BAB I PENDAHULUAN. Keuntungan penggunaan media berupa spesimen atau preparat awetan antara lain adalah sebagai berikut.

dokumen-dokumen yang mirip
Spesimen Awetan dalam Blok Resin untuk Media Pembelajaran Biologi. Oleh: Budiwati Staf pengajar FMIPA UNY

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si

PENDALAMAN MATERI IPA BIOLOGI UNTUK GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN Satino, dkk I. PENDAHULUAN

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

Pengertian sticker dan jenisnya

Aplikasi Sains Ke Dalam Lingkungan Sekitar: Eksperimen-eksperimen IPA Kimia SMP dengan Bahan Sederhana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM:

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Biologi merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

INVENTARISASI DAN PENGELOLAAN PERALATAN LABORATORIUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS JEMBER

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

PEMANFAATAN KALENG ALUMINIUM BEKAS DALAM MENANGANI PENCEMARAN AIR ABSTRACT

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

Doni Setiawan, Arum Setiawan, Mustafa Kamal, Erwin Nofyan, Nita Aminasih Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Peningkatan Efektivitas Pembelajaran IPA Melalui Kegiatan Lesson StudyDi SMP PGRI Kasihan Bantul

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

Kata kunci: pelatihan, awetan botani, media pembelajaran, biologi

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

Benda dan Sifatnya. Peta Konsep. Benda. Berdasarkan sifat daya hantar panasnya. Penggunaan benda yang bersifat konduktor dan isolator

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN EKSTRAK BUAH Breynia sp DAN. KUNCUP DAUN JATI (Tectona grandis) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI LUGOL PADA KEGIATAN PRAKTIKUM

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memberi perlakuan terhadap sampel penelitian, dan perubahan yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN PPL DAN ANALISIS HASIL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Konsep rancangan. Perancangan pembuatan bumper. Pencetakan produk dan moulding bumper kijang innova (V-2005)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat...

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Pengenalan Permainan Sains Bidang Kimia Bagi Anak Usia Sekolah Dasar sebagai Alternatif Pengganti Kegiatan Menonton TV di Sore Hari

3 Metodologi penelitian

BAB IV KENDALA YANG DIALAMI SELAMA PROSES PERANCANGAN PANEL DINDING RINGAN BERBAHAN BOTOL PLASTIK

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

BAB IV METODE PENELITIAN

Titik Leleh dan Titik Didih

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

BENDA DAN KEGUNAANNYA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN

PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional.

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB IV PEMBAHASAN. diolah dan dianalisa. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

BAB I PENDAHULUAN. SISDIKNAS (2009: ) bab 1 pasal 1 bahwa wajib belajar adalah program

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Biologi merupakan cabang IPA yang mempelajari struktur fungsi makhluk hidup dan interaksinya dengan lingkungan. Pembelajaran biologi idealnya dilakukan melalui tahap-tahap proses sains baik melalui eksperimen maupun observasi. Dengan melalui proses sains diharapkan peserta didik mampu membangun konsepnya sendiri (self concept). Sesuai dengan tuntutan kurikulum, proses pembelajaran di kelas seharusnya bisa mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian utama sementara guru hanya menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar anak. Menurut Seregeg (2000) model pembelajaran verbal akan menghambat pengembangan daya nalar, minat dan motivasi anak untuk belajar biologi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih membelajarkan biologi secara teoretis tanpa media atau alat peraga yang memadai. Kondisi tersebut antara lain disebabkan kurangnya pengetahuan dan pengalaman guru dalam penyediaan media atau alat peraga. Penyebab lain adalah kurangnya pengalaman guru dalam memanfaatkan objek-objek alam sekitar. Penyajian spesimen objek biologi sebagai media pembelajaran Biologi dapat mengembangkan ketrampilan anak antara lain dalam hal pengamatan, mendeskripsi gejala struktural, mengukur, mengklasifikasi, menemukan masalah, dan menginterpretasi data. Untuk objek-objek yang tidak setiap saat bisa ditemukan dan jumlahnya terbatas, penggunaan media berupa spesimen atau preparat awetan menjadi sangat diperlukan. Keuntungan penggunaan media berupa spesimen atau preparat awetan antara lain adalah sebagai berikut. 1. Efektif mengenalkan gejala struktural objek 2. Mudah dilakukan setiap saat untuk pembelajaran biologi di kelas. 1

3. Tidak merusak sumber daya alam 4. Mudah dibawa atau dipindahkan 5. Mempermudah pengenalan objek, terutama untuk objek yang sulit ditemukan, jumlah terbatas, atau tidak setiap saat tersedia. Media bioplastik merupakan salah satu bentuk media berupa hewan atau tumbuhan yang diawetkan dalam blok resin untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Keunggulan media bioplastik adalah spesimen hewan atau tumbuhan yang diawetkan bisa dilihat dari semua sisi dan spesimen yang diblok dalam resin akan terawetkan lebih lama dibandingkan media spesimen awetan yang lain seperti herbarium dan insektarium. Selain itu karena tampilannya menarik media bioplastik dapat juga berfungsi sebagai ornamen. Di dunia industri, resin sudah sangat familiar dan merupakan bahan perekat untuk fiberglass. Jika diumpamakan sebagai bangunan, fiberglass adalah pasir, dan resin adalah semennya. Di industri otomotif, resin digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat komponen bemper, dashboard dan spion. Di dunia industri fashion, resin digunakan untuk membuat boneka peraga pakaian ( manequin). Sebelum dicetak, resin berupa cairan bening yang kental. Dari hasil observasi yang dilakukan pada saat kunjungan guru ataupun siswa ke Laboratorium Biologi FMIPA UNY, menunjukkan bahwa media bioplastik yang terpajang di laboratorium merupakan salah satu media yang menarik perhatian. Para guru dan siswa tersebut menyatakan keinginan mereka untuk mendapatkan pelatihan membuat media bioplastik. Dalam kaitan pengembangan media pembelajaran berupa spesimen awetan, beberapa hal yang sangat diperlukan bagi guru adalah sebagai berikut. 1. Pemahaman tentang objek 2. Penguasaan materi untuk melihat kelengkapan spesimen yang dibutuhkan untuk membangun konsep yang utuh 3. Ketrampilan dan penguasaan teknik pembuatan spesimen awetan 4. Pemahaman strategi pembelajaran 2

5. Kemampuan mengembangkan LKS untuk pembelajaran konsep sesuai dengan spesimen yang digunakan Untuk itu sangat perlu dilakukan kegiatan yang dapat membantu guru dalam meningkatkan kemampuan, kreativitas dan ketrampilan untuk mengembangkan media pembelajaran Biologi, termasuk menyiapkan spesimen objek-objek biologi yang dibutuhkan untuk pembelajaran Biologi sesuai kurikulum yang berlaku B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan analisis situasi, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut. 1. Kurangnya pengalaman guru dalam menggali dan memanfaatkan objek-objek alam sekitar sebagai sumber belajar 2. Banyak guru IPA Biologi yang belum termotivasi untuk menyiapkan media pembelajaran 3. Kurangnya bekal pengalaman guru tentang penggunaan objek biologi 4. Kurangnya ketrampilan guru dalam penguasan teknik pembuatan media pembelajaran 5. Kurangnya penguasaan materi keilmuan IPA-Biologi yang menyebabkan kesulitan guru dalam mengarahkan siswa menemukan gejala dan fakta pada objek yang memadai untuk membawa siswa membangun konsep. 6. Waktu untuk melakukan studi lapangan atau kegiatan percobaan sangat terbatas, sehingga penyajian media menjadi salah satu solusi yang sangat diperlukan Dari identifikasi permasalahan tersebut di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana membantu guru mengembangkan pengetahuannya dalam memanfaatkan objek-objek biologi untuk dijadikan media pembelajaran? 2. Bagaimana membantu guru dalam pembuatan media bioplastik sesuai kebutuhan dalam pembelajaran? 3

3. Bagaimana membantu guru membuat rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan media bioplastik yang dibuat? C. TUJUAN KEGIATAN Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pelatihan ini adalah : 1. Agar khalayak sasaran (Guru) SMP dapat mengembangkan pengetahuan dalam memanfaatkan objek-objek biologi untuk dijadikan media pembelajaran. 2. Membantu guru dalam pembuatan media bioplastik sesuai kebutuhan dalam pembelajaran. D. MANFAAT KEGIATAN Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pelatihan ini adalah : 1. Memanfaatkan objek-objek biologi yang ada di sekitar sebagai media pembelajaran. 2. Meningkatkan kreativitas guru dalam mengembangkan spesimen awetan khususnya bioplastik sebagai media pembelajaran. 3. Meningkatkan minat siswa dalam belajar biologi. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Resin merupakan senyawa organik hasil metabolisme sekunder, tersusun atas karbon. Senyawa ini akan mengalami polimerisasi dalam kondisi yang tepat. Reaksi polimerisasi bersifat eksoterm sehingga akan menimbulkan panas. Bila dibiarkan di udara terbuka, secara alami proses polimerisasi berlangsung secara lambat. Untuk mempercepat polimerisasi digunakan katalis. Jumlah cairan katalis yang ditambahkan akan mempengaruhi terhadap cepat atau lambatnya proses polimerisasi, efeknya adalah jumlah panas yang dikeluarkan. Semakin banyak katalis yang ditambahkan akan semakin cepat dan semakin panas. Menurut Setyadi (2004) perbandingan resin dan katalis kurang lebih 20 : 1. Namun sebenarnya tidak ada rumus yang baku untuk proses ini. Semuanya dilakukan dengan proses eksperimen karena tiap pabrik mengeluarkan resin dengan kualitas yang berbeda. Dari hasil eksperimen akan dihasilkan perbandingan resin dan katalis untuk reaksi cepat, reaksi sedang, dan reaksi lambat. Cara eksperimen dengan membuat campuran dalam jumlah sedikit dan memeriksa hasilnya. Terlalu banyak katalis akan menyebabkan spesimen mengalami pemanasan dan blok menjadi retak atau pecah. Jumlah katalis yang terlalu sedikit juga menyebabkan pembentukan blok menjadi lambat atau tidak kering dalam waktu yang dikehendaki. Dalam kondisi normal tanpa katalis resin akan memadat sekitar 24-48 jam. Suhu ruangan juga berpengaruh pada lamanya pemadatan resin. Perlakuan awal pada spesimen perlu diperhatikan benar-benar. Salah penanganan dapat mengakibatkan hasil yang tidak memuaskan misalnya perubahan warna, bentuk, dan ukuran. Beberapa cara untuk mematikan spesimen : 1. menggunakan chloralhidrat 2% ditambahkan tetes demi tetes pada hewan planaria, cacing, teritip, lintah 2. chloroform atau eter untuk membunuh sebagian besar hewan vertebrata dan siput 3. minyak cengkeh untuk membunuh beberapa crustacea kecil, atau binatang kecil lainnya 5

4. etanol 70% ditambahkan tetes demi tates pada air tempat terdapatnya polychaeta, oligochaeta dan cacing 5. kristal menthol digunakan untuk mematikan beberapa invertebrata laut. Tempatkan di permukaan air. a. Alat dan Bahan Peralatan dan bahan yang dapat digunakan antara lain: Gurinda atau kikir, Amplas duco berbagai ukuran, Gelas bekas air mineral, Pengaduk (lidi, batang gelas, tusuk gigi atau sedotan), pinset, plat aluminium untuk membuat cetakan, selotip kertas, resin, katalis, plastik label, spesimen yang akan diawetkan b. Penyiapan spesimen Perlakuan awal pada spesimen perlu diperhatikan dengan benar. Salah penanganan dapat mengakibatkan hasil yang tidak memuaskan misalnya perubahan warna, bentuk, dan ukuran. Spesimen yang akan diblok dengan resin harus dalam keadaan kering. Pengeringan spesimen dapat dilakukan dengan cara dehidrasi di udara terbuka, menggunakan alkohol, atau dioven. Untuk spesimen tumbuhan dapat dikeringkan dengan cara pengepresan menggunakan buku tebal selama beberapa hari atau dikeringkan dengan menggunakan setrika. Pengeringan dengan menggunakan setrika harus dijaga benar agar suhu tidak terlalu panas. Jika terlalu panas, spesimen akan hangus. c. Pembuatan Blok Resin 1) Siapkan cetakan, yakinkan bagian sudut dan tepi tidak bocor 2) Tuangkan resin secukupnya ke dalam gelas bekas air mineral, tambahkan katalis sambil diaduk perlahan. 3) Untuk membuat lapisan dasar, tuangkan campuran resin pada cetakan dengan ketebalan sekitar 0,5 cm. 4) Apabila lapisan dasar sudak cukup kering, tempatkan spesimen yang sudah dipersiapkan dengan hati-hati. Bila diperlukan label, tempatkan secara bersamaan. 6

5) Buat campuran resin dan katalis untuk lapisan pengikat sedikit saja dan tuangkan dengan hati-hati pada spesimen yang telah diletakkan pada lapisan dasar. 6) Jika lapisan pengikat sudah membentuk gel (cek dengan ujung tusuk gigi). Tuangkan campuran resin dan katalis sebagai lapisan penutup. d. Pembentukan, Penghalusan, dan Finishing Pembentukan: Gunakan gurinda, kikir, atau anplas duco kasar Tujuan: Meratakan permukaan kasar dan membentuk blok yang tepat Penghalusan: Gunakan anplas duco no. 400; 800; 1000 Tujuan:Menghaluskan permukaan dan membuat transparan Penghalusan: Gunakan anplas duco no. 1500; compound; sanpoli atau kit dengan menggunakan kain halus Tujuan: Menjadikan lebih transparan dan menghaluskan permukaan Siswa SMP masih memiliki karakter sebagai usia bermain. Menilik usianya, menurut teori Piaget, perkembangan mental siswa SMP sudah memasuki operasi formal (Biehler dan Snowman, 1986). Walaupun dalam kenyataannya, kemampuan operasi konkret justru masih lebih menonjol. Jangkauan pengenalan gejala alam masih sangatb terbatas pada gejala yang terdapat di lingkungannya. 7

BAB III RANCANGAN KEGIATAN A. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 1. Modal dasar yang dimiliki untuk mendukung upaya ini antara lain: a. Adanya minat guru untuk selalu meningkatkan kemampuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran biologi. b. Objek-objek biologi yang dibutuhkan tersedia di lingkungan sekitar. Untuk efektivitas dan efisiensi pengenalan gejala struktural objek, Penyediaan spesimen awetan merupakan salah satu solusi yang baik. c.alat dan bahan yang digunakan murah dan mudah diperoleh. d.adanya forum komunikasi antarguru (MGMP) merupakan wadah untuk berbagi pengalaman. e.adanya dukungan dari pihak sekolah kepada guru untuk mengembangkan media pembelajaran biologi di sekolah. 2. Ketersediaan Sumber Daya Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY memiliki tenaga dosen dan teknisi yang memadai untuk membimbing para guru dalam membuat media pembelajaran biologi, khususnya media bioplastik sekaligus membantu membuat rancangan kegiatan pembelajarannya terkait dengan media yang disiapkan 3. Strategi Pemecahan Masalah a. Kegiatan Tutorial b. Praktek 8

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PPM Kegiatan PPM berupa pelatihan dan praktek pembuatan bioplastik dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Agustus 2010 pukul 07.30 16.00 di Laboratorium Keanekaragaman Biologi FMIPA UNY. Peserta yang diundang sebanyak 20 orang dan yang hadir 17 orang, 3 orang tidak hadir karena ada kegiatan lain yang bersamaan. Monitoring pelaksanaan pelatihan dilakukan pada hari Sabtu, 21 Agustus 2010 di SMP 1 Pleret. Peserta sebelum memulai pelatihan yang pertama diminta mengisi lembar observasi program (Tabel 1). Hasil observasi program menunjukkan 100 % belum pernah mengenal dan menggunakan bioplastik sebagai media pembelajaran. Pelatihan diawali dengan teori pengenalan sekilas mengenai bioplastik (materi terlampir). Teori diperlukan sebagai pengantar mengenai pembuatan bioplastik. Peserta masih ada yang beda persepsi mengenai bioplastik, ada yang berpendapat bahwa bioplastik merupakan istilah untuk plastik yang mudah didaur ulang. Pengenalan pembuatan bioplastik juga dijelaskan tentang karakteristik hewan dan tumbuhan yang dapat dijadikan preparat dan kiat-kiat agar hasil bioplastik optimal. Pelatihan kedua berupa praktek pembuatan bioplastik. Seluruh peserta aktif dan antusias melakukan praktek (lampiran). Salah satu kendala yang dihadapi pada waktu praktek adalah tidak semua peserta membawa spesimen hewan maupun tumbuhan yang akan dijadikan preparat. Peserta ada yang sudah membawa tetapi hewan masih hidup sehingga memerlukan waktu untuk preparasi misalnya pengovenan. Kendala ini sudah diantisipasi sebelumnya oleh tim pengabdi sehingga sudah disediakan spesimen yang siap untuk dijadikan bioplastik. Faktor pendorong strategi yang telah dilakukan sehingga kegiatan ini berjalan sukses yaitu salah satunya yaitu semua panitia (5 orang) mendampingi peserta, perbandingan tutor:peserta adalah 1:3. Hal ini memperlancar pelatihan karena kesulitan yang dihadapi peserta dapat dipantau dan segera dibantu mengatasinya oleh para tutor. Peserta dilatih dari tingkat yang paling dasar termasuk bagaimana cara preparasi hewan dan tumbuhan, kiat-kiat agar bioplastik yang dihasilkan bagus (jernih, tidak bergelembung, dll). 9

Tabel 1. Rekapitulasi Lembar observasi pelatihan pembuatan media bioplastik sebagai upaya pengembangan guru IPA SMP Kec. Pleret-Sewon Kab. Bantul No Pernyataan / Pertanyaan Ya Tidak 1. Sebelum mengikuti pelatihan ini apakah Bapak/ Ibu pernah menerapkan bioplastik dalam pembelajaran biologi? 100 % 2. Apabila belum pernah menerapkan, mengapa dan apa kendalanya? Belum tahu, belum pernah, belum bisa, tidak ada sarana, sudah ada tapi belum bisa membuat 3. Metode pembelajaran apakah yang Bapak/Ibu gunakan untuk materi biologi. Ceramah, diskusi, demonstrasi, eksperimen, observasi, pengamatan langsung, menggunakan model/charta, contextual teaching learning, penugasan di rumah, hewan atau tumbuhan asli jika tidak memungkinkan maka digunakan gambar. 4. Pernahkah Bapak/ Ibu mendapatkan pelatihan seperti ini sebelumnya? 5. Bila pernah, mengenai apa? a.... b.... 6. Apakah di sekolah tempat Bapak/Ibu mengajar sudah tersedia fasilitas laboratorium IPA (Biologi) yang memadai? 7. Apabila belum, apakah ada usaha dari sekolah untuk menyediakan fasilitas tersebut? 100 % 41,18% 58,82% 100% 8. Kendala apa saja yang dihadapi dalam penyediaan fasilitas laboratorium Tidak tahu tempat membeli, dana terbatas, alat ada tapi pemakaian tidak bisa; laoran tidak ada, alat-alat laboratorium belum lengkap, ruang laboratorium belum ada petunjuk lengkap, pemeliharaan, pelatihan penggunaan alat tidak ada, penggunaan fasilitas belum optimal 9. Fasilitas apa saja yang tersedia di laboratorium tersebut: Mikroskop, alat-alat ukur (gelas ukur, beaker gelas), kotak genetika, akuarium, kuadran alat bedah, torso, gambar/charta, kaca pembesar, cawan petri, cermin cekung dan cembung, model organ, bandul matematis, termometer, kit fisika, OHP, gedung belum sempurna, alat sekedarnya 10

Faktor-faktor kunci keberhasilan kegiatan adalah bioplastik yang dibuat peserta sudah dapat langsung dibawa pulang sehingga para peserta dapat langsung menggunakan bioplastik untuk pembelajaran di kelas. Apabila peserta akan membuat lagi di sekolah masing-masing maka alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bioplastik dapat mudah diperoleh di toko-toko besi. Alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan bioplastik relatif murah sehingga tidak memerlukan dana yang besar untuk penyediaan. Alat yang diperlukan bahkan ada yang memanfaatkan barang bekas seperti bekas minuman kemasan sehingga tidak memerlukan dana. Meskipun secara umum kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bisa dikatakan berjalan dengan lancar dan sukses, ada beberapa faktor yang sedikit menjadi kendala yaitu 1) Latar belakang pendidikan peserta bervariasi tidak semuanya Biologi karena yang diampu pelajaran IPA 2) Peserta tidak semuanya membawa sampel untuk dibuat bioplastik 11

BAB V PENUTUP A, KESIMPULAN Berdasarkan hasil tanggapan dan masukan dari peserta, kegiatan PPM yang berjudul Pelatihan Pembuatan Media Bioplastik sebagai Upaya Pengembangan Guru IPA SMP Kecamatan Pleret-Sewon Kabupaten Bantul ini sangat bermanfaat bagi guru-guru. Dari kegiatan ini, guru menjadi lebih percaya diri karena bertambah ketrampilan dan pengetahuan tentang salah satu metode penyediaan spesimen awetan yaitu bioplastik. Ketrampilan ini bagi para guru sangatlah bermanfaat untuk keberhasilan dan kelancaran dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Bagi tim pelaksana dan Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA UNY, kegiatan ini merupakan salah satu sarana untuk menjalin komunikasi dengan para guru. Dari kegiatan ini, tim pelaksana juga memperoleh informasi mengenai kebutuhan guru dalam hal peningkatan kompetensinya. B. SARAN Perlu dilakukan program pengabdian lanjutan untuk membantu guru membuat rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan media bioplastik yang telah dibuat.. 12

DAFTAR PUSTAKA Dikmenum Depdikbud. 1997. Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Menengah Umum. Jakarta: Depdikbud. Dikmenum Depdikbud. 1995. Pedoman Pendayagunaan Laboratorium dan Alat Pendidikan IPA. Jakarta : Depdikbud. Seregeg, G. Wayan. 2004. Pengembangan Paradigma Pembelajaran untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru Biologi. Proceeding National Science Education Seminar on The Problem of Mathematics and Science Education and Alternatives to Solve The Problems. February 23, 2000. Malang: FMIPA, State University of Malang (UM). Setyadi, B. 2004. Bioplastik. Makalah Pelatihan. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 13

14