ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

dokumen-dokumen yang mirip
ISOLASI ENZIM AMILASE DARI KECAMBAH BIJI JAGUNG LOKAL SERAYA (Zea mays L.) UNTUK HIDROLISIS PATI. Sri Wahjuni*, Putu Suarya dan I Made Ary Saputra

BAB I PENDAHULUAN. tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh

ISOLASI DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BIJI DURIAN (DURIO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Enzim Amilase Dari Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.)

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti

I. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan

4 Hasil dan Pembahasan

PRODUKSI ENZIM AMILASE

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI AMILASE DARI KEDELAI HITAM BANTUL

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Absorbansi BSA pada berbagai konsentrasi untuk menentukan kurva standar protein yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

4 Hasil dan Pembahasan

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

3 Metodologi Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. digunakan menjadi energi melalui tahapan metabolisme, dimana semua proses

ISOLASI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ENZIM α AMILASE DARI Aspergillus niger DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CAMPURAN ONGGOK DAN DEDAK

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair tahu adalah air buangan dari proses produksi tahu. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

PENGENALAN ENZIM DAN ENZIM INDUSTRIAL

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp.

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN MELALUI HIDROLISIS. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh : Fifi Rahmi Zulkifli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dari uji kompetisi, persentase penghambatan dengan rasio inokulum 1:1 sudah cukup bagi Bacillus sp. Lts 40 untuk menghambat pertumbuhan V.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan enzim,yaitu α-amilase, β-

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

4 Hasil dan Pembahasan

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Protein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2015 di

pembentukan vanilin. Sedangkan produksi glukosa tertinggi dihasilkan dengan penambahan pektinase komersial. Hal ini kemungkinan besar disebabkan

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE

I. PENDAHULUAN. Enzim merupakan biokatalis yang banyak digunakan dalam industri, karena enzim

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit kacang hijau dan pecahan-pecahan tauge kacang hijau (Christiana, 2012). Tauge

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

Analisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Isolat Lumpur Aktif Penghasil Bioflokulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

IV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae

PENGARUH ION Cu 2+ PADA MATRIKS AGAROSE TERHADAP KESTABILAN ENZIM BROMELAIN HASIL ISOLASI YANG AMOBIL SKRIPSI. Oleh : DISKI AMALIA NRP.

ENZIM. Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

i ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenaipenentuan aktivitas enzim amilase dari kecambah biji jagung lokal Seraya (Zea maysl.). Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui waktu optimum dari amilase yang dapat menghasilkan aktivitas enzim tertinggidan untuk mengetahui kejenuhan garam ammonium sulfat yang optimum untuk mendapatkan aktivitas amilase tertinggi dari perkecambahan jagung lokal Seraya.Aktivitas amilase diperoleh dari mereaksikan ekstrak enzim yang telah dilarutkan dalam buffer fosfat ph 7 dengan substrat pati. Campuran diinkubasi pada suhu 70 C selama 20 menit. Hasil reaksi yang berupa gula pereduksi diukur dengan reagen DNS menggunakan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 515,6 nm. Hasil yang diperoleh menunjukkanbahwa aktivitas amilase tertinggi didapat dari perkecambahan biji jagung ke-42 jam dan fraksinasi garam ammonium sulfat dengan kejenuhan 0-20%. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS. i

ii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i TEAM PENGUJI SKRIPSI... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR TABEL... x BAB IPENDAHULUAN... 1 1.1Latar Belakang... 1 1.2Rumusan Masalah... 4 1.3Tujuan Penelitian... 4 1.4Manfaat Penelitian... 5 BAB IITINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1Tanaman Jagung... 6 2.2Pati... 8 2.3Hidrolisis Pati... 10 2.4Gula Pereduksi... 12 2.5 Enzim... 12 2.5.1 Fungsi dan cara kerja enzim... 13 2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja enzim... 14 2.6 Enzim Amilase... 16 2.6.1 Jenis-jenis enzim amilase... 18 2.6.2Enzim alfa amilase... 19 2.7 Asam Dinitro Salisilat (DNS)... 20 BAB IIIMETODE PENELITIAN... 23 3.1Bahan dan Alat Penelitan... 23 3.1.1Bahan penelitian... 23 3.1.2 Alat penelitian... 23 3.2Tempat Penelitian... 23 ii

iii 3.3Prosedur Penelitian... 24 3.3.1Prosedur penelitian secara umum... 24 3.3.2Tahap perkecambahan... 24 3.3.3Tahap ekstraksi... 24 3.3.4Pemurnian alfa amilase dengan pengendapan ammonium sulfat... 24 3.3.5Uji aktivitas alfa amilase... 25 3.3.6 Kondisi optimum α-amilase... 26 A. Pengaruh ph terhadap aktivitas enzim amilase... 26 BAB IV PEMBAHASAN... 27 4.1PreparasiEktrak Kasar Amilase Kecambah Biji Jagung Seraya... 28 4.2 Penentuan Aktivitas Amilasedari Ekstrak Kasar Amilasedan Fraksi Hasil Salting Out Amilase Kecambah Biji Jagung Seraya... 30 4. 3 Penentuan Aktivitas Amilase Hasil Fraksinasi Amonium Sulfat Pada ph 6, 7 dan 8... 36 BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 38 5.1 Simpulan... 38 5.2 Saran... 39 DAFTAR PUSTAKA... 40 LAMPIRAN... 44 iii

iv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur Amilosa dan Struktur AmilopektinPenelitan... 8 Gambar 2.2. Aktivitasα-Amilaseterhadap Amilosa... 9 Gambar 2.3. Aktivitas α-amilase terhadap Amilopekti... 9 Gambar2.4. Struktur α-amilase... 20 Gambar2.5.Struktur DNS.... 21 Gambar 4.1. Kurva Glukosa Standar... 33 Gambar 4.2. Penentuan Aktivitas Amilase Rata-Rata Sampel 6-48 jam... 34 Gambar 4.3.Penentuan Aktivitas Amilase Rata-Rata Fraksinasi Ammonium Sulfat.. 35 Gambar 4.4. Penentuan Aktivitas Amilse Rata-Rata Hasil Fraksinasi Ammonium Sulfat Pada ph 6, 7 dan 8... 37 iv

v DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Penelitian secara Umum.... 44 Lampiran 2. Tahap Perkecambahan.... 45 Lampiran 3. Tahap Ekstraksi... 46 Lampiran 4. Fraksinasiα-Amilase dengan Pengendapan Ammonium Sulfat.... 47 Lampiran 5. Penentuan Aktivitas Enzim Amilase..... 48 Lampiran 6. Karakterisasi (Pengaruh ph terhadap Aktivitas Enzim Amilase).... 49 Lampiran 7. Pembuatan Larutan.... 50 Lampiran 8.Perhitungan Kurva Standar Glukosa... 53 Lampiran 9. Aktivitas Amilase Kecambah Biji Jagung Sraya... 57 Lampiran 10. Aktivitas Amilase Fraksinasi Amonium Sulfat Tingkat Kejenuhan 1 (0-20%), 2 (20-50%) dan 3 (50-70%)... 60 Lampiran 11. Aktivitas Amilase Hasil Fraksinasi pada ph 6, 7 dan 8... 62 Lampiran 12. Perhitungan Standar Deviasi Aktivitas Enzim Rata-rata... 64 Lampiran 13. Dokumentasi.... 67 Lampiran 14. Lampiran Determinasi Tumbuhan Jagung Lokal Seraya... 70 v

vi DAFTARTABEL Tabel 1. Pembuatan Buffer Fosfat... 51 Tabel 2. Garam Amonium Sulfat Jenuh... 51 Tabel3. Perbandingan Larutan Glukosa Standar, Pati, DNS dan Buffer Fosfat... 52 Tabel4. Larutan Standar Glukosa..... 53 Tabel5. Penentuan Regresi Linier..... 54 Tabel 6. Regresi Linier.... 56 Tabel 7. Data Absorbansi Produk (Glukosa) Ekstrak Kasar Enzim... 57 Tabel 8. Aktivitas Amilase Sampel pada Panjang Gelombang 515,6 nm... 59 Tabel 9. Data Absorbansi Fraksi 1, 2 dan 3.... 60 Tabel 10. Aktivitas Amilase pada Fraksi 1, 2 dan 3.... 61 Tabel 11.Data Absorbansi Gula Pereduksi pada ph 6, 7 dan 8... 62 Tabel 12. Aktivitas Amilase Hasil Fraksinasi pada ph 6, 7 dan 8... 63 Tabel 13. Standar Deviasi Aktivitas Enzim Rata-rata Sampel 42 Jam... 64 Tabel 14. Standar Deviasi Aktivitas Enzim Rata-rata Hasil Fraksinasi 1... 65 Tabel 15. Standar Deviasi Aktivitas Enzim Rata-rata pada ph 8... 66 vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah padi. Komoditas jagung (Zea mays L.) hingga kini masih sangat diminati oleh masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42% diantaranya merupakan kebutuhan masyarakat di benua Amerika (Sukadana dkk, 2013). Jagung dijadikan sebagai bahan pangan utama masyarakat, selain itu juga digunakan sebagai bahan pakan ternak dan industri di beberapa daerah di Indonesia (Yusuf, 2009). Adijaya dkk (2014) menyatakan bahwa permintaan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat khususnya untuk pangan. Data tahun 1995 menunjukkan 63% kebutuhan jagung digunakan untuk pangan, 30,5% untuk pakan ternak dan sisanya untuk kebutuhan industri. Badan Pusat Statistik (2009)memaparkan sepanjang 2008 jagung dalam negeri mengukir prestasi, produksinya mencapai 16,32 juta ton pipilan kering, dan meningkat dari tahun ke tahun. Adijaya dkk (2014) menambahkan bahwa produksi jagung Indonesia diperkirakan meningkat sebesar 4% per tahun pada tahun 2005-2010. Jagung adalah tanaman semusim yang pada saat pertumbuhan awal (berkecambah) dapat menghasilan enzim amilase yang cukup banyak. Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses perkecambahan. Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi tersebut berasal dari perombakan bahan-bahan organik seperti karbohidrat lemak dan protein. Enzim yang digunakan untuk merombak protein adalah enzim protease, perombak lemak adalah enzim lipase dan pati memerlukan enzim amilase. Enzim-enzim tersebut 1

2 secara bersamaan dihasilkan tumbuhan selama proses perkecambahan (Bahri dkk, 2012). Suarni dan Patong (2007) menambahkan waktu permulaan perkecambahan yaitu setelah 6 jam Giberellic Acid (GA) membentuk enzim α-amilase. Kemudian enzim tersebut dalam 12-18 jam perkecambahan (hari pertama) mencerna amilosa dan amilopektin pada pati kecambah. Enzim adalah protein yang tersusun atas serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Di dalam sel, enzim memegang peranan dalam berbagai reaksi biokimia, antara lain : konversi energi, metabolisme pertahanan sel, komunikasi antarsel sampai ke konversi sifat keturunan. Enzim juga berperan sebagai biokatalis dan berfungsi untuk mengkatalisis reaksi-reaksi metabolisme yang berlangsung pada mahkluk hidup (Bahri dkk, 2012). Salah satu enzim yang saat ini sangat besar penggunaannya dalam industri makanan dan minuman Indonesia adalah α-amilase. Enzim ini yang kaya biodiversitasnya (termasuk Indonesia) berasal dari mikroba maupun tanaman yang potensial untuk bioprosessing (Fox, 1991). Amilase mewakili sekitar 30% dari produksi enzim industri di seluruh dunia (Stefan, 2009). Amilase adalah enzim hidrolase glikosida yang mengkatalisis pemecahan pati menjadi gula. Amilase merupakan salah satu enzim yang paling penting dalam bioteknologi saat ini (Souza dan Magalhaes, 2010; Elhadi dkk, 2011). Amilase merupakan enzim yang memecah pati yang dihasilkan oleh berbagai jenis mahluk hidup seperti dari bakteri, jamur, tumbuhan, manusia (Arunsasi dkk,2010).

3 Sriwahyuni dkk (2015) telah berhasil melakukan penelitian mengenai isolasi dan karakterisasi enzim amilase dari biji durian (Durio, sp.) dimana aktivitas enzim tertinggi yaitu diperoleh pada tingkat kejenuhan ammonium sulfat 60% pada suhu optimum 40 o C. Suarni dan Patong (2007) telah melakukan penelitian bahwa kecambah kacang hijau berpotensi sebagai sumber enzim α- amilase dengan suhu optimum yaitu 30 o C. Pada umumnya aktivitas enzim α- amilase terjadi pada suhu 30-40 ºC dengan rentang ph 4,8-8,5 dan aktivitasnya akan mengalami penurunan pada kisaran suhu 45-50 ºC, hal ini disebabkan karena enzim mangalami denaturasi akibatnya molekul-molekul enzim rusak sehingga kehilangan spesifitasnya. Bahri dkk (2012) melakukan penelitian mengenai Karakterisasi enzim amilase dari kecambah biji jagung ketan (Zea mays ceratina L.) dimana dengan metode salting out menggunakan amonium sulfat teknis pada kejenuhan optimum 55%, dengan waktu perkecambahan optimum yaitu 36 jam dengan aktivitas 0,0557 detik -1, pada ph optimum 9, konsentrasi substrat maksimum 12,5% dan temperatur optimum70 o C. Ammonium sulfat sering digunakan dalam pengendapan protein untuk proses pemurnian melalui salting-out karena memiliki kekuatan ionik yang cukup tinggi, tidak menimbulkan kerusakan pada protein, memiliki kelarutan tinggi dalam air, relatif murah, tidak berbahaya, dan memiliki efek penstabilan pada beberapa enzim (Suprihana, 2013). Pemilihan ammonium sulfat didasarkan pada kelarutan protein yang berinteraksi polar dengan molekul air, interaksi ionik protein garam dengan garam dan daya tolak menolak protein bermuatan sama. Kenaikan konsentrasi garam akan meningkatkan kekuatan ion larutan. Sampai

4 saat ini masih belum diperoleh informasi tingkat kejenuhan garam ammonium sulfat yang optimal untuk isolasi enzim dari jagung lokalseraya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Bahri dkk (2012) dengan berbagai variasi terhadap temperatur, keasaman (ph), konsentrasi substrat, konsentrasi enzim dan kejenuhan garam ammonium sulfat serta waktu perkecambahan biji jagung ketan perlu dilakukan penelitian terhadap varietas tanaman jagung lain seperti jagung lokal Seraya. Penggunaan biji jagung Seraya sebagsai sumber enzim amilase untuk hidrolisis pati belum dilakukan penelitian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai isolasi enzim amilase dari kecambah biji jagung lokal Serayasebagai penghidrolisis pati. Dalam penelitian ini akan ditentukan waktu optimum perkecambahan biji jagung lokal seraya serta tingkat kejenuhan ammonium sulfat optimum untuk mengendapkan enzim amilase, sehingga didapat amilase yang memiliki aktivitas tertinggi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang diperoleh yaitu 1. Bagaimana pengaruh lama perkecambahan terhadap aktivitas enzim amilase yang diisolasi dari kecambah biji jagung Seraya? 2. Berapakah kejenuhan garam ammonium sulfat yang optimum untuk mendapatkan aktivitas enzim amilase tertinggi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui waktu optimum enzim amilase yang dapat menghasilkan aktivitas enzim tertinggi

5 2. Untuk mengetahui kejenuhan garam ammonium sulfat yang optimum untuk mendapatkan aktivitas enzim amilase tertinggi 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu optimum dari enzim amilase yang dapat menghasilkan aktivitas enzim tertinggidan untuk mengetahui kejenuhan garam ammonium sulfat yang optimum untuk mendapatkan aktivitas enzim amilase tertinggi dari perkecambahan jagung lokal Seraya.

44