Pertemuan Awal (entry meeting)

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA LUBUKLINGGAU PROPINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU NOMOR f TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGAWASAN DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN HASIL PENGAWASAN

Pembentukan Tim didasarkan pada :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PEMERIKSAAN DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BELITUNG TIMUR

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 13 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

NOMOR : 15 TAHUN 2010

Tahap pemeriksaan manajemen

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH

Arsip Nasional Republik Indonesia

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 996 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PEMERIKSAAN REGULER INSPEKTORAT KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya. Pada tingkatan yang dominan,

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT INSPEKTORAT PENGAWASAN DAERAH

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

Setiap auditor harus mempunyai KKa pada saat melaksanakan tugas audit. Manfaat utama dari KKA antara lain :

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas, persaingan dunia usaha semakin ketat.

Arsip Nasional Republik Indonesia

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENYUSUNAN LAPORAN SURVEI PENDAHULUAN DAN PROGRAM PEMERIKSAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 18 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 55 TAHUN 2010

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merupakan suatu gangguan terhadap pemeriksa, bila sikap kebebasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor penyebab

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB II LANDASAN TEORI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup, dan batasan

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

TENTANG : STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.89,2015 Inspektorat Kabupaten Bantul. Pedoman Pelaksanaan, Pengawasan, Internal. BUPATI BANTUL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN No. 3, 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KERTAS KERJA DAN LAPORAN AUDIT MANAJEMEN

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Nomor 61 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 61 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

STANDAR PELAKSANAAN AUDIT KINERJA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PEMERIKSAAN INSPEKTORAT PROVINSI BALI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerbitkan serangkaian

PENGAWASAN INTERNAL INSPEKTORAT UTAMA SETJEN DPR RI

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

Pertemuan Awal (entry meeting) Pembicaraan pendahuluan hendaknya dipersiapkan dengan seksama dan dilakukan oleh Pengendali Mutu, Pengendali Teknis bersama Tim dengan pimpinan auditi. Agar pimpinan auditi mendapat gambaran yang tepat tentang pengawasan operasional hendaknya dijelaskan pengertian pengawasan operasional dan manfaat yang diperoleh dari pengawasan tersebut. Tim hendaknya mengungkapkan secara jelas tentang tujuan pengawasan, ruang lingkup, waktu pengawasan serta susunan Tim.

I. Penilaian dan Pengujian SPI Hakekat pengendalian internal adalah tindakan yang dilakukan oleh manajemen untuk mengerahkan atau menjalankan operasi sesuai standar atau tujuan yang diinginkan dengan demikian pengendalian manajemen mencakup system organisasi, prosedur dan praktek dalam penanganan dan penyelesaian tugas-tugas manajemen secara efektif

Pengujian pengendalian manajemen adalah untuk menilai tingkat efektivitas dan mengenali kemungkinan adanya kelemahan pengendalian intern/manajemen pengawasan dan unsur-unsur yang penting adalah : 1. Organisasi 2. Kebijakan-kebijakan pimpinan auditi/obyek yang diperiksa 3. Prosedur Kerja 4. Perencanaan 5. Akuntansi/Catatan Atas Laporan Keuangan 6. Pelaporan

B. Cara Pendekatan Pendekatan yang dapat dilakukan Tim adalah : Penelaahan pedoman kerja dan kemudian mengujinya dengan pelaksanaannya Pengamatan langsung yaitu menelusuri dari awal sampai akhir tindakan-tindakan dan proses yang diterapkan dalam pelaksanaan sebenarnya

Tujuan pendekatan adalah untuk memperoleh informasi mengenai : Bagaimana sebenarnya pelaksanaan kegiatan obyek yang diperiksa Langkah-langkah atau prosedur yang diperlukan dan kegunaannya dalam mekanisme kerja obyek yang diperiksa Hasil-hasil yang telah dicapai ditinjau dari : Maksud dan tujuan obyek yang diperiksa Ketentuan hukumnya dan praktek-praktek yang lazim Efektivitas pengendalian manajemen

Dalam pengujian pengendalian intern/manajemen perlu diperhatikan unsur pengendalian manajemen, organisasi, kebijakan, perencanaan, prosedur, akuntansi, personalia dan pelaporan.

II. Pelaksanaan Pengawasan Operasional Kinerja A. Pengertian Pengawasan Operasional Kinerja adalah suatu pengawasan penilaian terhadap cara pengelolaan suatu organisasi untuk melaksanakan tugasnya dengan lebih baik. Penilaian tersebut adalah penilaian yang sistematis dan obyektif atas operasi manajemen untuk perbaikan dan pengembangannya di masa yang akan datang.

Pengawasan Operasional Kinerja ditekankan pada penilaian terhadap cara-cara manajemen mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bagi suatu kegiatan/program. Dari hasil pengawasan diharapkan adanya saran atau rekomendasi yang bersifat konstruktif.

Menilai pelaksanaan kegiatan (prestasi kerja) ; Mengidentifikasi berbagai kelemahan sistem pengendalian manajemen untuk perbaikan ; Mengembangkan rekomendasi bagi perbaikan atau tindak lanjut.

Semua aspek manajemen yang perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki dan ditingkatkan mutu penanganannya oleh manajemen atas kegiatan atau program yang diperiksa; Aspek-aspek manajemen yang perlu mendapatkan perhatian untuk diperbaiki dan ditingkatkan mutu penanganannya adalah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, pegelolaan keuangan, pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan sarana prasarana dan pelayanan publik.

D. Sasaran Sasaran pengawasan operasional mencakup : 1. Ketaatan pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; 2. Konsep ekonomis adalah berhubungan dengan cara pemanfaatan berbagai sumber daya yang ada; 3. Konsep efisiensi yaitu berkaitan dengan hubungan antara keluaran yaitu barang, jasa atau hasil lainnya dengan sumber daya yang digunakan; 4. Konsep efektivitas yaitu yang berkaitan dengan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang dikehendaki dalam suatu kegiatan.

III. Hasil Pengawasan dan Pengembangannya Pengembangan Hasil Pengawasan Pengembangan Hasil Pengawasan adalah pengumpulan dan pendalaman informasi khusus yang bersangkutan dengan obyek yang diperiksa untuk dievaluasi dan dianalisis karena diperkirakan akan berguna bagi pimpinan obyek yang diperiksa.

Untuk dapat mengembangkan temuan dengan baik APIP perlu mengetahui ciri-ciri temuan. Temuan dapat diteruskan kepada pemakai laporan bila telah dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Cukup berarti/berguna; 2. Berdasarkan pada fakta dan bukti yang relevan dan kompeten; 3. Dikembangkan secara obyektif; 4. Didasarkan pada hasil pengawasan yang memadai guna mendukung setiap kesimpulan yang diambil; 5. Meyakinkan, kesimpulan harus logis dan jelas; 6. Dapat ditindaklanjuti.

Tujuan 1. Pelaksanaan pengawasan lebih terarah dan terkendali ; 2. Temuan dan rekomendasi mendapat pertimbangan yang lebih matang ; 3. Pengendali Teknis/Pengendali Mutu pengawasan memperoleh informasi yang cukup luas sebagai bahan pembahasan dengan auditi.

Selama pengawasan berlangsung, tiap temuan dan rekomendasi penting yang menghendaki penanganan segera harus secepatnya dibahas dengan Pengendali Teknis. Agar temuan tersebut dapat dibahas secara lebih baik, maka Ketua Tim APIP harus sudah memperoleh informasi yang lengkap mengenai temuan tersebut termasuk hasil konfirmasi dengan auditi ; Bila dianggap perlu, temuan tersebut harus disampaikan Pengendali Teknis dengan Pengendali Mutu pengawasan. Disamping itu Ketua Tim APIP dapat menyampaikan temuan lainnya konsultasi berkala dengan Pengendali Teknis dan atau Pengendali Mutu; Dalam pelaksanaan ketentuan itu, hendaknya dipertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi.

Tujuan 1. Mengkomunikasikan dan menyamakan persepsi tentang sesuatu masalah/temuan; 2. Mempercepat penyusunan konsep laporan; 3. Mengurangi kemungkinan sanggahan terhadap laporan; 4. Lebih lengkap dan tepatnya konsep laporan; 5. Dapat secepatnya dilakukan tindakan koreksi.

Pembahasan hasil pengawasan dilakukan oleh pengendali mutu dan/atau pengendali teknis tergantung pada masalah atau auditi didampingi oleh pejabat yang berhubungan dengan masalah yang bersangkutan; Pembahasan dilakukan selama pengawasan berlangsung dan atau setelah pekerjaan lapangan selesai; Hasil pembahasan tersebut dituangkan dalam Laporan Temuan Pengawasan yang merupakan bagian dari KKP/KKA.

Pengertian KKP adalah catatan-catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan Tim Pengawas/APIP secara sistematis pada saat melaksanakan pengawasan KKP harus mencerminkan langkah-langkah kerja pengawasan yang telah dituangkan dalam PKP/KKA, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan hasil pengawasan Setiap Pengawas/Auditor wajib membuat KKP/KKA pada saat melaksanakan tugasnya.

Merupakan dasar penyusunan Laporan Hasil Pengawasan (LHP) Merupakan alat atasan untuk mereview dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan APIP Merupakan alat pembuktian dari LHP Menyajikan data untuk keperluan referensi Merupakan salah satu pedoman untuk pengawasan berikutnya Merupakan alat bukti tertulis bagi APIP apabila terjadi suatu pengaduan kepada APIP atas temuan yang dihasilkan pada saat pengawasan

Lengkap Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung maupun kesalahan penyajian informasi Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional Sistematis, bersih, mudah diikuti dan diatur rapih Memuat hal-hal yang penting dan relevan dengan pelaksanaan pengawasan Mempunyai tujuan yang jelas Sedapat mungkin menghindari pekerjaan menyalin

Pada halaman pertama sebelah kiri atas, tulisan nama instansi APIP : INSPEKTORAT UTAMA SETJEN DPR RI. Pada halaman pertama sebelah kanan atas untuk tiap kelompok KKP, tuliskan nomor, langkah kerja, tanggal, direview oleh siapa dan tanggal direview Untuk setiap kelompok KKP yang terdiri dari beberapa halaman, tuliskan nomor halaman Gunakan satu muka saja untuk tiap lembar KKP

Daftar pembantu dibuat dengan menggunakan lembar KKP yang terpisah Cantumkan teknik pengawasan, kesimpulan dan atau komentar dari APIP KKP harus dibuat diatas blanko KKP yang telah ditetapkan Untuk lembaran KKP yang berasal dari auditi (salinan) supaya diberi tanda Salinan Untuk Diperiksa dan diberikan catatan tanggal diterima, serta dibuat intisarinya Untuk daftar yang diterima dari auditan agar diteliti lebih dahulu kebenarannya dan diseleksi menurut keperluannya

KKP dihimpun dalam ordner dan atau sejenisnya Pada kulit depan ordner KKP ditulis : 1. Berkas aktif tanggal : 2. Arsip nomor : 3. KKP nomor : 4. Jenis dan sasaran pengawasan : 5. Periode yang diperiksa :

Daftar isian memuat antara lain 1. LHP 2. Surat Perintah 3. Daftar Ikhtisar temuan dan rekomendasi 4. Berkas KKP sesuai indeks 5. Berkas Program Pengawasan 6. Berkas Persiapan Pengawasan 7. Berkas Pengawasan Operasional 8. Tindak Lanjut

Pengertian : LTP adalah laporan awal dari suatu rangkaian kegiatan pengawasan yang disampaikan kepada auditi setelah pelaksanaan pengawasan LTP berisikan temuan yang meliputi kondisi, kriteria, sebab, akibat, komentar auditi serta rekomendasi LTP juga berisi batas waktu pengawasan yang melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan LTP ditandatangani oleh Inspektur Utama dan disetujui oleh Pimpinan auditi

Pertemuan akhir adalah pertemuan antara Tim APIP yang dipimpin oleh koordinator dan atau Penanggungjawab/Pengendali Mutu dengan pimpinan auditi setelah berakhirnya suatu rangkaian kegiatan pengawasan Dalam pertemuan akhir disampaikan pokokpokok hasil pengawasan dan catatan-catatan lain yang berguna bagi auditi