BAB I PENDAHULUAN. beli makanan dan minuman yang melintasi batas-batas wilayah suatu Negara,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

ISBN: Cetakan Pertama, tahun Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau jasa yang dipasarkan bisa dengan mudah dikonsumsi. arus perdagangan barang dan/atau jasa semakin meluas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pesatnya pembangunan Indonesia di bidang ekonomi telah memicu

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

I. PENDAHULUAN. Penampilan menarik dan cantik selalu diidam-idamkan oleh semua kalangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK DEPTH INTERVIEW WAWANCARA MENDALAM. 1. Daftar wawancara Kepala Lembaga Pembinaan dan Perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat dan

I. PENDAHULUAN. kesehatannya banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat mulai dari melakukan

I. PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan dasar (pokok) yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional. memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. keadilan, untuk mencapai tujuan tersebut Indonesia dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut maka setiap manusia mengkonsumsi atau menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Kriminalitas merupakan salah satu masalah publik yang sulit diatasi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR PRA PENDADARAN... HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii. HALAMAN MOTTO...

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa makan dan minum yang

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN KONSUMEN MELALUI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Oleh : Arrista Trimaya *

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

BAB I PENDAHULUAN. beragam jenis dan variasi barang dan jasa. Konsumen pada akhirnya

I. PENDAHULUAN. barang, dan urusan-urusan keuangan yang bertalian dengan kegiatan-kegiatan ini.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. variasi barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi. 1. dan/atau jasa yang ditawarkan bervariasi baik produksi luar negeri maupun

RechtsVinding Online

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau jasa, baik itu transaksi barang dan/atau jasa yang berasal dari dalam. menuntut keduanya untuk saling memberikan prestasi.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Seiring era perdagangan bebas sekarang ini berbagai jenis kosmetik beredar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bervariasi, baik produk dalam negeri maupun produk luar negeri.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengawasan agar produk pangan yang dihasilkan sesuai

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah. Mayoritas konsumen Indonesia sendiri adalah konsumen makanan, jadi

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum antara konsumen dengan produsen. 1 Hal ini dapat dilihat dari

BAB IV PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Atas Makanan Kemasan. Industri Rumah Tangga Tanpa Izin di Boyolalin

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai

I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum. Karena salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan berbagai variasi barang dan jasa yang dapat dikonsumsi 1. Di

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian perlindungan konsumen diatur dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu

BAB I PENDAHULUAN. minuman memberikan asupan gizi yang berguna untuk kelangsungan hidup. bidang produksi pengolahan bahan makanan dan minuman bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke salon, klinik-klinik kecantikan

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. dan pembinaan dari pemerintah. Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

Menimbang : Mengingat :

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

III. METODE PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan salah satu cara atau langkah-langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

VT.tBVV^ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PERLINDUNGAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. secara teratur atau sistematis (Abdulkadir Muhammad, 2004: 57). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang kemudian dapat dikonsumsi oleh masyarakat setelah

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Ketidaktaatan pelaku..., Bosar M. Pardede, FISIP UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. melarang keras para penjual bahan makanan yang menentukan harga,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Kompas 18 Maret 2004, Perlindungan terhadap konsumen di Indonesia ternyata masih

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. - Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Daging ayam memiliki nilai gizi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN KADALUARSA ( Studi Kasus BPOM ) ERHIAN / D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional, telah menghasilkan berbagai variasi makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi. Di samping itu, globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi jual beli makanan dan minuman yang melintasi batas-batas wilayah suatu Negara, sehingga makanan dan minuman yang ditawarkan bervariasi baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Contohnya produk-produk makanan yang dihasilkan oleh Negara Cina dapat dinikmati di Indonesia, begitupun sebaliknya Negara Cina dapat menikmati produk-produk dari Indonesia Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan makanan dan minuman yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas makanan dan minuman sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. 1 Disisi lain, kondisi dan fenomena tersebut dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen 1 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta, Grafindo Persada,2003) Hlm.9

2 berada pada posisi yang lemah, bahkan tidak sedikit menimbulkan permasalahan yang merugikan pihak konsumen. Hal ini disebabkan karena rendahnya kesadaran konsumen akan hak-hak dan kewajibannya. Kedudukan konsumen pada umumnya masih lemah dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan daya tawar dalam jual beli sehingga sangatlah dibutuhkan adanya undang-undang yang melindungi kepentingan-kepentingan konsumen yakni Undang-undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang memberikan pengertian konsumen sebagai berikut: Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pemerintah selaku pembina dan pengawas antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan konsumen, dimana pemerintah harus berperan aktif dalam pengawasan penyelenggaraan perlindungan konsumen agar masing masing pihak dapat berjalan seiring tanpa merugikan satu sama lain. Pada Peraturan Pemerintah Pasal 2 Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Perlindungan Konsumen, dikatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen, untuk menjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta dilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelaku usaha. Untuk dapat menjamin suatu penyelenggaraan perlindungan konsumen, maka pemerintah menuangkan Perlindungan Konsumen dalam suatu produk hukum. 2 2 Cara Mengetahui Keaslian Nomor BPOM Suatu Produk ( www.berbagihal.com/2011/04 cara mengetahui- keaslian-nomor-bpom.html,22 November 2011

3 Hal ini penting karena hanya hukum yang memiliki kekuatan untuk memaksa pelaku usaha untuk menaatinya, dan juga hukum memiliki sanksi yang tegas. Mengingat dampak penting yang dapat ditimbulkan akibat tindakan pelaku usaha yang sewenang-wenang dan hanya mengutamakan keuntungan dari bisnisnya sendiri, maka pemerinntah memiliki kewajiban untuk melindungi konsumen yang posisinya memang lemah, di samping ketentuan hukum yang melindungi kepentingan konsumen belum memadai. Peran Pemerintah dilaksanakan dengan mendirikannya lembaga nondepartemen yakni Lembaga Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (selanjutnya disingkat BBPOM) yang dibentuk untuk melaksananakan tugas pemerintah tertentu dan Presiden. BBPOM memiliki tugas untuk mengawasi predaran obat dan makananan di Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku, 3 termasuk mengawasi peredaran dan penjualan produk makanan di Bandar Lampung yang akhir-akhir ini bermunculan berbagai kasus seperti, ditemukannya makanan atau produk impor Cina di suatu supermarket yang menggunakan formalin sebagai pengawet makanan dan tidak memiliki sertifikat halal, jajanan anak anak yang berbahaya seperti nugget ikan dan udang busuk yang di temukan di Bandar Lampung serta contoh kasus yang terjadi di Bandar Lampung seperti sejumlah anak anak sekolah dasar yang mengalami keracunan akibat mengkonsumsi makanan olahan yang diberikan oleh suatu perusahan produk makanan. Berdasarkan beberapa contoh kasus tersebut perlu dikaji bagaimana dan seperti apakah peran pemerintah selaku pembina dan penyelenggara antara konsumen dan pelaku usaha dalam suatu hukum perlindungan konsumen. 3 Pasal 67 Keputusan Presiden No.03 Tahun 2001 tentang kedudukan,tugas,fungsi dan kewenangan,susunan Organisasi,dan tata urutan lembaga pemerintah Nondepartemen

4 Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap fungsi pengawasan Lembaga Balai Besar Pengawas obat dan Makanan (BBPOM) dalam upaya melindungi konsumen makanan berbahaya di Bandar Lampung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah fungsi lembaga Balai Besar Pengawasan Obat dan makanan (BBPOM) dalam menanggulangi peredaran produk makanan olahan berbahaya di Bandar Lampung? 2. Bagaimanakah tanggung jawab pelaku usaha/produsen makanan olahan terhadap kerugian yang dialami oleh konsumen? 3. Upaya hukum apa yang dapat dilakukan oleh konsumen makanan yang mengandung zat berbahaya? C. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini termasuk dalam kajian ilmu bidang Hukum Perdata. 2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM), BPSK kota Bandar Lampung, dan di Pasar Tradisional tempat makanan dan minuman diperjual-belikan dan tempat di pertemukannya pelaku usaha dan konsumen.

5 3. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ditujukan pada Pengawasan BBPOM Lampung tahun 2015 4. Ruang Lingkup Sasaran Sasaran ditujukan kepada Pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Lampung, konsumen dan pelaku usaha D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai perumusan masalah diatas maka tujuan atas penelitian ini adalah sebagai berikut a. Untuk mengetahui dan menganalisis fungsi pengawasan lembaga Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) dalam menanggulangi peredaran produk makanan dan minuman olahan berbahaya di Bandar lampung. b. Tanggungjawab hukum pelaku usaha/produsen makanan olahan terhadap kerugian yang dialami oleh konsumen;dan c. Upaya hukum yang dapat dilakukan masyarakat yang mengalami kerugian terhadap peredaran produk makanan olahan berbahaya baik mengalami kerugian atas produk makanan olahan. d. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah mencakup kegunaan teoritis dan kegunaan praktis : a. Kegunaan Teoritis 1. Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi perkembangan ilmu hukum yaitu Hukum Perdata khususnya Hukum Perlindungan Konsumen yang berkaitan

6 dengan Kewenangan Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen Lembaga Balai Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM). 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dan masukan bagi pelaksanaan penelitian dibidang yang sama untuk masa mendatang pada umumnya dan masukan serta sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya pada Hukum Perdata. b. Kegunaan Praktis 1. Bagi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Lampung, sebagai bahan masukan dalam hal mengambil suatu kebijakan dan Pengawasan terhadap peredaran produk makanan dan minuman olahan di Bandar Lampung. 2. Bagi masyarakat, dapat memberikan masukan bagi masyarakat umum berupa informasi-informasi mengenai produk-produk makanan dan minuman olahan yang berbahaya, dan informasi mengenai tanggung jawab pelaku usaha beserta upaya hukumnya. 3. Bagi Peneliti, sebagai bahan dalam penulisan skripsi sekaligus sebagai tambahan informasi mengenai Pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Lampung Terhadap Peredaran makanan dan minuman di Bandar Lampung dan juga untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.