariate dengan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menggambarkan produksi air susu sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu setelah dilakukan masase payudara sejumlah 6 orang (60%) dan setelah dilakukan pijat oksitosin sejumlah 8 orang (80%). Hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum (ρ value = 0,342). Berdasarkan hasil penelitian sebaiknya tidak hanya melakukan masase payudara saja dalam upaya memperbanyak produksi air susu. Pijat oksitosin dapat dilakukan guna memperbanyak produksi air susu karena selain merangsang hormon prolaktin dan oksitosin, pijat oksitosin dapat meningkatkan kenyamanan ibu. Kata kunci : Masase Payudara, Pijat Oksitosin, Produksi ASI Daftar Pustaka : 24 Pustaka (2007-2014)

ABSTRACT Breast care is a method to treat breast so that the breast milk can exprest smoothly, which can be done with breast massage and oxytocin massage. Midwives in Brangsong 02 Public Health Center of Regency say that an effort to facilitate breast milk is by doing breast massage method. The research s goal was to compare the effectiveness of breast massage and oxytocin massage against breast milk production in postpartum women at the working area of Brangsong 02 Public Health Center of Regency. This research used static group comparison design. Population of this research was all women in second hour of postpartum. The sampling used quota technique to 10 postpartum women with breast massage method and 10 postpartum women with oxytocin massage method. The research instrument used questionnaires and observation sheets on baby s signs of getting enough breast milk. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis used Mann Whitney test. The results showed that breast milk production was mostly in sufficient category, after doing breast massage method there were 6 persons (60%) and after oxytocin massage there were 8 persons (80%). The results also showed there was no effectiveness difference between the breast massage and oxytocin massage on breast milk production in post partum women at the working area of Brangsong 02 Public Health Center Regency (ρ value = 0,342). Based on the research, it should not only perform breast massage to increase breast milk production but also oxytocin method. Oxytocin method can be done to increase breast milk production because it can stimulate prolactin and oxytocin hormone. Oxytocin massage can improve the comfort of mothers. Key words : Breast Massage, Oxytocin Massage, Breast Milk Production References : 24 References (2007-2014)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada bayi, dalam keadaan miskin mungkin merupakan hadiah satu-satunya, dalam keadaan sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan jiwanya (UNICEF). Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No. 450/Menkes/SK/IV/2004 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Sebuah analisis menerangkan bahwa memberikan ASI saja selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa di seluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang setelah kelahiran. Menurut UNICEF ASI eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia, UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sejak kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi (Prasetyono, 2012). Oleh sebab itu, ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayi secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri yang menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk mikroflora usus yang penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi (Wiji, 2013). Salah satu faktor yang terkait pemberian ASI eksklusif adalah aspek psikologis, menyusui tidak sekadar memberi makanan kepada bayinya tetapi sangat dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi. Perasaan kasih sayang antara ibu dan bayi bisa meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang akhirnya dapat meningkatkan produksi ASI (Prasetyono, 2012). Upaya bidan dalam usaha memperbanyak produksi ASI salah satunya dengan memberi bimbingan dalam perawatan payudara (Suherni, 2009). Untuk mencegah masalah-masalah yang mungkin timbul pada ibu menyusui, sebaiknya perawatan payudara dilakukan secara rutin (Bahiyatun, 2009). Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin (Rukiyah, 2011). Cara merawat payudara dapat dilakukan dengan masase payudara untuk pemeliharaan payudara dan menstimulasi reflek oksitosin (Suherni, 2009). Bidan Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten menyatakan dalam upaya memperlancar produksi ASI hanya melakukan masase payudara. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 5 ibu post partum di wilayah kerja, untuk memperlancar produksi ASI dilakukan masase payudara pada 3 ibu dan pijat oksitosin pada 2 ibu yang dilakukan secara rutin dua kali sehari. Didapatkan hasil 5 ibu (100%) telah memproduksi ASI. Tiga ibu yang telah dilakukan masase payudara hasilnya 2 ibu (66,67%) menyatakan bayinya BAK 7-8 kali sehari, menyusu 10-12 kali sehari, serta dari hasil pengamatan warna kulit bayi kemerahan, turgor kulit baik, gerakan aktif, dan berat badan lahir kembali pada usia 2 minggu. Satu ibu (33,33%) menyatakan bayinya BAK 5 kali sehari, menyusu kurang dari 8 kali sehari, serta dari hasil pengamatan bayi rewel dan nampak kekuningan, turgor

kulit kurang baik, gerakan cukup aktif, berat badan lahir belum kembali pada usia 2 minggu. Ibu dengan pijat oksitosin didapatkan hasil 2 ibu (100%) menyatakan bayinya BAK lebih dari 6 kali sehari, menyusu 10 kali dalam sehari, dan hasil pengamatan warna kulit kemerahan, gerakan bayi aktif, turgor kulit baik, berat badan lahir kembali pada usia 2 minggu. Dari uraian di atas diketahui bahwa masase payudara dan pijat oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah ada perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan masase payudara di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten. b. Mengetahui produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan pijat oksitosin di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten. c. Mengetahui perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Tempat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai efektifitas antara masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pemberian perlakuan terhadap ibu post partum yang memiliki produksi air susu tidak lancar atau tidak mencukupi kebutuhan bayi. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan, melakukan, serta menyusun hasil penelitian secara ilmiah praktis. 3. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat digunakan sebagai usaha untuk mendorong semangat pengembangan penelitian dikalangan mahasiswa. 4. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam upaya memperlancar produksi air susu ibu guna mencukupi kebutuhan bayi.

BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan desain static group comparison. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu nifas 2 jam post partum. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dengan jumlah sampel 10 ibu post partum dengan perlakuan masase payudara dan 10 ibu dengan perlakuan pijat oksitosin. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi tanda bayi cukup ASI. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariate dan analisis bivariate dengan uji Mann Whitney. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan masase payudara Tabel 4.1 Distribusi frekuensi produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan masase payudara di Kategori Frekuensi Persentase (%) Cukup 6 60 Kurang 4 40 Jumlah 10 100 Sebagian besar produksi air susu ibu post partum setelah dilakukan masase payudara dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 6 orang (60%). Salah satu usaha untuk memperbanyak ASI adalah dengan dengan memberi rangsangan pada otot-otot payudara. Pengurutan merangsang payudara sehingga mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin untuk memproduksi ASI (Bahiyatun, 2009). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli Ainur Rohma (2010) dan Nur Solichah (2011) yang menyatakan bahwa ada hubungan perawatan payudara (breast massage) dengan produksi air susu pada ibu post partum. 2. Produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan pijat oksitosin Tabel 4.4 Distribusi frekuensi produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan pijat oksitosin di Kategori Frekuensi Persentase (%) Cukup 8 80 Kurang 2 20 Jumlah 10 100 Sebagian besar produksi air susu ibu post partum setelah dilakukan pijat oksitosin dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 8 orang (80%). Saat terjadi stimulasi hormon oksitosin, sel-sel alveoli di kelenjar payudara berkontraksi, dengan adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar lalu mengalir dalam saluran kecil payudara sehingga keluarlah tetesan air susu dari puting dan masuk ke mulut bayi, proses keluarnya air susu disebut dengan refleks let down (Suherni, 2007). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Risani Edy Perdana (2013) dan Rusdiarti (2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran air susu pada ibu post partum.

B. Analisis Bivariat Analisis bivariate dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan terhadap dua variabel penelitian. Tabel 4.7 Tabulasi silang produksi air susu antara ibu post partum setelah dilakukan masase payudara dan setelah dilakukan pijat oksitosin di wilayah kerja Tindakan Produksi Air Susu Cukup Kurang Jumlah n % n % n % 6 60 4 40 10 100 ρ value Masase Payudara 0,3 Pijat 10 100 42 8 80 2 20 Oksitosin Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah dilakukan masase payudara atau pijat oksitosin sebagian besar produksi air susu ibu post partum dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 8 orang (80%) setelah dilakukan pijat oksitosin dan 6 orang (60%) setelah dilakukan masase payudara. Berdasarkan analisis data bivariate dengan uji Mann-Whitney menggunakan program SPSS didapatkan nilai ρ > 0,05 yaitu 0,342 yang artinya Ha ditolak dan Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar (Marmi, 2012). Cara merawat payudara dapat dilakukan dengan masase payudara untuk pemeliharaan payudara dan menstimulasi reflek oksitosin (Suherni, 2009). Meskipun tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI, dilihat dari distribusi frekuensi produksi air susu pada ibu post partum dengan kategori kurang sejumlah 4 responden (40%) setelah dilakukan masase payudara dan 2 responden (20%) setelah dilakukan pijat oksitosin. Saat ibu menyusui merasa nyaman dan rileks pengeluaran oksitosin dapat berlangsung dengan baik. Menurut dr. H. M. Daris Raharjo, Akp., terdapat titiktitik yang dapat memperlancar ASI diantaranya tiga titik di payudara yakni titik diatas putting, titik tepat pada putting, dan titik bawah putting. Serta titik di punggung yang segaris dengan payudara. Masase payudara memberikan rangsangan pada titik pada payudara saja, yaitu titik diatas putting, titik tepat pada putting, dan titik dibawah putting. Sedangkan pijat oksitosin selain memberikan rangsangan pada titik diatas putting, titik tepat pada putting, dan titik dibawah putting, stimulasi dilakukan pada titik di punggung yang segaris dengan payudara. Saat terjadi stimulasi hormon oksitosin, sel-sel alveoli di kelenjar payudara berkontraksi, dengan adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar lalu mengalir dalam saluran kecil payudara sehingga keluarlah tetesan air susu dari putting (Suherni, 2007). SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Produksi air susu ibu post partum setelah dilakukan masase payudara sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 6 orang (60%). 2. Produksi air susu ibu post partum setelah dilakukan pijat oksitosin

sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 8 orang (80%). 3. Tidak ada perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum (ρ value = 0,342). B. SARAN 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sebaiknya diadakan pelatihan pijat oksitosin terhadap tenaga kesehatan khususnya bidan di Kabupaten sebagai upaya dalam memperlancar produksi ASI pada ibu post partum. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian tentang dimasa yang akan datang. 3. Bagi Masyarakat Perlu memperhatikan banyak faktor yang mempengaruhi produksi ASI, selain perawatan payudara perlu diperhatikan asupan nutrisi ibu, ketenangan jiwa dan pikiran, pola istirahat, frekuensi penyusuan, inisiasi menyusui dini, serta hanya memberikan ASI saja pada bayi. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama Arikunto, Suharsimu. (2013). Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik. Jakarta: Rineka Cipta Astutik, Reni Yuli. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, A. Aziz Alimul. (2012). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Normal. Jakarta: EGC Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. (2013). Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Jannah, Nurul. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Medika Marmi, (2012). Panduan Lengkap Manajemen Laktasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nugroho, Taufan. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika Perdana, Risani Siska E. (2013). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Kelancaran Pengeluaran ASI pada Ibu Nifas Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang: STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Prasetyono, Dwi Sunar. (2012). ASI Eksklusif. Yogyakarta: DIVA Press Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. (2014). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Proverawati, Atikah. (2010). Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika Riwidikdo, Handoko. (2012). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Rohma, Yuli A. (2010). Hubungan Perawatan Payudara dengan Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Nifas di Polindes Flamboyan Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Skripsi. Mojokerto: Universitas Mayjen Sungkono

Ruliana, Suradi. (2011). Manajemen Laktasi. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi Indonesia Rusdiarti. (2014). Pengaruh Pijat Oksitosin pada Ibu Nifas terhadap Pengeluaran ASI di Kabupaten Jember. Skipsi. Malang: Universitas Brawijaya Solichah, Nur. (2011). Hubungan Perawatan Payudara (Breast Massage) Ibu Post Partum dengan Kelancaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang: STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Sulistyawati, Ari. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI Widuri, Hesti. (2013). Cara Mengelola ASI Eksklusif bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta: Pustaka Baru Wiji, Rizki Natia. (2013). ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika Udiyono, Ari. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro