Identifikasi Mutasi Gen rpob Pada Daerah Hulu RRDR Mycobacterium Tuberculosis Multidrug Resistent Isolat P10

dokumen-dokumen yang mirip
2 Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Bali-Indonesia

OPTIMASI PCR (Polymerase Chain Reaction) FRAGMEN 724 pb GEN katg MULTI DRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUK AMPLIFIKASI

* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena

PROSES AMPLIFIKASI DAERAH PROMOTER inha PADAISOLAT P11Mycobacterium tuberculosis MULTIDRUG RESISTANCE DI BALI DENGAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberkulosis yang

BAB I PENDAHULUAN. Multi-Drug Resistance Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) adalah jenis

DESAIN PRIMER SECARA IN SILICO UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN rpob Mycobacterium tuberculosis DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

Februari Kata Kunci : Nested PCR, MDR-TB, Mutasi gen rpob

Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali-Indonesia

AMPLIFIKASI DAN IDENTIFIKASI MUTASI REGIO PROMOTER

Skripsi MADE RAI DWITYA WIRADIPUTRA

DESAIN PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN inha ISOLAT 134 MULTIDRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS (MDR-TB) DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

AMPLIFIKASI FRAGMEN DAN IDENTIFIKASI MUTASI PROMOTER

MUTASI C825T GEN katg ISOLAT L5 MULTIDRUG RESISTANT Mycobacterium tuberculosis TESIS RINA BUDI SATIYARTI NIM: Program Studi Kimia

J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

DETEKSI Mycobacterium tuberculosis DENGAN PRIMER PROMOTER inha DARI DNA METAGENOMIK SPUTUM PASIEN TUBERKULOSIS

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi Mutasi Gen rpob Ser531Leu Mycobacterium tuberculosis Yang Berhubungan Dengan Resistensi Rifampisin

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

ABSTRAK. Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia

PERBANDINGAN KUALITAS DNA DENGAN MENGGUNAKAN DUA METODE BOOM MODIFIKASI PADA ISOLAT Mycobacterium tuberculosisp10 DI BALI. Udayana

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

APLIKASI METODE POLYMERASE CHAIN REACTION

KONSTRUKSI PRIMER UNTUK MENDETEKSI MUTASI GEN rpob Mycobacterium tuberculosis DENGAN METODE AMPLIFICATION REFRACTORY MUTATION SYSTEM (ARMS)-PCR

STUDI PENGARUH MUTASI GEN rpob PADA KODON 513: ANALISIS PADA ISOLAT PAPUA

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

DESAIN DNA PROBE SECARA IN SILICO SEBAGAI. PENDETEKSI DAERAH RRDR GEN rpob. Mycobacterium tuberculosis UNTUK METODE REAL-

ANALISIS PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI PROMOTER inha MULTIDRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS (MDR-TB) DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik

BAB 4. METODE PENELITIAN

APLIKASI METODE MULTIPLEX POLYMERASE CHAIN REACTION

BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI

ABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii

BEBERAPA MUTASI GEN katg ISOLAT KLINIS Mycobacterium tuberculosis RESISTEN ISONIAZID TESIS. ELFIRA ROSA PANE NIM: Program Studi Kimia

PRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

(PATTERN OF RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) Mycobacterium tuberculosis RESISTAN RIFAMPISIN (RIF) AND ISONIAZID (INH) IN MAKASSAR)

OPTIMASI SUHU ANNEALING PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI DNA GEN LINAMARASE

OPTIMASI SUHU ANNEALING PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI DNA GEN MEISA1

PERBANDINGAN KUALITAS DNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOOM ORIGINAL DAN BOOM MODIFIKASI PADA ISOLAT Mycobacterium tuberculosis 151

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

AMPLIFIKASI GEN 18S rrna PADA DNA METAGENOMIK MADU DARI DESA SERAYA TENGAH, KARANGASEM DENGAN TEKNIK PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)

ISBN

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI BAGIAN GEN parc DENGAN METODE PCR PADA ISOLAT Salmonella typhi DARI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 2006

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

3. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA

Hasil dan Pembahasan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

Identifikasi Faktor Resiko 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS VARIASI NUKLEOTIDA DAERAH D-LOOP DNA MITOKONDRIA PADA SATU INDIVIDU SUKU BALI NORMAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABm METODE PENELITIAN

4 Hasil dan Pembahasan

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Suraya Chairunisa, Priyo Wahyudi, Supandi Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:

Uji Kepekaan Obat Anti Tuberkulosis Lini Kedua Menggunakan BACTEC Mycobacterium Growth Indicator Tubes (MGIT) 960

ABSTRAK. Veronica Patricia Tanod, 2007, Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II: Francisca S.T., dr., SpPK., M.Si.

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB III BAHAN DAN METODE

Jonner Nainggolan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Cenderawasih Jayapura,

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun Bakteri Mtb termasuk ke dalam genus Mycobacterium dengan bentuk

MUTASI GEN RPOB ISOLAT MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE885 DAN 836 SERTA KLONINGNYA PADA PLASMID PET-28A

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

Transkripsi:

Identifikasi Mutasi Gen rpob Pada Daerah Hulu RRDR Mycobacterium Tuberculosis Multidrug Resistent Isolat P10 Pratiwi, M. A. 1), Ratnayani, K. 2, 3), Yowani, S.C. 1) Jurusan Farmasi-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas Udayana 2) Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas Udayana 3) Kelompok Studi MDR & XDR-TB-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas Udayana Korespondensi: Pratiwi, M. A. Jurusan Farmasi-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837 Email: amaliapratiwi12@yahoo.com ABSTRAK Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberculosis yang disebabkan oleh strain M.tuberculosis yang resistan sekurang-kurangnya terhadap obat antituberculosis lini pertama yaitu rifampisin dan isoniazid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutasi dan perubahan asam amino pada isolat MDR-TB P10 fragmen daerah hulu RRDR (Rifampisin Resistance Determining Region) (125-421) Gen rpob. Amplifikasi dilakukan dengan menggunakan metode Multiplex Polymerase Chain Reaction (Multiplex PCR) dengan menggunakan sepasang primer FrL2 5 CTAAGCTGC GCGAACCACTTGA3 dan RevL2 5 TGATGAACTCGGCGGTGAC GAA3. Produk PCR, disekuensing untuk mendapatkan urutan nukleotida. Analisis mutasi dilakukan dengan menggunakan program MEGA4. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa metode multiplex PCR telah berhasil mengamplifikasi fragmen target yang berukuran 0,3kb dan 0,5kb. Proses sekuensing yang dilakukan menghasilkan pembacaan nukleotida sebanyak 254 basa. Analisis mutasi nukleotida menunjukkan bahwa ternyata pada isolat P10 tidak terdapat mutasi pada daerah hulu RRDR. Kata kunci: MDR-TB; Gen rpob; multiplex PCR; Isolat P10 1, 3) 1. PENDAHULUAN Mycobacterium tuberculosis merupakan salah satu basil yang dapat menyebabkan penyakit menular yang disebut tuberkulosis (TB). Berdasarkan data WHO pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 8.800.000 kasus TB. Sebagian besar kasus ini terjadi di Asia (59%) dan Afrika (26%), sisanya terdapat di Mediterania Timur (7%), Eropa (5%), serta Amerika (3%). Lima negara dengan kasus TB terbesar, yaitu India (2.000.000-2.500.000), Cina (900.000-1.200.000), Afrika Selatan (400.000-590.000), Indonesia (370.000-540.000), dan Pakistan terdapat 330.000-480.000 kasus TB (WHO, 2012). Program pemberantasan tuberkulosis menjadi kompleks akibat munculnya resistensi terhadap obat anti tuberkulosis (OAT), terutama dengan adanya kejadian Multi-drug Resistent TB (MDR-TB). Banyak ditemukan galur M. tuberculosis resisten terhadap dua atau lebih OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yang dikenal sebagai galur Multi-Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) (Retnoningrum, 2004). Sebagian besar isolat M. tuberculosis yang resisten terhadap rifampisin mengalami mutasi missense, insersi, dan delesi pada 81 pb core region gen rpob kodon 507-533 yang mengkode 27 asam amino dan disebut sebagai RRDR (Rifampisin Resistance Determining Region) (Ramaswamy, 1998). 90

Pengembangan berbagai metode berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) telah dirancang untuk mempercepat deteksi mutasi terkait masalah resistensi terhadap agen antimikroba. Metode PCR yang dilanjutkan dengan sekuensing DNA merupakan metode yang sensitif dan spesifik dalam mendeteksi mutasi gen rpob pada isolat MDR-TB (Heep, et. al, 2001). Identifikasi M. tuberculosis dan analisis mutasi gen rpob penyebab resistensi ganda dengan menggunakan metode PCR telah dilakukan pada beberapa sampel klinis di Indonesia. Mutasi pada kodon 531 telah terbukti menyebabkan resistensi terhadap rifampisin pada isolat yang diteliti (Syarifudin, 2007). Beberapa penelitian yang dilakukan di berbagai negara, di antaranya di India ditemukan mutasi pada kodon 511, 513, 518, 519, 528, 529. Mutasi di luar RRDR yaitu pada kodon 145,170 dan 173 (Lingala, et. al, 2010). Berdasarkan data diatas maka dilakukan penelitian lebih lanjut pada daerah hulu RRDR (125-421) gen rpob M.tuberculosis. Hasil amplifikasi PCR selanjutnya disekuensing dan sekuen nukleotida dibandingkan dengan gen rpob M. tuberculosis yang terdapat pada database URL://www.ncbi.nlm.nih.gov. 2. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan dan Peralatan Sepasang primer FrL2 5' CTA AGC TGC GCG AAC CAC TTGA 3' dan RevL2 5' TGA TGA ACT CGG CGG TGA CGAA 3'. Isolat P10, PCR mix (Promega), agarosa (Promega), Ethidium Bromida (Promega). Mesin PCR (Veriti Thermal Cycler), horizontal elektroforesis (Power Pac Basic, USA), Gel Doc (Bio-Rad). 2.2 Prosedur Penelitian 2.2.1 Isolasi DNA dari isolat M. tuberculosis multi-drug resistant Tahap isolasi DNA sampel (isolat P10 MDR-TB hasil subkultur) dilakukan dengan menggunakan metode Boom yang dimodifikasi (Boom, et. al, 1989). 2.2.2 Amplifikasi fragmen 0,3kb dan 0,5 kb gen rpob MDR-TB dengan metode multiplex PCR Amplifikasi fragmen 0,3 dan 0,5kb MDR- TB dilakukan dengan menggunakan metode multiplex PCR dengan menggunakan sepasang primer oligonukleotida yang terdiri dari primer FrL2 5 CTAAGCTGCGCGAACCACTTGA3 dan RevL2 5 TGATGAACTCGGCGGTGA CGAA3. Proses PCR dilakukan pada kondisi sebagai berikut: predenaturasi pada suhu 95ºC selama 15 menit, siklus PCR 45 kali yang terdiri dari denaturasi pada suhu 94ºC selama 1 menit, annealing pada suhu 58ºC selama 2 menit, elongasi pada suhu 72ºC selama 1,5 menit, serta elongasi akhir pada suhu 72ºC selama 10 menit. 2.2.3 Deteksi produk PCR Produk PCR dianalisis dengan elektroforesis gel agarosa 1,5% b/v. Sampel dimasukkan sebanyak 3 µl kedalam sumur gel agarosa 1,5%. Marker yang digunakan adalah 100 pb DNA ladder. Elektroforesis dilakukan dengan menggunakan running buffer TBE (Tris-Boric Acid-EDTA) 1x pada tegangan 65 volt selama 35 menit. Hasil elektroforesis kemudian divisualisasi pada alat UV Transiluminator (Gel Doc). 2.2.4 Sekuensing produk PCR Proses sekuensing dilakukan oleh PT. Diastika Genetika Jakarta dengan menggunakan primer FrL2. 91

2.2.5 Analisis data penelitian Analisis homologi sekuens dilakukan dengan menggunakan program BLASTN secara on-line. Analisis mutasi dilakukan dengan menggunakan program MEGA4. 3. HASIL 3.1 Amplifikasi Fragmen 0,3kb dan 0,5 kb Gen rpob MDR-TB dengan Metode Multiplex PCR Berdasarkan hasil multiplex PCR yang dideteksi dengan elektroforesis diperoleh pita pada isolat P10 yang menunjukkan bahwa primer yang digunakan berhasil mengamplifikasi sekuen DNA templat yang diinginkan. 500 bp Gambar 1 Elektrogram hasil multiplex PCR 3.2 Analisis Hasil Penelitian 0,5 kb 0,3 kb Berdasarkan analisis homologi dengan menggunakan program BLASTN ditunjukkan pada tabel 1. Hasil analisis BLASTN akan memberikan informasi mengenai spesies yang memiliki kesamaan dengan sekuen DNA sampel sehingga dapat digunakan untuk identifikasi. Tabel 1. Hasil Analisis Homologi Isolat P10 Deskripsi Query E Ident cover value Mycobacterium tuberculosis str. Beijing/NITR203, complete genome 93% 0,0 99% Mycobacterium tuberculosis H37Rv complete genome 93% 0,0 99% Mycobacterium tuberculosis CCDC5180, complete genome 93% 0,0 99% Mycobacterium tuberculosis H37Rv RNA-polymerase beta subunit (rpob) gene, partial cds 93% 0,0 99% Keterangan: Query cover E value Ident :Persentase sekuen nukleotida fragmen gen rpob isolat yang diuji (P10) yang sesuai dengan sekuen nukleotida subjek. :Jumlah sekuen subjek lain yang diperkirakan akan sesuai dengan sekuen nukleotida fragmen gen rpob isolat yang diuji. :Persentase tingkat kesamaan antara sekuen nukleotida fragmen gen rpob isolat yang diuji dengan sekuen nukleotida subjek sepanjang daerah cakupan (query coverage). 92

4. PEMBAHASAN 4.1 Amplifikasi fragmen 0,3kb dan 0,5 kb gen rpob MDR-TB dengan metode multiplex PCR Produk hasil multiplex PCR yang dideteksi dengan elektroforesis agarosa dan divisualisasi dengan Photo Illumerase. Pita yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 1. kedua pita yang tampak menunjukkan ukuran yang sesuai dengan target yang diinginkan yaitu 0,3kb dan 0,5kb. 4.2 Analisis Hasil Penelitian Hasil sekuensing gen rpob isolat P10 fragmen 0,3kb yang dilakukan menghasilkan pembacaan nukleotida sebanyak 254 basa, selanjutnya dilakukan analisis homologi dengan menggunakan program BLASTN. Hasil analisis homologi isolat P10 dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 3.1 menunjukkan bahwa sekuen nukleotida memiliki sekuen yang identik dengan sekuen M. tuberculosis str. Beijing, M. tuberculosis H37Rv, M. tuberculosis CCDC dan M. tuberculosis RNA polymerase yang ditunjukkan dengan presentase identik 99%. Analisis mutasi dilakukan dengan menggunakan program MEGA4. Dari hasil analisis didapatkan bahwa pada isolat P10 tidak terdapat mutasi nukleotida dan perubahan asam amino. Pada beberapa penelitian serupa di beberapa Negara menyebutkan bahwa terdapat mutasi di daerah hulu RRDR adalah pada kodon 176 (Lingala, et. al, 2010; Tan, et. al, 2012; tamura, et. al, 2007). Mutasi di daerah RRDR dan hulu dari RRDR menunjukkan terjadinya low level resistency. Sedangkan, mutasi yang ditemukan hanya pada daerah RRDR saja menunjukkan terjadinya high level resistency. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta analisis pustaka, dapat disimpulkan bahwa pada isolat P10 tidak ditemukan mutasi pada daerah hulu RRDR MDR-TB. Sehingga isolat tersebut dapat dikatakan sebagai isolat yang high level resistency. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP Sanglah yang telah menyediakan isolat MDR-TB, dan kepada seluruh staf Laboratorium Biomolekuler Fak. Kedokteran Universitas Udayana yang telah banyak membantu dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Boom, R et al. Rapid and Simple Method for Purification of Nucleic Acids. Journal Of Clinical Microbiology. 1989, Vol 28 No.3 hal: 495-503.Depkes RI. 2012. Penanggulangan TB Alami Kemajuan. (Cited 2014 Januari,18). Available from: URL:http://www.bppsdmk.depkes.go.id WHO. 2012. WHO Report: Global Tuberculosis Control 2011. Available from : http://whqlibdoc.who.int/ publications/2012/9789241564380_eng. pdf. Accessed on November 8 th, 2013. Lingala, M. A. L., A. Srikantam, S. Jain, K. V. S. M. Rao dan P. V. Ranganadha Rao. 2010. Clinical and Geographical Profiles of rpob Gene Mutations in Mycobacterium tuberculosis Isolates from Hyderabad and Koraput in India Journal of Microbiology and Antimicrobials, 2(2): 13-18. 93

Syaifudin,M., Rosilawati, M.L., Irawan,H., dan Bela, B. Identifikasi Mycobacterium Tuberculosis dan Analisis Mutasi Gen rpob dan kat-g Penyebab Resistensi Ganda dengan Teknik Molekuler.Laporan Penelitian. Balitbang BATAN, 2007. Retnoningrum, D.S., dan Roga F.K. Mekanisme Tingkat Molekul Resistensi Terhadap Beberapa Obat pada Mycobacterium tuberculosis. Acta Pharmaceutica Indonesia. 2004, 29(1): 92-95. Ramaswamy, S. dan J. M. Musser. 1998. Molecular genetic basis of antimicrobial agent resistance in Mycobacterium tuberculosis: 1998 update. Tubercle and Lung Disease, 79(1): 3 29. Heep, M., B. Brandstätter, U. Rieger, N. Lehn, E. Richter, S. Rüsch-Gerdes dan S. Niemann. 2001. Frequency of rpob mutations inside and outside the cluster I region in rifampicin-resistant clinical Mycobacterium tuberculosis isolates. J. Clin. Microbiol., 39(1):107. Tan, Y., Zuqiong H., Yanilin Z., Xingahan C., Chunming L., Calrong Z., and Xin Liu. 2012. The Beginning of the rpob Gene in Addition to the Rifampicin Resistance Determination Region Might Be Needed for Identifying Rifampicin/Rifabutin Cross-Resistance in Multidrug-Resistant Mycobacterium tuberculosis Isolates from Southern China. Journal of Clinical Microbiology Vol. 50 No. 1 pp:81-85. Tamura, K., Dudley J., Nei M., and Kumar S., 2007, MEGA4: Molecular Evolutionary Genetics Analysis (MEGA) software version 4.0, Molecular Biology and Evolution, 24, p. 1596-1599. 94